Orang-orang yang telah sampai pada posisi
orang-orang yang diberi predikat BAIK oleh Allah (Al abrar ) adalah
orang yang beriman kepada Allah, iman kepada hari akhir, serta takut terhadap
siksa Allah di hari kiamat.
Al Abrar adalah orang yang memiliki pribadi untuk tidak
mendewakan materi, dan tidak mudah tergoda terhadap banyak sedikitnya harta
dunia. Ia adalah sosok yang lebih mengutamakan kewajiban-kewajiban yang telah
ditentukan oleh Tuhan daripada kesibukan dunia, tidak mengutamakan kepentingan
pribadi yang bersifat duniawi, namun hanya mementingkan hal-hal yang
berhubungan dengan Allah.
Manusia diciptakan memiliki tabiat untuk cinta mengumpulkan dan
menyimpan harta, suka untuk menumpuk dan mengembangkannya, serta
membelanjakannya untuk memenuhi kepentingan pribadi yang bersifat duniawi. Kita
manusia sangat sulit untuk mengingkari kenyataan ini, karena pada hakikatnya
memang manusia akan tetap cinta terhadap dunia, bahkan dalam salah satu ayat
Allah menjelaskan:
”dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang
berlebihan”(Al Fajr:20).
Manusia memiliki sifat tersebut, mungkin dikarenakan harta
memiliki beberapa nilai keistimewaan bagi kehidupan manusia. Dengan
harta, manusia bisa menikmati hidup dengan penuh kemudahan, ia bisa meraih apa
yang diinginkan, harta bisa mempermudah baginya untuk mendapatkan segala
kenikmatan dunia, bisa membuat hidup bahagia, serta kemudahan dan kenikmatan
lain yang bisa dirasakan. Dengan adanya keistimewaan ini, manusia akan sangat
sulit untuk mengeluarkan hak orang lain untuk kepentingan umum dari harta yang
dimiliki.
Sedangkan Al Qur’an menceritakan, derajat Al Abrar tidak akan
pernah bisa dicapai tanpa adanya ketulusan dan kerelaan seorang muslim untuk
membelanjakan hartanya di jalan kebaikan, ia mau untuk menyisihkan sebagian
kekayaannya demi kemaslahatan kehidupan manusia.
Derajat Al Abrar tidak bisa dicapai hanya dengan mengerjakan shalat saja, namun harus diikuti dengan social responsibility yang bertujuan untuk membangun solidaritas sosial dan stabilitas kehidupan ekonomi masyarakat
Derajat Al Abrar tidak bisa dicapai hanya dengan mengerjakan shalat saja, namun harus diikuti dengan social responsibility yang bertujuan untuk membangun solidaritas sosial dan stabilitas kehidupan ekonomi masyarakat
Allah berfirman: “Kamu
sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu
nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (Ali Imran:92).
Seorang muslim harus memiliki keyakinan bahwa harta yang
dimiliki merupakan titipan Allah, dan ia merupakan wakil Allah untuk
memberdayakannya. Untuk itu ia harus yakin bahwa ia tidak akan pernah menderita
kemiskinan sepanjang ia mau untuk menjalankan aturan Allah, karena Allah-lah
yang menentukan rizki-Nya bagi umat manusia. Dengan demikian, ia akan
menunaikan panggilan Allah untuk bersedekah dan berinfaq demi kemaslahatan
hidup manusia, sebelum datang hari hisab dimana sudah tidak terdapat lagi
perdagangan dan harta sudah tidak berarti lagi.
Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh (mengerjakan
kebajikan), bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia. [QS. Al
Hajj (22) : 50 ]
“Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit
(yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang
yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda
bagi kekuasaan Engkau; berilah kami rezeki dan Engkaulah sebaik-baik pemberi
rezeki. (Q.S. al-Maidah [7]: 114)”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar