Rabu, 24 Februari 2016

Semua Orang Bisa Hafal Alquran

Pada dasarnya, semua orang bisa menghafal Alquran. 

“Menghafal Alquran, semua orang bisa. Yang penting punya kemauan,” ujar Dr KH Muhaimin Zein Hafidzulloh saat mengisi Kajian Ilmiah (KAIL) Oase Al Qur'an di  Epiwalk, Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (22/1/2016).

Kajian ilmiah bertema “Menghafal Alquran dengan Metode Lauhun”  tersebut digelar pukul 16.30 hingga shalat Maghrib berjamaah. Hadir pada kesempatan tersebut antara lain Direktur Halimun Medical Center (HMC) yang juga penulis buku best seller “Allah Sang Tabib”  Dr Briliantono M Soenarwo SpOT.

Muhaimin mengemukakan, para penghapal Al-Qur’an akan tinggal di surga bersama para nabi dan dilayani oleh malaikat. Jilid 5 paket “OASE Al-Quran” yang ditulis oleh Muhaimin menjelaskan metode menghafal Alquran dengan metode “Lauhun”.

Muhaimin memberikan kesempatan kepada ummat Islam di Indonesia layanan menghafal Al-Quran cukup lewat telefon. “Untuk hal tersebut tinggal mengisi formulir pernyataan bersedia menghafal Alquran  yang terdapat pada buku jilid 5 OASE Al-Qur'an,” tutur Muhaimin yang hafal Alquranpada usia 13 tahun dengan predikat mumtaz

Muhaimin yang juga ketua Jam’iyah Quro Wal hafidz (JQH) menambahkan, metode tersebut sudah dipraktikkan di pondok-pondok pesantren di Indonesia. “Metode ini juga tidak kenal usia dari anak-anak hingga lansia. Jadi siapa pun bisa hafal Alquran asalkan punya kemauan untuk belajar,” kata dosen PTIQ Jakarta itu.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/16/01/22/o1csgj374-semua-orang-bisa-hafal-alquran

Mengenal Haq dalam Alquran

Muslimah dan Alquran

Kata haq banyak tercantum dalam Alquran. Istilah itu umumnya diartikan "kebenaran" , namun sebahagiannya tidak diartikan sama sekali, hanya dengan memakai istilah haq itu sendiri. 

Dalam Alquran surat Al Isra (17):26, istilah tersebut tidak mungkin diartikan dengan "kebenaran"; begitu pula pada QS Ar Ruum (30) ayat 28.

Arti sesungguhnya dari haq yang tercantum dalam kedua ayat suci tersebut ialah "yang logis"; maka berikanlah pada kerabat, orang miskin, yang logis untuknya, dengan maksud tidak berlebihan. Atau dengan pendekatan zaaman sekarang: apalah artinya sebuah TV bagi orang miskin yang kebetulan membutuhkan sepiring nasi. Jadi pemberian yang diserahkan kepadanya hendaklah yang berguna, logis, pada keadaannya.

Bila yang logis telah datang maka yang batil akan hilang. Yang logis itu adalah suatu yang rasionil berdasarkan perhitungan tepat dan sesuai dengan kenyataan yang berlaku. Jika dulunya bumi ini dikatakan datar, maka itu adalah suatu kebatilan yang waktu itu dianggap suatu kebenaran.

Tetapi kemudian, setelah penyelidikan dilakukan secara rasionil dengan perhitungan begitupun bukti-bukti nyata telah ditemukan, terdapatlah hal yang logis bahwa bumi ini bukannya datar lempeng malah bulat. Dalam hal ini ternyata kebenaran yang dulunya dikatakan tidak mengandung kesalahan ternyata kebatilan.

Jadi, sesuatu kebenaran belum dapat dikatakan logis, sebelum dia diuji secara rasionil dan dengan kenyataan. Dari contoh ini dapatlah diketahui bahwa ketika yang logis datang maka yang batil pasti hilang. Bilamana yang haq datang yang batil jadi lenyap.

Semua perkataan Allah adalah logis; Alquran mengandung ketentuan-ketentuan logis; benda-benda angkasa diciptakan-Nya secara logis, sesuai dengan fikiran sehat dan paralel dengan kenyataan yang berlaku. Demikian segala istilah haq yang tercantum dalam Alquran.

Sumber : Pusat Data Republika

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/16/02/12/o2fho5394-mengenal-haq-dalam-alquran

Dua Ayat yang Membuat Rasulullah Menangis Tersedu-sedu

Merefleksi diri setelah memahami Alquran

Segala sesuatu yang ada di alam raya nan luas ini pada hakikatnya adalah bukti kemahakuasaan dan kemahabesaran Allah SWT, sekaligus menjadi bukti dan tanda-tanda akan keberadaan-Nya (wujud). Orang-orang yang selalu berpikir dan memahami alam ini dengan saksama, akan menemukan bahwa dirinya sendiri adalah bagian yang amat kecil, jika dibandingkan dengan kekuasaan-Nya yang luas tak terbatas.

Allah SWT berfirman: ''Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, benar-benar ada tanda-tanda bagi ulul albab. Mereka itulah yang selalu menyebut nama Allah, baik dalam keadaan berdiri, duduk, atau ketika berbaring. Dan, orang-orang yang memikirkan penciptaan langit dan bumi. Mereka kemudian berkata, 'Wahai Tuhan kami, segala yang Engkau ciptakan ini tidak ada yang sia-sia. Mahasuci Engkau, karena itu, lindungilah kami dari siksa api neraka'.'' (QS 3: 191-192).

Ayat ini turun ketika Nabi SAW sedang shalat Tahajud pada malam hari. Setelah selesai shalat, beliau langsung tersungkur menangis karena tidak kuasa ketika memahami betapa dalamnya makna yang terkandung dalam ayat ini. Tidak cukup kata-kata untuk menjelaskannya.

Hal inilah yang dikatakan oleh Nabi SAW ketika ditanya oleh istrinya, Aisyah, karena heran melihat Nabi SAW menangis, tidak seperti biasanya. 

Ada dua hal yang membuat Nabi SAW menangis. 

Pertama, kesadaran beliau, betapa besarnya kekuasaan Allah SWT di alam semesta raya ini. Fenomena alam yang mencakup pergantian siang dan malam, keteraturan alam raya dan isinya, menjadi tanda-tanda bahwa Allah yang mengatur itu semua dengan baik.

Kedua, kesadaran bahwa rahasia-rahasia yang ada di alam ini tidak akan pernah terkuak, selain dengan pengamatan dan penelitian yang saksama melalui proses tafakur (berpikir). Alam raya adalah kenyataan yang dapat kita lihat sehari-hari. Masih banyak sekali pengetahuan baru yang masih menjadi misteri di alam ini.

Dengan proses tafakur, rahasia-rahasia itu akan terungkap lebih jauh. Umat manusia akan mampu memperoleh petunjuk Ilahi, jika tafakur itu dapat memberikan kesadaran bahwa ternyata manusia itu adalah sebagian dari makhluk-makhluk Allah SWT yang terkecil di alam ini. Sehingga dengan itu, serta-merta mereka mengakui dengan tulus dan penuh kesadaran, bahwasanya apa yang diciptakan-Nya tidaklah sia-sia.

Semuanya memiliki kegunaan yang begitu besar bagi umat manusia. Kesadaran ini kemudian menjadikan diri manusia untuk selalu mengingat Allah SWT dalam keadaan apa pun. Bahkan, dalam setiap desah napasnya, yang keluar adalah nama Allah. Karena tahu bahwa Dia selalu mengawasi manusia melalui alam ciptaan-Nya. Manusia adalah makhluk lemah dan tidak memiliki kekuatan apa-apa.

Dengan begitu, tidak ada yang perlu untuk disombongkan. Kesadaran manusia untuk selalu tafakur terhadap alam semesta dan zikir atau mengingat keagungan dan kekuasaan Allah dalam segala hal, itulah yang menjadi ciri-ciri orang yang Allah SWT sebut sebagai ulul albab, sebagaimana sosok Nabi Muhammad SAW.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/16/01/21/o197jt394-dua-ayat-yang-membuat-rasulullah-menangis-tersedusedu

Mengapa Fabiayyi aala'i rabbikuma tukazziban Diulang Sampai 31 Kali?

Manuskrip Alquran tertua yang ditemukan di Birmingham, Inggris.

Kalimat Fa bi ayyi aalaa'i rabbikuma tukazziban diulang sebanyak 31 kali dalam surah ar-Rahman. Arti dari ayat ini adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Ungkapan ini ditujukan kepada bangsa jin dan manusia.

Sekretaris Jenderal Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustaz Bachtiar Nasir menjelaskan, dalam surah Ar-Rahman, Allah menyebutkan nikmat-nikmat yang banyak sekali.
Nikmat itu Dia limpahkan kepada jin dan manusia agar mereka bersyukur dan tidak kufur terhadap nimat-nikmat tersebut. Banyaknya nikmat yang Allah limpahkan itu menunjukkan kekuasaan dan rahmat-Nya yang sudah sepantasnya dijadikan sebagai satu-satunya yang berhak disembah.

Adapun hikmah di balik pengulangan ayat ini, antara lain, sebagaimana yang kita ketahui bahwa Alquran diturunkan dalam bahasa Arab dan di antara gaya penyampaian ( uslub)-nya adalah pengulangan ( tikrar) untuk menguatkan kesan dan mendalamkan pemahaman ayat.

Al-Suyuthi dalam kitabnya Al-Itqan fi Ulumil Qur`an menyebutkan bahwa hal itu untuk memantapkan pemahaman, memberikan tekanan terhadap masalah yang dijelaskan, mengingatkan kembali, serta menunjukkan betapa besar dan pentingnya masalah itu.

Hal itu sama seperti perkataan seseorang kepada orang yang selalu ditolong tapi dia mengingkarinya. Bukankah kamu dahulu fakir kemudian saya berikan kamu harta, apakah kamu mengingkari itu? Bukankah kamu dahulu tidak punya pakaian kemudian saya beri kamu pakaian, apakah itu juga kamu ingkari? Gaya bahasa seperti ini biasa digunakan dalam bahasa Arab.

Lalu, pengulangan ayat ini bertujuan mengingatkan hamba untuk selalu ingat dan bersyukur kepada Allah SWT tanpa harus menunggu dan menghitung nikmat-nikmat Allah yang tidak akan bisa dihitung. 

Sumber : Pusat Data Republika
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/16/02/24/o31jlp394-mengapa-fabiayyi-aalai-rabbikuma-tukazziban-diulang-sampai-31-kali

7 Ayat Al Quran yang Bisa Membuat Kaya Jika Diamalkan



Al Quran adalah petunjuk dan pedoman hidup manusia terutama untuk seorang mukmin. Di dalam ayat-ayat Al Quran tersimpan rahasia-rahasia hidup yang perlu kita pelajari. Ayat-ayat Al Quran memiliki bahasa tingkat tinggi sehingga perlu ilmu untuk dapat memahaminya secara utuh dan menyeluruh.

Alhamdulillah, Allah karuniakan kepada kita semua para ahli tafsir dan hadits yang dapat menjabarkan dengan utuh dan menyeluruh dari ayat-ayat Al Quran. 

Di dalam Al Quran terdapat ayat-ayat yang membahas tentang rezeki dan cara mendapatkan rezeki dari Allah SWT. 

Berikut 7 Ayat Al Quran yang Bisa Membuat Kaya Jika Diamalkan yang telah disusun oleh Quran Cordoba :


1. Quran Surat Ar-Ra’d:11

Allah SWT berfirman :

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ (١١


“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (Q.S. Ar-Ra’d:11)

Tafsir Surat Ar-Ra’d ayat 11 ini sebagai berikut :

Allah tidak akan mengubah keadaan mereka, selama mereka tidak mengubah sebab-sebab kemunduran mereka. Ada pula yang menafsirkan, bahwa Allah tidak akan mencabut nikmat yang diberikan-Nya, sampai mereka mengubah keadaan diri mereka, seperti dari iman kepada kekafiran, dari taat kepada maksiat dan dari syukur kepada kufur. Demikian pula apabila hamba mengubah keadaan diri mereka dari maksiat kepada taat, maka Allah akan mengubah keadaanya dari sengsara kepada kebahagiaan.

Dengan mengubah diri menjadi pribadi yang lebih baik maka Allah SWT akan mendatangkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Merubah diri yang tadinya kufur menjadi taat adalah pondasi awal untuk meraih rezeki. Dengan adanya niat dan usaha untuk merubah diri, pasti Allah SWT akan memudahkan kita untuk berubah ke arah yang lebih baik.


2. Quran Surat Al-Baqarah:216

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (٢١٦

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Tetapi boleh Jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh Jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui. ” (Q.S. Al-Baqarah:216)


Seseorang yang mendapatkan sesuatu hal yang tidak sesuai dengan harapan pasti akan kecewa. Padahal kita tidak tahu apakah sesuatu itu sebenarnya baik atau buruk bagi kita. Berbaiksangkalah kepada Allah SWT karena hanya Dia lah yang tahu mana yang baik dan mana yang buruk bagi kita. Sesuai dengan surat Al Baqarah ayat 216 di atas bahwa kita tidak boleh membenci sesuatu hal, bisa jadi Allah sedang memberikan jalan keluar dari masalah-masalah yang sedang kita hadapi.

Jika kita mengamalkan ayat ini dalam berusaha, insyaallah kita tidak mudah putus asa dan selalu berbaik sangka kepada Allah SWT. Segala hasil yang kita dapatkan akan disyukuri dengan sepenuh hati sembari bersabar dan berharap yang terbaik pasti datang dari Allah SWT.


