Auf
bin Malik Al-Asyja’i ra., mengatakan bahwa beliau suatu saat pernah sholat
malam bersama dengan Rasulullah saw. Ketika itu Rasul berdiri dan membaca surat
Al-Baqarah. Ketika melewati ayat rahmat, beliau selalu berhenti dan memohon dan
ketika melewati ayat azab beliau akan meminta perlindungan. Ketika ruku’
lamanya sama seperti ketika berdiri dan beliau mengucapkan yang artinya ‘Maha
suci Dzat Yang Memiliki kekuasaan, kerajaan, kesombongan dan keagungan.’ Ketika
sujud, beliau melakukannya lama seperti ketika berdiri, mengucapkan kalimat
tersebut dan membaca surat ali imran, seterusnya an-Nisa dan surat al-Maidah.
Yang meriwayatkannya adalah Abu Dawud dan dinilai hasan oleh al-Albani.
Hudzaifah
bin al-Yaman ra. Pernah sholat malam bersama Nabi dan Nabi pun membaca
al-Baqarah dan baru ruku’ setelah membaca ayat yang keseratus. Ruku’ beliau
lama hampir seperti berdirinya. Selanjutnya, pada rakaat berikutnya beliau
melanjutkan bacaannya serta melanjutkannya dengan surat an-Nisa, Ali Imran.
Ketika membaca surat-surat tersebut, beliau perlahan-lahan dan ketika melewati
ayat yang isinya tasbih, beliaupun bertasbih. Bila melewati ayat permohonan,
beliau memanjatkan permohonannya. Jika melewati ayat perlindungan, beliau akan
memohon perlindungan. Setelah itu beliau ruku’ dan lamanya ruku’ beliau adalah
menyamai berdirinya. Setelah bangun dari ruku’, berdirinya hampir sama waktu
dengan ketika ruku’. Demikian pula ketika sujud, hampir sama waktu dengan
berdirinya. Shahih Muslim.
Dari
Ibnu Abbas ra., Nabi pernah bangun dan mengerjakan shalat pada malam hari,
ketika itu Ibnu Abbas bangun dan berwudlu kemudian berdiri di sisi kiri Nabi,
Nabi pun menariknya untuk berdiri disisi kanannya, kemudian Nabi mengerjakan
shalat tiga belas rakaat. Diriwayatkan oleh Ahmad, dinilai sahih oleh
Asy-Syaikh Ahmad Syakir dalam kitab al-Musnad.
Rasul
pun pernah menasehati yang artinya ‘Barangsiapa yang bangun ketika malam serta
membangunkan isterinya lalu keduanya mengerjakan shalat dua rakaat, maka
keduanya dicatat sebagai laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada
Allah SWT.’ Abu Dawud, Al-Hakim, Al-Albani menilainya sahih.
Sumber
Muhammad Shalih Ali Abdillah Ishaq. Bersujud di keheningan malam, 111 jalan
menumbuhkan gairah qiyamul lail. Judul Asli Kaifa Ttahammas Li Qiyam Al-Lail.
Penerjemah Muh. Muhaimin, M.Ag dan Nur Afifah, S.Ag. Yogyakarta, Mitra Pustaka,
2010.
http://menujucintamu.blogspot.com/2011/09/indahnya-ketika-kekasih-allah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar