Qiyamul
Lail merupakan ibadah yang tidak pernah dilalaikan oleh generasi saleh sebelum
kita. Bahkan mereka menginginlan hidup supaya bisa melakukan Qiyamul Lail.
Contohnya, Tsabil al-Banani rahimahullah yang berkata bahwa beliau tidak dapat
menemukan sesuatu yang lebih lezat dalam hatinya selain Qiyamul Lail. Yazid
ar-Raqsyi mengatakan bahwa beliau tidak melihat sesuatu yang lebih menyejukkan
mata ahli ibadah melebihi tahajjud di kegelapan malam. Bahkan seorang saleh
pernah mengatakan bahwa sebenarnya qiyamul lail bukan urusan dunia namun
termasuk urusan syurga, hanya orang yang mengabdi pada Allah di dunia yang
merasakan dan mengetahui hal ini. Mereka begitu merasa bahwa saat malam itu
sangat-sangat berharga. Begitu tinggi harganya, sampai-sampai akan menimbulkan
penyesalan yang mendalam apabila terlewatkan malam tanpa menghidupkannya.
Qiyamul
Lail sungguh sangat berharga karena merupakan salah satu jalan untuk menebus
cinta-Nya. Qiyamul Lail juga merupakan harga yang dipatok oleh Allah untuk
ditukar dengan surga-Nya. Qiyamul Lail merupakan salah satu bukti bahwa hamba
benar-benar mencintai Tuhannya. Bagi seorang pecinta, tidak mungkin tidur
ketika yang dicintainya tetap terjaga. Ketidaktiduran dan penyendiriannya hanya
dengan Tuhan yang dicintainya merupakan salah satu bukti bahwa ia benar-benar
sangat mencinta.
Hidup
di dunia ini sangat singkat, perjalanan hidup di akherat sangatlah panjang dan
kita akan sangat kepayahan dalam menghadapinya nanti, kecuali ketika hidup di
dunia yang singkat ini selalu tunduk menghamba dan patuh serta selalu berusaha
merebut cinta-Nya. Dengan cinta-Nya, kunci keselamatan ketika kepayahan dalam
perjalanan panjang di akherat insyaAllah telah kita pegang karena Allah-lah
yang akan menaungi kita kala tidak ada tempat bernaung selain dari-Nya.
Cinta-Nya ini dapat kita raih dengan Qiyamul Lail.
Adalah
mutlak diperlukan bagi seseorang yang menghidupkan malam, untuk menilai
sangat-sangat tinggi setiap detik ketika malam. Setiap detiknya menentukan
nasib kita di dunia dan akherat. Hadis Nabi yang diriwayatkan Abu Hurairah ra.,
menyatakan sabda Nabi ‘Barang siapa yang takut mengadakan perjalanan malam,
barang siapa yang yang mengadakan perjalanan malam dan akan sampai ke tempat
peristirahatan. Ingatlah, barang dagangan Allah sangat mahal. Ingatlah, barang
dagangan Allah adalah syurga.’
Dalam
kegelapan malam yang berharga tersebut, terdapat waktu dimana Tuham turun. Nabi
pernah bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.
‘Tuhan kita turun ke langit buni setiap malam ketika tinggal sepertiga malam
yang terakhir, kemudian berfirman ‘Siapa yang menyeru-Ku Aku akan menjawabnya,
siapa yang memohon kepada-Ku Aku akan memberikannya dan siapa yang memohon
ampunan kepada-Ku Aku akan mengampuninya.’’
Ustadz
Hasa al-Banna rahimahullah menyatakan bahwa ada sedikit waktu pagi, sedikit
waktu petang dan akhir malam / sahar yang dengan kita bisa beribadah sehingga
naik dengan ruh yang suci menuju ke langit. Apabila itu terjadi, maka kita akan
mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat. Sedangkan Syeikh Syah Waliyullah
ad-Dahlawi rahimahullah mengatakan bahwa ada waktu dimana ruhani tersebar di
bumi dan terdapat kekuatan yang ideal bekerja pada waktu itu sehingga do’a
lebih dikabulkan, ketaatan lebih diterima dibanding waktu lain. Waktu yang
dimaksud ini antara lain adalah tengah malam sampai menjelang terbit fajar.
Sumber:
Muhammad Shalih Ali Abdillah Ishaq. Bersujud di keheningan malam, 111 jalan
menumbuhkan gairah qiyamul lail. Judul Asli Kaifa Ttahammas Li Qiyam Al-Lail.
Penerjemah Muh. Muhaimin, M.Ag dan Nur Afifah, S.Ag. Yogyakarta, Mitra Pustaka,
2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar