Sekelumit kisah dalam kitab Ru’yal-ahya’ Lil-amwat yang di tulis Syeikh Ali Ahmad Abdul’Al Ath-Thahthawi. Beliau menyampaikan suatu kisah yang disampaikan oleh Ibnu Abid Dunya dan Al-Baihaqi dalam Asy-Syu’ab, riwayat Mutharrif bin Abdullah.
Mutharrif bin Abdullah yang suatu saat berada di suatu makam, sholat dua rakaat, mengantuk dan tertidur. Seorang penghuni makam berkata padanya, “Engkau sholat dua rakaat tetapi tidak kusyu’?
Aku menjawab, “Kadang-kadang begitu.’
Ia berkata,’Kamu beramal tetapi kamu tidak tahu, sedangkan kami tahu namun tidak dapat beramal. Jika kami dapat beramal sepertimu, itu lebih kami senangi daripada dunia dan seisinya.”
Kemudian Mutharrif bin
Abdullah bertanya mengenai siapa saja penghuni makam di sana dan dijawab semua
penghuninya adalah muslim dan mendapat kebaikan dari Allah SWT.
Bertanyalah
Mutharrif bin Abdullah mengenai siapa penghuni makam yang mendapat kemuliaan,
dialah seorang pemuda. Dengan kuasa Allah, pemuda itu dihadapkan pada Mutharrif
bin Abdullah. Ketika ditanya apa yang membuat dirinya mendapat kemuliaan
tersebut.
Pemuda tersebut menjawab, “Sungguh aku telah ditimpa banyak musibah,
namun Allah juga menganugerahi rasa sabar. Itulah yang membuat aku lebih utama
dari mereka.”
http://menujucintamu.blogspot.com/2012_11_01_archive.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar