Sahabat, setiap manusia pasti menginginkan kehidupan yang bahagia,
menikmati hidup ini tanpa merasa terbebani oleh berbagai masalah. dan hal ini
hanya akan dirasakan orang yang sungguh-sungguh berupaya ikhlas, menjaga setiap
amalnya, baik amal ibadah maupun amal shalih dalam kehidupan bermasyarakatnya,
hanya bagi Allah.
Tidak terbersit keinginan untuk dipuji, dihargai, dihormati makhluk.
Ringan saja ketika melakukan sesuatu, yang penting baginya adalah ridaha dan
berkah Allah. Ia tahu bahwa tugasnya di dunia ini hanya dua, pertama luruskan
niat selalu, hanya demi meraih cinta Allah, lalu selanjutnya ia harus
menyempurnakan ikhtiar agar hasil yang diharapkan betul-betul optimal, terbaik
yang dapat dipersembahkannya.
Sehingga ia tidak perduli dengan penghargaan orang lain, ia tetap
bersemangat beramal shalih, baginya yang terpenting, apa yang dilakukannya
mendapat ridha Allah. Rezeki baginya adalah ketika ia mampu berbuat meluruskan
niat dan beramal dengan amal terbaik.
Untuk mencapai tingkatan ikhlas tertinggi, yaitu meraih ridha Allah.
Menurut Imam Ali RA, ada beberapa level ikhlas, antara lain;
pertama, ikhlasnya seseorang
untuk meraih kebahagiaan duniawi. Ketika berdoa pun, ia berharap keinginan
duniawi semata. Walaupun ini tingkatan terendah, namun lebih baik karena ia
hanya meminta hanya kepada Allah saja.
Lalu, kedua, ikhlasnya seorang
pedagang, ia berusaha ikhlas namun dengan menghitung-hitung pahala terlebih
dahulu. Jika suatu amal banyak mendatangkan pahala, pasti ia semngat
mengerjakannya. Berharap amal tersebut dapat menghapuskan dosa serta
menguntungkan duniawinya.
Ketiga, ikhlasnya seorang
hamba sahaya, ia takut sekali dengan acaman Allah, sehingga ia berusaha ikhlas
dalam berbuat, hanya demi Allah agar Allah tidak murka kepadanya.
Keempat, ikhlasnya orang
yang berharap surga, balsan baik bagi Allah, sehingga amal yang dikerjakannya
betul-betul diperuntukkan sebagai bekal hidup diakhirat kelak, agar ia meraih
surga; balsan tertinggi dari Allah.
Tingkat terakhir, kelima, ikhlas tingkat tertinggi, ia pasrah dengan ketentuan Allah. baginya
ia berbuat terbaik hanya demi keridhaan dan berharap cinta Allah. Ia hanya
berkehendak dapat berjumpa Allah kelak, selain itu terserah Allah, ia tidak
begitu peduli dengan balasan Allah. Cukup baginya cinta dan persuaan dengan
Allah nanti. Subhanaallah, mudah-mudahan suatu saat kita kita dapat meraih
tingkatan ikhlas tertinggi ini. Amiin.
Untuk menjadi seorang yang ikhlas pasti memerlukan latihan (riyadhah),
berat memang pada walanya, namun jika sungguh-sungguh berupaya, pasti akan
berbuah keikhlasan yang tiada bandingnya dengan kehidupan dunia ini.
Cobalah mulai berusaha melupakan setiap amal yang kita lakukan,
seakan-akan kita tidak pernah melakukannya. Dan jangan membeda-bedakan amal
besar atau amal kecil, semua amal sama saja, upayakan berbuat terbaik dalam
amal apapun juga.
Lupakan pula penghargaan dan celaan orang lain, upayakan bersikap
biasa-biasa saja dengan semua yang kita lakukan. serta jangan berharap balasan
berbentuk pujian, materi atau penghargaan dari orang lain, bisa jadi balasan
amal itu berupa pahala atau ridha Allah, bukankah hal itu lebih baik.
Marilah kita senantiasa menata keikhlasan hati, dengan mulai mencoba
berlatih dalam setiap kesempatan amal. Dengan begitu, mudah-mudahan suatu saat
bahagia teraih, dunia akhirat. Aamiin.
Oleh KH. Abdullah Gymnastiar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar