.
Jangan mengira
memiliki semua kemewahan itu bisa membuat kita bahagia. Biasanya kemewahan itu
hanyalah modal utama dari rasa keserakahan kita untuk memonopoli diri kita
sendiri. SADARLAH!
Mungkin semua itu
bukan yang terbaik untuk kita. Bisa saja kemewahan itu akan membuat kita lupa
akan adanya Allah, akan adanya alam akhirat, akan adanya surga dan neraka,
sehingga kita lalai akan kewajiban-kewajiban kita sebagai umat Nabi Muhammad
saw.
Jangan pernah mengutuk diri sendiri
jika kita terlahir sebagai seorang yang tidak berada. Sebab bisa jadi, yang
sedikit itu mungkin bisa membawa kita pada keberkahan, membawa kita pada
kebaikan, dan membawa kita pada ketenangan. Bisa jadi yang sedikit itu adalah
amal untuk kita sebagai hamba yang selalu berucap syukur pada Allah swt di
setiap keadaan. Insya Allah.
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin
Mas’ud ra. berkata, Rasulullah bersabda kepada kami, sedang beliau adalah orang
jujur dan terpercaya,
“Sesungguhnya setiap
kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama empat puluh hari
berupa nutfah (sperma) kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama waktu
itu juga
kemudian menjadi
mudghah (segumpal daging) selama waktu itu pula, kemudian Allah mengutus
malaikat untuk meniupkan roh kepadanya dan mencatat empat perkara yang telah
ditentukan yaitu rizki, ajal, amal perbuatan, dan sengsara atau bahagianya.“
“Maka demi Allah yang
tiada Tuhan selainNya, sesungguhnya ada seseorang diantara kalian beramal
dengan amalan penghuni surga, sehingga tidak ada jarak antara dirinya dengan
surga kecuali sehasta saja, namun ketetapan (Allah) mendahuluinya, sehingga ia
beramal dengan amalan ahli neraka, maka ia pun masuk neraka.
Ada seseorang diantara kalian beramal
dengan amalan penghuni neraka, sehingga tidak ada jarak antara dirinya dengan
neraka kecuali sehasta saja, namun ketetapan (Allah) mendahuluinya, sehingga ia
beramal dengan amalan penghuni surga, maka ia pun masuk surga” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Yakinlah pada diri
sendiri. Rizki, jodoh, dan kematian sudah ditentukan oleh Allah. Kita sebagai
hambaNya hanya tinggal menjalani tanpa terlepas dari ikhtiar, do’a, dan
tawakkal padaNya, sesuai dengan jalan hidup kita masing-masing.
|
Dari alam arwah hingga ke Surga/Neraka
Kehidupan manusia
merupakan perjalanan panjang, penuh liku-liku, dan melalui tahap demi tahap.
Bermula dari :
- Alam Arwah,
- Alam Rahim,
- Alam Dunia,
- Alam Barzakh,
- Sampai pada alam akhirat
yang berhujung pada tempat persinggahan terakhir bagi manusia, SURGA atau
NERAKA.
Al-Qur’an
diturunkan Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. Al-Qur’an dan Sunnah
telah menceritakan setiap tahap dari perjalanan panjang manusia itu. Berfungsi
untuk memberikan pedoman bagi umat manusia tentang perjalanan (rihlah)
tersebut.
Suatu rihlah
panjang yang akan dilalui oleh setiap manusia, tanpa terkecuali. Manusia yang
diciptakan Allah swt. dari tidak ada menjadi ada akan terus mengalami proses
panjang sesuai rencana yang telah ditetapkan Allah swt.
Rasulullah saw.
semakin mengokohkan tentang kisah rihlatul insan. Disebutkan dalam beberapa
haditsnya.
“Jadilah kamu di
dunia seperti orang asing atau orang yang sedang musafir” (HR Bukhari)
Dalam hadits lain:
”Untuk apa dunia itu
bagiku? Aku di dunia tidak lebih dari seorang pengendara yang berteduh di bawah
pohon, kemudian pergi dan meninggalkannya” (HR At-Tirmidzi)
|
1. Alam Arwah
Manusia merupakan
makhluk terakhir yang diciptakan Allah swt. setelah sebelumnya Allah telah
menciptakan makhluk lain seperti malaikat, jin, bumi, langit dan seisinya.
Allah menciptakan manusia dengan dipersiapkan untuk menjadi makhluk yang paling
sempurna. Karena, manusia diciptakan untuk menjadi khalifah (pemimpin) di muka
bumi dan memakmurkannya.
Persiapan pertama,
Allah mengambil perjanjian dan kesaksian dari calon manusia, yaitu ruh-ruh
manusia yang berada di alam arwah. Allah mengambil sumpah kepada mereka
sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
Dan (ingatlah), ketika
Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak- anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini
Tuhanmu?”
Mereka menjawab:
“Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian
itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam)
adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” (QS.7 Al A’raf:
172)
Dengan kesaksian
dan perjanjian ini maka seluruh manusia lahir ke dunia sudah memiliki nilai,
yaitu nilai fitrah beriman kepada Allah dan agama yang lurus.
Maka hadapkanlah
wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS.30
Ar-Ruum: 30)
Rasulullah saw.
bersabda:
“Setiap anak
dilahirkan secara fitrah. Maka kedua orang tuannya yang menjadikan Yahudi atau
Nashrani atau Majusi” (HR Bukhari)
|
2. Alam Rahim
Rihlah pertama
yang akan dilalui manusia adalah kehidupan di alam rahim:
- 40 hari berupa nutfah,
- 40 hari berupa ‘alaqah
(gumpalan darah), dan
- 40 hari berupa mudghah
(gumpalan daging),
- kemudian ditiupkan ruh dan
jadilah janin yang sempurna.
- Setelah kurang lebih
sembilan bulan, maka lahirlah manusia ke dunia.
Allah swt.
berfirman:
“Hai manusia, jika
kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah)
sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setitis mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami
tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan,
kemudian Kami keluarkan
kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada
kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara
kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya.
Dan kamu lihat bumi
ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi
itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (QS.5 Al-Hajj
:5)
Rasulullah saw.
bersabda:
“Sesungguhnya
seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya 40 hari nutfah,
kemudian ‘alaqoh selama hari yang sama, kemudian mudghoh selama hari yang sama.
Kemudian diutus baginya malaikat untuk meniupkan ruh dan ditetapkan 4 kalimat;
ketetapan rezeki, ajal, amal, dan sengsara atau bahagia.” (HR Bukhari dan
Muslim)
Seluruh manusia di
dunia apapun keadaan sosialnya diingatkan tentang awal kejadiannya yang berasal
dari benda yang hina, yaitu sperma lelaki dan sel telur wanita.
Manusia sebelumnya
belum dikenal, belum memiliki kemuliaan dan kehormatan. Lalu apakah manusia
akan bangga, congkak, dan sombong dengan keadaan sosial yang dialami sekarang
jika mereka mengetahui asal mereka?
Setelah mencapai 6
bulan sampai 9 bulan atau lebih, dan persyaratan untuk hidup normal sudah
lengkap, seperti pancaindra, akal, dan hati, maka lahirlah manusia ke dunia.
Belum mengenal apa-apa dan tidak memiliki apa-apa.
|
3. Alam Dunia
Di dunia
perjalanan manusia melalui proses panjang.
- Dari mulai bayi yang hanya
minum susu ibu
- Lalu tubuh menjadi
kanak-kanak,
- Remaja dan baligh.
- Selanjutnya menjadi dewasa,
- Tua dan
- Diakhiri dengan meninggal
dunia.
Proses ini tidak berjalan sama
antara satu orang dengan yang lainnya. Kematian akan datang saat tiba-tiba saja
untuk menjemput manusia dan tidak mengenal usia. Sebagian meninggal saat masih
bayi, sebagian lagi saat masa kanak-kanak, sebahagian yang lain ketika sudah
remaja dan dewasa, sebahagian lainnya ketika sudah tua.
Di dunia inilah
manusia bersama dengan jin mendapat Taklif (tugas) dari Allah,
yaitu ibadah. Dan dalam menjalani taklifnya di dunia, manusia dibatasi oleh
empat dimensi :
- Dimensi tempat, yaitu Bumi
sebagai tempat beribadah;
- Dimensi waktu, yaitu umur
sebagai sebuah kesempatan atau target waktu beribadah;
- Dimensi potensi diri
sebagai modal dalam beribadah; dan
- Dimensi pedoman hidup,
yaitu ajaran Islam yang menjadi landasan amal.
Allah Ta’ala telah
melengkapi manusia dengan pedoman hidup agar dalam menjalani hidupnya di muka
bumi tidak tersesat.
- Allah telah mengutus
rasulNya, menurunkan wahyu Al-Qur’an.
- Dan Hadits sebagai penjelas,
agar manusia dapat mengaplikasikan pedoman itu secara jelas tanpa
keraguan.
Sayangnya, banyak
yang menolak dan ingkar terhadap pedoman hidup tersebut. Banyak manusia lebih
memperturutkan hawa nafsunya dan tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk
hidup, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan.
Maka, orang yang
bijak adalah orang yang senantiasa mengukur keterbatasan-keterbatasan dirinya
untuk sebuah produktifitas yang tinggi dan hasil yang membahagiakan.
Orang-orang yang
beriman adalah orang-orang yang senantiasa sedar bahwa detik-detik hidupnya
amat berharga dan perlu digunakan untuk beramal shalih. Kehidupannya di dunia
sangat terbatas dan kita tidak boleh menggunakan untuk hal-hal yang sia-sia
apalagi perbuatan yang dibenci (makruh) dan haram.
Dunia dengan
segala kesenangannya merupakan tempat ujian bagi manusia. Apakah yang dimakan,
dipakai, dan dinikmati sesuai dengan aturan Allah swt. atau menyimpang dari
ajaran-Nya?
Apakah segala
kemudahan yang diperoleh manusia dimanfaatkan sesuai mengikut perintah Allah
atau tidak?
Dunia merupakan
medan ujian bagi manusia, bukan medan untuk pemuas kesenangan nafsu.
Rasulullah saw.
memberikan contoh bagaimana hidup di dunia. Ibnu Mas’ud menceritakan bahwa
Rasulullah saw. tidur diatas tikar, ketika bangun ada bekasnya.
Maka kami bertanya:
“Wahai Rasulullah saw., bagaimana kalau kami sediakan untukmu kasur.” Rasululah
saw. bersabda: “Untuk apa (kesenangan) dunia itu? Hidup saya di dunia seperti
seorang pengendara yang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan meninggalkannya.” (HR At-Tirmidzi)
Perjalanan hidup
manusia di dunia akan berakhir dengan kematian. Mereka akan meninggalkan segala
sesuatu yang telah dikumpulkannya. Semua yang dikumpulkan oleh manusia tidak
akan berguna, kecuali amal shalihnya berupa :
- Sedekah yang mengalir,
- Ilmu yang bermanfaat, dan
- Anak yang shalih.
Kematian adalah
penghancur kelezatan dan gemerlapnya kehidupan dunia. Kematian bukanlah akhir
kesudahan manusia, bukan pula tempat istirahat yang panjang.
Tetapi, Kematian adalah akhir
dari kehidupannya di dunia dengan segala yang telah dipersembahkannya dari amal
perbuatan untuk kemudian melakukan rihlah atau perjalanan hidup berikutnya.
Bagi orang
beriman, kematian merupakan salah satu peringkat dalam kehidupan yang panjang.
Batas akhir dari kehidupan dunia yang pendek, sementara, melelahkan, dan
menyusahkan untuk menuju akhirat yang panjang, kekal, menyenangkan, dan
membahagiakan.
Di surga penuh
dengan kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga,
dan belum terlintas oleh pikiran manusia.
Sementara bagi
orang kafir, berupaya menghindar dari kematian dan ingin hidup di dunia 1.000
tahun lagi. Tetapi, sikap itu adalah sia-sia. Karena, kematian pasti akan
datang menjemputnya.
|
4. Alam Barzakh
Alam berikutnya
manusia akan memasuki alam kubur atau alam barzakh. Di sana mereka tinggal
sendirian. Yang akan menemaninya adalah amal mereka sendiri.
Kubur adalah taman
dari taman-taman syurga atau lembah dari lembah-lembah neraka. Manusia sudah
akan mengetahui nasibnya ketika mereka berada di alam barzakh. Apakah termasuk
ahli syurga atau ahli neraka.
Jika seseorang
menjadi penghuni syurga, maka dibukakan baginya pintu syurga setiap pagi dan
petang. Hawa syurga akan mereka rasakan.
Sebaliknya jika
menjadi penghuni neraka, pintu neraka pun akan dibukakan untuknya setiap pagi
dan petang dan dia akan merasakan hawa panas neraka.
Al-Barra bin ’Azib
menceritakan hadits yang panjang yang diriwayat Imam Ahmad tentang perjalanan
seseorang setelah kematian. Seorang mukmin yang akan meninggal dunia disambut
ceria oleh malaikat dengan membawa kafan syurga.
Kemudian datang
malaikat maut duduk di atas kepalanya dan memerintahkan ruh yang baik untuk
keluar dari jasadnya. Selanjutnya disambut oleh malaikat dan ditempatkan di
kain kafan surga dan diangkat ke langit.
Penduduk langit
dari kalangan malaikat menyambutnya, sampai di langit terakhir bertemu Allah
dan Allah memerintahkan pada malaikat:
“Catatlah kitab
hambaku ke dalam ’illiyiin dan kembalikan kedunia.” Maka dikembalikan lagi ruh
itu ke jasadnya dan datanglah dua malaikat yang bertanya:
- Siapa Tuhanmu?
