Jumat, 29 April 2011

Membaca Tajuk Rencana



A. Pengertian

Tajuk rencana adalah kolom dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan opini redaksi terhadap suatu permasalahan yang sedang hangat dibicarakan atau menonjol pada saat media itu terbit. Tajuk rencana disebut juga sebagai karangan pokok yang dimuat dalam surat kabar atau majalah. Tajuk rencana juga sering disebut editorial.
Setiap surat kabar atau majalah yang terbit hampir selalu menyajikan tajuk rencana mengenai sesuatu yang menjadi berita hangat dalam masyarakat, baik secara nasional maupun internasional. Tajuk rencana mengungkapkan visi dan pandangan redaksi atas topik yang dibahas. Tajuk rencana dalam surat kabar atau majalah ditulis oleh redaksi.


B. Isi Tajuk rencana

Tajuk rencana berisi permasalahan yang sedang hangat dalam masyarakat dan opini redaksi atas permasalahan tersebut, yang meliputi topik berita, tujuan redaksi, pandangan atau visi dan harapan-harapan redaksi akan peran serta pembaca.
Masalah yang disoroti dalam tajuk rencana dapat dinyatakan secara eksplisit atau implisit. Masalah yang disoroti dapat berupa kebijakan pemerintah, perkembangan situasi sosial dan politik, peristiwa tertentu dalam masyarakat, atau tokoh berpengaruh. Dalam menyoroti sebuah masalah, redaksi mungkin menyetujui, menolak, memberikan alternatif, atau memberikan bahan renungan bagi pembaca.

C. Fungsi tajuk rencana

Tajuk rencana dalam surat kabar atau majalah mempunyai fungsi:
1. Sebagai kritik atas ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat
2. Memberikan wawasan kepada masyarakat atas permasalahan yang sedang hangat terjadi

D. Cara membaca tajuk rencana:

1. memahami permasalahan yang dikemukakan, tujuan pembahasan, pandangan, kritik atau tanggapan redaksi atas permasalahan tersebut
2. pemahaman opini redaksi atas permasalahan tersebut
3. mendalami untuk menyiapkan sikap kritis terhadap opini redaksi

Tanggapan terhadap tajuk rencana mencakup: tanggapan terhadap permasalahan yang diangkat dan tanggapan terhadap kritik atau komentar redaksi atas permasalahan tersebut.

Tanggapan terhadap tajuk rencana antara lain dapat disampaikan dalam bentuk kritik. Kritik dapat ditujukan pada aspek isi, sistematika penyajian, atau bahasa yang digunakan penulis. Kritik terhadap isi dapat berupa pertimbangan baik-buruk, keaktualan masalah, sistematika penyajian isi, ketepatan pandekatan dalam analisis masalah, dan sebagainya.

Dalam menganalisis masalah dalam tajuk rencana atau editorial, penulis menggunakan suatu pendekatan yang dipilih berdasarkan kategori (jenis) masalahnya. Misalnya, jika penulis membahas masalah sosial, maka penulis akan menggunakan pendekatan sosiologis, masalah psikologis dianalisis dengan pendekatan psikologis, dan masalah hukum juga didekati dengan pendekatan hukum. Apabila penulis menyajikan masalah yang kompleks, besar kemungkinan penulis akan menggunakan beberapa pendekatan dalam menganalisis masalah itu.

Urut-urutan untuk melihat tingkat kedalaman analisis masalah yakni:
1. penulis hanya melaporkan masalah tanpa melakukan analisis
2. penulis melaporkan masalah dan memberikan penjelasan tentang latar belakang munculnya masalah dan jenis masalah
3. penulis melaporkan masalah dan menganalisisnya dengan teknik perbandingan, menerangkan sebab-akibat, melakukan analogi masalah
4. penulis melakukan analisis dan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan
5. penulis melakukan analisis, menarik kesimpulan, dan menilai masalah

http://kelasmayaku.wordpress.com/2010/08/25/membaca-tajuk-rencana/

***************************

Tajuk Rencana Harian KOMPAS, Jumat, 29 April 2011


Jangan Biarkan Radikalisme

Bangsa Indonesia saat ini menghadapi ancaman serius terkait dengan terorisme, kekerasan horizontal, dan radikalisasi yang terus terjadi di sejumlah tempat. Jika tak ditanggulangi secara serius, kondisi ini bisa berdampak pada harmoni kehidupan bangsa ke depan.

Peringatan itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di hadapan semua menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, gubernur, dan bupati/wali kota di seluruh Indonesia yang menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional di Jakarta, Kamis (28/4).

”Rasa aman masyarakat terancam. Jangan dibiarkan. Semua bertanggung jawab dan bertugas menanggulangi ancaman itu,” katanya.

Presiden mengajak semua jajaran pemerintahan melakukan pencegahan sedini mungkin untuk menanggulangi ancaman terorisme, kekerasan horizontal, dan radikalisme itu. Masalah ini tak mungkin ditangani polisi dan penegak hukum semata. ”Saya berharap ancaman ini ditanggulangi secara serius,” ungkapnya.

Di sisi lain Presiden melihat adanya gerakan radikalisasi bermotif agama dan ideologi. Jika dibiarkan, radikalisasi ini dapat mengancam karakter dan perilaku rakyat. ”Kantong-kantong elemen masyarakat, bahkan generasi muda, dibikin radikal, menyukai kekerasan dan melawan hukum. Dalam jangka panjang, jika dibiarkan, ini akan mengubah karakter bangsa Indonesia yang sejatinya toleran, mencintai kerukunan, dan suka ketenteraman,” katanya.

Berbagai kesaksian dan investigasi, kata Presiden, menunjukkan ada sebagian generasi muda yang dijadikan sasaran dan akhirnya menjadi korban dari gerakan radikalisasi itu. Jika radikalisasi itu berkaitan dengan agama, menodai dan merusak ajaran agama, pemuka agama diharapkan berperan secara aktif melakukan pelurusan. Hal ini penting agar rakyat dan umat menjalankan ajaran agamanya dengan benar.

Jika radikalisasi itu berkaitan dengan ideologi yang mengancam empat pilar kehidupan bernegara, yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika, lanjut Presiden, semua elemen bangsa bertanggung jawab, memiliki kewajiban, dan mesti mengemban tugas bersama untuk menghentikannya. ”Kita tak boleh apatis, pasif, dan membiarkan begitu saja,” ujarnya.

Kantong di sekitar Jakarta

Di Tangerang, Rabu, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar menegaskan, sejauh ini tidak pernah ada deklarasi organisasi Negara Islam Indonesia (NII). NII diduga menjaring kaum muda untuk menjadi warganya. NII juga diduga melakukan gerakan radikalisasi. Pemerintah tak mengizinkan berdirinya NII.

Di Jakarta, Kamis, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Baharudin Djafar mengakui, daerah penyangga Jakarta, seperti Tangerang, Depok, Bekasi, dan sebagian Jakarta Selatan, diduga menjadi lahan subur penyebaran pengaruh NII. Hal itu disebabkan warga di daerah itu relatif mudah dipengaruhi dan tidak sesibuk warga Jakarta.

Pemetaan daerah subur penyebaran NII itu berdasarkan penelitian intelijen Polda Metro Jaya. ”Secara spesifik kantongnya belum bisa dibuktikan. Sebab, tak ada laporan orang yang dirugikan oleh NII yang masuk ke Polda Metro Jaya tahun ini,” ujarnya. Polisi pun hanya bisa menggelar tindakan preventif, misalnya penyuluhan. Tindakan represi berupa penangkapan, penyitaan, dan penggeledahan harus menunggu laporan dari orang yang merasa dirugikan NII.

Kendati demikian, Polri berupaya mengantisipasi dengan memantau lokasi potensial, seperti kampus dan daerah indekos yang banyak dihuni mahasiswa. Ini karena penyebaran pengaruh NII diawali dengan diskusi sebelum akhirnya sampai ke indoktrinasi.

Komandan Korem 064/Maulana Yusuf, Banten, Kolonel (Inf) Joko Warsito, Kamis di Serang, mengatakan, masalah NII adalah masalah lama. TNI memonitor data dan pergerakan mereka. Ditanya mengenai aktivis NII di Banten, ia mengatakan, anggotanya mencapai ribuan orang.

Dari Yogyakarta, Kepala Polda DI Yogyakarta Brigadir Jenderal (Pol) Ondang Sutarsa menambahkan, tahun 2008 di Yogyakarta terdapat 31 mahasiswa dan seorang siswa yang yang direkrut jaringan NII. Korban tersebar di 10 perguruan tinggi dan satu sekolah menengah atas. ”Kemungkinan ada perkembangan jumlah korban,” katanya.

Kepala Polda Jawa Timur Inspektur Jenderal Untung Suharsono Radjab menyatakan, pihaknya akan menangani tindak pidana penipuan yang membuat puluhan mahasiswa di sejumlah perguruan tinggi di Jatim menjadi korban. Ia menyampaikan hal itu seusai bertemu dengan delapan korban cuci otak yang berstatus mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, Kamis. Kasus itu terkait jaringan NII.

Masih dari Jatim, Kepala Polres Jombang Ajun Komisaris Besar Marjuki, Kamis, menegaskan, polisi belum menentukan tersangka kasus cuci otak yang diduga dilakukan jaringan NII terhadap empat pelajar di kabupaten itu. Jika dalam pengembangan penyelidikan ditemukan unsur pemaksaan, kasusnya akan dipidanakan. Korban cuci otak itu adalah siswa sebuah sekolah lanjutan atas negeri di Jombang, yakni AA, MM, AE, dan HW.

Butuh dukungan politis

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai di Jakarta, kemarin, menilai, dukungan politis dari lembaga legislatif terhadap upaya pemberantasan terorisme dan radikalisme masih lemah. DPR seharusnya segera merevisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Terorisme sehingga upaya pencegahan dan pemberantasan gerakan radikal dan terorisme dapat lebih maksimal.

(fer/gre/abk/ano/iam/gal/cas/pin/why)
http://cetak.kompas.com/read/2011/04/29/02252573/jangan.biarkan.radikalisme


************************

Editorial Media Indonesia / Kamis, 7 April 2011

Tragedi Infrastruktur

INFRASTRUKTUR
adalah tragedi yang semakin membelenggu Indonesia. Jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, tidak bertambah dalam jumlah maupun kualitas. Bahkan, jalan raya sebagai contoh, di seluruh Nusantara lebih banyak yang rusak daripada yang baik.

Sulit dibayangkan dengan infrastruktur yang compang-camping seperti saat ini, Indonesia mampu bersaing secara global. Setidaknya ada pemborosan Rp37 triliun dari sisi biaya angkutan akibat buruknya infrastruktur yang berimplikasi pada naiknya biaya produksi dan harga barang.

Mutu dan jumlah infrastruktur yang terus memburuk bertolak belakang dengan peningkatan APBN dari tahun ke tahun. Tahun 2004 belanja APBN kita adalah Rp430 triliun.

Sekarang, 2011, belanja APBN kita sudah Rp1.200 triliun. Terjadi peningkatan APBN tiga kali lipat dalam tempo tujuh tahun.
Ironi terbesar dan sekaligus tragedi adalah uang yang terus membengkak di kantong negara hanya mengakibatkan kemerosotan jumlah dan mutu infrastruktur. Pasti ada kesalahan yang sangat fundamental dalam politik infrastruktur.

Anggaran yang terbatas jadi kambing hitam. Dari kebutuhan dana infrastruktur yang mencapai Rp1.400 triliun hingga 2014, pemerintah mengklaim hanya mampu menyediakan 19,6%-nya atau sebesar Rp274 triliun. Sisanya dilemparkan ke swasta.

Tetapi hasilnya tidak seperti harapan. Soalnya, masih ada ganjalan investor untuk masuk ke proyek infrastruktur.
Salah satunya soal pengadaan lahan yang tidak segera direspons. UU tentang pengadaan lahan bagi kepentingan umum tak kunjung terbit.

Dalam pembangunan jalan, misalnya, pemerintah begitu terfokus pada jalan tol dan melupakan jalan-jalan nontol yang menjadi bagian dari tanggung jawab negara terhadap rakyatnya.

Pembangunan infrastruktur tidak bisa ditunda lagi. Mustahil memiliki daya saing nasional apalagi global kalau infrastruktur buruk, tersendat, bahkan terputus.

World Economic Forum menempatkan Indonesia di bawah negara-negara tetangganya soal kualitas infrastruktur. Indonesia mendapat skor 3,7 dari maksimal 7 poin, lebih rendah ketimbang Thailand (4,9) dan Malaysia (5,5).

