Selasa, 21 Juni 2016
Minggu, 19 Juni 2016
Ulang Tahun Istriku
Tidak ada sesuatu yang indah Kecuali
ucapan “selamat ulang tahun”
Dan tidak ada
doa yang aku panjatkan Selain semoga istriku umur panjang dan bahagia
selalu
Tidak ada kata
yang bisa kurangkai indah. Semoga kedewasaan selalu mengantarkan kamu pada
kesuksesan dan kebahagiaan selalu menyertai kamu dalam mengarungi kehidupan
selamat ulang tahun istriku yang paling aku sayang
Hari demi hari
kamu lewatkan Pelan tapi tetap berjalan dan pasti
Hari yang
menuju tangga yang baru
Karena kamu
memiliki lembaran yang baru Untuk disisa umur kamu
Selamat ulang
tahun istriku yang cantik
Kamulah
istriku yang aku sayangi
Ambilah hikmah
dari hari yang telah kita lewati
Selamat ulang
tahun untukmu istriku
Salam sayang.
Yaseen Al-Rajab memukau juri acara talent show
Seorang bocah asal Suriah bernama Yaseen Al-Rajab memukau juri acara talent show yang digelar televisi Arab, Toyor Al Jannah.
Saat itu, bocah berusia 11 tahun ini membacakan ayat suci Al-Quran dengan penuh penghayatan.
"Allahu Akbar, shadaqallahul adzim," ucap para juri setelah menyimak lantunan Al-Quran.
Sementara seorang juri, menunduk mengusap matanya beberapa kali tanpa berkata sedikitpun.
Adapun video ini diunggah di YouTube oleh akun televisi Toyot Al-Jannah pada 13 Februari 2016 lalu. (*)
Yang Harus Dilakukan untuk Mencari Malam Lailatul Qadar
Salah satu KEISTIMEWAAN bulan Ramadhan adalah satu malam yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia, yaitu Lailatul Qadar atau Lailat Al-Qadar .
Jangan kita lewatkan bulan suci ini sehingga kita merugi, karena belum tentu kita akan bisa kembali bertemu pada tahun berikutnya.
”Bulan Ramadhan adalah bulan yang awalnya penuh rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah kebebasan dari neraka” (HR Ibnu Huzaimah).
Beberapa ulama berpendapat, termasuk Hujjatul Islam Imam Ghazali yang menyebutkan bahwa Lailatul Qadar itu biasanya turun pada tanggal-tanggal ganjil, yaitu malam 21, 23, 25, 27 dan 29.
Ada apa sebenarnya dengan Lailatul Qadar sehingga begitu istimewa dalam Ramadhan?
Karena pada malam Lailatul Qadar itu Allah membuka pintu doa, dan doa pada Lailatul Qadar sangat maqbul.
Allah SWT berfirman :
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Alquran pada malam kemuliaan (di bulan Ramadhan). Tahukah kamu malam kemuliaan itu. Malam kemuliaan (Lailatul Qadar) adalah malam yang lebih utama dari seribu bulan. Pada malam itu, turun para Malaikat beserta Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar"
(QS Al-Qodar:1-5).
Menurut Sheikh Abdul Aziz bin Baaz dan Sheikh Salleh Munajjid beliau berkata;
"Seorang Islam haruslah mencari malam 10 terakhir Ramadhan sebagaimana Rasulullah SAW mengarahkan umatnya menuntut ganjaran dan pahala di mana seseorang yang mendirikannya dan iman dan azam malam tersebut, dia akan menerima ganjarannya dan jika tidak bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: "Barangsiapa yang berqiam di malam Qadar dengan keimanannya maka Allah akan mengampunkan dosanya yang telah lalu".
Dalam riwayat lain, "Barangsiapa yg berqiam dan mencarinya kemudian ia akan diampunkan dosa yang sebelumnya dan yang terakhir."
Untuk mencari malam Lailatul Qadar, apakah yang HARUS kita lakukan?
Apakah kita cukup mengerjakan tarawih, witir, shalat sunnah muthlaq, tahajud, i’tikaf serta wirid-wirid yang ma’tsur (berdasarkan penuturan Nabi SAW), dan berdoa?.
Sebaiknya kita melaksanakan shalat Lailatul Qadar dengan pembagian waktu, pada malam tanggal 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19, 21, 23, 25 dan 29 Ramadhan, yang disebutnya sebagai Lailatul Qadar biasa, dan malam 27 Ramadhan disebut Lailatul Qadar AKBAR .
Shalat Lailatul Qadar biasa dilaksanakan 4 rakaat.
Niatnya adalah "Usholi sunatan fii lailatil qodri arba'a roka'atin lillahi ta'alaa. Allahu Akbar." Rakaat 1, 2, 3, 4 sama, Al-Fatihah 1x, At-Takatsur 1x, Al-Ikhlas 3x. Tanpa atahiyat awal pada rakaat 2, langsung ke atahiyat akhir pada rakaat 4.
Shalat Lailatul Qadar Akbar dilaksanakan pada malam 27 Ramadhan dengan niat Lailatul Qadar Akbar 12 rakaat.
Masing-masing dilaksanakan 2 rakaat lalu salam, dilakukan enam kali.
Niatnya "Ushalli Sunatan fii Lailatil Qodri Rok'ataini Lillahi Ta'alaa. Allahu Akbar." Rakaat 1,2 sama, Al-Fatihah 1x, Al-Qodar 1x dan Al-Ikhlas 15x. Bacaan sesudah salam : - Illa hadlrotin Nabiyyil Mustofa S.A.W - Al-Fatihah 1X. -
Alaa hadzihin niyyah wa likuli niyyatin sholihah ila diriku, Isteri / Suamiku, anak-anakku, cucu-cucuku, mohon kokoh iman Islam, diampuni segala dosa, bila kelak kembali kepada Allah SWT dalam khusnul khatimah,Aamiin, Al-Fatihah 1X. - Al-Ikhlas 3X, Al-Falaq 1X, An-Nas 1X, Ayat Kursi 1X.
Dilanjutkan dengan dzikir sebagai berikut :
SUBHANALLAHI WABIHAMDIHI SUBHANALLAHIL 'ADZIM (11X, 33X atau 200X).
LAA ILAHA ILALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU YUHYII WA YUMIITU WA HUWA HAYYUN DAA-IMUN LAA YAMUUTU ABADAN BIYADIHI BIYADIKAL KHOIR, WA HUWA'ALAA KULI SYAI-IN QODIR (11x, 33 ATAU 200x).
ASTAGHFIRULLAHHAL ADZIIM ALLADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYUUUM WA ATUBU ILAIHH (11x, 33x, 200x)
ROBBIGHFIRLI, WARHAMNII, WATUB'ALAYYA (7x, 17x, 70x ATAU 100x)
"ALLAAHUMMA ANTA ROBBII LAA ILLAHA ILLAA ANTA KHOLAQTANI WA ANNAA 'ABDUKA, WA ANNA 'ALAA 'AHDIKA, WA WA'DIKA MASTATHOT'TU A'UDZUBIKA MIN SYARRI MAA SHONA'TU ABU'U LAKA BINI'MATIKA 'ALAYYA, WA ABUU-U BIDZAMBIKA FAGHFIRLI, FA INNAHU LAA YAGHFIRUDZ-DZUNUBA ILLAA ANTA (7x, 11x, ATAU 33x).
Ditutup dengan shalawat-shalawat, Pengampunan Dosa, Shalawat Ruh, Shalawat Mudah skratul maut, khusnul khatimah, darojah, Umiyyi, Awalin, Mubrom, Pegadilan, Nur, As-Suruur, Nuuridz-Dzati, Hiilati, Istighotsah dan lain-lain.