3. Quran Surat Al-Baqarah: 286

لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (٢٨٦

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat pahala (dari kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat siksa (dari kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau membebani Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Ma’afkanlah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”

Jelas dalam ayat diatas bahwa Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Yakinlah jika kita berpikir tidak sanggup,maka itu hanya anggapan kita saja. Kita pasti sanggup apabila menyanggupinya. Jangan kalah oleh pikiran negatif yang dengan mudah mengatakan tidak sanggup untuk berusaha dan menjadi kaya.

Dengan mengamalkan ayat ini, seseorang yang berusaha dengan sungguh-sungguh selalu mempunyai pikiran positif bahwa apa yang menjadi bebannya adalah beban yang sesuai dengan kesanggupannya. Dengan semangat ini segala macam urusan dan beban akan terasa ringan dan mudah untuk melaluinya.

4. Quran Surat Al-Insyirah: 5 – 6

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٥) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٦)

“5. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. 6. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan“.


Tafsir surat Al-Insyirah ayat 5-6 :

Ini merupakan kabar gembira untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu bahwa setiap kali Beliau mendapatkan kesulitan, maka Beliau akan mendapatkan kemudahan setelahnya, dan bahwa betapa pun besar kesusahan yang Beliau alami, maka setelahnya Beliau akan merasakan kemudahan. 

Oleh karena itu, sebelumnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam merasakan kesulitan dan penderitaan dari orang-orang kafir, selanjutnya Beliau mendapatkan kemudahan dengan diberi-Nya kemenangan atas mereka.

Dengan mengamalkan kedua ayat diatas kita yakin bahwa sesuatu itu diciptakan berpasang-pasangan oleh Allah SWT. Begitu juga dengan kesulitan yang berpasangan dengan kemudahan. Seseorang yang menghadapi kesulitan dengan sabar dan penuh harapan Allah SWT sesuai dengan ayat diatas pasti akan mendatangkan kemudahan. Setiap usaha yang ditempuh dengan penuh sabar dan harap pasti akan membuahkan hasil.

Seseorang yang menghindari kesulitan dia tidak akan mendapatkan kemudahan. Jika kita berharap sesorang yang mengatasi kesulitan,maka orang lain lah yang mendapatkan kemudahan. Kita tidak akan mendapatkan kemudahan dari kematangan, keterampilan, dan pengalaman yang didapatkan. Perhatikan ayat ke-6, ada kata “sesungguhnya”, artinya sebuah penguatan atau penegasan akan kalimat sebelumnya.

5. Quran Surat Ath-Thalaq: 2-3
  
فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا ذَوَيْ عَدْلٍ مِنْكُمْ وَأَقِيمُوا الشَّهَادَةَ لِلَّهِ ذَلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (٢) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (٣


” 2. Maka apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujuklah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah pengajaran itu diberikan bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. 3. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.”

Dalam ayat ke 2 surat Ath-Thalaq Allah SWT akan membukakan jalan keluar bagi orang-orang yang bertakwa. Tafsir ayat ini adalah sebagai berikut :

Maka orang yang bertakwa kepada Allah dan mengutamakan keridhaan Allah dalam semua keadaannya, Allah Subhaanahu wa Ta’aala akan membalasnya di dunia dan akhirat. Di antara sekian balasannya adalah Allah Subhaanahu wa Ta’aala berikan jalan keluar dari setiap kesulitan dan kesempitan. Sebagaimana orang yang bertakwa kepada Allah, akan dibukakan jalan keluar baginya, maka orang yang tidak bertakwa kepada Allah, akan terjatuh ke dalam kesempitan, beban dan belenggu yang sulit keluar dan lolos darinya. 

Digunakan talak sebagai contohnya, karena jika seorang tidak bertakwa kepada Allah dalam masalah talak, misalnya ia menjatuhkan talak dengan cara yang diharamkan seperti langsung tiga kali, maka ia tentu akan menyesal dengan penyesalan yang tidak mungkin dapat dikejar lagi.

Sedangkan dalam ayat ke 3 surat Ath-Thalaq Allah SWT akan mencukupkan keperluannya dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka kepada orang yang bertawakkal.

Kedua ayat ini memiliki perintah dari Allah SWT yaitu bertakwa dan bertawakkal. Dengan mengamalkan perintah pada ayat ini insyaallah kita tidak takut lagi akan kehabisan harta dan tidak takut lagi menghadapi kesulitan. Sesuai dengan janji Allah pada ayat diatas rezeki akan dicukupkan dan dibukakan jalan keluar dari kesulitan serta masalah yang sedang kita hadapi.