Selasa, 30 Desember 2014

Ruqyah : Dialog Dengan Jin Munafik

Ayat Ruqyah Syariah Full | Penawar Sihir & Gangguan Jin - by Sheikh Mish...

Ayat Ruqyah - Penawar Sihir Gangguan Jin

Rasulullah Resah Melihat Awan atau Angin, Mengapa?



Dalam beberapa pekan terakhir, negeri kita dilanda bencana bertubi-tubi. Belum habis duka saat longsor memakan korban 93 orang di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, pada 12 Desember lalu.

Kini, duka itu kian bertambah saat pesawat Air Asia QZ8501 menghilang. Ada 155 orang di pesawat yang belum jelas nasibnya. Pencarian pun dilakukan dengan kekuatan penuh. Negara-negara sahabat ikut berembuk mencari lokasi di mana pesawat nahas itu berada.   


Dalam berinteraksi dengan bencana, Islam mengajarkan penganutnya untuk bersabar dan mengambil pelajaran atas kejadian tersebut. Tidak ada suatu kejadian di dunia terjadi secara kebetulan. Semua atas izin Allah dan menyimpan banyak hikmah. Semakin orang memahami hikmah di balik kejadian itu, ia akan semakin lapang hati menerimanya.

“Allah Menganugerahkan hikmah kepada siapa yang ia kehendaki. Dan barang siapa dianugerahi hikmah itu, ia benar-benar dianugerahi karunia yang banyak. Dan, hanya orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran.” (QS al-Baqarah [2]: 269)

Kesadaran kepada kekuasaan Allah merupakan pelajaran terpenting dari bencana alam. Semesta dan isinya tunduk kepada perintah Allah. Manusia, jin, hewan, gunung, air, bumi, dan semua ciptaanya berada dalam genggaman-Nya.

Bila Allah berkehendak, tidak ada yang dapat mencegah gunung yang kokoh itu meletus, air yang turun dari langit kemudian mengalir membentuk banjir, dan tanah tiba-tiba longsor memakan korban. Capaian Kecerdasan manusia dengan segala peralatan super canggih tak mampu untuk membendung kuasa Allah.

Orang beriman melihat bencana dari segi metafisika, yaitu keinginan tersirat Sang Pencipta di belakang bencana. Sikap yang patut diambil orang mukmin terhadap bencana alam yang menimpa saudara kita, yakni rasa takut bencana-bencana itu akan menimpa kita. Sebagaimana bencana melanda daerah mereka, kawasan kita juga sangat mungkin untuk ditimpa.

Dari Sayyidina Aisyah Ra bercerita bahwa Wajah Rasulullah  SAW berubah ketika melihat awan atau angin. Maka Sayyidina Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, saya melihat manusia gembira ketika melihat awan karena mereka mengharap turunnya hujan dan saya tampak wajah engkau resah melihatnya.”

Kemudian Rasulullah berkata, “Wahai Aisyah, apa yang membuat saya aman bahwa dalam awan/ angin itu tidak ada azab? Telah disiksa suatu kaum dengan angin dan  kaum lain ketika melihat awan-azab berkata, ‘Awan ini datang untuk memberi hujan kepada kita’.” (HR Abu Daud)

Kedua, mencegah kemungkaran. Sebagian orang terkadang mementingkan kesalehan pribadinya. Ia tidak tergerak untuk mencegah kemungkaran yang tersebar di sekelilingnya. Kemungkaran yang dibiarkan bisa menyebabkan turunnya siksa dari Allah.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya manusia apabila melihat kezaliman dan tidak berusaha untuk mencegahnya maka dihawatirkan Allah akan meratakan azabnya.” (HR Abu Daud). Berikutnya, bertobat dari segala dosa. Karena tobat dapat menolak bencana. Allah berfirman “Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah pula akan menghukum mereka, sedangkan mereka masih memohon ampunan.” (QS al-Anfal [8]: 33). 




Oleh: Imam Sadli
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/14/12/30/nhdshj-rasulullah-resah-melihat-awan-atau-angin-mengapa

 http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2014/12/rasulullah-resah-melihat-awan-atau.html

Minggu, 28 Desember 2014

Sabtu, 27 Desember 2014

Jin Caddy




Sepasang suami istri muda sedang main golf di padang golf selatan jakarta.
Tiba-tiba bola yang dipukul melambung tinggi hingga masuk di sebuah rumah mewah yang terletak di sebelah fairway
.
Keduanya kemudian menuju rumah itu, bermaksud mengambil bola yang telah melambung. Setelah beberapa saat mengetuk pintu, dan tidak ada yang membuka, si istri memberanikan diri mencoba membuka pintu ternyata memang tidak terkunci. 

Rumah itu kosong tidak berpenghuni. Setelah membuka beberapa ruangan, dilihatnya ada seorang pria dengan kumis dan jenggot lebat memakai piyama sedang berdiri. Dia memperhatikan sebuah vas bunga antik yang pecah berkeping-keping di lantai.
Si suami bertanya, "Maaf, apakah Anda pemilik rumah ini?"

Pria itu menjawab, "Saya JIN yang telah ribuan tahun berada di dalam vas itu, bola golf Tuan telah memecahkan vas itu dan membebaskan saya. Tuan sekarang menjadi majikan saya. Dan silakan tuan memberi saya tiga permintaan. Tapi, karena saya sudah ribuan tahun di dalam vas, maka permintaan Tuan lebih baik bukan yang jenis langsung tampak sekejap mata, tetapi bisa Tuan lihat secara berangsur-angsur."

Si suami jadi bersemangat, "Wah, boleh juga nih.

Kalau tiga permintaan, bisa nggak saya minta agar dibuatkan Rekening bank di Swiss?"
"Terkabul," kata si Jin Lalu,

"Bisakah tiap bulan ada setoran Rp 10 milyar ke rekening saya itu?"
"Terkabul," kata Jin

"Permintaan terakhir, saya ingin permainan golf saya jadi jago banget bisa mengalahkan Tiger Woods."

"Terkabul, secara berangsur-angsur dalam beberapa bulan," kata Jin.

Si Jin lalu melanjutkan, "Nah, Tuan tinggal pulang dan menunggu saja, nanti pasti semua bakal terjadi. Cuma ada satu hal nih. Saya kan Jin sudah ribuan tahun di dalam vas. Perlu ada penyaluran nih.
Saya cuma punya satu permintaan aja: Boleh nggak saya pinjam istri Tuan selama 3 jam untuk menyalurkan kebutuhan saya? Ini juga biar permintaan-permintaan Tuan tadi lebih lancar terkabulnya."

Si suami lalu memandang istrinya. "Ma, kamu mau kan?" kata suaminya.

Istrinya, melihat postur jin yang sekalipun cuma berbalut piyama sutra, memperlihatkan perut sedikit gendut tapi masih cukup atletis, mengiyakan saja, demi suami tercinta dan rekening bank. Lalu si suami pergi ke country club untuk menunggu dan si Jin membopong si istri masuk ke sebuah kamar.

Selama 3 jam Jin dan si istri melakukan pertempuran yang luar biasa yang belum pernah dirasakan sebelumya oleh si istri sehingga ketika waktu hampir berakhir, si istri masih merem melek keenakan.

Si Jin, lalu berbisik di telinga si istri, "Boleh nggak aku bilang sesuatu?"

"Apa yayang Jin? kamu minta lagi? Boleh kok..."

"Bukan aku cuma mau bilang: Kalian ini masih muda sekali dan lugu. Harus banyak belajar untuk hidup di dunia ini."

"Ah, kami sudah cukup dewasa kok, buktinya kita kan memainkan permainan dewasa..." jawab si Istri

"Bukan itu maksudku. Yang aku maksud mengapa hari gini masih percaya sama jin? Kebanyakan nonton siaran TV takhayul ya?

Gue di rumah ini cuma CADY yg nunggu rumah Pak Jenderal"



http://hilmanmuchsin.blogspot.co.id/2014/12/jin-cady.html



Kamis, 25 Desember 2014

Dua Nikmat yang Diabaikan Manusia




Salah satu karunia Allah SWT yang sering diabaikan dan dilalaikan oleh manusia dalam kehidupan ini adalah nikmat kesehatan. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadis Rasulullah SAW: “Ada dua nikmat yang sering kali dilalaikan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan kesempatan.”

Padahal, kesehatan merupakan mahkota yang tidak dapat dirasakan kecuali bagi mereka yang sakit. Dr Husain Haikal dalam kitabnya, Hayatu Muhammad, menjelaskan, Nabi Muhammad SAW selama hayatnya yaitu 63 tahun hanya dua kali mengalami sakit, yakni ketika beliau kembali dari ziarah makam pahlawan di Baqi’, ketika susah tidur dan demam panas beberapa hari sebelum wafatnya. Lalu timbul pertanyaan, mengapa Nabi Muhammad selalu sehat? Pertama, beliau senantiasa bangun subuh.

Sepanjang catatan sejarah hidupnya selama 23 tahun beliau jadi Nabi, hanya satu kali saja beliau tidak bangun waktu subuh. Hal itu disebabkan mungkin beliau terlalu letih dalam perjalanan dakwahnya dan tidur sesudah larut malam. Nabi Muhammad SAW senantiasa bangun waktu “subuh”, dan waktu subuh tentu tidak sama dengan waktu “pagi”.

Waktu pagi adalah waktu setelah matahari terbit, kira-kira jam 07.00, sedangkan waktu subuh ialah setelah fajar menyingsing dan sebelum matahari terbit, sebagaimana disebutkan Alquran surah Takwir ayat 18. Artinya: “Demi waktu subuh di kala fajar merekah.”

Sumpah Allah dengan waktu itu adalah untuk menarik perhatian manusia, khususnya manusia yang beriman kepada-Nya akan pentingnya waktu itu bagi kesehatan fisik dan mental. Udara subuh memang sangat segar dan banyak mengandung zat asam yang sangat diperlukan buat pernapasan manusia.

Tidak heran orang-orang yang suka bangun subuh dan selalu menghirup udara subuh sukar dihinggapi penyakit paru-paru. Pernapasannya teratur dan paru-parunya menjadi kuat. Bangun subuh tidak saja besar artinya bagi kesehatan jasmani, tetapi juga bagi kesehatan rohani kita.

Faktor kedua beliau selalu menjaga kebersihan. Sejak kecil Rasulullah menyukai kebersihan meskipun negerinya kekurangan air. Dan ketika diangkat menjadi rasul, makin besar perhatiannya pada kebersihan. Beliau bersabda: “Kebersihan itu adalah sebagian daripada iman.” Maka, siapa yang tidak suka menjaga kebersihan, ternodalah sebagian imannya.

Adapun faktor ketiga yang menyebabkan Rasulullah SAW senantiasa sehat adalah karena beliau selalu makan secukupnya. Rasulullah SAW bersabda: “Kami adalah kaum yang tak pernah makan sebelum lapar, dan bila kami makan tidak pernah sampai kenyang.” Makan memang merupakan salah satu syarat untuk hidup, bila kita tidak makan pada waktunya, maka zat-zat pembakar dalam tubuh kekurangan bahan bakar yang mengakibatkan pembakaran tidak terjadi. Bila pembakaran tidak terjadi, panas badan berkurang dan darah tidak bisa teratur lagi.

Maka, makan diperlukan untuk hidup, tetapi manusia hidup bukan untuk makan. Manusia yang hidup hanya untuk makan merosot nilainya menjadi hewan. Sungguh tepat apa yang dikatakan oleh salah seorang sahabat Rasulullah SAW sekaligus menantu beliau, yakni ‘Ali bin Abi Thalib: “Orang yang hidup hanya untuk mengisi perutnya, nilainya sama dengan apa yang keluar dari perutnya.”

Faktor terakhir karena beliau banyak berjalan kaki. Dalam berdakwah dari satu tempat ke tempat lain, Rasulullah senantiasa berjalan kaki mengingat keadaan saat itu belum ada kendaraan seperti sekarang ini. Para ahli kesehatan menyatakan bahwa berjalan kaki adalah suatu cara gerak badan yang sangat penting dan menyehatkan. Dengan jalan kaki, pernapasan lebih teratur, urat-urat akan selalu tergerakkan, paru-paru akan menjadi kuat, dan darah menjadi bersih.


Cantiknya Pilot Perempuan Berhijab Maskapai AirAsia

Pilot Noor Hafizah Mohd Idrus.




Sejuk mata memandang. Itulah gambaran terhadap seorang pilot perempuan AirAsia, Noor Hafizah Mohd Idrus yang baru-baru ini menjadi perhatian di media sosial. Dia menarik perhatian netizen lantaran berpenampilan manis dan sopan, serta mengenakan hijab.

Dilansir dari media daring Malaysia, Mynewshub, pilot pesawat jenis Airbus tersebut memiliki bentuk tubuh mungil. Meski begitu, jangan diragukan kemampuannya dalam mengemudikan pesawat.

Noor Hafizah adalah gadis yang berasal dari Taiping, Perak. Dia mulai mengabdi di Air Asia pada 2006, dan kini bekerja di divisi Air Asia X . Sejak Oktober 2010, Noor Hafizah boleh berbangga lantaran dengan izin Allah, ia menyandang gelar kapten pilot.

Sebelum merintis jadi pilot, ia pada mulanya belajar di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Hanya setahun belajar di kampus, ia memilih berhenti demi mengejar impian menjadi pilot. Dia memutuskan ikut program kadet alias calon pilot di Akademi Penerbangan Malaysia, Batu Berendam, Melaka selama setahun setengah sejak 2006.