Peringkat itu seharusnya membuat pemerintah terpicu. Keterbatasan anggaran dan ruang fiskal yang sempit jangan jadi alasan untuk malas mencari terobosan untuk membangun infrastruktur.

Pemerintah harus ingat, tanpa ketersediaan infrastruktur, sulit bagi Indonesia menaikkan daya saing menuju keterbukaan pasar ASEAN pada 2015.

Apa kita mau hanya jadi pasar ekspor negara lain?

http://www.metrotvnews.com/read/newsprograms/2011/04/07/8541/Tragedi-Infrastruktur

Kamis, 28 April 2011

Perselingkuhan



SELINGKUH, gejolaknya memang menyesatkan, namun masih begitu asik dinikmati. Kini, tak lagi sekedar pelarian sesaat dari rasa tak puas, nampaknya selingkuh sudah menjadi tren yang membudaya. Kehadirannya merambah ke semua kalangan, dari publik figur hingga orang biasa.

Tak heran, National Opinion Research Center pernah melaporkan mengenai perilaku seksual di tahun 2006, dimana hampir seperempat dari pria menikah dan 13 persen perempuan menikah pernah berselingkuh.

Realitanya, selingkuh bisa saja dilakukan orang-orang terdekat, tak terkecuali keluarga atau pasangan kita sekalipun. Agar tak terjebak pada kebenaran semu tentang fakta perselingkuhan ini, sebaiknya kenali dulu mitos-mitos salah tentang selingkuh berikut ini:

Hormon pengaruhi kesetiaan

Ya, wanita dengan hormon oestradiol (hormon seks, terkait juga dengan kesuburan) yang cenderung tinggi dipercaya gemar berselingkuh, demikian menurut sebuah studi yang dilakukan para peneliti di The University of Texas di Austin. Hormon itu membuat mereka merasa lebih menarik dan cederung suka menggoda, mencium dan melakukan skandal serius dengan pasangan selingkuhnya.
Selain itu, kadar oestradiol secara negatif terkait dengan kepuasan seorang wanita dengan mitra utamanya. Peneliti mengungkapkan, wanita yang sangat subur sulit terpuaskan dengan pasangan jangka panjangnya, dan selalu terdorong mencari pria yang lebih menarik. Namun, mereka cenderung tetap memilih menjalani hubungan monogamis.

Selingkuh identik dengan seks

Ini jelas keliru, karena selingkuh tak selalu terkait seks, ungkap Scott Haltzman, MD, profesor klinis dari Brown University, dan penulis buku "The Secrets of Happy Married Men". Kecurangan bisa saja terjadi melibatkan perasaan, tanpa kontak seksual. "Persahabatan berubah menjadi perselingkuhan ketika kedekatan emosional itu hadir dan berkembang menjadi ketegangan seksual yang dirahasiakan di luar perkawinan, ungkap Dr Haltzman. Justru perselingkuhan emosional inilah yang ditakuti banyak kaum wanita.

Selingkuh = kehilangan cinta

Ditegaskan Dr Haltzman, perselingkuhan terjadi bukan karena sudah tak ada lagi cinta, "Mereka mungkin tidak bahagia saat ini tapi bukan berarti cinta itu sudah mati," ungkapnya. Alasan yang berkembang seiring perselingkuhan terjadi biasanya merujuk pada masalah internal rumah tangga, misalnya suami membutuhkan dorongan ego dari seseorang yang bukan istrinya, atau istri ingin mencari perhatian dari yang tidak didapatkan di rumah.

Pria selingkuh dengan wanita lebih muda dan cantik

Ini tak selalu benar, buktinya Pangeran Charles dan Ray Sahetapy menikahi wanita selingkuhannya yang lebih tua dari mereka setelah bercerai dari pasangannya masing-masing. Perselingkuhan kerap dikaitkan dengan cinta pada "daun muda" yang lebih cantik dan segar, namun realitanya tak selalu begitu, bukan?
Sebuah skandal terjadi sering kali berakar dari masalah dalam hubungan seseorang saat ini, ungkap Matt Titus, pakar hubungan dan penulis buku "Why Hasn't He Called?". "Selingkuh bisa terjadi karena ingin mencari sesuatu yang hilang atau tidak dimiliki suami atau pasangannya," jelas Titus. Sebagai contoh, beberapa orang selingkuh karena pasangan selingkuhnya lebih pintar atau lebih kaya.

Sekali selingkuh, selamanya selingkuh

"Ketika seseorang melakukan kesalahan, ia akan melihat dampak atas tindakannya dan belajar dari kejatuhannya tersebut," ungkap Titus. Ya, seorang pria yang pernah berselingkuh dan akhirnya bercerai akan merasakan konsekuensi dari ketidaksetiaanya dulu dan menjadi dewasa secara emosional. Ketika akhirnya menikah lagi, ia seperti diberi kesempatan kedua, "Aku tak akan pernah berselingkuh dari istriku". Jadi, stigma 'sekali selingkuh, selamanya selingkuh', itu tidak selalu benar.

Pernikahan bubar setelah perselingkuhan terbongkar

"Affair tidak selalu menghancurkan bahtera pernikahan, affair justru bisa menjadi alarm pembangun ketika mulai ada yang tidak beres dalam pernikahan Anda" ujar Dr Haltzman. Jika Anda mampu mengambil hikmahnya, affair yang dilakukan pasangan bisa menjadi batu loncatan untuk membuka dialog bersamanya dari hati ke hati, atau melalui sesi konseling untuk membahas masalah-masalah yang terjadi dalam rumah tangga Anda.

Sekali selingkuh = suatu "affair"


Saat melakukan affair atau one night stand, artinya sudah tidak ada lagi rasa menghargai pasangan dan janji pernikahan. "Namun keduanya berbeda," tegas Rhonda Fine PhD, pakar seksologi klinis. "Sekali selingkuh memang bisa merusak ikatan kepercayaan dalam hubungan perkawainan Anda, namun selingkuh yang melibatkan perasaan jauh lebih terasa dalam daripada sekedar kencan semalam," jelas duta The American Academy of Clinical Sexologists ini.

Wanita tidak selingkuh

Jangan salah, mereka juga melakukannya, kata Rhonda. "Ketika wanita terlibat di dunia kerja, dan sering melakukan perjalanan bisnis, mereka akan menghadapi situasi yang membuat mereka rentan tergoda untuk berbuat curang alias selingkuh." Hal ini disebabkan karena wanita lebih mudah melakukan bonding daripada pria. "Ketika mereka bekerjasama secara intens dengan rekan kerja pria, mereka seperti merasa terikat secara emosional," ujar Rhonda.

Pria selingkuh karena haus kasih sayang

Ada banyak alasan mengapa orang berselingkuh, dan itu tidak selalu terkait seks. Rhonda mengatakan, "Orang-orang berselingkuh karena mereka egois, tidak dewasa, dan narsis. Mereka menikmati sensasi selingkuh, dan drama atau gejolak asmara yang mungkin tercipta." Biasanya mereka cenderung jarang menyalahkan diri sendiri bila perselingkuhan terjadi.

Krisis paruh baya penyebab perselingkuhan

Dalam suatu poling online yang dilakukan oleh Wisconsin Public Radio, lebih dari separuh responden mengatakan, krisis paruh baya adalah pengalaman nyata yang menimbulkan depresi dan merenggut kepercayaan diri. Beberapa pria usia baya ini mengaku pernah memiliki affair sesudahnya. Sedang yang lain, mengatasi krisis tersebut dengan minum alkohol terlalu banyak atau menjadi depersi secara klinis. Inilah saatnya mereka menjalani konseling.

Orang selingkuh tak ingin kepergok

Justru sebaliknya, catat Dr Haltzman. "Ada pula yang dengan sengaja mengatur sedemikian rupa agar pasangannya memergoki kecurangannya," ujar Haltzman. Mulai dari meninggalkan bekas lipstik di kerah kemeja atau membiarkan e-mail mesra terbuka pada komputer di rumah. Intinya, sengaja meninggalkan jejak dimana-mana.
Seringkali itu terjadi sebagai sinyal meminta bantuan. "Beberapa orang melakukannya secara jelas dan terang-terangan karena mereka ingin berhenti dan keluar dari jerat perangkap perselingkuhan itu namun tidak tahu bagaimana caranya," tutur Haltzman.

Sumber : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/wanita/2011/03/09/1073/Mengenal-Mitos-Selingkuh-2-Tamat

Perselingkuhan, Perlukah Dimaafkan?

Memaafkan sebuah perselingkuhan yang dilakukan pasangan adalah pekerjaan maha berat, tapi bukan tidak mungkin jika Anda memiliki hati seluas samudera. Berdamai dengan masa lalu, bersedia memaafkan, dan sama-sama bangkit memperbaiki yang pernah retak.
Karena, "kemarahanmu boleh saja bersemayam di hati, namun tak boleh berlama-lama kau biarkan menggerogoti jiwamu. Endapkan marah itu, dan biarkan ia mati disana, tak perlu lagi kau bangkitkan, karena hanya akan menambah bebanmu saja.."
Begitulah seorang kawan bijak memberi advice-nya untuk seorang sahabat yang merasa hancur, karena baru saja mengetahui pengkhianatan yang dilakukan pasangannya. Dalam sejarahnya, wanita yang mampu memaafkan peselingkuhan, biasanya memiliki alasan lain di luar cinta yang terkhianati pasangannya.

Ia tak boleh sekedar memanjakan ego, karena kehormatan di mata masyarakat baginya haruslah tetap dijunjung tinggi. Hingga ia bersedia merelakan pasangannya berbagi tubuh dengan yang lain, karena ia merasa tak mampu memenuhi hasrat prianya yang tak mampu ia penuhi. Pun, dalam kodratnya semata sebagai "konco wingking", ia tak berani maju ke depan, dan lebih memilih tegar dalam diamnya, bersedia dimadu dan ikhlas melepaskan miliknya menjadi milik wanita lain.

Bercermin pada skandal Bill Clinton dan Monica Lewinsky. Skandal yang sempat menggemparkan Amerika dan bahkan menjadi konsumsi warga dunia itu akhirnya mereda. Bukan karena pengakuan Bill Clinton atau Monica Lewinsky, tapi lebih pada kerendahan hati seorang Hillary Clinton yang bersedia memberi maafnya untuk sang suami.
Ya, memaafkan perselingkuhan demi menyelamatkan bahtera "penikahan" yang hampir karam adalah sebuah pembuktian bagi siapapun yang mengalaminya, bahwa ia telah berhasil menyingkirkan ego, merasionalisasikan amarah, sakit hati juga perasaan negatif yang menyertai langkah hidupnya.
Namun, semuanya kembali pada masing-masing individu, sebatas mana ketahanan, kesabaran dan toleransi yang mereka miliki dalam menghadapi suatu masalah. Karena tidaklah sama antar individu dan tidak bisa disamakan ataupun menyamakan satu dengan yang lainnya.

Larry A. Bugen Ph.D, penulis "Stuck On Me", mengungkapkan,"Jika Anda telah memutuskan untuk tetap bersama dengan pasangan meski ia telah berselingkuh, sebaiknya Anda harus benar-benar telah memaafkannya. Tak perlu hidup Anda dipenuhi kecurigaan, amarah dan juga kepahitan hidup,".
Untuk menemukan kembali cinta yang hilang paska perselingkuhan, Larry menawarkan nasehat bijaknya bagi Anda yang masih ingin "move on" setelah pengkhianatan menyakitkan itu terjadi.

1. Pengampunan
Perselingkuhan apapun itu, entah sekedar "cinta satu malam" tanpa melibatkan emosi dan perasaan (no hard feeling), atau telah jauh melibatkan fisik dan emosi yang terkuras untuk seseorang berstatus "pacar gelap", semuanya tentu terasa menyakitkan untuk diingat dan dimaafkan.
Namun, tak ada yang tidak bisa dimaafkan ketika Anda bersedia membuka hati, berbicara dari hati ke hati dengannya. Saat itulah Anda berkesempatan menguak tabirnya, bahwa benar, kekurangan dan ketidaksempurnaan selalu menjadi penyebab berjangkitnya penyakit selingkuh. Hanya karena seseorang lain di luar sana dirasa lebih mampu menutupi "cacat" itu, kekurangan itu.
"Matikan saja rasa sakit yang mengendap di dasar hati," seperti nasehat seorang kawan bijak, toh ia telah bersedia mengambil risiko atas tindakan menyakiti hati Anda, mau mengakui dan jantan meminta maaf. Pun, ia kembali tersadar dan mau belajar dari kesalahannya. Bahkan ia ingin memberikan waktunya untuk membuktikan diri, ia masih layak dipercaya.
Dan seiring kata maaf yang bergulir dari bibirnya, sejatinya Anda telah memberikan pengampunan itu, obat terampuh untuk menyembuhkan luka hati.

2. Empati

Kesediaan Anda memaafkan pengkhianatan yang dilakukannya, sejatinya adalah penunjukan sikap bijak Anda yang mencoba berempati kepadanya. Sebuah usaha menempatkan diri Anda pada posisinya, memahami juga perasaannya, bahwa benar tak ada manusia yang sempurna.
Nobody is perfect, seperti sebuah ungkapan lama, Ia, atau Anda adalah pribadi-pribadi yang pasti sarat dengan kekurangan. Ia atau Anda pernah khilaf dan lalu tersadar lantas menemukan jalan pulang, kembali menjadi pribadi yang lebih baik.

3. Pemulihan

Seberapa cepat Anda pulih dari rasa sakit hati karena dikhianati sangat tergantung dari kesediaan Anda untuk bangkit dari keterpurukan, menatap masa depan dan berdamai dengan masa lalu. Jadi, pastikan Anda meninggalkan dulu semua sakit itu di belakang dan berilah jeda untuk pulih dan membangun kembali kepercayaan diri terhadapnya. Niscaya, pemulihan itu akan membawa Anda pada perubahan ke arah yang lebih baik.

So, are you ready to move on after betrayal?


Oleh Er Maya Nugroho
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/wanita/2011/04/20/1094/Perselingkuhan-Perlukah-Dimaafkan

Status Facebook hari ini

Kata orang bijak, hidup adalah pindah dari satu masalah ke masalah lain, dari satu hikmah ke hikmah lainnya, dan satu satunya cara utk mengobati luka adalah dgn meninggalkan luka itu sendiri, bukankah ALLAH tidak mengubah nasib seorang hamba jika sang hamba tak mengubahnya, paksa diri utk melangkah, tutup lembaran yg ini dan membuka lembaran baru.

************************

Manusia kadang ingin memiliki sifat ALLAH “Maha Berkehendak” padahal kita hanya hamba yg tak akan mampu memiliki semua yg dikehendaki, dan jika ini dibiarkan maka kita sudah mengambil hak ALLAH, dan ini tak akan pernah terjadi. Tetapi ketika kita bersyukur dgn yg sedikit, ALLAH hadir dan memberi lebih, ini janji ALLAH, ketika kita mensyukuri yg sedikit ini maka ALLAH akan menambah dan ALLAH tidak pernah ingkar janji.

*******************************

Lidah adalah amanah, bicara amanah bararti sesuatu yg akan dimintai pertanggung jawaban di mahkamah ALLAH nanti, lidah adalah titipan ALLAH dan setiap titipan harus dijaga agar pada saat dikembalikan nanti tdk cacat.
Manusia selalu berada di antara hidayah ALLAH dan tipu daya setan karena kelengahan sedikit saja, setan mampu bisa menjerumuskan seseorang ke dalam lembah yang akan menyia-nyiakan bahkan merusak hidup seluruh hidup hamba, seberapa sering kita melihat orang2 hebat pada awalnya dan nista diujung hidupnya hanya karena terpeleset lidah alias salah bicara.

“Mulutmu harimaumu” pepatah lama yang masih terus berlaku, tak lekang oleh waktu, harimau itu binatang buas yang mampu menerkam, hanya harimau lebih beruntung karena terkamannya hanya memakan mangsanya sedang mulut kita mampu menerkam orang orang yang kita sayangi, diri kita sendiri bahkan mungkin hati orang tua kita
Kemudian kita mulai berpikir benar adanya bahwa tak ada satu patah kata pun yang kita ucapkan luput dari pendengaran ALLAH, tak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulut mungil kita melainkan dengan sangat pasti harus kita pertanggung-jawabkan di hadapan ALLAH kelak, maka benarlah para guru mengatakan bahwa sebaik-baik dan seberuntung- beruntungnya manusia adalah orang yang sangat mampu memperhitungkan dan memperhatikan setiap kata yang diucapkannya.
Sungguh, alangkah sangat beruntungnya orang yang MAMPU menahan setiap kata-kata yang diucapkannya, alangkah sangat beruntungnya orang yang menahan diri dari kesia-siaan dalam berkata- kata dan menggantinya dengan berdzikir kepada ALLAH, memenuhi lidah dengan istighfar agar setan tak mampu nempel dan ikut ikutan nyerocos

Mulai sekarang jangan biarkan lidah kita menjadi tempat kesia siaan, menjadi alat setan untuk menyakiti hari orang lain dan menjadi harimau yang menerkam siapa saja, termasuk menerkam kita sendiri… DIAM lah jika tidak tahu, DIAM lah ketika tak mampu jujur, DIAM lah tapi bukan diam ngelamun jorok karena DIAM nya kekasih ALLAH adalah DIAM dzikir, dan bicaranya kekasih ALLAH adalah bicara dakwah

**************************************

Saat kezaliman merajalela dan mata keadilan telah buta, satu2 nya kekuatan yg dimiliki oleh orang2 lemah dan terzalimi adalah DOA. Di tangan mereka, doa LEBIH TAJAM dari pedang dan lebih hebat dari pasukan bersenjata.
Dan hati2 lah terhadap doa orang terzalimi! Karena jika sudah keluar dari mulut, ia akan berjalan menuju langit. Segera melampaui cakrawala, menembus angkasa, dan diijabahi Sang Mahakuasa. Subhanallah … maha suci ALLAH yg telah menjadi penolong mereka yg tersakiti, terlukai.



http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2011/04/status-facebook-hari-ini.html

Penyakit Dan Obat Pada Sayap Lalat


Rasulullah SAW bersabda,
"Apabila seekor lalat masuk ke dalam minuman salah seorang kalian, maka celupkanlah ia, kemudian angkat dan buanglah lalatnya sebab pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya ada obatnya " (HR. Bukhari, Ibn Majah, dan Ahmad)

Dalam riwayat lain: "Sungguh pada salah satu sayap lalat ada racun dan pada sayap lainnya obat, maka apabila ia mengenai makananmu maka perhatikanlah lalat itu ketika hinggap di makananmu, sebab ia mendahulukan racunnya dan mengakhirkan obatnya" (HR. Ahmad, Ibn Majah)

Diantara mu'jizat kenabian Rasulullah dari aspek kedokteran yang harus ditulis dengan tinta emas oleh sejarah kedokteran adalah alat pembuat sakit dan alat pembuat obat pada kedua sayap lalat sudah beliau ungapkan 14 abad sebelum dunia kedokteran berbicara. Dan penyebutan lalat pada hadits itu adalah bahwa air tetap suci dan bersih jika dihinggapi lalat yang membawa bakteri penyebab sakit kemudian kita celupkan lalat tersebut agar sayap pembawa obat (penawarnya) pun tercelup ke air.

Dan percobaan ilmiah kontemporer pun sudah dilakukan untuk mengungkapkan rahasia di balik hadits ini. Bahwasannya ada kekhususan pada salah salah satu sayapnya yang sekaligus menjadi penawar atau obat terhadap bakteri yang berada pada sayap lainnya. Oleh karena itu, apabila seekor lalat dicelupkan ke dalam air keseluruhan badannya, maka bakteri yang ada padanya akan mati, dan hal ini cukup untuk menggagalkan "usaha lalat" dalam meracuni manusia, sebagaimana hal ini pun telah juga ditegaskan secara ilmiah. Yaitu bahwa lalat memproduksi zat sejenis enzim yang sangat kecil yang dinamakan Bakter Yofaj, yaitu tempat tubuhnya bakteri. Dan tempat ini menjadi tumbuhnya bakteri pembunuh dan bakteri penyembuh yang ukurannya sekitar 20:25 mili mikron. Maka jika seekor lalat mengenai makanan atau minuman, maka harus dicelupkan keseluruhan badan lalat tersebut agar keluar zat penawar bakteri tersebut. Maka pengetahuan ini sudah dikemukakan oleh Nabi kita Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam dengan gambaran yang menakjubkan bagi siapapun yang menolak hadits tentang lalat tersebut.

Dan Dr. Amin Ridha, Dosen Penyakit Tulang di Jurusan Kedokteran Univ. Iskandariyah, telah melakukan penelitian tentang "hadits lalat ini" dan menegaskan bahwa di dalam rujukan-rujukan kedokteran masa silam ada penjelasan tentang berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat. Dan di zaman sekarang, para pakar penyakit yang mereka hidup berpuluh-puluh tahun, baru bisa mengungkap rahasia ini, padahal sudah dibongkar informasinya sejak dahulu. Yaitu kurang lebih 30-an tahun yang lalu mereka menyaksikan dengan mata kepala sendiri obat berbagai penyakit yang sudah kronis dan pembusukan yang sudah menahun adalah dengan lalat.

Berdasarkan hal ini, jelaslah bahwa ilmu pengetahuan dalam perkembangannya telah menegaskan penjelasannya dalam terori ilmiah sesuai dengan hadits yang mulia ini. Dan mukjizat ini sudah dikemukakan semenjak dahulu kala, 14 abad yang silam sebelum para pakar kedokteran mengungkapkannya baru-baru ini.

Sumber : www.islamicmedicine.org

http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2011/04/penyakit-dan-obat-pada-sayap-lalat.html

KEAJAIBAN BISMILLAH

بسم الله الرحمن الرحيم

Ada seorang perempuan tua yang taat beragama, tetapi suaminya seorang yang fasik dan tidak mau mengerjakan kewajiban agama dan tidak mau berbuat kebaikan.
Perempuan itu sentiasa membaca Bismillah setiap kali berbicara dan setiap kali dia hendak memulai suatu pekerjaan. Sementara, suaminya tidak suka dengan sikap isterinya, dan dia sentiasa memperolok-olokkan isterinya dengan berkata: "Dikit-dikit Bismillah, Dikit-dikit Bismillah." Namun, isterinya justru berdo'a supaya Allah S.W.T. memberikan hidayah kepada suaminya. Dengan nada jengkel suaminya bergumam: "Suatu hari nanti akan aku buat kamu kecewa dengan bacaan-bacaanmu itu."
Untuk menjerat isterinya tersebut, dia memberikan uang yang banyak dan berkata, "Simpan uang ini." Isterinya mengambil uang itu dan menyimpannya di tempat yang aman. Kemudian dengan sembunyi-sembunyi suaminya itu mengambil uang tersebut dan membuangnya ke dalam sumur di belakang rumahnya.

Beberapa hari kemudian suaminya itu memanggil isterinya dan berkata, "Berikan padaku uang yang aku berikan kepadamu dulu."
Kemudian isterinya pergi ke tempat dia menyimpan uang itu dan diikuti oleh suaminya, dengan berhati-hati dia menghampiri tempat penyimpanan uang itu dan dia buka dengan membaca, "Bismillahirrahmanirrahiim." Ketika itu Allah S.W.T. menghantar malaikat Jibrail A.S. untuk mengembalikan uang ketempat semula, lalu istrinya tersebut menyerahkannya kepada suaminya kembali.

Alangkah terperanjat suaminya, dia merasa bersalah dan ketika itu juga dia bertaubat, mulai saat itu ia mau mengerjakan perintah Allah, dan dia juga selalu membaca Bismillah .

Riset Pengucapan ALLAH untuk Penyembuhan

Dalam sebuah penelitian di Belanda yang dilakukan oleh seorang profesor psycologist yang bernama Vander Hoven [ VH ], dimana telah mengadakan sebuah survey terhadap pasien di rumah sakit Belanda yg kesemuanya non muslim selama tiga tahun. Dalam penelitian tersebut VH melatih para pasien untuk mengucapkan kata ALLAH [penyebutan sesuai cara Islam] dengan jelas dan berulang-ulang.

Hasil dari penelitian tersebut sangat mengejutkan, terutama sekali untuk pasien yang mengalami gangguan pada fungsi hati dan orang yang mengalami stress / ketegangan [ tension ]. AL Watan, surat kabar Saudi sebagaimana telah mengutip dari peryaRata Penuhtaan profesor VH tsb, yang mengatakan bahwa seorang muslim yang biasa membaca Al-Qur'an secara rutin dapat melindungi mereka dari penyakit mental dan penyakit-penyakit yang ada hubungannya [ psychological diseases ].

VH juga menerangkan bagaimana pengucapan kata ALLAH tsb sebagai solusi dari kesehatan , ia menekankan dalam penelitiannya bahwa huruf pertama dalam ALLAH yaitu 'A' dapat melonggarkan [ melancarkan ] pada jalur pernafasan [espiratory system ], dan mengontrol pernafasan [controls breathing ].dan untuk huruf konsonan ' L ' dimana lidah menyentuh bagian atas rahang dapat memberikan efek relax, juga VH menambahkan bahwa huruf ' H ' pada ALLAH tsb dapat menghubungkan antara Paru-paru dan Jantung dimana dapat mengontrol system dari denyut jantung [ heart beat ].

Subhanallah, sungguh luar biasa kebesaran Allah SWT ini, dimana penelitian yang dilakukan oleh seorang profesor non muslim yang tertarik dan meneliti akan rahasia Al-Qur'an ini sangat mengejutkan para ahli kesehatan di Belanda.

Sumber: http://www.kebunhikmah.com

PAHLAWAN YANG MASUK NERAKA

Suatu hari terjadi pertempuran antara pihak Islam dengan pihak Musyrik.

Kedua belah pihak berjuang dengan hebat untuk mengalahkan satu sama lain. Tiba saat pertempuran itu diberhentikan seketika kedua pihak pulang ke markas masing-masing.
Di sana Nabi Muhammad S.A.W dan para sahabat telah berkumpul membicarakan tentang pertempuran yang telah terjadi. Peristiwa yang baru mereka alami itu masih terbayang-bayang. Dalam perbincangan itu, mereka begitu kagum dengan salah seorang dari sahabat mereka yaitu, Qotzman. Semasa bertempur dengan musuh, dia kelihatan seperti seekor singa yang lapar menerkam mangsanya. Dengan keberaniannya itu, dia telah menjadi buah bibir ketika itu.

"Tidak seorang pun di antara kita yang dapat menandingi kehebatan Qotzman," kata salah seorang sahabat.
Mendengar perkataan itu, Rasulullah pun menjawab, "Sebenarnya dia itu adalah golongan penduduk neraka."


Para sahabat menjadi heran mendengar jawaban Rasulullah itu. Bagaimana seorang yang telah berjuang dengan begitu gagah menegakkan Islam boleh masuk dalam neraka. Para sahabat berpandangan antara satu sama lain mendengar jawaban Rasulullah itu.
Rasulullah sadar para sahabatnya tidak begitu percaya dengan ceritanya, lantas baginda berkata, "Semasa Qotzman dan Aktsam keluar ke medan perang bersama-sama, Qotzman telah mengalami luka parah akibat ditikam oleh pihak musuh. Badannya dipenuhi dengan darah. Dengan segera Qotzman meletakkan pedangnya ke atas tanah, manakala mata pedang itu pula dihadapkan ke dadanya. Lalu dia terus membenamkan mata pedang itu ke dalam dadanya."

"Dia melakukan perbuatan itu adalah karena dia tidak tahan menanggung kesakitan akibat dari luka yang dialaminya. Akhirnya dia mati bukan karena berlawan dengan musuhnya, tetapi membunuh dirinya sendiri. Melihatkan keadaannya yang parah, banyak orang menyangka yang dia akan masuk surga. Tetapi dia telah menunjukkan dirinya sebagai penduduk neraka."

Menurut Rasulullah S.A.W lagi, sebelum dia mati, Qotzman berkatanya, "Demi Allah aku berperang bukan karena agama tetapi hanya sekadar menjaga kehormatan kota Madinah supaya tidak dihancurkan oleh kaum Quraisy. Aku berperang hanyalah untuk membela kehormatan kaumku. Kalau tidak karena itu, aku tidak akan berperang."

Riwayat ini telah dirawikan oleh Luqman Hakim.

Tingkat Kejujuran

Kejujuran adalah tanda bukti keimanan. Orang mukmin pasti jujur. Kalau tidak jujur, keimanannya sedang terserang penyakit kemunafikan.
Pernah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW: "Apakah mungkin seorang mukmin itu kikir?"
Rasul SAW menjawab: "Mungkin saja."
Sahabat bertanya lagi: "Apakah mungkin seorang mukmin bersifat pengecut?"
Rasul menjawab: "Mungkin saja."
Sahabat bertanya lagi, "Apakah mungkin seorang mukmin berdusta?"
Rasulullah menjawab: "Tidak." (HR Imam Malik dalam kitab al Muwaththo')


Inti hadis ini menegaskan, seorang mukmin tidak mungkin melakukan kebohongan. Kejujuran adalah pangkal semua perbuatan baik manusia. Tidak ada perbuatan dan ucapan baik kecuali kejujuranlah yang mendasarinya. Oleh sebab itu, Allah menyuruh orang-orang mukmin agar selalu berkata benar dan jujur. "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang jujur/benar." (al-Ahzab [33]: 70).

Rasulullah bersabda: "Kamu sekalian wajib jujur karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa kepada surga." (HR Ahmad, Muslim, at-Turmuzi, Ibnu Hibban)

Kejujuranlah yang menjadikan Ka'b bin Malik mendapat ampunan langsung dari langit sebagaimana Allah jelaskan dalam surah at-Taubah. Kejujuranlah yang menyelamatkan bahtera kebahagiaan keluarga dan kejujuran pulalah yang menyelamatkan seorang Muslim dari siksa api neraka di kemudian hari. Kejujuran adalah tiang agama, sendi akhlak, dan pokok kemanusiaan manusia. Tanpa kejujuran, agama tidak lengkap, akhlak tidak sempurna, dan seorang manusia tidak sempurna menjadi manusia.

Di sinilah urgensinya kejujuran bagi kehidupan. Rasulullah pernah bersabda, "Tetap berpegang eratlah pada kejujuran. Walau kamu seakan melihat kehancuran dalam berpegang teguh pada kejujuran, tapi yakinlah bahwa di dalam kejujuran itu terdapat keselamatan." (HR Abu Dunya)

Ada tiga tingkatan kejujuran:
Pertama, kejujuran dalam ucapan, yaitu kesesuaian ucapan dengan realitas. (lihat ash-Shaff [61]: 2 dan al-Ahzab [33]: 70).
Kedua, kejujuran dalam perbuatan, yaitu kesesuaian antara ucapan dan perbuatan.
Ketiga, kejujuran dalam niat, yaitu kejujuran tingkat tinggi di mana ucapan dan perbuatan semuanya hanya untuk Allah SWT.

Seorang mukmin tidak cukup hanya jujur dalam ucapan dan perbuatan, tapi harus jujur dalam niat sehingga semua ucapannya, perbuatannya, kebijakannya, dan keputusannya harus didasarkan atas tujuan mencari mardlotillah. Kejujuran inilah yang mendorong Umar bin Khattab memiliki tanggung jawab luar biasa dalam memerintah khilafah Islamiyah sehingga pernah berkata: "Seandainya ada seekor keledai terperosok di Baghdad (padahal beliau berada di Madinah), pasti Umar akan ditanya kelak: "Mengapa tidak kau ratakan jalan untuknya?" Bangsa yang tak henti-hentinya diterpa musibah dan krisis sangat membutuhkan manusia-manusia jujur, baik dalam ucapan, perbuatan, maupun niat. Wallahu a'lam bis shawab.

Oleh: Achmad Satori Ismail

Sumber: Kolom Hikmah Republika
Selasa, 26 April 2011

Minggu, 24 April 2011

Hidup Zuhud Sang Gubernur

Khalifah Umar bin Khattab mengangkat Said bin Amir menjadi gubernur di Provinsi Himash. Ia pun datang menghadap khalifah bersama satu delegasi dari provinsi tersebut. Umar meminta mereka menuliskan daftar fakir miskin dari Himash yang berhak diberi bantuan dari kas negara. Umar heran karena di antara nama yang ditulis terdapat nama Said bin Amir. "Siapa Said bin Amir ini?" tanya Umar. "Gubernur kami," jawab mereka. "Apakah gubernur kalian fakir?" selidik Umar. Mereka membenarkan, "Demi Allah, kami jadi saksi." Umar menangis, kemudian memasukkan seribu dinar ke dalam sebuah kantong dan meminta mereka menyerahkannya kepada sang gubernur.

Menerima sekantong uang berisi seribu dinar, Said langsung membaca: Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, seolah satu musibah besar menimpanya. Istri gubernur bertanya: "Apa yang terjadi? Apakah Amirul Mukminin wafat?" "Lebih besar dari itu," jawab Said. "Telah datang dunia kepadaku untuk merusak akhiratku." "Bebaskan dirimu dari malapetaka itu," saran istrinya, tanpa mengetahui bahwa malapetaka itu adalah uang seribu dinar. Said bertanya: "Apakah kamu mau membantuku?" Istrinya mengangguk. Ia meminta istrinya untuk segera membagikan seribu dinar itu untuk fakir miskin, tanpa sisa untuk keluarganya.

Sekian lama berlalu, Umar mengunjungi Said bin Amir. Sudah menjadi kebiasaannya, jika berkunjung ke suatu provinsi, mengadakan dialog terbuka antara masyarakat, gubernur, dan dirinya sendiri. Dialog tersebut bertujuan untuk mengetahui langsung aspirasi masyarakat dan keluhan mereka terhadap pelayanan gubernur. Ada tiga keluhan masyarakat terhadap sang gubernur. Setiap keluhan disampaikan, Umar meminta Said menjawabnya.

Pertama, Said selalu masuk kantor setelah matahari tinggi.
Kedua, Said tidak bersedia menerima kedatangan siapa pun menghadapnya pada malam hari.
Ketiga, tidak menerima tamu satu hari dalam setiap bulan.

Sebenarnya, Said malu berterus terang, tetapi untuk menghilangkan salah paham, ia pun rela menjelaskannya secara terbuka. Pertama, keluarganya tidak punya pembantu. Setiap pagi, dirinya membuatkan roti untuk keluarganya sehingga setelah matahari tinggi baru bisa bekerja melayani masyarakat. Kedua, siang hari dia menyediakan waktu melayani masyarakat, tetapi malam hari adalah waktu khususnya untuk Allah SWT. Ketiga, satu hari dalam sebulan dia tidak keluar melayani masyarakat karena hari itu dia harus mencuci pakaiannya. Mendengar penjelasan Said, Umar berkata: "Alhamdulillah, penilaianku tidak salah terhadapmu."

Demikianlah sikap hidup zuhud sang gubernur yang sebenarnya juga tidak jauh dari gaya hidup atasannya sendiri, yaitu Amirul Mukminin, Umar bin Khattab. Semoga kisah yang dapat kita baca dalam buku Al-'Arabiyah li an-Nasyi'in ini dapat menjadi renungan bagi kita semua.


Oleh: Prof Dr Yunahar Ilyas
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/04/21/ljz9os-hidup-zuhud-sang-gubernur


*************************************
Sa'id bin Amir adalah orang yang membeli akhirat dengan dunia, dan ia lebih mementingkan Allah dan Rasul-Nya atas selain-Nya. (Ahli sejarah).

Adalah seorang anak muda Sa'id bin Amir Al-Jumahi salah satu dari beribu-ribu orang yang tertarik untuk pergi menuju daerah Tan'im di luar kota Makkah, dalam rangka menghadiri panggilan pembesar-pembesar Quraisy, untuk menyaksikan hukuman mati yang akan ditimpakan kepada Khubaib bin 'Adiy, salah seorang sahabat Muhammad yang diculik oleh mereka.

Kepiawaian dan postur tubuhnya yang gagah, ia mendapatkan kedudukan yang lebih dari pada orang-orang, sehingga ia dapat duduk berdampingan dengan pembesar-pembesar Quraisy, seperti Abu Sufyan bin Harb, Shafwan bin Umayyah, dan orang-orang yang mempunyai wibawa lainnya.
Dengan demikian ia dapat melihat dengan jelas tawanan Quraisy yang terikat dengan tali, suara gemuruh perempuan, anak-anak dan remaja senantiasa mendorong tawanan itu menuju arena kematian, karena kaum Quraisy ingin membalas Muhammad atas kematian orang-orangnya ketika perang Badar dengan cara membunuhnya.

Ketika rombongan yang garang ini dengan tawanannya, sampai di tempat yang telah disediakan, anak muda Sa'id bin Amir Al-Jumahi berdiri tegak memandangi Khubaib yang sedang diarak menuju kayu penyaliban, dan ia mendengar suaranya yang teguh dan tenang di antara teriakan wanita-wanita dan anak-anak, Khubaib berkata, "Izinkan saya untuk shalat dua raka'at sebelum pembunuhanku ini jika kalian berkenan."

Kemudian ia memandanginya, sedangkan Khubaib menghadap kiblat dan shalat dua raka'at, alangkah bagusnya dan indahnya shalatnya itu...

Kemudia ia melihat, Khubaib seandainya menghadap pembesar-pembesar kaum dan berkata, "Demi Allah! Jjika kalian tidak menyangka bahwa saya memperpanjang shalat karena takut mati, tentu saya telah memperbanyak shalat..."

Kemudian ia melihat kaumnya dengan mata kepalanya, mereka memotong-motong Khubaib dalam keadaan hidup, mereka memotongnya sepotong demi sepotong, sambil berkata, "Apakah kamu ingin kalau Muhammad menjadi penggantimu dan kamu selamat?", maka ia menjawab- sementara darah mengucur dari badannya, "Demi Allah! Saya tidak suka bersenang-senang dan berkumpul bersama istri dan anak sedangkan Muhammad tertusuk duri" . Maka orang-orang melambaikan tangannya ke atas, dan teriakan mereka semakin keras, "Bunuh!-bunuh...!."

Kemudian Sa'id bin Amir melihat Khubaib mengarahkan pandangannya ke langit dari atas kayu salib, dan berkata, "Ya Allah ya Tuhan kami! Hitunglah mereka dan bunuhlah mereka satu persatu serta janganlah Engkau tinggalkan satupun dari mereka", kemudian ia menghembuskan nafas terakhirnya, dan di badannya tidak terhitung lagi bekas tebasan pedang dan tusukan tombak.

Orang-orang Quraisy telah kembali ke Makkah, dan mereka telah melupakan kejadian Khubaib dan pembunuhannya karena banyak kejadian-kejadian setelahnya.
Akan tetapi anak muda Sa'id bin Amir Al-Jumahi tidak bisa menghilangkan bayangan Khubaib dari pandangannya walau sekejap mata.

Ia memimpikannya ketika sedang tidur, dan melihatnya dengan khayalan ketika matanya terbuka, Khubaib senantiasa terbayang di hadapannya sedang melakukan shalat dua raka'at dengan tenang di depan kayu salib, dan ia mendengar rintihan suaranya di telinganya, ketika Khubaib berdo'a untuk kebinasaan orang-orang Quraisy, maka ia takut kalau ia tersambar petir atau ketiban batu dari langit.

Khubaib telah mengajari Sa'id sesuatu yang belum pernah ia ketahui sebelumnya. Ia mengajarinya bahwa hidup yang sesungguhnya adalah aqidah dan jihad di jalan aqidah itu hingga akhir hayat.
Ia mengajarinya juga bahwa iman yang kokoh akan membuat keajaiban dan kemu'jizatan.
Dan ia mengajarinya sesuatu yang lain, yaitu bahwa sesungguhnya seorang laki-laki yang dicintai oleh para sahabatnya dengan kecintaan yang sedemikian rupa, tidak lain adalah nabi yang mendapat mandat dari langit.

Semenjak itu Allah membukakan dada Sa'id bin Amir untuk Islam, lalu ia berdiri di hadapan orang banyak dan memproklamirkan kebebasannya dari dosa-dosa Quraisy, berhala-berhala dan patung-patung mereka, dan menyatakan ikrarnya terhadap agama Allah.

Sa'id bin Amir berhijrah ke Madinah, dan mengabdikan diri kepada Rasulullah , dan ia ikut serta dalam perang Khaibar dan peperangan-peperangan setelahnya.

Dan ketika Nabi yang mulia dipanggil menghadap Tuhannya, -saat itu beliau sudah meridhainya- ia mengabdikan diri dengan pedang terhunus di zaman dua khalifah Abu Bakar dan Umar, dan hidup bagaikan contoh satu-satunya bagi orang mu'min yang membeli akhirat dengan dunia, dan mementingkan keridhaan Allah dan pahala-Nya atas segala keinginan hawa nafsu dan syahwat badannya.

Kedua khalifah Rasulullah telah mengetahui tentang kejujuran dan ketakwaan Sa'id bin Amir, keduanya mendengar nasihat-nasihatnya dan memperhatikan pendapatnya.
Pada awal kekhilafahan Umar, ia menemuinya dan berkata, "Wahai Umar, aku berwasiat kepadamu, agar kamu takut kepada Allah dalam urusan manusia, dan janganlah kamu takut kepada manusia dalam urusan Allah, dan janganlah ucapanmu bertentangan dengan perbuatanmu, karena sesungguhnya ucapan yang paling baik adalah yang sesuai dengan perbuatan...

Wahai Umar, hadapkanlah wajahmu untuk orang yang Allah serahkan urusannya kepadamu, baik orang-orang muslim yang jauh atau yang dekat, cintailah mereka sebagaimana kamu mencintai dirimu dan keluargamu, dan bencilah untuk mereka sesuatu yang kamu benci bagi dirimu dan keluargamu, dan tundukkanlah beban menjadi kebenaran dan janganlah kamu takut celaan orang yang mencela dalam urusan Allah.

Maka Umar berkata, Siapakah yang mampu menjalankan itu wahai Sa'id?!."
Ia menjawab, "Orang laki-laki sepertimu mampu melakukannya, yaitu di antara orang-orang yang Allah serahkan urusan umat Muhammad kepadanya, dan tidak ada seorangpun perantara antara ia dan Allah."

Setelah itu Umar mengajak Sa'id untuk membantunya dan berkata, "Wahai Sa'id; Kami menugaskan kamu sebagai gubernur atas penduduk Himsh." maka ia berkata, Hai Umar!: Aku ingatkan dirimu terhadap Allah; Janganlah kamu menjerumuskanku ke dalam fitnah. Maka Umar marah dan berkata, Celaka kalian, kalian menaruh urusan ini di atas pundakku, lalu kalian berlepas diri dariku!!. Demi Allah aku tidak akan melepasmu." Kemudian ia mengangkatnya menjadi gubernur di Himsh, dan beliau berkata, "Kami akan memberi kamu gaji." Sa'id berkata, "Untuk apa gaji itu wahai Amirul mu'minin? karena pemberian untukku dari baitul mal telah melebihi kebutuhanku." Kemudian ia berangkat ke Himsh.

Tidak lama kemudian datanglah beberapa utusan dari penduduk Himsh kepada Amirul mu'minin, maka beliau berkata kepada mereka, "Tuliskan nama-nama orang fakir kalian, supaya aku dapat menutup kebutuhan mereka." Maka mereka menyodorkan selembar tulisan, yang di dalamnya ada Fulan, fulan dan Sa'id bin Amir. Umar bertanya: Siapakah Sa'id bin Amir ini?." Mereka menjawab, "Gubernur kami." Umar berkata, "Gubernurmu fakir?" Mereka berkata, "Benar, dan demi Allah sudah beberapa hari di rumahnya tidak ada api." Maka Umar menangis hingga janggutnya basah oleh air mata, kemudian beliau mengambil seribu dinar dan menaruhnya dalam kantong kecil dan berkata, Sampaikan salamku, dan katakan kepadanya Amirul mu'minin memberi anda harta ini, supaya anda dapat menutup kebutuhan anda."

Saat para utusan itu mendatangi Sa'id dengan membawa kantong, lalu Sa'id membukanya ternyata di dalamnya ada uang dinar, lalu ia meletakkannya jauh dari dirinya dan berkata: (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan dikembalikan kepada-Nya)- seolah-olah ia tertimpa musibah dari langit atau ada suatu bahaya di hadapannya, hingga keluarlah istrinya dengan wajah kebingungan dan berkata, "Ada apa wahai Sa'id?!, Apakah Amirul mu'minin meninggal dunia?. Ia berkata, "Bahkan lebih besar dari itu." Istrinya berkata, "Apakah orang-orang muslim dalam bahaya?" Ia menjawab, "Bahkan lebih besar dari itu." Istrinya berkata, "Apa yang lebih besar dari itu?" Ia menjawab, "Dunia telah memasuki diriku untuk merusak akhiratku, dan fitnah telah datang ke rumahku." Istrinya berkata, "Bebaskanlah dirimu darinya." -saat itu istrinya tidak mengetahui tentang uang-uang dinar itu sama sekali-. Ia berkata, "Apakah kamu mau membantu aku untuk itu?" Istrinya menjawab, "Ya!" Lalu ia mengambil uang-uang dinar dan memasukkannya ke dalam kantong-kantong kecil kemudian ia membagikannya kepada orang-orang muslim yang fakir.

Tidak lama kemudian Umar bin al-Khattab ? datang ke negeri Syam untuk melihat keadaan, dan ketika beliau singgah di Himsh -waktu itu disebut dengan 'Al-Kuwaifah' yaitu bentuk kecil dari kalimat Al-Kufah-, karena memang Himsh menyerupainya baik dalam bentuknya atau banyaknya keluhan dari penduduk akan pejabat-pejabat dan penguasa-penguasanya. Ketika beliau singgah di negeri itu, penduduknya menyambut dan menyalaminya, maka beliau berkata kepada mereka, "Bagaimana pendapat kalian tentang gubernur kalian?"

Maka mereka mengadukan kepadanya tentang empat hal, yang masing-masing lebih besar dari yang lainnya. Umar berkata, Maka aku kumpulkan dia dengan mereka, dan aku berdo'a kepada Allah supaya Dia tidak menyimpangkan dugaanku terhadapnya, karena aku sebenarnya menaruh kepercayaan yang sangat besar kepadanya. Dan ketika mereka dan gubernurnya telah berkumpul di hadapanku, aku berkata, "Apa yang kalian keluhkan dari gubernur kalian?"

Mereka menjawab, "Beliau tidak keluar kepada kami kecuali jika hari telah siang." Maka aku berkata, "Apa jawabmu tentang hal itu wahai Sa'id?." Maka ia terdiam sebentar, kemudian berkata, "Demi Allah sesungguhnya aku tidak ingin mengucapkan hal itu, namun kalau memang harus dijawab, sesungguhnya keluargaku tidak mempunyai pembantu, maka aku setiap pagi membuat adonan, kemudian aku tunggu sebentar sehingga adonan itu menjadi mengembang, kemudian aku buat adonan itu menjadi roti untuk mereka, kemudian aku berwudlu dan keluar menemui orang-orang." Umar berkata, "Lalu aku berkata kepada mereka, "Apa lagi yang anda keluhkan darinya?" Mereka menjawab, "Sesungguhnya beliau tidak menerima tamu pada malam hari." Aku berkata, "Apa jawabmu tentang hal itu wahai Sa'id?" Ia menjawab, "Sesungguhnya Demi Allah aku tidak suka untuk mengumumkan ini juga, aku telah menjadikan siang hari untuk mereka dan malam hari untuk Allah Azza wa Jalla." Aku berkata, "Apa lagi yang kalian keluhkan darinya?"

Mereka menjawab, "Sesungguhnya beliau tidak keluar menemui kami satu hari dalam sebulan." Aku berkata, "Dan apa ini wahai Sa'id?" Ia menjawab, "Aku tidak mempunyai pembantu wahai Amirul mu'minin, dan aku tidak mempunyai baju kecuali yang aku pakai ini, dan aku mencucinya sekali dalam sebulan, dan aku menunggunya hingga baju itu kering, kemudian aku keluar menemui mereka pada sore hari." Kemudian aku berkata: "Apa lagi yang kalian keluhkan darinya?" Mereka menjawab, "Beliau sering pingsan, hingga ia tidak tahu orang-orang yang duduk dimajlisnya." Lalu aku berkata, "Dan apa ini wahai Sa'id?" Maka ia menjawab, "Aku telah menyaksikan pembunuhan Khubaib bin Adiy, kala itu aku masih musyrik, dan aku melihat orang-orang Quraisy memotong-motong badannya sambil berkata, "Apakah kamu ingin kalau Muhammad menjadi penggantimu?" maka ia berkata, "Demi Allah aku tidak ingin merasa tenang dengan istri dan anak, sementara Muhammad tertusuk duri...Dan demi Allah, aku tidak mengingat hari itu dan bagaimana aku tidak menolongnya, kecuali aku menyangka bahwa Allah tidak mengampuni aku... maka akupun jatuh pingsan."

Seketika itu Umar berkata, "Segala puji bagi Allah yang tidak menyimpangkan dugaanku terhadapnya." Kemudian beliau memberikan seribu dinar kepadanya, dan ketika istrinya melihatnya ia berkata kepadanya, "Segala puji bagi Allah yang telah membebaskan kami dari pekerjaan berat untukmu, belilah bahan makanan dan sewalah seorang pembantu untuk kami", Maka ia berkata kepada istrinya, "Apakah kamu menginginkan sesuatu yang lebih baik dari itu?" Istrinya menjawab, "Apa itu?" Ia berkata, "Kita berikan dinar itu kepada yang mendatangkannya kepada kita, pada saat kita lebih membutuhkannya." Istrinya berkata, "Apa itu?", Ia menjawab, "Kita pinjamkan dinar itu kepada Allah dengan pinjaman yang baik." Istrinya berkata, "Benar, dan semoga kamu dibalas dengan kebaikan." Maka sebelum ia meninggalkan tempat duduknya dinar-dinar itu telah berada dalam kantong-kantong kecil, dan ia berkata kepada salah seorang keluarganya, "Berikanlah ini kepada jandanya fulan. dan kepada anak-anak yatimnya fulan, dan kepada orang-orang miskin keluarga fulan, dan kepada fakirnya keluarga fulan".

Mudah-mudahan Allah meridhai Sa'id bin Amir al-Jumahi, karena ia adalah termasuk orang-orang yang mendahulukan(orang lain) atas dirinya walaupun dirinya sangat membutuhkan.(1)

(1). Untuk tambahan tentang biografi Sa’id bin Amr al-Jumahi, lihatlah: Al-Tahdzib:4/51, Ibnu ‘Asakir:6/145-147, Shifat al-Shafwah:1/273, Hilyatul auliya’:1/244, Tarih al-Islam:2/35, Al-Ishabah:3/326, Nasab Quraisy:399.

http://assunnah-qatar.com/index.php?option=com_content&task=view&id=79&Itemid=144

Demi Waktu



Demi waktu. Demikian Alquran menegaskan pentingnya waktu. Isyarat tertulis seperti tercantum pada surah al-Ashr (QS 103) ini mengingatkan manusia untuk selalu menghitung dan mempertimbangkan waktu. Bahkan, setelah bersumpah demi waktu, Allah kemudian menyatakan bahwa manusia akan rugi, kecuali orang yang beriman dan beramal saleh. Lebih dari itu, surah ini juga menggarisbawahi posisi orang-orang yang senantiasa saling mengingatkan dalam kebajikan dan kesabaran. Mereka adalah orang-orang yang suka memperhatikan waktu.

Tanpa membuat prioritas atas pilihan amal yang ditempuh, manusia akan merugi. Amal-amal produktif merupakan representasi kecerdasan manusia dalam memanfaatkan waktu. Setiap jengkal langkah manusia adalah wujud pemanfaatan waktu secara produktif dan bermakna. Jika tidak, kerugian yang akan melilit kehidupan manusia.

Agar tidak merugi, perlu difasilitasi. Saat ini banyak orang yang merugi karena fasilitas hidup yang serbaterbatas. Buruknya infrastruktur jalan yang menghambat proses transportasi, merupakan salah satu faktor yang dapat membuat pengguna jalan mengalami kerugian. Rendahnya mutu sarana belajar siswa, dapat membuang waktu pembelajaran. Dan, banyak lagi kerugian yang diderita masyarakat dan bangsa ini, bila tidak memperhatikan dimensi waktu.

Mari kita menghitung kerugian yang kita lalui setiap hari. Contoh sederhana, berapa ribu jam negeri ini dibuat rugi setiap hari. Misalnya, di satu permukiman terdapat 2.000 rumah dengan penghuni produktif rata-rata satu orang setiap rumah. Masing-masing setiap hari menempuh perjalanan 10 menit lebih lama karena jalan yang dilaluinya rusak berat. Kita harus menerima kerugian waktu sebesar 20 ribu menit pada saat berangkat, ditambah 20 ribu menit pada saat kembali, sehingga sekitar 40 ribu menit hilang setiap hari atau sekitar sejuta menit selama 25 hari kerja dalam sebulan.

Kita akan rugi sekitar 17 ribu jam produktif setiap bulan, atau sekitar 204 ribu jam setiap tahun. Ini baru dari satu permukiman dengan penduduk sekitar 2000 KK. Bayangkan di dua, tiga, empat, atau sepuluh permukiman di suatu kota. Kita akan mengalami kerugian yang berlipat ganda hanya karena infrastruktur jalan rusak berat. Jadi, jika jalan-jalan di kota tidak diperbaiki, kita akan terus-menerus menuai kerugian yang besar setiap hari, bulan, dan tahun. Jadi, dalam konteks seperti ini, siapa sesungguhnya yang menjadi sumber penyebab kerugian bangsa dan negara ini?

Untuk menghindari kerugian yang berlipat setiap hari, perbaikan berbagai sarana dan prasarana kerja seharusnya menjadi prioritas. Jika seorang pemimpin amanah, prioritas program untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat akan menjadi misi penting yang diembannya. Dengan demikian, kerugian akan bisa dihindari.

"Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan orang-orang yang senantiasa saling mengingatkan akan kebajikan dan kesabaran."


Oleh Prof Dr Asep S Muhtadi
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/04/23/lk37c2-demi-waktu

Selasa, 19 April 2011

Revolusi Islam atau Arab?

Mengapa para diktator di Timur Tengah yang belakangan ini bertumbangan bisa bertahan puluhan tahun di singgasana mereka? Ada pendapat, itu antara lain karena (sebagian) ulama di negara yang rata-rata Sunni itu mengusung konsep persetujuan terhadap ”status quo” sang pemimpin Muslim.

Mari mengambil beberapa contoh. Ketika berkomentar tentang demonstrasi anti-Presiden Mesir, 4 Februari silam, seorang imam masjid ternama di Jakarta menyebut ”haram hukumnya menurunkan pemimpin Muslim kecuali ia sudah tidak shalat lagi atau telah kafir”. Sang imam mendasarkan pernyataan pada hadis Nabi Muhammad SAW dalam dua kitab ”sahih” ternama.

Ulama ternama di Arab Saudi, Sheikh Abdul-Aziz Al-Sheikh, juga membuat pernyataan serupa. Di harian Asharq al-Awsat, juga dikutip Reuters, 5 Februari silam, ia mengatakan, berbagai protes di Mesir, Tunisia, dan negara-negara lain untuk merusakkan bangsa-bangsa Muslim-Arab. ”Chaos itu datang dari musuh-musuh Islam,” kata ulama yang dekat dengan Pemerintah Saudi itu.

Saat terjadi demo besar di Mesir, para ulama Al-Azhar pun menunjukkan dukungan kepada Hosni Mubarak. Belakangan dukungan itu berantakan ketika kemudian juru bicara Al-Azhar, Mohammad Rafat al-Tahtawi, mengundurkan diri dan bergabung dengan para demonstran.

Benarkah revolusi-revolusi itu mengatasnamakan Islam? Kita tahu bahwa ”kartu domino” kejatuhan para diktator itu bermula dari protes membakar diri Bouazizi yang jadi katalis dan martir hingga Presiden Tunisia Ben Ali terguling. Tindakan itu tentu sulit diterima sebagai Islami karena bunuh diri diharamkan Islam. Kemudian kita juga menyaksikan sikap aktivis Ikhwanul Muslimin, gerakan Islam di Mesir, yang sejak awal tak ingin menonjol dalam aksi-aksi demo itu guna menghindari munculnya kesan bahwa ini adalah revolusi Islam.

Andaikata itu semua adalah ”atas nama Islam”, apakah haram hukumnya rakyat mendongkel diktator Muslim yang masih tampak shalat? Tidak juga.

Menilik sejarah, pemberontakan serupa sudah terjadi sejak sepeninggal Nabi Muhammad SAW. Pada masa Khalifah Usman bin Affan, misalnya, orang-orang Mesir bersama dua ribuan penduduk Basrah dan Kufah (keduanya di Irak) pernah melakukan pemberontakan bersenjata. Usman adalah sahabat utama Nabi SAW, tetapi sebagai khalifah—kata ulama Mesir Maududi dan Ahmad Amin dalam Yaumul Islam—Usman ”telah melakukan penyimpangan, meninggalkan prinsip keadilan, dan melakukan nepotisme sehingga menimbulkan protes rakyat luas”.

Bukan mustahil para pemberontak itu diilhami penentangan tiga sahabat Nabi: Ammar bin Yasir, Ibnu Mas’ud, dan Abu Dzar. Ammar menulis petisi, mengecam kebijakan Khalifah Usman. Ibnu Mas’ud menentang Usman lewat protes, kemudian mengundurkan diri dari jabatannya meski ia tidak mengangkat senjata. Abu Dzar berorasi di pasar-pasar dan turun ke jalan, tetapi juga tanpa senjata.

Demi kemaslahatan umat

Boleh jadi gerakan sekarang ini juga diilhami penentangan ketiga sahabat Nabi SAW itu meski tak harus berlabelkan ”Islam”, sebagaimana dikatakan kelompok Ikhwanul Muslimin. Berbagai protes warga di Timur Tengah dan Afrika Utara saat ini pun awalnya berlangsung relatif damai, tetapi jadi ”berdarah” ketika penguasa yang represif ngotot mempertahankan kursi.

Meski barangkali tak atas nama agama, kita tahu sesungguhnya berbagai demo rakyat Arab itu tetap saja sebuah tekad yang dianjurkan agama yang madani yang mengedepankan kemaslahatan umat dan akhlak bernegara ketimbang urusan fikih yang penuh perbedaan pendapat (ikhtilaf). Itu sebabnya kita melihat dasar nash (hadis) yang melarang pendongkelan pemimpin Muslim seolah jadi tak bermakna atau ”tidak laku”.

Al Quran sendiri secara tegas mengancam ”mereka yang shalat tapi melupakan orang miskin dan menghardik anak yatim”. Sementara sebuah hadis Nabi SAW yang lain dan sangat populer justru menyuruh orang menentang kemungkaran (korupsi, ketidakadilan) dengan tangan (kekuatan), dengan lisan, atau, minimal menolak dalam hati.

Apakah karena aturan yang demikian maka kaum Muslim Syiah berbeda dari saudaranya yang Sunni memilih konsep untuk lebih mengutamakan pemimpin yang adil meski ia bukan seorang Muslim ketimbang seorang Muslim yang zalim?

Entahlah! Yang jelas, saat masyarakat dicengkeram korupsi dan ketidakadilan, umat Islam sulit menerima pengharaman menurunkan pemimpin yang zalim meski nash dimaksud termaktub dalam kitab rujukan utama. Yang jelas, lebih dari semiliar Muslimin di dunia bisa mengingatkan para pemimpin bahwa para nabi—Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad—selalu membela wong cilik, kaum miskin, dan mustadzaffien (orang lemah) menghadapi penguasa tiran seperti Firaun dan Abu Jahal.

Oleh Syafiq Basri Assegaff, Dosen Pascasarjana Universitas Paramadina dan Peneliti di Pusat Studi Islam dan Kenegaraan, Universitas Paramadina

Sumber http://cetak.kompas.com/read/2011/04/08/04085197/revolusi.islam.atau.arab

Kata - kata Bijak

Agama menjadi sendi hidup, pengaruh menjadi penjaganya. Kalau tidak
bersendi, runtuhlah hidup dan kalau tidak berpenjaga, binasalah hayat.
Orang yang terhormat itu kehormatannya sendiri melarangnya berbuat jahat.

Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik.
Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus.

Kawan sejati ialah orang yang mencintaimu meskipun
telah mengenalmu dengan sebenar-benarnya iaitu baik dan burukmu.
Sabar adalah jalan keluar bagi orang yang tidak
bisa menemukan jalan keluar.

Jagalah dirimu baik-baik, usahakanlah kemuliaannya, karena engkau dipkitang manusia bukan karena rupa tetapi kesempurnaan budi dan adab -Nabi SAW

Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya kerna kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah.

Barangsiapa yang hari ini sama dengan kemarin, maka tertipulah dia, dan barangsiapa hari ini lebih jahat dari kelmarin, maka terkutuklah dia.

Ambillah waktu untuk berpikir, itu adalah sumber kekuatan.
Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi.
Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan.
Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa

Memang amat tinggi letaknya kebahagiaan. Namun kita harus menuju ke sana. Ada orang yang berputus asa berjalan ke arahnya lantaran disangkanya jalan ke sana amat sukar. Padahal mudah, karena ia dimulai dari dirinya sendiri

Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat mewujudkan perselisihan.
Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan.
Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan.
Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkati.

Harta yang paling menguntungkan ialah SABAR. Teman yang paling akrab adalah AMAL. Pengawal pribadi yang paling waspada DIAM. Bahasa yang paling manis SENYUM. Dan ibadah yang paling indah tentunya KHUSYUK.

Hidup memerlukan pengorbanan. Pengorbanan memerlukan perjuangan. Perjuangan memerlukan ketabahan. Ketabahan memerlukan keyakinan. Keyakinan pula menentukan kesuksesan. Kesuksesan pula akan menentukan kebahagiaan.

Kekayaan bukanlah satu dosa dan kecantikan bukanlah satu kesalahan. Oleh itu jika kita memiliki kedua-duanya janganlah kita lupa pada Yang Maha Berkuasa.

Kegembiraan ibarat semburan pewangi, pabila kita memakainya semua akan dapat merasa keharumannya. Oleh itu berikanlah walau setitik kegembiraan yang kita miliki itu kepada teman kita.

Penglihatan itu sebagai panah iblis yang berbisa, maka siapa yang mengelakkannya karena takut pada-Ku, maka Aku akan menggantikannya dengan iman yang dirasakan manisnya dalam hati…

Kepada kawan – Kesetiaan
Kepada musuh – Kemaafan
Kepada ketua – Khidmat
Kepada yang muda – Contoh terbaik
Kepada yang tua – Hargai budi mereka dan kesetiaan.
Kepada pasangan – Cinta dan ketaatan
Kepada manusia – Kebebasan

Berpikir itu cahaya, kelalaian itu kegelapan, kejahilan itu kesesatan dan manusia yang paling hina ialah orang yang menganiaya orang bawahannya.

Semulia-mulia manusia ialah siapa yang mempunyai adab, merendahkan diri ketika berkedudukan tinggi, memaafkan ketika berdaya membalas dan bersikap adil ketika kuat – Khalifah Abdul Malik bin Marwan

Jangan tanya apa yang dibuat oleh negara untukmu, tapi tanyalah apa yang
boleh kamu buat untuk negara -Abraham Lincol

Ciri orang yang beradab ialah dia sangat rajin dan suka belajar, dia tidak malu belajar daripada orang yang berkedudukan lebih rendah darinya – Confucius

Setiap orang dapat mencapai kesuksesan dalam hal apa saja, asalkan ia sangat menyukai pekerjaan yang dilakukan.

Barang siapa membawa berita tentang orang lain kepadamu, maka dia akan membawa berita tentang dirimu kepada orang lain.

Jangan memberi makanan kepada orang lain yang kita sendiri tidak suka memakannya.

Agama tidak pernah mengecewakan manusia. Tetapi manusia yang selalu mengecewakan agama.

Setiap bunga mawar pasti ada durinya. Dari kesusahan itu akan didapatkan kesenangan dan kebahagiaan, seperti durian berduri karena enak isinya, kulit manggis pahit sebab manis di dalamnya dan bunga mawar / ros berduri karena harum baunya

Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik,
mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.

Memikirkan permusuhan kita akan dimusuhi, memikirkan kebencian, kita akan dibenci. Kita menjadi seperti apa yang kita pikirkan

Membalas kebaikan dengan kejahatan adalah perangai yang serendah-rendahnya. Membalas kejahatan dengan kejahatan, bukanlah perikemanusiaan. Membalas kebaikan dengan kebaikan adalah hal biasa. Membalas kejahatan dengan kebaikan adalah cita-cita kemanusiaan yang setinggi-tingginya. Kita harus sanggup hidup untuk memberi cita-cita itu bertumbuh.

Tiada ada yang paling pandai dan paling bodoh di dunia ini karena setiap yang pandai itu dapat menjadi bodoh dan setiap yang bodoh itu dapat menjadi pandai

Nafsu mengatakan perempuan itu cantik atas dasar rupanya. Akal mengatakan perempuan itu cantik atas dasar ilmu dan kepintarannya. Dan hati mengatakan perempuan itu cantik atas dasar akhlaknya.

Saya percaya, esok sudah tidak boleh merubah apa yang berlaku hari ini, tetapi hari ini masih boleh merubah apa yang akan terjadi pada hari esok.

Memaafkan mungkin amat berat untuk diberikan kepada orang yang pernah melukai hati kita. Tetapi hanya dengan memaafan kita akan dapat mengobati hati yang telah terluka.

Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi. Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa. Dalam kesempitan hidup ada kekuasaan ilmu.

Kita tidak dapat meneruskan hidup dengan baik jika tidak dapat melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.

Orang bijaksana tidak sesekali duduk meratapi kegagalannya, tapi dengan
lapang hati mencari jalan bagaimana memulihkan kembali kerugian yang diderita nya.

Pandangilah segala sesuatu dari kacamata oranglain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hari orang lain pula.

Jembatan adalah penghubung antara dua buah kampung, perkawinan adalah penghubung antara dua insan dan anak menjadi penghubung antara ibu dan ayah

Pemimpin yang sukses ialah orang yang dapat melakukan komunikasi dengan orang yang lebih atas daripadanya dan dapat melakukan komunikasi dengan orang yang lebih bawah daripadanya.

Siapa saja yang tidak pernah merasakan kepahitan tidak akan mengenal kemanisan. Dunia ini ibarat pentas. Kita adalah pelakonnya. Maka berlomba-lombalah beramal-ramailah supaya hidup bahagia di dunia dan akhirat.

Minggu, 17 April 2011

Perkembangan Pembangunan Jalan Tol Cinere - Jagorawi



http://184.105.232.109/6e/3d/6e3d8d0f30ec5c6b95c93f31346173be/ba64807/CinereJagorawi_6e3d_w_2.3gp

Abu Bakar Ash-Shiddiq (632-634 M) Sang Pembela Rasulullah


Abu Bakar termasuk pelopor kaum Muslimin pertama, As-Sabiqunal Awwalun, para pendahulu. Ia adalah orang yang memercayai Rasulullah di saat banyak orang menganggap beliau gila. Abu Bakar termasuk orang yang siap mengorbankan nyawanya, di saat banyak orang hendak membunuh Rasulullah.

Nama awal Abu Bakar adalah Abdullah bin Abu Quhafah. Dalam lembaran sejarah disebutkan nama ayahnya adalah Abu Quhafah. Ini pun bukan nama sebenarnya. Utsman bin Amir demikian nama lain dari Abu Quhafah. Abu Bakar lahir pada 573 Masehi, lebih muda sekitar tiga tahun dari Nabi Muhammad.

Sebelum masuk Islam, ia dipanggil dengan sebutan Abdul Ka’bah. Ada cerita menarik tentang nama ini. Ummul Khair, ibunda Abu Bakar sebelumnya beberapa kali melahirkan anak laki-laki. Namun setiap kali melahirkan anak laki-laki, setiap kali pula mereka meninggal. Sampai kemudian ia bernazar akan memberikan anak laki-lakinya yang hidup untuk mengabdi pad Ka’bah. Dan lahirlah Abu Bakar.

Setelah Abu Bakar lahir dan besar ia diberi nama lain; Atiq. Nama ini diambil dari nama lain Ka’bah, Baitul Atiq yang berarti rumah purba. Setelah masuk Islam, Rasulullah memanggilnya dengan sebutan Abdullah. Nama Abu Bakar sendiri konon berasal dari predikat pelopor dalam Islam. Bakar berarti dini atau awal.

Suatu hari Abu Bakar ingin berangkat berdagang ke wilayah Thaif bersama rekan bisnisnya, Hakim bin Hizam—keponakan Khadijah. Tiba-tiba sesorang datang menemuinya. Orang itu berkata kepada Hakim, “Bibimu Khadijah mengaku suaminya menjadi nabi sebagaimana Musa. Ia sungguh telah mengabaikan tuhan-tuhan.”

Selanjutnya Abu Bakar berpikir. Ia orang yang paling mengerti tentang Muhammad Saw. Sebelum sesuatu terjadi, ia harus menemui beliau untuk memastikan berita tersebut. Setelah itu barulah ia akan menentukan sikap.

Abu Bakar mendatangi Rasulullah Saw. Ia berusaha mengingat kembali semua kisah tentang sahabatnya itu. Ia yakin, sahabatnya tidaklah seperti orang-orang Quraisy kebanyakan. Sahabatnya bukanlah orang yang mengagungkan berhala-berhala yang disembah oleh orang-orang Quraisy. Di masa mudanya tidak ada sifat kekanak-kanakan seperti halnya pemuda-pemuda Quraisy dan ia mempunyai kebiasaan yang sangat berbeda dengan kaumnya. Setiap tahun, ia menyendiri di Gua Hira selama sebulan penuh.

Semua gambaran dan bayangan itu bergelayut dalam ingatan Abu Bakar. Ia mempercepat langkah untuk segera mengetahui kebenaran dari mulut sahabatnya langsung. Lalu muncul dalam ingatan Abu Bakar tentang keberkahan yang dialami kaum Bani Sa’ad saat Halimah As-Sa’diyah mengambil beliau dalam susuannya menuju kampungnya. Abu Bakar juga mengingat ulang pembicaraan Bukhaira, seorang pendeta yang mengingatkan paman beliau Abu Thalib dari tipu daya Yahudi apabila mereka mengetahui tentang anak kecil yang dibawanya.

Akhirnya Abu Bakar sampai juga di rumah Muhammad Saw. Ia masuk menemui sahabatnya dan langsung bertanya, “Apa yang sebenarnya terjadi dengan berita yang telah aku dengar tentangmu? Apakah engkau mengira kaummu mengakui kebenaran yang engkau katakan?”

“Wahai Abu Bakar, maukah engkau kuceritakan sesuatu, apabila engkau rela aku akan terima, namun jika tidak suka maka aku akan menyimpannya,” jawab Muhammad.

Abu Bakar menjawab, “Ini telingaku, silakan katakan.”

Nabi Saw membacakan beberapa ayat Al-Qur’an kepada Abu Bakar. Beliau juga menceritakan kepadanya tentang wahyu yang turun dan peristiwa di Gua Hira yang beliau alami. Jiwa Abu Bakar telah siap memercayainya, karena kemudahan yang Allah berikan kepadanya dengan pertemanan dan ketulusan pengenalan.

Tanpa ragu, belum sampai Rasulullah Saw menyelesaikan ceritanya, Abu Bakar berbisik lirih, “Aku bersaksi bahwa engkau orang yang jujur. Apa yang engkau serukan adalah kebenaran. Sesungguhnya ini adalah kalam Allah.”

Setelah itu, ia menemui Hakim bin Hizam dan berkata, “Wahai Abu Khalid, kembalikanlah uangku, aku telah menemukan bersama Muhammad bin Abdullah sesuatu yang lebih menguntungkan daripada perniagaan bersamamu.” Abu Bakar mengambil hartanya dan berlalu.

Rasulullah bukan tanpa alasan memilih Abu Bakar menjadi orang kedua setelah dirinya. Suatu hari Rasulullah pernah mengabarkan tentang keutamaan sahabat sekaligus mertua beliau ini. “Tak seorang pun yang pernah kuajak masuk Islam yang tidak tersendat-sendat dengan begitu ragu dan berhati-hati kecuali Abu Bakar. Ia tidak menunggu-nunggu atau ragu-ragu ketika kusampaikan hal ini,” sabda Rasulullah Saw.

Hal ini pula yang menyebabkan ia dilantik dengan gelar Ash-Shiddiq di belakang namanya. Abu Bakar memang selalu membenarkan Rasulullah tanpa sedikit pun keraguan. Pada peristiwa Isra’ Mikraj, Abu Bakar adalah orang pertama yang percaya saat Rasulullah menyampaikan hal itu. Tanpa setitik pun ada kebimbangan di benaknya.

Abu Bakar memulai misi mulia dalam menyerukan agama Allah, sehingga berkat tangannya, Allah memberikan hidayah-Nya kepada generasi pertama Islam (As-Sabiqunal Awwalun), di mana dengan kesabaran dan kesungguhan mereka membangun Islam.

Ia mulai menyebarkan Islam kepada orang-orang di kaumnya yang ia percayai, orang yang berteman dan duduk bersamanya. Sehingga banyak sekali yang masuk Islam karenanya seperti Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqqash dan Abdurrahman bin Auf. Mereka ini berangkat menemui Rasulullah ditemani Abu Bakar. Lalu beliau menawarkan Islam kepada mereka, membacakan Al-Qur'an, menjelaskan kebenaran Islam, hingga mereka beriman.

Betapa mulianya Abu Bakar Ash-Shiddiq yang telah mengislamkan lima dari sepuluh sahabat Nabi yang dijamin masuk surga. Umar berkata, “Abu Bakar adalah junjungan kami dan telah memerdekakan junjungan kami, yakni Bilal.”

Ibnu Umar berkata, “Dahulu kami melakukan pemilihan kepada orang-orang pada zaman Nabi Saw masih hidup siapakah yang terbaik, maka kami memilih Abu Bakar dan kemudian Umar bin Khatab dan kemudian Utsman bin Affan.” (HR Bukhari)

Abu Bakar hanya sebentar memegang kendali pemerintahan Islam setelah Rasulullah. Hari itu ia berniat untuk mandi. Udara amat dingin mencekam. Suhu tubuhnya tiba-tiba memanas. Karena merasa janjinya dengan Allah sudah dekat, Abu Bakar ingin menetapkan pengganti setelahnya.

Ia meminta Abdurrahman bin Auf untuk datang. Ketika ditanyakan tentang pribadi Umar bin Khatab, Abdurrahman menjawab, “Ya, Umar lebih tepat, tetapi ia terlalu keras.”

“Ia keras karena melihatku lunak. Kalau urusan ini sudah berada di tangannya, ia akan lunak,” kata Abu Bakar.

Setelah itu, Abu Bakar memanggil beberapa sahabat lainnya, baik dari kaum Anshar maupun Muhajirin. Semua setuju untuk mengangkat Umar sebagai pengganti Abu Bakar. Setelah semuanya bubar, Abu Bakar meminta Utsman bin Affan untuk menulis apa yang didiktekannya. Abu Bakar berkata, “Tuliskan Bismillahirrahmanirrahim. Inilah janji yang diminta Abu Bakar kepada umat Islam...” tiba-tiba Abu Bakar pingsan.

Namun Utsman meneruskan tulisannya: “Sesungguhnya aku mengangkat Umar bin Khatab sebagai penggantiku atas kalian dan aku tidak mengabaikan kebaikan untuk kalian...”

Abu Bakar sadar kembali, lalu meminta Ustman membacakan apa yang dia tulis. Mendengar apa yang dibaca Utsman, Abu Bakar bertakbir. “Engkau menghawatirkan tadi aku akan meninggal sehingga engkau khawatir umat akan berselisih (kalau tidak ada nama yang tertulis)?” tanya Abu Bakar.

Utsman mengiyakan. Panas Abu Bakar kian meningkat. Pada Senin 22 Jumadil Akhir 13 Hijriyah Abu Bakar wafat. Pada detik-detik terakhir hidupnya, Abu Bakar sempat menuliskan menuliskan sebuah wasiat yang diabadikan sejarah.

Demikian isinya: “Bismillahirrahmanirrahim. Inilah pesan Abu Bakar bin Abu Quhafah pada akhir hayatnya dengan keluarnya dari dunia ini, untuk memasuki akhirat dan tinggal di sana. Di tempat ini orang kafir akan percaya, orang durjana akan yakin, dan orang yang berdusta akan membenarkan. Aku menunjuk penggantiku yang akan memimpin kalian adalah Umar bin Khatab.

Patuhi dan taati dia. Aku tidak mengabaikan segala yang baik sebagai kewajibanku kepada Allah, kepada Rasulullah, kepada agama, kepada diriku, dan kepada kamu sekalian. Kalau dia berlaku adil, itulah harapanku, dan itu pula yang kuketahui tentang dia. Tetapi kalau dia berubah, maka setiap orang akan memetik hasil dari perbuatannya sendiri. Yang kuhendaki ialah setiap yang terbaik dan aku tidak mengetahui segala yang gaib. Dan orang yang zalim akan mengetahui perubahan yang mereka alami.”

Semoga Allah menempatkannya pada sisi yang terbaik. Aamiin.


http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/11/04/18/ljt70o-khulafaur-rasyidin

Pemimpin, Keberanian, dan Perubahan



Pemimpin, Keberanian, dan Perubahan


Terdapat dua jenis pemimpin cerdas, yaitu pemimpin cerdas saja dan pemimpin cerdas yang bisa membawa perubahan.

Untuk menciptakan perubahan (dalam arti positif), tidak diperlukan pemimpin sangat cerdas sebab kadang kala kecerdasan justru dapat menghambat keberanian. Keberanian jadi satu faktor penting dalam kepemimpinan berkarakter, termasuk keberanian mengambil keputusan dan menghadapi risiko. Kepemimpinan berkarakter risk taker bertentangan dengan ciri-ciri kepemimpinan populis. Pemimpin populis tidak berani mengambil risiko, bekerja menggunakan uang, kekuasaan, dan politik populis atau pencitraan lain.

Indonesia sudah memiliki lima mantan presiden dan tiap presiden menghasilkan perubahannya sendiri-sendiri. Soekarno membawa perubahan besar bagi bangsa ini. Disusul Soeharto, Habibie, Gus Dur, dan Megawati.

Soekarno barangkali telah dilupakan orang, tetapi tidak dengan sebutan Proklamator. Soeharto dengan Bapak Pembangunan dan perbaikan kehidupan sosial ekonomi rakyat. Habibie dengan teknologinya. Gus Dur dengan pluralisme dan egaliterismenya. Megawati sebagai peletak dasar demokrasi, ratu demokrasi, karena dari lima mantan RI-1, ia yang mengakhiri masa jabatan tanpa kekisruhan. Yang lain, betapapun besar jasanya bagi bangsa dan negara, ada saja yang membuat mereka lengser secara tidak elegan.

Sayang, hingga presiden keenam (SBY), ada hal buruk yang tampaknya belum berubah, yaitu perilaku korup para elite negeri ini. Akankah korupsi jadi warisan abadi? Saatnya SBY menjawab. Slogan yang diusung dalam kampanye politik, isu ”Bersama Kita Bisa” (2004) dan ”Lanjutkan” (2009), seharusnya bisa diimplementasikan secara proporsional.

Artinya, apabila pemerintahan SBY berniat memberantas korupsi, seharusnya fiat justitia pereat mundus—hendaklah hukum ditegakkan—walaupun dunia harus binasa (Ferdinand I, 1503-1564). Bukan cukup memperkuat hukum (KPK, MK, Pengadilan Tipikor, KY, hingga Satgas Pemberantasan Mafia), korupsi pun hilang. Tepatnya, seolah-olah hilang. Realitasnya, hukum dengan segala perkuatannya di negara yang disebut Indonesia ini hanya mampu membuat berbagai ketentuan hukum, tetapi tak mampu menegakkan.

Quid leges sine moribus (Roma)—apa artinya hukum jika tak disertai moralitas?

Apa artinya hukum dengan sedemikian banyak perkuatannya jika moral pejabatnya rendah, berakhlak buruk, dan bermental pencuri, pembohong, dan pemalas?

Keberanian

Meminjam teori Bill Newman tentang elemen penting kepemimpinan, yang membedakan seorang pemimpin sejati dengan seorang manajer biasa adalah keberanian (The 10 Law of Leadership). Keberanian harus didasarkan pada pandangan yang diyakini benar tanpa keraguan dan bersedia menerima risiko apa pun. Seorang pemimpin tanpa keberanian bukan pemimpin sejati. Keberanian dapat timbul dari komitmen visi dan bersandar penuh pada keyakinan atas kebenaran yang diperjuangkan.

Keberanian muncul dari kepribadian kuat, sementara keraguan datang dari kepribadian yang goyah. Kalau keberanian lebih mempertimbangkan aspek kepentingan keselamatan di luar diri pemimpin—kepentingan rakyat—keraguan lebih mementingkan aspek keselamatan diri pemimpin itu sendiri.

Korelasinya dengan keberanian memberantas korupsi, SBY yang dipilih lebih dari 60 persen rakyat kenyataannya masih memimpin seperti sebagaimana para pemimpin yang dulu pernah memimpinnya.

Memang, secara alamiah, individu atau organisasi umumnya akan bersikap konservatif atau tak ingin berubah ketika sedang berada di posisi puncak dan situasi menyenangkan. Namun, dalam konteks korupsi yang kian menggurita, tersisa pertanyaan, apakah SBY hingga 2014 mampu membawa negeri ini betul-betul terbebas dari korupsi?

Pertanyaan lebih substansial: apakah SBY tetap pada komitmen perubahan? Atau justru ide perubahan yang dicanangkan (2004) hanya tinggal slogan kampanye karena ketidaksiapan menerima risiko-risiko perubahan?

Terakhir, apakah SBY dapat dipandang sebagai pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan konsisten dalam pengertian teguh dengan karakter dirinya, berani mengambil keputusan berisiko, atau justru menjalankan kepemimpinan populis dengan segala pencitraannya?

Indonesia perlu pemimpin visioner. Pemimpin dengan impian besar, berani membayar harga, dan efektif, dengan birokrasi yang lentur. Tidak ada pemimpin tanpa visi dan tidak ada visi tanpa kesadaran akan perubahan. Perubahan adalah hal tak terelakkan. Sebab, setiap individu, organisasi, dan bangsa yang tumbuh akan selalu ditandai oleh perubahan- perubahan signifikan. Di dunia ini telah lahir beberapa pemimpin negara yang berkarakter dan membawa perubahan bagi negerinya, berani mengambil keputusan berisiko demi menyejahterakan rakyatnya. Mereka adalah Presiden Evo Morales (Bolivia), Ahmadinejad (Iran), dan Hugo Chavez (Venezuela).

Indonesia harus bisa lebih baik. Oleh karena itu, semoga di sisa waktu kepemimpinannya—dengan jargon reformasi gelombang kedua—SBY bisa memberikan iluminasi (pencerahan), artinya pencanangan pemberantasan korupsi bukan sekadar retorika politik untuk menjaga komitmen dalam membangun citranya. Kita berharap, kasus BLBI, Lapindo, Bank Century, dan perilaku penyelenggara negara yang suka mencuri, berbohong, dan malas tidak akan menjadi warisan abadi negeri ini. Sekali lagi, seluruh rakyat Indonesia tetap berharap agar Presiden SBY bisa membawa perubahan signifikan bagi negeri ini.



Adjie Suradji, Anggota TNI AU
http://jauhdimata.com/pemimpin-keberanian-dan-perubahan
*********************************

Indonesia Butuh Pemimpin Berkarakter Soekarno-Soeharto

Indonesia dapat kembali menjadi negara yang disegani dunia internasional, jika dipimpin tokoh kuat dengan perpaduan karakter kepemimpinan Soekarno dan Soeharto.

"Sosok pemimpin seperti Bung Karno dan Pak Harto amat dibutuhkan rakyat Indonesia kini dan ke depan, yang diyakini bisa menjadikan Indonesia sebagai negara yang tak hanya disegani, tetapi mampu membawa rakyatnya sejahtera dan makmur," tandas direktur Eksekutif Lembaga Kajian Kebangsaan, Viktus Murin .

Lepas dari berbagai kelemahan dua pemimpin kharismatik tersebut yang menjadi Presiden pertama dan kedua RI, demikian Viktus Murin, mayoritas rakyat memang menghendaki suatu pola kepemimpinan tegas, berwibawa juga disegani.

"Ada kesadaran kuat di lingkup publik, bahwa sudah saatnya Indonesia tak hanya terjebak atau mau dijebak oleh urusan-urusan teknis semata di lingkup internal, sementara dalam konteks diplomasi global, kita terpuruk dan dianggap sebelah mata, tak hanya oleh Amerika, tetapi negeri sekecil Singapura," ujar Viktus Murin

Jadi, demikian mantan Sekjen Presidium Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional (GMNI) ini, kekuatan di era Soekarno dan Soeharto, terutama di panggung diplomasi internasional, harus dikembalikan, malah semakin diperkuat.

"Caranya, memperkuat juga keadaan internalnya. Untuk itu, perlu pemimpin yang berkarakter, apakah seperti Soekarno atau Soeharto, dan mungkin lebih baik jika perpaduan dua karakter tersebut," ujarnya.

Dari berbagai studi LKK, demikian Viktus Murin, Indonesia sesungguhnya amat berpotensi beridiri sejajar dengan Amerika Serikat, dan Republik Rakyat Tiongkok, jika dipimpin oleh tokoh yang memiliki kombinasi karakter kepemimpinan Bung Karno serta Pak Harto.

"Sekarang ini kan masih sulit agaknya menemukan tokoh dengan karakter kepemipinan seperti itu. Tetapi bukan berarti tidak ada. Mungkin ini soal perjalanan waktu dan sejarah," tandasnya lagi.

Namun, Viktus Murin yakin seyakin-yakinnya, sebagaimana pula dinyatakan oleh sebuah hasil studi CIA, yang menyatakan, Indonesia tak lama lagi bakal tampil sebagai raksasa baru dari Asia bersama-sama India, seperti juga Brazil (Amerika Latin).

http://www.antaranews.com/view/?i=1236969366&c=NAS&s

****************************

Berikut adalah kata-kata bijak soekarno


“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno)

“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno)

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.”
(Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961)

“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” (Bung Karno)

“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.”
(Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno)

“……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno)

“Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali“.
(Pidato HUT Proklamasi, 1949 Soekarno)

“Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.” (Pidato HUT Proklamasi, 1950 Bung Karno)

“Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964 Bung Karno)

“Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.” (Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno)

“Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong” (Pidato HUT Proklamasi, 1966 Bung Karno)

“Aku Lebih suka lukisan Samodra yang bergelombangnya memukul, mengebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, “Kadyo siniram wayu sewindu lawase(Pidato HUT Proklamasi 1964 Bung Karno)

“Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.” ( Sarinah, hlm 17/18 Bung Karno)