Demikian sedikit tentang malam Lailatul Qadar yang merupakan malam yang kita tunggu-tunggu, serta tambahan pengetahuan tentang ibadah sunnah yang bisa dilakukan dalam menyongsong malam terbaik tersebut.
Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita dan orang tua kita, serta memberikan tambahan nikmat sehat, tambahan nikmat panjang umur, memberikan ridho dan rahmatnya kepada kita sekalian dalam upaya kita mendapatkan malam Lailatul Qadar yang sangat istimewa tersebut, Aamiin.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/…/ibadah-malam-lailatul-qadar_54f…
Rabu, 15 Juni 2016
Minggu, 12 Juni 2016
Jaminan Rezeki
Semua rezeki datang dari Allah dan Dia menjamin rezeki setiap makhluk, termasuk manusia yang ingkar sekalipun.
Allah SWT berfirman, ''Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allahlah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudh).'' (QS 11: 6).
Meskipun rezeki semua manusia dijamin Allah, tetapi mereka tetap diperintahkan berusaha dan bekerja keras menggunakan ilmu dan keterampilan untuk mendapatkan rezeki tersebut.
Allah SWT menilai setiap kerja yang dilakukan manusia.
Firman-Nya, ''Dan katakanlah, 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kenakan'.'' (QS 9: 105).
Iman, takwa, dan sikap tawakal yang melekat pada diri seseorang merupakan garansi mendapatkan rezeki dan karunia Allah.
Allah SWT berfirman, ''Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.'' (QS 65: 2-3).
Ridho dan syukur terhadap rezeki dan nikmat yang telah diterima dapat mengundang datangnya rezeki Allah lebih banyak dari sebelumnya.
Allah SWT berfirman, ''Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'' (QS 14: 7).
Mereka yang selalu memohon ampun dan memperbanyak istighfar kepada Allah atas dosa yang pernah dilakukan membukakan curahan rezeki dari-Nya dengan cara tiada diduga.
Rasulullah SAW bersabda: ''Siapa yang senantiasa ber-istighfar, Allah akan melapangkannya dari berbagai kesempitan hidup, akan membebaskannya dari berbagai kedukaan, dan memberinya curahan rezeki dari berbagai arah yang tiada diperkirakan sebelumnya.''
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/16/05/06/o6qeo0394-jaminan-rezeki
Senin, 06 Juni 2016
Empat Dekade Pukulan Terbaik Muhammad Ali
Empat Dekade Pukulan Terbaik Muhammad Ali
Muhammad Ali mengalahkan George Foreman dalam pertarungan Rumble In The Jungle yang dilaksanakan di Zaire. (Getty Images/Harry Benson)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tepat empat puluh tahun lalu, pada pukul setengah lima dini hari, rakyat Zaire menentang derasnya hujan badai demi satu sosok: Muhammad Ali. Di tengah-tengah hutan Kinshasha, suara klakson mobil ramai dibunyikan sementara mereka menunggu Ali beserta rombongannya lewat.
"Seperti baru kembali dari memenangkan peperangan," ujar Ferdie Pacheco, pelatih fisik Ali. "Di tengah-tengah hutan, mereka berbaris dengan anak-anak mereka berada di pelukan hanya untuk menunggu Ali."
Pada 1974, Ali adalah sosok paling terkenal di dunia.
"Saat itu ia bukan sekadar petinju. Ia adalah raja dunia. Saat kami berada di Afrika, Ali bahkan lebih besar ketimbang President Zaire, Mobutu Sese Seko," kata Gene Kilroy, manajer bisnis sang legenda tinju tersebut.
"Saya berkata dengan segala ketulusan saya, jika Ali memerintahkan mereka, 'Saya ingin menjadi presiden baru kalian', maka ia akan menjadi presiden mereka."
Pada dini hari 30 Oktober 1974 pukul 04.23 WIB, di tengah-tengah hutan Zaire, Ali baru saja membalikkan kemustahilan dan mengalahkan juara dunia George Foreman dalam satu pertarungan yang akrab dikenal dengan peristiwa Rumble in The Jungle.
Kehilangan Segalanya pada Masa Jaya
Meski pertemuan antara kedua petinju ini ditunggu-ditunggu oleh ratusan juta orang di seluruh dunia, pertarungan antara Ali dan Foreman bukan pertarungan seimbang. Ali berusia 32 tahun sementara Foreman tujuh tahun lebih muda, dengan Ali yang tidak berada pada kondisi terbaik sebagai petarung.
Tujuh tahun sebelumnya, pada masa kejayaannya di usia 25 tahun, Ali sendiri menerima hukuman larangan bertanding karena menolak pergi untuk berperang ke Vietnam.
"I ain't got no cuarrel with the Vietcong," ujar Ali dalam satu frasa paling terkenal yang pernah ia ucapkan. Bagi Ali, orang-orang Vietnam tidak menindasnya dan tidak berlaku adil padanya, sehingga ia tak ingin pergi memerangi mereka.
Ketika kembali ke dunia tinju pada 1970-an setelah menjalani masa hukuman, Ali tak mampu mengejar ketertinggalan sebagai petinju dan sempat kalah dari rival terberatnya, Joe Frazier seusai kembali ke ring tinju.
Setelah kekalahan itu, Ali pun sempat vakum lagi bertinju selama satu setengah tahun.
Sebagai persiapan melawan Foreman, Kilroy sempat membawa Ali ke dokter untuk memeriksa kondisi fisiknya dan sang dokter memerintahkan Ali untuk memandikan kedua tangannya dengan parafin panas, tiga kali sehari. Bahkan suntikan pemati rasa pun tak dianjurkan oleh dokter karena melihat kemerosotan fisik Ali.
Hal ini berkebalikan dengan Foreman.
Pada usia 25 tahun, Foreman berada pada puncak penampilan. Dengan kondisi fisik yang prima, Foreman pun mampu memaksimalkan kelebihannya sebagai seorang petinju: mengandalkan kekuatan dan energi yang besar.
Berbeda dengan Ali yang mengandalkan teknik bertinju dan kelincahan kaki, sebagai petinju Foreman memang bertumpu pada kekuatan fisik.
Tak heran banyak yang menjagokan Foreman untuk menang dalam pertarungan yang diselenggarakan oleh diktator Zaire tersebut. Apalagi Foreman sempat mengalahkan dua petinju yang mampu mengalahkan Ali, Jor Frazier dan Ken Norton, sebelum ia datang ke Zaire.
Menjelang pertandingan, Kilroy sang manajer bisnis sempat datang ke kamar ganti Foreman, hanya untuk disambut dengan ucapan bahwa Foreman akan membuat anak-anak Ali kehilangan ayahnya.
"Saat itu saya mencium bau darah," ujar Archie Moore, pelatih Foreman.
Didukung Rakyat Afrika
Masyarakat Afrika tak pernah sekalipun berpaling untuk mendukung Ali. Mereka seolah tak mau peduli dengan logika, bahwa secara hitungan matematis, seharusnya Ali terkapar di tangan Foreman.
Bagi mereka, Ali adalah sesama. Petinju yang terkenal membela hak-hak kaum kulit hitam ini tak pernah sekalipun menolak rakyat Zaire yang datang kepadanya hanya sekedar untuk menyapa.
Pada 1974, tiga bulan sebelum pertarungan berlangsung, Ali dan Foreman sendiri menghabiskan musim panas mereka di Zaire untuk berlatih dan menyesuaikan diri dengan cuaca Afrika.
Ali tak pernah menolak rakyat Zaire yang datang kepadanya. Ia bahkan pernah mendatangi koloni yang terkena kusta untuk datang berbicara dan memeluk mereka.
"Sepulang dari sana, saya mandi 10 kali, sementara Ali dengan tenang percaya bahwa ia tidak akan terkena penyakit kulit itu," tutur Kilroy.
Tak heran ketika Ali naik ke atas ring di tengah-tengah hutan Kinshasha itu, enam puluh ribu orang bersorak untuknya dan bukan untuk sang juara dunia, Foreman:
"Ali....bomaye! Ali....bomaye!" (Ali...bunuh dia! Ali....bunuh dia!), ujar mereka.
Hari itu Ali adalah raja Afrika.
Membalikkan Kemustahilan
Sejarah mencatat Ali tak menyerah meski berkali-kali menerima pukulan Foreman. Hingga ronde ketujuh, Ali mampu membuat Foreman kehabisan tenaga, meski pada ronde kedua dan ketiga Ali terlihat akan dibantai oleh Foreman.
"Hanya ini saja, George?"
"Ini tidak sakit, George."
"Coba lagi George, saya bahkan tak merasakannya. Pukul saya lebih keras!" ujar Ali untuk menteror mental sang lawan sembari menahan pukulan demi pukulan.
Ali, sang petinju kharismatik yang mampu membuat dunia terbius baik dengan kemampuan mengendalikan massa maupun kehandalan bertarung, pun lalu membangkitkan gairah penonton dengan meminta mereka untuk bersorak.
"Ali....bomaye! Ali....bomaye!" (Ali...bunuh dia! Ali....bunuh dia!)
Kekuatan mental Ali ini yang kemudian dikatakan membuat Foreman menyerah.
Ketika pada ronde kedelapan Ali bertanya sekali lagi pada Foreman, "Hanya ini saja, George?", ia pun menjawab lunglai:
"Ya," kata Foreman. "Hanya sampai di sini."
Yang terjadi selanjutnya adalah Ali mendaratkan pukulan tangan kanannya di muka Foreman. Pukulan yang dikatakan sebagai pukulan pamungkas Ali, yang telah ia simpan bertahun-tahun untuk membalas sakit hati karena masa-masa terbaik kariernya dihabiskan dengan menjalani hukuman.
Pukulan yang akhirnya menumbangkan seorang juara dunia, George Foreman. Pukulan yang mampu membalikkan kemustahilan.
Pukulan Terbaik
Bertahun-tahun kemudian, dalam sebuah film dokumenter bertajuk Facing Ali, Foreman pernah ditanyai tentang pertarungan paling dramatis dalam sejarah tinju ini.
Menurutnya, pukulan terbaik Ali malam itu bukanlah pukulan yang membuatnya terkapar, tapi justru pukulan yang tak pernah dikeluarkan Ali.
Foreman berujar, ketika ia terhuyung-huyung setelah menerima pukulan Ali, sang lawan bisa saja mendaratkan satu kali pukulan yang membuatnya benar-benar terkapar. Pada masa itu, memang menjadi suatu kelaziman petinju menghabisi lawan hingga mereka pingsan.
Namun tidak untuk Ali. Tangannya teracung seolah ingin memukul, namun ia tak pernah menghantarkan hantaman tersebut. Dalam dunia tinju yang demikian brutal dan kadang tak mengenal belas kasihan, Ali, sang petinju terbaik sepanjang massa mampu mengantarkan keindahan berupa ketahanan diri untuk tidak mempermalukan lawan.
Bagi Foreman, sang lawan yang semula ingin menghabisi Ali, ini adalah pukulan terbaik Ali sepanjang masa.
"Seperti baru kembali dari memenangkan peperangan," ujar Ferdie Pacheco, pelatih fisik Ali. "Di tengah-tengah hutan, mereka berbaris dengan anak-anak mereka berada di pelukan hanya untuk menunggu Ali."
Pada 1974, Ali adalah sosok paling terkenal di dunia.