Dia pun disebut-sebut sebagai pilot perempuan pertama AirAsia yang mengenakan hijab. Saat ini, posisi yang disandang Noor Hafizah adalah Senior First Officer (Kapten) AirAsia X.

http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/global/14/12/26/nh5ufd-cantiknya-pilot-perempuan-berhijab-maskapai-airasia

Minggu, 21 Desember 2014

Tafsir Ayat-ayat Ketuhanan (Surat al-Hasyr Ayat 22-24)




Tafsir Ayat-ayat Ketuhanan (Surat al-Hasyr Ayat 22)

Tafsir Ayat-ayat Ketuhanan (Surat al-Hasyr Ayat 23)

Tafsir Ayat-ayat Ketuhanan (Surat al-Hasyr Ayat 24)

Artinya: Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (al-Hasyr: 22-24)

Menurut H.M Quraish Shihab, di dalam Al-Qur’an, kata Allah terulang sebanyak 2698 kali. Dan mengetahui-Nya dengan penuh kenyakinan termasuk salah satu yang wajib dilakukan oleh setiap manusia. 
Menurut keterangan yang diberikan Sayyid Quthb, surat ini turun berkenaan dengan peristiwa Nabi Muhammad SAW dengan sekelompok Bani Nadlir yang terjadi pada awal tahun ke empat hijriah setelah perang uhud dan sebelum perang Ahzab.

Makna ayat ke 22
Ayat ini menjelaskan bahwa Sesungguhnya  tiada Tuhan selain Allah, dan setiap orang yang menyembah selain Dia seperti tumbuh-tumbuhan, batu, berhala, atau raja adalah batal. Allah Maha mengetahui segala sesuatu yang tampak di jagat raya baik yang tampak maupun tidak tampak, serta tidak ada satu yang di langit dan di bumi ini yang lepas dari pengetahuan Tuhan. Allah memiliki Rahmat yang amat luas yang menjangkau seluruh Ciptaan-Nya. Allah Maha Pengasih di dunia dan akhirat serta pada keduanya.

Ayat ini menunjuk-Nya dengan kata “Dia” yakni Dia  yang menurunkan Al-Qur'an dan yang disebut-sebut pada ayat-ayat yang lalu Dia, Allah Yang tiada Tuhan yang berhak disembah, serta tiada Pencipta dan Pengendali alam raya selain Dia, Dia Maha Mengetahui yang ghaib baik yang nisbiy/relatif maupun yang mutlak dan yang nyata, Dia-lah ar-Rahman Pencurah rahmat yang bersifat sementara untuk seluruh makhluk dalam pentas kehidupan dunia ini lagi ar-Rahim pencurah rahmat yang abadi bagi orang-orang beriman di akhirat nanti.

Kata (Huwa) yang mendahului ar-Rahman ar-Rahim berfungsi mengkhususkan kedua sifat itu dalam pengertiannya yang sempurna hanya untuk Allah SWT. Kata (Huwa) sepintas tidak diperlukan lagi karena telah menunjuk kepada Allah. Tetapi ini agaknya untuk menggambarkan semua sifat-sifat-Nya.sebelum menyebut sifat-sifat tertentu, karena kata Allah menunjukkan kepada Dzat yang wajib wujud-Nya itu dengan sifat-Nya, baik sifat Dzat maupun sifat fi’il.

Makna ayat ke 23
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah adalah Satu-satunya Penguasa terhadap apapun juga. Dia-lah yang menggerakkan segala sesuatu tanpa ada yang mampu menghalangi dan menolaknya. Dia terhindar dari segala sesuatu yang tercela dan hal-hal yang menunjukkan kekurangan, yang mengamankan makhlukNya dari sesuatu yang mendzaliminya dan Dia pula yang mengintainya. Dia pula yang  memuliakan terhadap sesuatu yang dinilai rendah, yang mampu mengalahkan sesuatu melalui keagungan dan daya paksaNya.

Kata (al-Malik) terdiri dari huruf (mim) dan (lam) dan (kaf) yang rangkaiannya mengandung makna kekuatan dan keshahihan. Ia pada mulanya berarti ikatan dan penguatan.kata ini berulang terulang didalam al-Quran sebanyak 5 kali.

Al-Malik mengandung arti penguasaan terhadap sesuatu disebabkan oleh kekuatan pengendalian dan keshahihannya. Malik biasa diterjemahkan raja adalah yang menguasai dan menangani perintah dan larangan, anugerah, dan pencabutan dan karena itu biasanya kerajaan terarah kepada manusia dan tidak kepada barang yang bersifat tidak dapat menerima perintah dan larangan.

Makna ayat ke 24
Al-Magribhy mengatakan bahwa Dia-lah Allah yang menciptakan segala sesuatu yang menampakkannya di alam jagat raya berdasarkan sifat yang dikehendaki-Nya. Dia-lah Allah yang memiliki Asma’ al-Husna dan tidak ada satupun yang dapat menyamai-Nya.