- Apa agamamu?
- Siapa lelaki yang diutus
kepadamu?
- Siapa yang mengajarimu?
Hamba yang beriman
itu dapat menjawab dengan baik. Maka kemudian akan diberi alas dari syurga,
mendapat kenikmatan di kubur dengan selalu dibukakan baginya pintu syurga,
dilapangkan kuburnya, dan mendapat teman yang baik dengan wajah yang baik,
pakaian yang baik, dan aroma yang baik. Lelaki itu adalah Amal perbuatannya.
|
5. Alam Akhirat
Dan rihlah
berikutnya ialah kehidupan di hari akhirat dengan segala rinciannya. Kehidupan
hari akhirat didahului dengan terjadinya Kiamat, berupa kerusakan total seluruh
alam semesta.
Peristiwa setelah
kiamat adalah Padang Mahsyar, yaitu seluruh manusia dari mulai
nabi Adam as. sampai manusia terakhir dikumpulkan dalam satu tempat.
Saat itu matahari
sangat dekat jaraknya sekitar satu mil, sehingga mengalirlah keringat dari
tubuh manusia sesuai dengan amalnya. Ada yang sampai pergelangan kaki, ada yang
sampai lutut, ada yang sampai pusat, ada yang sampai dada, bahkan banyak yang
tenggelam dengan keringatnya.
Dalam keadaan yang
berat ini manusia berbondong-bondong mendatangi para nabi untuk meminta
pertolongan dari kesulitan yang maha berat itu. Tetapi semuanya tidak ada yang
dapat menolong. Dan terakhir, hanya Rasulullah saw. yang dapat menolong mereka
dari kesulitan mahsyar.
Rasulullah saw.
sujud di haribaan Allah swt. di bawah Arasy dengan memuji-muji-Nya. Kemudian
Allah swt. berfirman:
“Tegakkan kepalamu,
mintalah niscaya dikabulkan. Mintalah syafaat, pasti diberikan.”
Kemudian Rasululullah
saw. mengangkat kepalanya dan berkata:
“Ya Rabb,
umatku.”
Dan dikabulkanlah
pertolongan tersebut dan selesailah mahsyar untuk kemudian melalui proses
berikutnya.
Peristiwa
berikutnya adalah hisab (perhitungan amal) dan mizan (timbangan amal) bagi manusia.
Ada yang mendapatkan proses hisab dengan cara susah-payah karena dilakukan
dengan sangat teliti dan rinci. Sebagian yang lain mendapatkan hisab yang mudah
dan hanya sekadar formalitas. Bahkan sebagian kecil dari orang beriman bebas
hisab.
Di antara
pertanyaan yang akan diberikan pada manusia di hari Hisab terkait dengan
masalah prinsip dalam hidupnya. Rasulullah saw. bersabda:
“Tidak akan melangkah
kaki anak Adam di hari kiamat sehingga ditanya 5 hal di sisi Allah: tentang
umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa digunakan, tentang
hartanya dari mana mencarinya, dan ke mana menginfakkannya, dan apa yang
diamalkan dari ilmunya.” (HR At-Tirmidzi)
Di masa ini juga
dilakukan proses qishash, orang yang dizhalimi meng-qishash orang yang
menzhalimi.
Kejadian
selanjutnya manusia harus melalui Titian shirat, yaitu sebuah
jembatan yang sangat tipis dan mengerikan karena di bawahnya neraka jahanam.
Semua manusia akan melewati jembatan ini dari mulai yang awal sampai yang
akhir.
Shirat ini lebih
tipis dari rambut, lebih tajam dari pedang, dan terdapat banyak kala jengking.
Kemampuan manusia melewati jembatan itu sesuai dengan amalnya di dunia.
- Ada yang lewat dengan cepat
seperti kecepatan kilat,
- Ada yang lewat seperti
kecepatan angin,
- Ada yang lewat seperti
kecepatan burung,
- Tetapi banyak juga yang
berjalan merangkak,
- Bahkan ramai manusia jatuh
ke dalam neraka jahanam.
Bagi orang-orang
yang beriman, akan minum telaga Rasulullah saw. yang disebut Al-Kautsar.
Rasulullah saw. bersabda:
“Telagaku seluas
perjalanan sebulan, airnya lebih putih dari susu, aromanya lebih wangi dari
misik, dan gayungnya sebanyak bintang di langit. Siapa yang meminumnya, maka
tidak akan pernah haus selamanya.” (Muttafaqun ‘alaihi)
|
6. Syurga dan Neraka
Pada tahap yang
terakhir dari rihlah manusia di hari akhir adalah sebagian mereka masuk syurga
dan sebagian masuk neraka.
- Syurga tempat orang-orang
bertakwa dan
- Neraka tempat orang-orang
kafir, munafik dan fasik.
Kedua tempat
tersebut sekarang sudah ada dan disediakan. Bahkan, syurga sudah rindu pada
penghuninya untuk siap menyambut dengan sebaik-baiknya sambutan. Neraka pun
sudah rindu dengan penghuninya dan siap menyambut dengan hidangan neraka.
Al-Qur’an dan Sunnah telah menceritakan syurga dan neraka secara detail.
Penyebutan ini
agar menjadi pelajaran bagi kehidupan manusia tentang persinggahan akhir yang
akan mereka diami.
Neraka adalah
tempat yang penuh dengan siksaan. Percikan apinya jika diletak di dunia dapat
membakar semua penghuni dunia. Minuman penghuni neraka adalah nanah dan
makanannya zaqum (buah berduri). Manusia di sana tidak hidup karena penderitaan
yang luar biasa, dan juga tidak mati karena jika mati akan hilang
penderitaannya. Di neraka manusia itu kekal abadi.
Orang-orang
beriman akan mendapatkan Syurga dan Kain Sutra karena
kesabaran mereka. Dalam syurga mereka duduk-duduk bersandar di atas dipan,
tidak merasakan panas teriknya matahari dan dingin yang sangat.
Mereka dinaungi
pohon-pohon syurga dan buahnya sangat mudah untuk dipetik. Mereka juga mendapatkan
bejana-bejana dari perak dan piala-piala minuman yang sangat bening. Mereka
akan minum minuman syurga yang rasanya sangat nikmat yang didatangkan dari mata
air surga bernama Salsabila.
Di syurga juga ada
banyak sungai yang berisi beraneka macam minuman, sungai mata air yang jernih,
sungai susu, sungai khamr, dan sungai madu.
Penghuni syurga
akan dilayani oleh anak-anak muda yang jika dilihat sangat indah bagaikan
mutiara yang bertaburan. Syurga yang penuh dengan kenikmatan dan kerajaan yang
besar. Orang beriman di syurga memakai pakaian sutra halus berwarna hijau dan
sutra tebal, juga memakai gelang terbuat dari perak dan emas. Allah swt.
memberikan minuman kepada mereka minuman yang bersih.
Dan yang tidak
kalah nikmatnya iaitu isteri-isteri dan bidadari syurga. Mereka berwarna putih
bersih berseri, bermata bulat, suci dan belum pernah disentuh oleh manusia dan
jin.
Puncak dari segala
kenikmatan di syurga adalah melihat Pencipta Seluruh Alam iaitu Allah S.W.T
yang Maha Agung, Yang Maha Berkuasa, Yang Maha Pencipta dan Yang Maha Mulia.
Segala puji-puji hanya untuk Allah S.W.T. (Janganlah kita mencoba untuk
membayangkan Allah S.W.T. kerana nanti kita akan disesatkan oleh Iblis dan
Syaitan).
Allah S.W.T akan
memasukkan hamba–Nya ke dalam syurga dengan rahmat-Nya, dan syurga adalah
puncak dari rahmat-Nya. Allah Ta’ala akan memasukan hamba-Nya ke dalam rahmat
(syurga) berdasarkan rahmat-Nya juga. Disebutkan dalam hadits shahih:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala memiliki 100 rahmat.
Diturunkan (ke
dunia) satu rahmat untuk jin, manusia, dan binatang. Dengan itu mereka saling
simpati dan kasih sayang. Dengan satu rahmat itu pula binatang buas menyayangi
anaknya. Dan Allah swt. menyimpan 99 rahmat bagi hamba-Nya di hari kiamat.”
(Muttafaqun alaihi) .
Maka, memang pasti
nikmat syurga itu jauh lebih baik dari apa yang dibayangkan oleh manusia.
Rasulullah saw. bersabda:
“Allah swt. berkata,
“Aku telah siapkan bagi hambaKu yang shalih sesuatu yang belum dilihat mata,
belum didengar telinga, dan belum terlintas pada hati manusia” (Muttafaqun
‘alaihi)
Apakah kita hanya
akan berpuas hati dengan mengejar satu rahmat Allah yang dibagi-bagi untuk
seluruh penduduk dunia, sementara kita melalaikan 99 rahmat Allah yang disimpan
untuk hari akhirat?
Renungkanlah……….
Sumber :
http://safirasafitriaulia.blogspot.com
for my friend
BalasHapusmasyallah, trimakasih sudah mengingatkan
BalasHapus