"Saat itu ia bukan sekadar petinju. Ia adalah raja dunia. Saat kami berada di Afrika, Ali bahkan lebih besar ketimbang President Zaire, Mobutu Sese Seko," kata Gene Kilroy, manajer bisnis sang legenda tinju tersebut.
"Saya berkata dengan segala ketulusan saya, jika Ali memerintahkan mereka, 'Saya ingin menjadi presiden baru kalian', maka ia akan menjadi presiden mereka."
Pada dini hari 30 Oktober 1974 pukul 04.23 WIB, di tengah-tengah hutan Zaire, Ali baru saja membalikkan kemustahilan dan mengalahkan juara dunia George Foreman dalam satu pertarungan yang akrab dikenal dengan peristiwa Rumble in The Jungle.
Saat itu ia bukan sekadar petinju. Ia adalah raja dunia.Gene Kilroy |
Meski pertemuan antara kedua petinju ini ditunggu-ditunggu oleh ratusan juta orang di seluruh dunia, pertarungan antara Ali dan Foreman bukan pertarungan seimbang. Ali berusia 32 tahun sementara Foreman tujuh tahun lebih muda, dengan Ali yang tidak berada pada kondisi terbaik sebagai petarung.
Tujuh tahun sebelumnya, pada masa kejayaannya di usia 25 tahun, Ali sendiri menerima hukuman larangan bertanding karena menolak pergi untuk berperang ke Vietnam.
"I ain't got no cuarrel with the Vietcong," ujar Ali dalam satu frasa paling terkenal yang pernah ia ucapkan. Bagi Ali, orang-orang Vietnam tidak menindasnya dan tidak berlaku adil padanya, sehingga ia tak ingin pergi memerangi mereka.
Ketika kembali ke dunia tinju pada 1970-an setelah menjalani masa hukuman, Ali tak mampu mengejar ketertinggalan sebagai petinju dan sempat kalah dari rival terberatnya, Joe Frazier seusai kembali ke ring tinju.
Setelah kekalahan itu, Ali pun sempat vakum lagi bertinju selama satu setengah tahun.
Sebagai persiapan melawan Foreman, Kilroy sempat membawa Ali ke dokter untuk memeriksa kondisi fisiknya dan sang dokter memerintahkan Ali untuk memandikan kedua tangannya dengan parafin panas, tiga kali sehari. Bahkan suntikan pemati rasa pun tak dianjurkan oleh dokter karena melihat kemerosotan fisik Ali.
Hal ini berkebalikan dengan Foreman.
Saat itu saya mencium bau darah.Archie Moore |
Pada usia 25 tahun, Foreman berada pada puncak penampilan. Dengan kondisi fisik yang prima, Foreman pun mampu memaksimalkan kelebihannya sebagai seorang petinju: mengandalkan kekuatan dan energi yang besar.
Berbeda dengan Ali yang mengandalkan teknik bertinju dan kelincahan kaki, sebagai petinju Foreman memang bertumpu pada kekuatan fisik.
Tak heran banyak yang menjagokan Foreman untuk menang dalam pertarungan yang diselenggarakan oleh diktator Zaire tersebut. Apalagi Foreman sempat mengalahkan dua petinju yang mampu mengalahkan Ali, Jor Frazier dan Ken Norton, sebelum ia datang ke Zaire.
Menjelang pertandingan, Kilroy sang manajer bisnis sempat datang ke kamar ganti Foreman, hanya untuk disambut dengan ucapan bahwa Foreman akan membuat anak-anak Ali kehilangan ayahnya.
"Saat itu saya mencium bau darah," ujar Archie Moore, pelatih Foreman.
Seusai Rumble In The Jungle, George Foreman mengagumi Muhammad Ali(Getty Images/Evening Standard)
|
Masyarakat Afrika tak pernah sekalipun berpaling untuk mendukung Ali. Mereka seolah tak mau peduli dengan logika, bahwa secara hitungan matematis, seharusnya Ali terkapar di tangan Foreman.
Bagi mereka, Ali adalah sesama. Petinju yang terkenal membela hak-hak kaum kulit hitam ini tak pernah sekalipun menolak rakyat Zaire yang datang kepadanya hanya sekedar untuk menyapa.
Pada 1974, tiga bulan sebelum pertarungan berlangsung, Ali dan Foreman sendiri menghabiskan musim panas mereka di Zaire untuk berlatih dan menyesuaikan diri dengan cuaca Afrika.
Ali tak pernah menolak rakyat Zaire yang datang kepadanya. Ia bahkan pernah mendatangi koloni yang terkena kusta untuk datang berbicara dan memeluk mereka.
"Sepulang dari sana, saya mandi 10 kali, sementara Ali dengan tenang percaya bahwa ia tidak akan terkena penyakit kulit itu," tutur Kilroy.
Tak heran ketika Ali naik ke atas ring di tengah-tengah hutan Kinshasha itu, enam puluh ribu orang bersorak untuknya dan bukan untuk sang juara dunia, Foreman:
"Ali....bomaye! Ali....bomaye!" (Ali...bunuh dia! Ali....bunuh dia!), ujar mereka.
Hari itu Ali adalah raja Afrika.
Membalikkan Kemustahilan
Sejarah mencatat Ali tak menyerah meski berkali-kali menerima pukulan Foreman. Hingga ronde ketujuh, Ali mampu membuat Foreman kehabisan tenaga, meski pada ronde kedua dan ketiga Ali terlihat akan dibantai oleh Foreman.
"Hanya ini saja, George?"
"Ini tidak sakit, George."
"Coba lagi George, saya bahkan tak merasakannya. Pukul saya lebih keras!" ujar Ali untuk menteror mental sang lawan sembari menahan pukulan demi pukulan.
Ali, sang petinju kharismatik yang mampu membuat dunia terbius baik dengan kemampuan mengendalikan massa maupun kehandalan bertarung, pun lalu membangkitkan gairah penonton dengan meminta mereka untuk bersorak.
"Ali....bomaye! Ali....bomaye!" (Ali...bunuh dia! Ali....bunuh dia!)
Kekuatan mental Ali ini yang kemudian dikatakan membuat Foreman menyerah.
Ketika pada ronde kedelapan Ali bertanya sekali lagi pada Foreman, "Hanya ini saja, George?", ia pun menjawab lunglai:
"Ya," kata Foreman. "Hanya sampai di sini."
Yang terjadi selanjutnya adalah Ali mendaratkan pukulan tangan kanannya di muka Foreman. Pukulan yang dikatakan sebagai pukulan pamungkas Ali, yang telah ia simpan bertahun-tahun untuk membalas sakit hati karena masa-masa terbaik kariernya dihabiskan dengan menjalani hukuman.
Pukulan yang akhirnya menumbangkan seorang juara dunia, George Foreman. Pukulan yang mampu membalikkan kemustahilan.
Pukulan Terbaik
Bertahun-tahun kemudian, dalam sebuah film dokumenter bertajuk Facing Ali, Foreman pernah ditanyai tentang pertarungan paling dramatis dalam sejarah tinju ini.
Menurutnya, pukulan terbaik Ali malam itu bukanlah pukulan yang membuatnya terkapar, tapi justru pukulan yang tak pernah dikeluarkan Ali.
Foreman berujar, ketika ia terhuyung-huyung setelah menerima pukulan Ali, sang lawan bisa saja mendaratkan satu kali pukulan yang membuatnya benar-benar terkapar. Pada masa itu, memang menjadi suatu kelaziman petinju menghabisi lawan hingga mereka pingsan.
Namun tidak untuk Ali. Tangannya teracung seolah ingin memukul, namun ia tak pernah menghantarkan hantaman tersebut. Dalam dunia tinju yang demikian brutal dan kadang tak mengenal belas kasihan, Ali, sang petinju terbaik sepanjang massa mampu mengantarkan keindahan berupa ketahanan diri untuk tidak mempermalukan lawan.
Bagi Foreman, sang lawan yang semula ingin menghabisi Ali, ini adalah pukulan terbaik Ali sepanjang masa.
http://www.cnnindonesia.com/olahraga/20141030215213-178-9023/empat-dekade-pukulan-terbaik-muhammad-ali/
Sabtu, 04 Juni 2016
5 JUNI 2016
5 jUNI 2016
-------------
5 jUNI 1957
Setiap orang bisa memaknai ulang tahun dengan berbagai makna, ada yang berpikir ulang tahun itu saat menerima kado, dan ucapan selamat, ada pula ulang tahun merupakan hari yang sakral yang hadir cuma sekali setahun, yaaah setiap orang pasti memiliki pemikiran yang berbeda-beda tentang ulang tahun
Minggu, 05 juni, bertambah sudah usia ku.
Bertambahnya usia ini akan bertambah pula tanggung jawab sosial Aku di dunia ini. Mudah-mudahan Aku selalu diberikan Hidayah oleh Allah SWT agar tetap diberi kekuatan untuk menghimpun dan memberikan banyak manfa'at kepada sesama sebagai bekal ku kelak di akhirat nanti.
Aku ucapkan terima kasih tak terhingga kepada Keluarga ku (Istriku tersayang, Anak-anak ku, Cucu-cucu ku, Mantu-mantu ku, Adik-adik ku, Keponakan-keponakan ku, Ipar-ipar ku), tetangga, rekan-rekan kerja, rekan-rekan kecil-Ku: SD, SMP, SMA, rekan-rekan golf IGC-EGC, SSG, sahabat-sahabat FB ku, dan rekan-rekan ITB 77, yang telah memberikan ucapan dan do’anya kepada ku, baik yang disampaikan secara online (FB, WA, Bbm, SMS, Telpon) maupun offline.
Semoga do'a-do'a tersebut juga dilimpahkan untuk rekan-rekan Ku semua dan Keluarga-Ku
Dan semoga Allah SWT selalu melindungi kita semua, memberikan kesehatan yang prima, sisa Umur yang Barokah, kesuksesan dan kebahagiaan dunia akhirat untuk kita semua. Aamiin
Ya Allah,
Hari ini aku dalam ke-khusyu-kan dan ke-ikhlas-an dihadapan hamparan rezeki-Mu...
Ya Allah,
Kau ciptakan aku dari tiada, menjadi ada...
Kemudian kau kembalikan aku kepada-Mu...
Ya Allah,
Kehidupanku berjalan dan berputar sesuai dengan kehendak-Mu
Ya Allah,
Hari ini telah sampai usia ku dalam kedewasaan,
jadikanlah aku menjadi khusyu dan tawadu' dalam menerimah hikmah dan berkah-Mu
bertambah usia dalam hitungaku, berkurang pula usiaku dalam hitungan-Mu..
Ya Allah,
Panjangkanlah usiaku agar aku dapat hidup dan menjadi bermanfaat bagi ummat-Mu yang lain
Panjangkanlah usiaku agar aku dapat lebih memandang hidup dengan penuh makna dalam kebesaran-Mu
Panjangkanlah usiaku agar aku dapat lebih bersyukur atas nikmat dan rezeki yang Engkau anugerahkan kepadaku.
Ya Allah,
Jadikanlah aku termasuk ke dalam orang-orang yang senantiasa bersyukur terhadap rezeki dan anugrah yang Engkau berikan
Ya Allah,
Terimakasih Engkau telah mengangkat aku menjadi makhluk dengan derajat yang tinggi
Terima Kasih Ya Allah…Ya Rabbi…...
..
Langganan:
Postingan (Atom)