Syeikh
Al-Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, seorang zuhud yang pandai selalu indah
dalam kesendirian menghadap-Nya kala malam dan indah juga karena puasanya di
siang hari. Dikisahkan oleh seorang muridnya Ibnu Abdul Hadi bahwa beliau
setiap malam menjauh dari orang-orang untuk mengerjakan Qiyamul Lail. Beliau
mengerjakannya dengan merendahkan diri serta tekun membaca Al Qur’an. Ketika
mulai shalat, urat leher dan seluruh tubuh gemetar sampai miring ke kanan dank
e kiri. Beliau pun tekun dan kusyu’ dalam ibadahnya di siang hari.
Ibnu
Qayyim al-Jauzi rahimahullah apabila mengerjakan tahajjud sangat lama.
Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbali seorang muridnya mengatakan bahwa beliau tidak
pernah melihat seseorang yang ibadah serta ilmu mengenai Al Qur’an, al-hadis dan
keimanan seperti beliau Ibnu Qayyim, beliau terlihat seperti orang yang terjaga
dari dosa walaupun beliau bukanlah orang yang maksum.
Imam
Ahmad bin Hanbal rahimahullah yang merupakan ahli hadis, telah menghidupkan
malamnya semenjak kecil, demikian dikatakan Ibrahim bin Syammasy al-Abid.
Sedangkan menurut Abdullah, putranya, setiap malam Imam Ahmad selalu membaca
sepertujuh Al Qur’an dan mengkatamkannya di hari ketujuh. Beliau hanya tidur
sebentar setelah shalat isya, lalu tidak tidur lagi sampai fajar untuk shalat
dan berdo’a.
Pada waktu dalam pasukan, beliau tetap tidak pernah meninggalkan
qiyamul lail dan membaca Al-Qur’an pada siang hari, demikian dikatakan oleh Abu
Bakar al-Marudzi yang pernah bersama beliau selama empat bulan. Sedangkan
menurut Ibrahim bin Hani, Imam Ahmad selalu mengerjakan shalat sunnat ba’da
Isya’ beberapa raka’at, tidur sebentar dan bangun untuk qiyamul lail sampai
fajar ditutup shalat witir satu rakaat.
Al
Imam Muhammad bin Isma’il al-Bukhari rahimahullah, seorang murid amirul mukminin
dalam bidang hadis selalu bangun malam untuk bertahajjud sampai fajar. Dalam
semalam itu beliau telah membaca sepertiga atau setengah Al Qur’an, dan katam
biasanya dalam tiga hari.
Seorang
ahli fiqh dari Makkah, Atha’ bin Abi Rabbah rahimahullah ketika sudah tua dan
lemah terlihat tidak bergerak sama sekali dalam shalat malamnya dan membaca dua
ratus ayat dari surat Al Baqarah.
Imam
Abu Hanifah rahimahullah sering dijuluki ‘tiang’ karena banyak berdiri
bermunajad kepada-Nya. Beliau selalu menangis, sampai suatu ketika tetangganya
merasa kasihan. Suatu saat seorang yang biasa membantu beliau mengatakan kepada
beliau bahwa beliau telah menyusahkan orang-orang sesudahnya. Maksudnya adalah
menyusahkan dalam hal menyamai atau melebihi ibadah beliau. Beliau juga
diceritakan pernah membaca QS al Qamar 46 dalam shalat malamnya dan
mengulang-ulangnya sampai terbit fajar. Hal yang demikian juga pernah terjadi
kala beliau membaca QS. Ath-Thur 27.
Imam
al-Auza’I rahimahullah seorang yang hafal Al-Qur’an, ahli fiqh dan hadis, air
matanya selalu membasahi tempat bersujudnya dan bekas basahnya tempat sujud ini
terlihat oleh seorang perempuan yang terheran-heran dan menanyakan hal tersebut
kepada isteri beliau.
Al-Hafizh
Ibnu Hajar selalu mengerjakan Qiyamul Lail sebagaimana gurunya yaitu al-Hafizh
Zainuddin al-Iraqi rahimahullah. Ibnu Hajar juga selalu shalat dhuha dan
terus-menerus puasa, dan beliau puasa daud ketika sudah berusia senja.
Sumber:
Muhammad Shalih Ali Abdillah Ishaq. Bersujud di keheningan malam, 111 jalan
menumbuhkan gairah qiyamul lail. Judul Asli Kaifa Ttahammas Li Qiyam Al-Lail.
Penerjemah Muh. Muhaimin, M.Ag dan Nur Afifah, S.Ag. Yogyakarta, Mitra Pustaka,
2010.
http://menujucintamu.blogspot.com/2011/09/indahnya-ketika-para-kekasih-allah_24.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar