Senin, 31 Oktober 2011

FAQ (pertanyaan-pertanyaan yg sering diajukan) Tentang New7Wonders


Berikut adalah FAQ yang saya buat karena saya mendapatkan banyak pertanyaan dan kecaman akibat tulisan-tulisan saya tentang penipuan New7Wonders. Halaman ini akan terus diperbaharui jika ada masukan-masukan yang saya terima.

FAQ 1: Kenapa sih repot-repot ngurusin masalah New7Wonders?

Karena New7Wonders merupakan vanity scam, yang memanfaatkan ego kita semua untuk meraup keuntungan. Ini tak jauh berbeda dengan penipuan Who’s Who atau diploma mill dimana korban menyerahkan sejumlah uang untuk atribut tertentu, misalnya gelar akademis atau person of the year, walaupun sebenarnya institusi tersebut tidak memiliki kredibilitas atau akreditasi untuk memberi gelar tersebut. Praktis tak ada orang lain yang menganggap gelar atau atribut tersebut sebagai sesuatu yang penting.

New7Wonders pun demikian, mereka hanyalah sebuah perusahaan kecil asal Swiss, bukan organisasi Internasional ataupun lembaga bentukan kerjasama multilateral antara negara-negara.

Perbedaannya, New7Wonders menambahkan bumbu berupa kompetisi dengan kontestan lain, tujuannya untuk menyentuh rasa nasionalisme kita semua. Selain itu, New7Wonders merupakan vanity scam dengan skala internasional yang korbannya bukan lagi perorangan, tetapi negara-negara yang berdaulat.

Pada kontes tahun 2007, situs web New7Wonders memuat taut dan logo UNESCO. Khawatir akan dampak dari pencatutan nama ini, UNESCO kemudian mengklarifikasi bahwa mereka tidak memiliki sangkut paut dengan New7Wonders.

FAQ 2: Ah, ini kan gak beda dengan misalnya Indonesian Idol atau acara lainnya.

Tentu saja ada persamaan antara New7Wonders dan Indonesian Idol, misalnya keduanya sama-sama menggunakan media SMS untuk memilih. Dan tentunya ada keberatan-keberatan yang bisa dialamatkan kepada keduanya. Sebagai contoh, keduanya menggunakan kriteria populer untuk menentukan pemenang, bukan kriteria objektif. Sanjaya Malakar secara kontroversial bisa melaju ke babak ke-7 American Idol dengan kemampuan yang pas-pasan. Patung Kristus Penebus Rio de Janeiro bisa mendapatkan gelar ‘keajaiban dunia’, walaupun secara objektif, monumen-monumen lain seperti misalnya Candi Prambanan, Menara Eiffel atau Patung Liberty lebih berhak mendapatkan gelar tersebut.

Akan tetapi tentu saja ada perbedaan antara Indonesian Idol dan New7Wonders. Secara singkat: New7Wonders adalah Indonesian Idol yang pemenangnya ditentukan dari jumlah uang yang disetorkan kontestan kepada panitia. Kualitas objektif sama sekali tidak penting, yang penting jumlah uangnya. Kontestan tidak tahu berapa uang yang diberikan kontestan lainnya kepada panitia. Dan jika kontestan kalah, uang yang telah disetorkan tidak dikembalikan.

Stakeholder Indonesian Idol adalah peserta itu sendiri. Pada New7Wonders, walaupun peserta adalah Taman Nasional Komodo, stakeholder-nya adalah kita semua sebagai rakyat Indonesia.

Indonesian Idol mendapatkan pemasukan dari pihak ketiga yang mendapatkan hiburan dari acara tersebut. Panitia kemudian menyerahkan sebagian dari pemasukan tersebut kepada kontestan, dalam bentuk gaji, pelatihan, akomodasi, atau lainnya. Semua kontestan mendapatkan keuntungan, termasuk kontestan yang kalah di babak awal sekalipun.

New7Wonders mendapatkan penghasilan dari setoran kontestan itu sendiri yang berasal dari platform pemilihan berbayar. New7Wonders praktis tidak mengeluarkan biaya apapun untuk kontestan. Bahkan biaya pemasaran ditanggung oleh masing-masing kontestan. Biaya yang dikeluarkan kontestan yang kalah melalui platform voting berbayar tak dapat dikembalikan. Bagi seluruh kontestan, kontes New7Wonders merupakan negative-sum game.

FAQ 3: Ah, masa sih penipuan? Saya cuma keluar Rp 1 untuk memilih kok, atau bahkan gak keluar duit sama sekali.

Pemilih memang hanya mengeluarkan Rp 1, atau bahkan tidak mengeluarkan uang sepeserpun. Tetapi ongkos yang sesungguhnya lebih besar daripada itu.

Pertama, ada sponsor yang menyubsidi sehingga biaya yang harus dikeluarkan pemilih menjadi serendah itu. Karena panitia lokal harus membayar lisensi ke New7Wonders, dan mereka tentunya tidak akan menerima mata uang Rupiah, maka akan ada devisa kita yang terbuang. Maka, nilai sesungguhnya yang harus dibayar pemilih melalui SMS jauh lebih tinggi daripada Rp 1 atau Rp 0.

Kedua, akibat kontes ini, akan ada pihak yang mendapatkan basis data nomor ponsel dari puluhan juta rakyat Indonesia. Ini adalah informasi yang sangat berharga, mungkin jauh lebih berharga daripada bayaran lisensi kepada New7Wonders.

Ketiga, sang dalang dari skema ini tetap mendapatkan keuntungan jika kita ikut memilih, terutama melalui media seperti SMS premium.

Namun ada baiknya jika kita melihat lebih jauh daripada sekadar nilai uang yang hilang akibat skema ini: kontes New7Wonders ini menghina intelegensia kita semua. Karena pada praktiknya, ini hanyalah kontes ‘adu jumlah setoran’.

FAQ 4: Dasar orang Indonesia, gini aja diributin! Bukannya ngedukung, malah ngejatuhin!

Sikap saya dan kawan-kawan merupakan bentuk kepedulian kepada Indonesia, bukan sebaliknya. Kami tidak menyukai nasionalisme kawan-kawan dieksploitasi untuk kepentingan mereka.

Dan bukan hanya Indonesia, di negara-negara lain ada banyak rakyat mereka yang terusik dan melakukan edukasi seperti yang saya lakukan selama ini.

Kawan-kawan kita dari Korea yang merasa terusik dengan kampanye Jeju membuat situs web Justice4Jeju7. Mereka juga membuat situs No7Wonders yang berisi tentang masalah-masalah New7Wonders di berbagai negara. Kawan-kawan dari Vietnam membuat tulisan di sebuah forum tentang scam New7Wonders yang sampai tulisan ini dibuat sudah mencapai lebih dari 60 halaman. Red Hunt Travel, sebuah blog yang didirikan teman kita dari Kanada juga membahas tentang kontroversi New7Wonders.

Dan masih banyak lagi. Pencarian Google ‘new7wonders scam’ banyak menemukan hal yang sama.

FAQ 5: Kalau Komodo menang, maka pariwisata bisa naik.

Analisis yang saya lakukan dari data-data industri pariwisata tujuh pemenang New7Wonders tahun 2007 tidak menunjukkan adanya pertumbuhan pariwisata dari ditunjuknya tujuh monumen tersebut sebagai keajaiban dunia yang baru.

Seluruh penelitian yang sering dikutip oleh pihak New7Wonders pun ternyata tidak dilakukan dengan metodologi yang benar dan memiliki asumsi-asumsi awal yang salah.

Kawan-kawan kita dari Korea juga membuat analisis mendalam tentang ‘penelitian independen’ yang sering dikutip oleh oknum New7Wonders.

Sebaliknya, pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2007-2008 ke Indonesia ternyata lebih tinggi daripada enam negara pemenang New7Wonders 2007. Alih-alih mendapatkan penghargaan, Budpar justru mendapatkan kecaman karena memutuskan hubungan dengan New7Wonders!

Selain menobatkan kontestan sebagai pemenang, New7Wonders praktis tidak melakukan apa-apa. Seluruh biaya pemasaran ditanggung sepenuhnya oleh masing-masing kontestan. Dan pemasaran tersebut tentu saja bisa dilakukan tanpa harus ada New7Wonders.

Situs web New7Wonders bukanlah situs yang banyak dikunjungi pengguna Internet, sehingga tidak akan berpengaruh banyak terhadap pemasaran.

FAQ 6: Tapi setelah Komodo terpilih menjadi finalis, pariwisata di Komodo meningkat.

Ini adalah kesalahan logika post hoc ergo propter hoc. Jika kejadian B terjadi setelah kejadian A, belum tentu B terjadi karena A. Bisa saja A dan B disebabkan oleh faktor C (spurious relationship).

Dalam hal ini, faktor C adalah pemasaran yang dilakukan pemerintah untuk mempromosikan Taman Nasional Komodo. Faktor inilah yang menyebabkan Komodo terpilih menjadi finalis; sekaligus meningkatkan pariwisata di Taman Nasional Komodo. Tanpa harus menjadi nominasi New7Wonders pun, pariwisata bisa kita tingkatkan.

FAQ 7: Dasar pengkhianat! Dasar tidak nasionalis!

Rasanya terlalu jauh untuk mengukur nasionalisme hanya dari jumlah uang yang kita sumbangkan kepada Bernard Weber :). Saya pikir mayoritas rakyat Indonesia pada dasarnya sangat nasionalis, tetapi memiliki informasi yang berbeda-beda. Berikut saya peragakan dalam bentuk Johari window:

Mayoritas orang-orang yang mengirim SMS ke 9818 berada di kuadran 2. Dan sebagian besar rakyat Indonesia berada di kuadran ini. Tulisan-tulisan saya selama ini bertujuan untuk memindahkan teman-teman sebangsa dan setanah air dari kuadran 2 ke kuadran 1. Memilih untuk tidak berpartisipasi mengirim SMS pilih Komodo tentu tidak bisa disebut ‘tidak nasionalis’.

Bernard Weber dan oknum New7Wonders lainnya tentunya berada di kuadran 4. Hati kecil saya masih menaruh harapan bahwa tidak ada warga negara kita yang menjadi anggota kuadran 4 ini.

FAQ 8: Saya sudah tahu, tapi bolehkah kami teruskan vote Komodo?™

Pengalaman saya dalam mengamati vanity scam seperti diploma mill atau Who’s Who scam, ada orang-orang yang tetap bersikukuh bahwa hal ini bukanlah penipuan, walaupun telah diberi tahu hal yang sesungguhnya. Mereka tetap bangga dengan memamerkan plakat ‘Man of the Year’ yang didapatkan dengan harga $200 dari sebuah institusi yang tidak jelas asal usulnya, misalnya.

Di Indonesia, bisa jadi tak sedikit yang seperti ini. Orang-orang dengan sifat yang sama tersebut barangkali akan memiliki sifat yang sama pula pada kontes New7Wonders.

Penjelasan yang kedua, ada orang yang akan menjadi sangat defensif setelah diberi tahu bahwa dia tertipu. Ini adalah akibat dari choice-supportive bias.

Tentunya tak ada yang dapat menghalangi siapapun untuk mengirim SMS pilih Komodo. Yang dapat saya dan kawan-kawan lakukan hanyalah memberi informasi yang sesungguhnya.

FAQ 9: Negara-negara lain yang telah menjadi pemenang bangga atas prestasi tersebut. Kenapa kita tidak?

Betulkah? Saat saya mengumpulkan data mengenai pariwisata negara-negara pemenang New7Wonders pada tahun 2007, tak satupun situs web resmi pariwisata negara-negara tersebut yang menampilkan atribut New7Wonders secara besar-besaran.

Kalau tidak percaya, silakan lihat sendiri situs resmi dewan pariwisata negara-negara India, Yordania, Peru, RRC, Italia, Brazil dan Meksiko.

FAQ 10: Orang-orang yang terlibat dalam New7Wonders adalah orang-orang yang saya kenal memiliki integritas tinggi. Jadi tidak mungkin New7Wonders merupakan penipuan.


Ini adalah kesalahan berpikir argument from authority atau argumentum ad verecundiam: hanya karena X adalah orang yang kita kenal berintegritas, maka ucapan X kita anggap sebagai kebenaran. Tentu saja ini salah. Jika Einstein mengatakan 1+1=3, bukan berarti itu benar hanya karena Einstein yang mengatakannya.

Walaupun demikian, tentu tak dapat kita simpulkan bahwa orang-orang Indonesia yang terlibat dalam New7Wonders tidak berintegritas dan memiliki agenda jahat. Bukan tidak mungkin mereka termasuk ke dalam kuadran 2 di atas (lihat FAQ no 7 di atas). Atau mereka termasuk ke dalam kuadran 1 tetapi sudah terlanjur terikat dengan kontrak atau komitmen yang harus mereka penuhi.

Kabarnya, Jusuf Kalla hanya membutuhkan waktu lima menit untuk menerima tawaran untuk menjadi duta Komodo. Dalam waktu lima menit tentu saja tak mungkin bagi beliau untuk dapat melakukan analisis mendalam mengenai skema New7Wonders ini.

Tuduhan vanity scammer saya alamatkan hanya kepada Bernard Weber, New Open World Corporation dan New7Wonders Foundation, bukan kepada afiliasinya di Indonesia. Saya mengerti jika oknum-oknum New7Wonders ini sekilas terlihat sangat legitimate dan tak sedikit orang-orang yang sebetulnya berintegritas, tetapi terjebak dan mempercayai mereka.

FAQ 11: Kontes ini diiklankan oleh televisi nasional, didukung operator seluler dan perusahaan besar lainnya. Jadi tidak mungkin ini pembodohan.

Sama seperti FAQ 10, ini adalah kesalahan berpikir argument from authority atau argumentum ad verecundiam. Kesimpulan tersebut tak dapat diambil hanya karena iklan kontes New7Wonders ditayangkan televisi nasional dan didukung oleh operator seluler.

FAQ 12: Pemerintah telah mengeluarkan banyak dana untuk memenangkan Taman Nasional Komodo, kenapa harus berhenti di tengah jalan?

Dana yang telah dikeluarkan pemerintah kepada New7Wonders hanyalah biaya pendaftaran sebesar $200. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan biaya untuk pemasaran. Biaya yang terakhir ini tentunya selain berefek pada perolehan suara Komodo di New7Wonders, juga berimbas pada kenaikan pariwisata di Komodo.

Jadi, biaya yang benar-benar hilang hanyalah biaya pendaftaran sebesar $200 ($200 perak, bukan $200 ribu atau bahkan $200 juta). Sedangkan biaya pemasaran akan terkonversi menjadi kenaikan industri pariwisata di Taman Nasional Komodo.

FAQ 13: Paling tidak ada kebanggaan Taman Nasional Komodo bisa masuk sebagai 7 keajaiban dunia. Dan ini berlaku untuk selamanya.

Berapa banyak di antara kita yang pada tahun 2008-2009 ingat di luar kepala siapa saja yang menjadi pemenang kontes New7Wonders 2007?

Rasanya tak banyak di antara kita yang ingat. Bisa jadi bahkan mengetahui kontes ini pun tidak. Kalau begitu, selain kita, apakah nantinya banyak orang-orang asing yang tahu daftar pemenang kontes New7Wonders tahun ini? Saya pribadi sangat meragukannya.

Ini tak jauh berbeda dengan atribut Person of the year yang didapatkan dengan harga $200 dari institusi yang tidak jelas asal usulnya: selain kita sendiri, praktis tak ada orang lain yang peduli dengan atribut tersebut.

FAQ 14: Tahun 2007, New7Wonders mengadakan acara deklarasi pemenang di Lisbon, Portugal yang megah dan diliput jaringan berita Internasional. Ini bisa jadi ajang untuk promosi.

Itu dulu. Tahun ini New7Wonders tidak akan mengadakan acara deklarasi pemenang. Setelah kisruh di Indonesia dan Maladewa, kelihatannya mereka tidak berhasil menemukan negara lain yang bersedia untuk membayar ongkos mahal yang mereka tuntut untuk menjadi tuan rumah acara ini.

Sebagai gantinya, New7Wonders akan mengizinkan negara-negara pemenang untuk membuat ‘acara penganugerahan’ sendiri di negara masing-masing. Tentu saja dengan biaya masing-masing.

FAQ 15: Tapi saya dengar New7Wonders bekerjasama dengan PBB.


Memang betul bahwa situs web Office for Partnership PBB (UNOP) memuat sebuah halaman mengenai kerjasama antara PBB dan New7Wonders. Halaman yang dibuat pada tanggal 8 Juli 2007 –satu hari setelah acara puncak New7Wonders tahun 2007– tersebut digunakan New7Wonders sebagai pondasi kredibilitas New7Wonders selama bertahun-tahun.

Karena tidak jelas seperti apa dan bagaimana bentuk kerjasama tersebut, maka teman-teman kita dari Korea menanyakan langsung ke UNOP. Jawaban dari UNOP mengejutkan: UNOP tidak memiliki kerjasama dengan New7Wonders, dan halaman tersebut merupakan bagian dari situs web lama UNOP. Jika kita mengakses situs web UNOP dari halaman depan, maka kita tidak akan menemukan keberadaan New7Wonders di sana.

Jerih payah teman-teman dari Korea dapat dibaca di berkas PDF ini: New7Wonders Foundation, Currently Not in Partnership with the UN Office for Partnerships.

Mungkin akibat dari ancaman gugatan hukum dari teman-teman dari Korea ini, New7Wonders kemudian merevisi halaman interesting questions and answers. Yang tadinya mengatakan “sedang bekerjasama dengan PBB”, menjadi “pernah bekerjasama dengan PBB”. Tetapi apa bentuk kerjasama yang telah dilakukan tetap menjadi misteri.

Situs berita Korea OhMyNews melakukan wawancara dengan New7Wonders dan mencoba untuk menanyakan apa bentuk kerjasama yang pernah dilakukan New7Wonders dan PBB. Tetapi lagi-lagi, perwakilan New7Wonders tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan.

Dengan situasi seperti ini, satu-satunya ‘kerjasama’ yang kita ketahui antara UNOP dan New7Wonders adalah bahwa Direktur UNOP Amir Dossal turut menghadiri acara puncak New7Wonders 7 Juli 2007 di Lisbon, Portugal.


http://priyadi.net/archives/2011/10/30/faq-tentang-new7wonders/

Pentingnya Introspeksi Diri

Alkisah diceritakan bahwa di jaman Nabi Musa terdapat dua negara dimana negara A dipimpin oleh seorang raja yang baik dan sholeh sedangkan di negara B dipimpin oleh seorang raja yang jahat dan zalim.

Seluruh penduduk di negara A selalu memuja dan menghormati rajanya karena sang raja penuh kasih, serta arif dalam memimpin negaranya, sampai-sampai rakyatnya selalu mendoakan sang raja agar selalu diberikan umur panjang.

Lain halnya dengan penduduk di negara B, dimana sifat sang raja yang jahat dan zalim benar-benar telah membuat rakyatnya hidup dalam berkesusahan sampai-sampai setiap hari rakyatnya selalu berharap agar rajanya yang zalim ini tidak berumur panjang.

Suatu ketika, diwaktu yang sama kedua raja tersebut sakit parah sehingga dipanggilah para tabib dari pelosok negara untuk menyembuhkannya. Setelah berkumpul pada tabib tersebut, merekapun mulai memeriksa penyakit kedua raja tersebut. Setelah usai pemeriksaan, maka para tabib tersebut mengeluarkan kesimpulan yang sama sebagai berikut :

Penyakit yang menyerang raja A adalah penyakit yang umum yang obatnya akan mudah ditemukan, yaitu dengan memakan suatu jenis ikan yang mana ikan tersebut akan mudah ditangkap karena selalu ada setiap harinya tanpa terpengaruh oleh iklim atau musim apapun.

Sementara penyakit yang menyerang raja B adalah penyakit langka yang obatnya sendiri sangat sulit ditemukan, yaitu dengan memakan suatu jenis ikan yang mana ikan tersebut hanya akan naik ke permukaan laut satu kali dalam kurun waktu satu tahun.

Setelah tabib memberikan penjelasan, maka dikerahkanlah seluruh rakyat untuk mencari ikan yang dimaksud tersebut demi kesembuhan sang raja.

Rakyat di negara A sangat bersukacita begitu mengetahui bahwa obat bagi raja mereka adalah ikan yang sangat mudah didapat dan merekapun berbondong-bondong mencarinya dengan rasa optimis, sementara rakyat di negara B sangat pesimis begitu mengetahui bahwa obat bagi raja mereka adalah suatu jenis ikan yang sangat langka, apalagi saat itu bukan musim bagi ikan tersebut untuk naik ke permukaan.

Sungguh Allah sangat Maha Kuasa dan Maha Berkehendak.

Tak satupun rakyat di negara A mendapatkan ikan yang dicarinya meski sekalipun mereka berusaha dengan sekuat tenaga dan dengan keikhlasan yang murni semata-mata agar sang raja bisa disembuhkan. Siang malam mereka mencari ikan yang dikatakan "mudah" didapat tersebut, namun berbuahkan nihil. Sehingga pada akhirnya sang raja A yang baik dan arif serta dicintai oleh rakyatnya wafat karena tidak tertolong.

Lalu bagaimana dengan kisah raja B ? Sekalipun sulitnya ikan tersebut didapat, serta tidak tepatnya musim saat itu, namun ternyata ikan tersebut bisa didapat sehingga akhirnya sanga raja B tersebut bisa disembuhkan dan kembali memerintah negara tersebut dengan kejam dan zalim seperti biasanya.

Mendapati kisah ini, nabi Musa bertanya kepada Allah,
"Ya Allah, mengapa kau akhiri hidup raja A yang baik dan soleh tersebut ? sementara mengapa pula kau panjangkan umur raja B yang jahat dan zalim tersebut ?"

Lalu Allah menjawab pertanyaan nabi Musa tersebut,
"Wahai Musa, ketahuilah olehmu. Raja A memang raja yang baik dan soleh yang selalu beribadah kepadaKu. Namun dalam hidupnya, dia pernah melakukan satu kali kesalahan, sehingga dengan penyakitnya ini, aku hapuskan dosa satu kali tersebut agar begitu dia mati, aku dapat langsung menempatkannya ke dalam Surga."

"Dan ketahui pula olehmu wahai Musa, raja B memang raja yang jahat dan zalim yang tidak pernah beribadah kepadaKu, namun dalam hidupnya dia pernah berbuat satu kali kebaikan, sehingga aku membalas satu amal baik yang telah dilakukannya tersebut dengan kesembuhannya agar kelak apabila dia mati, maka aku akan langsung memasukkannya ke dalam neraka."

Apa yang bisa dipetik dari cerita tersebut ? Andai dalam kehidupan kita, sehari-harinya kita jauh dari Allah, ... tidak pernah menjalankan kewajibanNya, ... selalu melakukan maksiat terhadapNya, ... namun kehidupan kita tidak pernah punya aral yang melintang, ... selalu berkecukupan dan tidak ada kesulitan, ... maka berhati-hatilah !

Jangan-jangan saat ini Allah sedang menghabiskan seluruh amal baik kita miliki dengan ganjaran duniawi sehingga pada akhirnya yang tertinggal dari kita adalah kemudaratan yang abadi, ... kesusahan hidup yang tidak pernah berakhir, ... yang akan membawa kita kedalam kesengsaraan.

lalu bagi orang-orang yang selalu beramal baik, selalu menjalankan perintahNya dan semaksimal mungkin selalu menjauhi laranganNya, namun kehidupannya masih sulit, maka bersabarlah !
Semoga Allah tengah menghabiskan seluruh dosa yang telah kita perbuat dengan cobaan, sehingga yang tersisa dari mereka adalah kesenangan yang abadi.

Wallaahuu A'lam Bissawaab

Sungguh kisah ini sangat menyentak hatiku, membuatku semakin berpikir untuk selalu mengintrospeksi diri setiap hari, mencoba untuk mengevaluasi akan setiap apa yang telah aku lakukan.

Ya Allah,...
Segala puji dan syukur atas segala nikmat yang telah Engkau karuniakan kepadaku sampai detik ini, baik nikmat sehat wal'afiat, nikmat panjang umur, nikmat iman serta nikmat islam.

Ya Allah,...
Jadikanlah aku hambaMu yang pandai bersyukur, mudahkan bagiku segala yang sukar, dan berilah jalan keluar dari setiap kesulitan, serta jauhkan dariku segala kemudaratan.

Ya Allah,...
Peliharalah keimananku agar selalu tetap dalam jalanMu, jauhkan aku dari kefakiran karena aku takut fakirku akan membuatku kufur akan nikmatmu.

******************************

Pentingnya Introspeksi Diri

SETIAP manusia beriman meyakini adanya kehidupan setelah kematian, yakni alam akhirat. Kehidupan di alam akhirat merupakan kehidupan hakiki dan abadi. Kehidupan di dunia ini hanyalah persinggahan untuk menuju alam akhirat. Oleh karenanya, setiap Mukmin tidak akan menyia-nyiakan kesempatan hidup di dunia ini dengan perbuatan sia-sia, apalagi mendatangkan dosa dan murka Allah SWT.

Keyakinan terhadap adanya alam akhirat menjadi motivasi utama bagi amal shaleh, yakni perbuatan baik sesuai dengan garis yang ditentukan dalam syariat Islam. Keyakinan akan adanya alam akhirat itu pula yang bisa memunculkan sikap ikhlas dalam setiap perbuatan karena yakin Allah SWT akan memberinya imbalan setimpal (pahala). Sebaliknya, keyakinan akan adanya alam akhirat pula yang bisa memotivasi seorang Mukmin untuk menghindari perbuatan tercela. Pasalnya, jikapun balasan dosa tidak diturunkan Allah di dunia, pastilah di akhirat kelak murka-Nya akan ditunjukkan.

Di alam akhirat kelak, setiap anggota badan kita akan berbicara dan menjadi saksi atas perbuatan yang kita lakukan, sedangkan mulut kita terkunci. Dengan demikian, di akhirat kelak tidak ada tempat bagi dusta, kepalsuan, atau kepura-puraan.

Hidup di dunia sebentar saja, sekadar mampir sekejap mata. Namun, waktu yang sebentar itu pula yang bisa menjerumuskan seorang anak manusia ke jurang kehinaan dan kecelakaan dunia dan akhirat. Hal itu karena godaan kenikmatan duniawi sangatlah menggiurkan sehingga bisa meluruhkan kekuatan iman. Allah SWT memang menguji manusia dengan memberikan "hiasan" pada dirinya berupa kesenangan syahwat terhadap wanita, harta benda, dan jabatan. Saat memenuhi hasrat kesenangan itulah manusia sering melanggar batas yang sudah ditentukan Allah SWT. Kelemahan iman, kekeringan rohani dari cahaya kebenaran Islam, dan bisikan syetan merupakan penyebab utama manusia terjerumus ke jurang kenistaan.

Alquran Surat Al-Hasyr ayat 18 di atas merupakan peringatan sekaligus bimbingan Allah SWT agar kita melakukan introspeksi atau evaluasi diri, merenungkan tentang apa-apa yang telah kita perbuat dan menilai sejauh mana amal yang telah kita kerjakan untuk persiapan sebagai bekal di akhirat nanti.

Sudah seharusnya, setiap Muslim senantiasa mengingat ayat tersebut dan mengamalkannya dengan sepenuh hati, untuk memahami realitas diri. Bagaimanapun, kehidupan akhirat bagi seorang Muslim lebih penting ketimbang kehidupan dunia, sebab alam dunia ini sifatnya fana alias tidak kekal, sedangkan kehidupan akhirat adalah abadi (baqa). Allah SWT mengingatkan, "Dan kehidupan akhirat lebih baik bagimu ketimbang kehidupan dunia".

Dengan atau tanpa sadar, kita harus senantiasa mawas diri dan menjaga diri, barangkali kita selama ini terbuai dengan kehidupan dunia, waktu habis untuk memikirkan dan mengejar kesenangan dunia semata, sehingga mengabaikan persiapan dan melupakan bekal untuk kehidupan kelak di akhirat.

SURAT Al-Hasyr 18 merupakan perintah agar kita sering-sering mengevaluasi amal perbuatan kita: sejauh mana kemusliman kita telah ditunjukkan, sejauh mana keimanan kita telah dibuktikan di hadapan Allah SWT, dan sejauh mana bekal berupa amal saleh telah kita kumpulkan untuk kehidupan akhirat kelak?

Kehidupan dunia merupakan cobaan atau ujian dari Allah SWT bagi umat manusia. Dalam Alquran disebutkan, kehidupan dunia ini adalah untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang paling baik amalnya (QS Al-Kahfi <18>: 7). Alquran juga menyatakan, kehidupan dunia ini adalah permainan, senda gurau, perhiasan, dan (ajang) adu kemegahan manusia (QS Al-Hadid <57>: 20).

Dalam menjalani kehidupan di dunia ini kita bergelut dan berpacu dengan waktu. Dan bagi seorang Muslim, waktu sangat penting artinya. Bahkan dalam QS Al-'Ashr <103>: 1-3 Allah SWT bersumpah dengan waktu. Hal itu menunjukkan betapa kita harus mempergunakan waktu hidup di dunia ini untuk beriman dan beramal shalih. Terlebih, dalam ayat tersebut dinyatakan, semua manusia akan merugi kecuali mereka yang beriman dan beramal shalih, serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

Dengan demikian, ayat yang dikutip pada awal tulisan ini, salah satu operasionalisasi-praktisnya adalah kita harus merenung diri, apakah waktu-waktu kita yang telah berlalu itu kita isi dengan amal-perbuatan yang tidak melanggar hukum Allah? Apakah waktu-waktu kita justru diisi dengan amal yang mengabaikan dan melupakan perintah dan larangan-Nya? Apakah waktu-waktu yang kita lalui telah kita isi dengan amal shalih, ataukah dengan kesia-siaan bahkan kemaksiatan? Na'udzubillah.

Sebagai salah satu pedomannya, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin berarti ia termasuk orang beruntung; barangsiapa yang hari ini sama dengan kemarin maka ia termasuk rugi; dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk amalannya ketimbang kemarin berarti ia terlaknat."

Hadis di atas dimaksudkan agar kita senantiasa terus memperbaiki amal, meningkatkan iman dan amal shalih, atau agar kita meningkatkan pemahaman dan pengamalan Islam. Dzikrulmaut (mengingat kematian) merupakan salah satu stimulus bagi kita untuk melakukan introspeksi diri, apalagi kematian bisa datang kapan saja, tidak ada yang tahu kecuali Allah SWT.

Kalau ternyata amal kita di masa lalu kita rasakan buruk atau penuh noda-dosa, jalan satu-satunya adalah bertaubat; memohon ampun pada Allah, menyesalinya, dan bertekad tidak akan mengulanginya lagi. Jika masa lalu kita kelam, tentu saja bukan alasan untuk menjadikan kita berputus asa. Karena, Allah SWT telah menegaskan, Katakanlah! Wahai hamba-hamba-Ku yang melewati batas, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Karena sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa. (QS Az-Zumar <39>: 53).

Demikianlah, Allah Maha Pengampun dan Penyayang pada hamba-hamba-Nya. Tentu, sebagai Muslim, kita harus terus berusaha seoptimal mungkin untuk menjadi hamba Allah yang baik. Tidak berpaling dari ajaran-Nya yang sesuai dengan fitrah kita sebagai manusia. Wallahu a'la

http://ridlana-myjourney.blogspot.com/2008/11/pentingnya-introspeksi-diri.html

Kisah Kejujuran Dua Bocah Penjual Tisu di Pinggir Jalan


Kejujuran sebuah kata yang sangat sederhana tapi sekarang menjadi barang langka dan sangat mahal harganya. Memang ketika kita merasa senang dan segalanya berjalan lancar, mengamalkan kejujuran secara konsisten tidaklah sulit, tetapi pada saat sebuah nilai kejujuran yang kita pegang berbenturan dengan perasaan, kita mulai tergoncang apakah tetap memegangnya, atau kita biarkan tergilas oleh keadaan. Sebuah kisah kejujuran yang sangat menyentuh hati, dua orang anak kecil menjajakan tisu di pinggir jalan. Membuat kita mesti belajar banyak tentang arti sebuah kejujuran.

Siang ini, tanpa sengaja, saya bertemu dua manusia super. Mereka makhluk-makhluk kecil, kurus, kumal berbasuh keringat. Tepatnya di atas jembatan penyeberangan Setia Budi, dua sosok kecil berumur kira-kira delapan tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam. Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue di ujung jembatan, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan lebar-lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan, “Terima kasih Oom!” Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk ke arah mereka.

Kaki-kaki kecil mereka menjelajah lajur lain di atas jembatan, menyapa seorang laki laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil yang penuh keceriaan, laki-laki itu pun menolak dengan gaya yang sama dengan saya, lagi-lagi sayup-sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil mereka. Kantong hitam tempat stok tissue dagangan mereka tetap teronggok di sudut jembatan tertabrak derai angin Jakarta. Saya melewatinya dengan lirikan kearah dalam kantong itu, dua pertiga terisi tissue putih berbalut plastik transparan.

Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita, senyum di wajah mereka terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang menggayuti langit Jakarta.

“Terima kasih ya mbak … semuanya dua ribu lima ratus rupiah!” tukas mereka, tak lama si wanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh ribu rupiah.

“Maaf, nggak ada kembaliannya … ada uang pas nggak mbak?” mereka menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu dengan sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang tengah mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter.


“Oom boleh tukar uang nggak, receh sepuluh ribuan?” suaranya mengingatkan kepada anak lelaki saya yang seusia mereka. Sedikit terhenyak saya merogoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food court sebesar empat ribu rupiah. “Nggak punya!”, tukas saya. Lalu tak lama si wanita berkata “Ambil saja kembaliannya, dik!” sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya ke arah ujung sebelah timur.

Anak ini terkesiap, ia menyambar uang empat ribuan saya dan menukarnya dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakkannya kegenggaman saya yang masih tetap berhenti, lalu ia mengejar wanita tersebut untuk memberikan uang empat ribu rupiah tadi. Si wanita kaget, setengah berteriak ia bilang “Sudah buat kamu saja, nggak apa..apa ambil saja!”, namun mereka berkeras mengembalikan uang tersebut. “Maaf mbak, cuma ada empat ribu, nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan !”

Akhirnya uang itu diterima si wanita karena si kecil pergi meninggalkannya. Tinggallah episode saya dan mereka. Uang sepuluh ribu digenggaman saya tentu bukan sepenuhnya milik saya. Mereka menghampiri saya dan berujar “Om, bisa tunggu ya, saya ke bawah dulu untuk tukar uang ke tukang ojek!”

“Eeh … nggak usah … nggak usah … biar aja … nih!” saya kasih uang itu ke si kecil, ia menerimanya, tapi terus berlari ke bawah jembatan menuruni tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek. Saya hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak yang satunya, “Nanti dulu Om, biar ditukar dulu … sebentar.”

“Nggak apa apa, itu buat kalian” lanjut saya. “Jangan … jangan oom, itu uang oom sama mbak yang tadi juga” anak itu bersikeras. “Sudah … saya ikhlas, mbak tadi juga pasti ikhlas !”, saya berusaha membargain, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari ke ujung jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera cepat.

Secepat kilat juga ia meraih kantong plastik hitamnya dan berlari ke arah saya. “Ini deh om, kalau kelamaan, maaf ..”. Ia memberi saya delapan pack tissue. “Buat apa?”, saya terbengong “Habis teman saya lama sih oom, maaf, tukar pakai tissue aja dulu”. Walau dikembalikan ia tetap menolak.

Saya tatap wajahnya, perasaan bersalah muncul pada rona mukanya. Saya kalah set, ia tetap kukuh menutup rapat tas plastik hitam tissuenya. Beberapa saat saya mematung di sana, sampai si kecil telah kembali dengan genggaman uang receh sepuluh ribu, dan mengambil tissue dari tangan saya serta memberikan uang empat ribu rupiah. “Terima kasih Om!”..mereka kembali ke ujung jembatan sambil sayup sayup terdengar percakapan, “Duit mbak tadi gimana ..?” suara kecil yang lain menyahut, “Lu hafal kan orangnya, kali aja ketemu lagi ntar kita kasihin …….”.

Percakapan itu sayup sayup menghilang, saya terhenyak dan kembali ke kantor dengan seribu perasaan. Tuhan, hari ini saya belajar dari dua manusia super, kekuatan kepribadian mereka menaklukan Jakarta membuat saya trenyuh, mereka berbalut baju lusuh tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutra, mereka tahu hak mereka dan hak orang lain, mereka berusaha tak meminta minta dengan berdagang tissue.

Dua anak kecil yang bahkan belum balig, memiliki kemuliaan di umur mereka yang begitu belia. Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana. Apa yang bukan milik kita, pantang untuk kita ambil.

http://forum.kompas.com/nasional/45628-kisah-kejujuran-dua-bocah-penjual-tisu-di-pinggir-jalan.html

Minggu, 30 Oktober 2011

Begini Cara Mencintai Rasulullah

Seorang hamba sahaya bernama Tsauban sangat ingin berjumpa dengan Rasulullah. Sebab, ia sangat mencintai dan mengagumi akhlak dan kepribadian Nabi akhir zaman tersebut. Namun, tempat tinggalnya sangat jauh, sehingga ia sulit berjumpa dengan Rasul SAW.

Pada suatu hari, Tsauban dapat bertemu dengan Rasulullah. Kesempatan itu digunakannya untuk mendengarkan segala nasihat dan tausiah dari Rasul SAW. Mengetahui Tsauban, Rasulullah tampak heran, sebab warna kulitnya tidak seperti warna kulit orang yang sehat, tubuhnya kurus, dan wajahnya menandakan kesedihan yang teramat mendalam. Rasul pun bertanya, "Apa yang menyebabkan kamu seperti ini?"

"Wahai Rasulullah, yang menimpa diriku ini bukanlah penyakit, melainkan ini semua karena rasa rinduku padamu yang belum terobati, karena jarang bertemu denganmu. Dan, aku terus-menerus sangat gelisah sampai akhirnya aku dapat berjumpa denganmu hari ini," ujarnya.

"Ketika ingat akhirat, aku khawatir tidak dapat melihatmu lagi di sana. Karena, saya sadar bahwa engkau pasti akan dimasukkan ke dalam surga yang khusus diperuntukkan bagi para nabi. Kalaupun toh saya masuk surga, saya pasti tidak akan melihatmu lagi, karena saya berada dalam surga yang berbeda dengan surgamu. Apalagi jika saya nantinya masuk neraka, maka pastilah saya tidak akan dapat melihatmu lagi selama-lamanya," tukas Tsauban. Mendengar curahan hati si budak Tsauban tersebut, Rasulullah pun menjawab, "Insya Allah engkau (berkumpul) bersamaku di surga."

Kisah di atas menyiratkan akan ganjaran bagi orang yang memiliki kekaguman dan kecintaan akan sosok Nabi Muhammad SAW. Bahkan, kerinduannya untuk bertemu dengan sang pujaan, mengalahkan segalanya hingga kesehatannya menurun drastis.

Bentuk kecintaan pada Rasulullah, bukan diukur melalui berapa banyak pujaan atau pujian untuk Rasulullah SAW, melainkan bagaimana sikap dan perilakunya untuk melaksanakan segala apa yang biasa dilakukan oleh panutannya itu (menjalankan sunah). Artinya, kecintaan itu datangnya dari hati dan diamalkan dengan perbuatan, bukan dengan sekadar kata-kata.

Di saat banyak orang menyebarkan fitnah yang dialamatkan pada Rasul SAW, maka salah satu bentuk kecintaan seorang Muslim yang bisa diwujudkan adalah dengan kembali menelaah lebih dalam sirah kehidupan beliau melalui berbagai literatur tentang pribadi beliau. Sebab, pengetahuan yang minim tentang Rasulullah pada sebagian umat Islam, akan menjadi celah bagi sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melemahkan keyakinan umat Islam lewat propaganda dan pemutarbalikkan fakta. Karena itu, dalam membaca sirah nabawiyah pun, harus dipahami makna dan esensi dari akhlak Rasul SAW.

Dan satu hal yang paling esensial dalam menumbuhkan kecintaan pada Rasul SAW adalah meneladani segala perbuatan dan perkataannya. Juga menaati apa yang diperintah dan menjauhi semua yang dilarangnya. Wallahu a'lam.


Oleh Muhammad Itsbatun Najih

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/10/31/ltwmlb-begini-cara-mencintai-rasulullah

I S T I G H F A R


Istighfar~ اَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمَ, kalimat yang sangat pendek, tapi memiliki makna yang sangat dahsyat, sangat dalam, sangat indah dalam hidup kita, di dunia dan di akhirat.

Istighfar memiliki dua makna.

Pertama
: setiap kali kita mengucapkan 'astagfirullahal 'adziim', berarti kita minta ampun kepada Allah, minta dimaafkan kesalahan kita, minta ditutupi aib-aib kita.

Semakin sering kita beristighfar maka semakin bersih diri kita dari dosa, dari kesalahan, dari aib-aib. Karena itu Allah sangat menyukai hamba Allah yang terus beristighfar.

Karena tidak satu pun di antara kita yang bersih dari dosa, maka istighfar kewajiban, kebutuhan kita, agar Allah SWT mengampuni dosa kita, memaafkan kesalahan kita dan menutupi aib kita.

Kedua, setiap kali kita mengucapkan 'astagfirullahal 'adziim', berarti kita minta kepada Allah, mohon kepada Allah, amat sangat, agar Allah memperbaiki hidup kita, menguatkan aqidah kita, membuat kita nikmat dalam ibadah khusyuk, menjadikan akhlaq kita mulia.

Satu ucapan tetapi memiliki dua keinginan. Karena itu tidak heran hamba Allah yang sungguh-sungguh beristighfar tampak dalam kehidupannya, semakin berkah, semakin membawa kebaikan dan perbaikan, semakin bahagia, tenang, senang, menyenangkan, di dunia dan di akhirat.

Karena itu Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang melazimkan, mendawamkan dirinya selalu beristighfar kepada Allah, maka Allah akan memudahkan saat ia sulit, Allah gembirakan saat ia sedih, dan Allah beri rezki dari jalan yang tidak pernah ia duga."

***********************

Keutamaan Istighfar

Muhammad Shalih Al-Khuzaim dalam bukunya Shifat Shalat Qiyamullail, menjelaskan bahwa istighfar merupakan penutup amal saleh, penutup shalat, haji, puasa, dan juga penutup majelis. Istighfar berfungsi untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang diperbuat selama melaksanakan ibadah tersebut. Selain itu, istighfar juga sebagai penyebab utama mendapatkan ampunan Allah SWT.

Karena itu, setiap Muslim hendaknya memperbanyak istighfar dalam berbagai kesempatan. Minimal mengucapkan: Astaghfirullah, Rabbighfirli, Allahummaghfirli, dan yang lainnya. Melalui istighfar tersebut seseorang akan memperoleh banyak keutamaan.

Pertama, dihapus kejelekannya dan diangkat derajatnya. "Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS An-Nisa' [4]: 110).

Kedua, dilapangkan rezeki, anak, harta, dan penyebab turunnya hujan. "Maka Aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?" (QS Nuh [71]: 10-13).

Ketiga, ditambah kekuatannya. "Dan (dia berkata): 'Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa'." (QS Hud [11]: 52).

Keempat, dilenyapkan dosanya. Setiap dosa meninggalkan noda hitam pada hati. Noda hitam bisa lenyap dengan melakukan istighfar. "Sesungguhnya bila seorang Mukmin melakukan satu dosa, pada hatinya timbul satu noda hitam. Bila dia bertobat, berhenti dari maksiat, dan beristighfar, niscaya mengilap hatinya." (HR Ahmad).

Kelima, dimudahkan segala urusannya. "Barangsiapa membiasakan diri untuk beristighfar, Allah akan memberikan jalan keluar baginya dari setiap kesulitan, akan memberikan kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR Abu Daud dan Ibnu Majah).

Untuk itu, ketahuilah, dalam sebuah atsar disebutkan bahwa, "Sesungguhnya Iblis pernah berkata: 'Aku membinasakan manusia dengan dosa, dan mereka membinasakanku dengan La Ilaha Illallah dan istighfar'." Wallahu a'lam.


http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/09/27/136614-keutamaan-istighfar

5 HAL PentinG yg PerLu diketahui seorang AyAH

*Kehadiran ayah yang tangguh diperlukan setiap anak2 untuk menjadi kuat dan tabah. Ayah adalah 'role model' untuk anaknya dan semua anak memerlukan figur ayah yang positif.

*Ayah yg menyerah dan menceraiberaikan keluarganya akan membuat anak2nya mudah menyerah, serta menjadi tidak tabah dalam menghadapi kehidupan nantinya.

*Faktor ibu adalah pengajar anak2 dlm kehidupan ini, namun faktor ayahlah yg membuat semuanya bekerja.

*Perkataan positif seorang ayah memotivasi anak2nya, tetapi cercaan dan cemooh seorang ayah terhadap anak2nya dapat menghancurkan masa depan mereka.

*Seorang Ayah adalah 'the maker' bagi anak2nya untuk menjadi sukses atau tidak sukses. Subhanallah :)

Jangan Menunggu

Jangan menunggu bahagia baru tersenyum
tapi tersenyumlah, maka kamu akan bahagia

Jangan menunggu kaya baru bersedekah
tapi bersedekahlah, maka semakin kaya

Jangan menunggu cinta baru berta’aruf
tapi berta’aruflah, insya Allah cinta hadir dalam ridhoNya

Jangan menunggu pasangan yang sempurna baru menikah
tapi menikahlah, maka insya Allah kesempurnaan akan hadir dalam hidupmu

Jangan menunggu terinspirasi baru menulis
tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam jiwamu

Jangan menunggu termotivasi baru bergerak
tapi bergeraklah, maka motivasimu akan meningkat

Jangan menunggu proyek baru mau bekerja
tapi berkerjalah maka proyek kan berdatangan kepadamu

Jangan menunggu dicintai baru mencintai
tapi belajar mencintai, maka engkau kan dicintai

Jangan menuggu kuantitas, baru membangun kualitas
Tapi binalah kualitas, maka kuantitas akan bersama orang2 yang berkualitas

Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang
tapi hiduplah dengan tenang, insya Allah bukan sekedar uang yang datang

Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti
Tapi bergeraklah, maka engkau akan menjadi contoh yang diikuti

Jangan menunggu sukses baru bersyukur
tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu

Jangan menunggu menang, baru bertaqwa total
tapi bertaqwalah dengan total, maka kemenangan pasti kan datang

Para Pecundang selalu menunggu bukti
dan para pemenang selalu menghadirkan bukti
Seribu kata mutiara akan dikalahkan oleh satu aksi nyata

Keseimbanga Hidup

Tiap hari kita memaksa diri dgn keras u/ mengumpulkan uang, kekuasaan atau menjadi tenar (money, power or fame).

Kita mengabaikan kesehatan, waktu bersama keluarga, sahabat, lingkungan sekitar & hobi yg kita sukai. Saat kita melihat ke belakang, kita akan menyadari bahwa sebenarnya kita tak membutuhkan sebanyak itu, namun kita tak bisa mengembalikan waktu yg terlewatkan.

Hidup ini bukan hanya bekerja menghasilkan uang, mendapatkan kekuasaan atau ketenaran.

Bekerja diperlukan u/ bertahan hidup dan
agar dpt menikmati keindahan & kebahagiaan dlm kehidupan, juga agar kita bisa menjadi dan membagi berkat dgn org lain.

Hidup adalah keseimbangan antara bekerja & bermain, utk keluarga, sahabat & waktu pribadi. Dan yg terpenting adlh memiliki hubungan pribadi dg Sang Pencipta.

Kita hrs memutuskan bagaimana caranya menyeimbangkan hidup!!
"Tentukan & Atur Prioritas Hidup Kita dg bijaksana".

humor

Seorang dokter spesialis anak sering sok akrab dengan pasiennya. Maksudnya supaya anak2 tersebut tidak takut sama dokter. Jadi, ia sering bergurau dengan anak2 maupun orangtua yg mengantarkan anak2 tsb.

Suatu sore, tersisa tiga pasien anak2 yg diantar oleh ibu masing2.

Dokter: "Yang pake pita merah ini capa namana?"
Dona: "Dona..."
Dokter: "Oooh, dulu waktu hamil kamu, Mamamu pasti ngidam donat. Makanya kamu dikasih nama Dona. Tinggal buang huruf 'T'-nya saja."
Ibu Dona: "Ah, dokter pinter nebak ya!"

Dokter: "Kalu yang pake sepatu kuning ini capa namana?"
Dwi: "Dwi..."
Dokter: "Oooh, kamu pasti anak kedua dan dulu waktu hamil kamu, Mamamu pasti ngidam duit. Makanya kamu dikasih nama Dwi. Tinggal buang huruf 'T'-nya saja."
Ibu Dwi: "Hua hahaha, ada2 aja dokter ini. Dasar pinter nebak ya!"

Mendengar tanya jawab tersebut, perempuan ketiga langsung cemberut dan mengajak anaknya pulang sebelum ditanya2 dokter tsb.

Ibu Titi: "Ayo, Titi , Kita ke dokter lain saja! Nanti ketahuan Mama dulu ngidam apa...!"

menilai Orang

Sepasang anak muda yang baru menikah menempati rumah di sebuah komplek perumahan.

Suatu pagi, sewaktu sarapan, si istri melalui jendela kaca. Ia melihat tetangganya sedang menjemur kain.

"Cuciannya kelihatan kurang bersih ya", kata sang istri.
"Sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar. Mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus."

Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun.

Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur pakaian, selalu saja sang istri memberikan komentar yg sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci pakaiannya.

Seminggu berlalu, sang istri heran melihat pakaian2 yang dijemur tetangganya terlihat cemerlang dan bersih, dan dia berseru kepada suaminya:

"Lihat, sepertinya dia telah belajar bagaimana mencuci dengan benar. Siapa ya kira2 yang sudah mengajarinya? "

Sang suami berkata, "Saya bangun pagi2 sekali hari ini dan membersihkan jendela kaca kita."

Dan begitulah kehidupan. Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada kejernihan pikiran (jendela) lewat mana kita memandangnya.

Mengapa orang menikah ?




Karena mereka jatuh cinta.
Mengapa rumah tangganya kemudian bahagia ?
Apakah karna jatuh cinta ?

Bukan...
Tapi karena mereka terus bangun cinta. Jatuh cinta itu gampang, 10 menit juga bisa.
Tapi bangun cinta itu susah sekali, perlu waktu seumur hidup...

Mengapa jatuh cinta gampang ?
Karena saat itu kita buta, bisu dan tuli terhadap keburukan pasangan kita.
Tapi saat memasuki pernikahan, tak ada yang bisa ditutupi lagi.
Dengan interaksi 24 jam per hari 7 hari dalam seminggu, semua belang tersingkap...

Di sini letak perbedaan jatuh cinta dan bangun cinta. Jatuh cinta dalam keadaan menyukai.
Namun bangun cinta diperlukan dalam keadaan jengkel.

Dalam keadaan jengkel, cinta bukan lagi berwujud pelukan, melainkan berbentuk itikad baik memahami konflik dan ber-sama2 mencari solusi yang dapat diterima semua pihak.

Cinta yg dewasa tak menyimpan uneg2, walau ada beberapa hal peka utk bisa diungkapkan seperti masalah keuangan, orang tua dan keluarga atau masalah sex.. Namun sepeka apapun masalah itu perlu dibicarakan agar kejengkelan tak berlarut.

Syarat utk keberhasilan pembicaraan adalah kita bisa saling memperhitungkan perasaan. Jika suami istri hanya saling memperhatikan perasaan sendiri, mereka akan saling melukai. Jika dibiarkan berlarut, mereka bisa saling memusuhi dan rumah tangga sudah berubah bukan surga lagi tapi neraka.

Apakah kondisi ini bisa diperbaiki ?

Tentu saja bisa, saat masing2 mengingat komitmen awal mereka dulu apakah dulu ingin mencari teman hidup atau musuh hidup. Kalau memang mencari teman hidup kenapa sekarang malah bermusuhan ??

Mencari teman hidup memang dimulai dengan jatuh cinta. Tetapi sesudahnya, porsi terbesar adalah membangun cinta. Berarti mendewasakan cinta sehingga kedua pihak bisa saling mengoreksi, berunding, menghargai, tenggang rasa, menopang, setia, mendengarkan, memahami, mengalah dan bertanggung jawab.

Mau punya teman hidup ?
Jatuh cintalah.
Tetapi sesudah itu bangunlah cinta<3 br="br">Mengapa orang menikah ?
Karena mereka jatuh cinta.
Mengapa rumah tangganya kemudian bahagia ?
Apakah karna jatuh cinta ?
Bukan...
Tapi karena mereka terus bangun cinta. Jatuh cinta itu gampang, 10 menit juga bisa.
Tapi bangun cinta itu susah sekali, perlu waktu seumur hidup...
Mengapa jatuh cinta gampang ?
Karena saat itu kita buta, bisu dan tuli terhadap keburukan pasangan kita.
Tapi saat memasuki pernikahan, tak ada yang bisa ditutupi lagi.
Dengan interaksi 24 jam per hari 7 hari dalam seminggu, semua belang tersingkap...
Di sini letak perbedaan jatuh cinta ∂ά
Ϟ bangun cinta. Jatuh cinta dalam keadaan menyukai.
Namun bangun cinta diperlukan dalam keadaan jengkel.
Dalam keadaan jengkel, cinta bukan lagi berwujud pelukan, melainkan berbentuk itikad baik memahami konflik dan ber-sama2 mencari solusi yang dapat diterima semua pihak. Cinta yg dewasa tak menyimpan uneg2, walau ada beberapa hal peka utk bisa diungkapkan seperti masalah keuangan, orang tua dan keluarga atau masalah sex.. Namun sepeka apapun masalah itu perlu dibicarakan agar kejengkelan tak berlarut.

Syarat utk keberhasilan pembicaraan adalah kita bisa saling memperhitungkan perasaan. Jika suami istri hanya saling memperhatikan perasaan sendiri, mereka akan saling melukai. Jika dibiarkan berlarut, mereka bisa saling memusuhi dan
 rumah tangga sudah berubah bukan surga lagi tapi neraka.

Apakah kondisi ini bisa diperbaiki ?
Tentu saja bisa, saat masing2 mengingat komitmen awal mereka dulu apakah dulu ingin mencari teman hidup atau musuh hidup. Kalau memang mencari teman hidup kenapa sekarang malah bermusuhan ??

Mencari teman hidup memang dimulai dengan jatuh cinta. Tetapi sesudahnya, porsi terbesar adalah membangun cinta. Berarti mendewasakan cinta sehingga kedua pihak bisa saling mengoreksi, berunding, menghargai, tenggang rasa, menopang, setia, mendengarkan, memahami, mengalah dan bertanggung jawab.

Mau punya teman hidup ?
Jatuh cintalah.
Tetapi sesudah itu bangunlah cinta


Mengasihi Orang Tua

Konon di jepang dulu pernah ada tradisi membuang orang yang sudah tua ke hutan.. Mereka yang dibuang adalah orang tua yang sdh tdk berdaya sehingga tdk memberatkan kehidupan anak2nya..

Pada suatu hari ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya kehutan, krn si Ibu telah lumpuh dan agak pikun..
Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya. Si Ibu yang kelihatan tak berdaya berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya lalu mematahkannya dan menaburkannya disepanjang jalan yang mereka lalui.

Sesampai didalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan Ibu tsb dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih krn ternyata dia tdk menyangka tega melakukan perbuatan ini terhadap Ibunya..

Justru si Ibu yang tampak tegar, dalam senyumnya dia berkata 'Anakku, Ibu sangat menyayangimu. Sejak kau kecil smp dewasa Ibu selalu merawatmu dgn segenap cintaku. Bahkan smp hari ini rasa sayangku tdk berkurang sedikitpun. Tadi Ibu sdh menandai sepanjang jalan yang kita lalui dgn ranting2 kayu. Ibu takut kau tersesat, ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai dirumah..'

Setelah mendengar kata2 tsb, si anak menangis dgn sangat keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya utk membawa si Ibu pulang kerumah. Pemuda tsb akhirnya merawat Ibu yang sangat mengasihinya smp Ibunya meninggal..

Orang tua bukan barang rongsokan yang bisa dibuang atau diabaikan setelah terlihat tdk berdaya..
Krn pd saat engkau menggapai sukses atau saat engkau dlm keadaan susah, hanya orang tua yang mengerti kita dan bathinnya akan menderita kalau kita susah.. Bukan istri, suami, ataupun teman..

Orang tua kita tdk pernah meninggalkan kita, bagaimanapun keadaan kita, walaupun kita pernah kurang ajar kpd orang tua.. Namun Bapak dan Ibu kita akan tetap mengasihi kita..

Mulai sekarang mari kita lebih mengasihi orang tua kita selagi mereka masih hidup..

Untuk Kita Renungkan





Tahukah anda? Jika kita MARAH selama 5 menit, ----> imun sistem tubuh kita akan depressi 6 jam.

Dendam, menyimpan kepahitan, imun tubuh kita mati ----> Disitulah bermula awal segala penyakit. Seperti STRESS, Kolesterol tinggi, pemicu Darah Tinggi, Jantung, rheumatik, arthritis, Stroke (perdarahan/penyumbatan pembuluh darah).

Jika kita sering membiarkan diri kita STRESS, ----> maka kita sering mengalami GANGGUAN PENCERNAAN.

Jika kita sering merasa KHAWATIR, ----> maka kita mudah terkena penyakit NYERI PUNGGUNG.

Jika MUDAH TERSINGGUNG, ----> maka kita akan cenderung terkena penyakit INSOMNIA (susah tidur).

Jika sering mengalami KEBINGUNGAN, maka kita akan terkena GANGGUAN TULANG BELAKANG BAGIAN BAWAH.

Jika sering membiarkan diri kita merasa TAKUT yang BERLEBIHAN, ----> maka kita akan mudah trkena penyakit GINJAL.

Jika suka ber-NEGATIVE THINKING, maka kita akan mudah terkena DYSPEPSIA (penyakit sulit mencerna).

Jika kita mudah EMOSI dan cendrung PEMARAH, maka kita bisa rentan terhadap penyakit HEPATITIS.

Jika kita sering merasa APATIS (tidak pernah peduli) terhadap lingkungan, ----> maka kita akan berpotensi mengalami PENURUNAN KEKEBALAN TUBUH.

Jika sering MENGANGGAP SEPELE semua persoalan, ----> maka hal ini bisa mengakibatkan penyakit DIABETES.

Jika kita sering merasa KESEPIAN, maka kita bisa terkena penyakit DEMENSIA SENELIS (memori dan kontrol fungsi tubuh berkurang).

Jika sering BERSEDIH dan merasa selalu RENDAH DIRI, ----> maka kita bisa terkena penyakit LEUKEMIA (kanker darah putih).

====>> Kita HARUS selalu BERSYUKUR atas segala perkara yang telah terjadi,karena dengan bersyukur, maka HATI ini menjadi BERGEMBIRA dan menimbulkan ENERGI POSITIF dalam tubuh untuk mengusir segala penyakit-penyakit tersebut diatas.

Semoga selalu bermanafaat.

Sumber: Buku “The Healing and Discovering the Power of the Water” by Dr. Masaru Emoto




humor

Aya nini-nini turun tina angkot tuluy mayar bari ngasongkeun duit 500 ka kondektur.

Kondektur : "Nini ... Kurang atuh ongkosna""

Nini : "Kurang kumaha Ujang..?"

Kondektur : "Enya kurang nini.. maenya ngan 500..!!"

Nini : "Haar ari Ujang... Tadi aya budak mayar 1.500, terus aya deui budak nu turun ngan mayar 1.000..!!"

Kondektur : "Sumuhun nini..!! Itu tadi budak nu make calana panjang budak SMA mayarna 1.500, terus tadi anu make calana pondok eta budak SD mayarna 1.000 niniii..!!

Nini : "Wah lamun kitu mah nini teu kudu mayar.... Mana kadieukeun deui duit nini..!!!" (Bari ngarebut duit 500 nu tadi dibikeun ka Kondektur..)

Kondektur : " Haaaar..!! teu mayar kumaha ari si nini...?"

Nini : "Enya teu kudu mayar atuh Ujang... Da nini mah keur teu make calanaaa.... weew...!!!
FALSAFAH LIMA JARI ini:

1. Ada si gendut jempol yang selalu berkata baik dan menyanjung.

2. Ada telunjuk yang suka menunjuk dan memerintah.

3. Ada si jangkung jari tengah yang sombong , paling panjang dan suka menghasut jari telunjuk.

4. Ada jari manis yang selalu menjadi teladan, baik, dan sabar sehingga diberi hadiah cincin.

5. Dan ada kelingking yang lemah dan penurut.

Dengan perbedaan positif dan negatif yang dimiliki masing-masing jari, mereka bersatu untuk mencapai 1 tujuan (saling melengkapi)..

Pernahkah kita bayangkan bila tangan kita hanya terdiri dari jempol semua?

Falsafah ini sederhana namun sangat berarti..

Kita terlahir dengan segala perbedaan yang kita miliki dengan tujuan untuk bersatu :
* Saling menyayangi.
* Saling menolong.
* Saling membantu.
* Saling mengisi.

Bukan Untuk,,
- Saling menuduh
- Menunjuk atau merusak...

Semua perbedaan dari kita adalah keindahan yg terjadi agar kita rendah hati utk menghargai orang lain, tdk ada satupun pekerjaan yg dpt kita kerjakan sendiri..

Mungkin Kelebihan kita adalah kekurangan org lain, sebaliknya kelebihan orang lain bisa jadi Kekurangan kita..

Tdk ada yg lebih Bodoh atau lebih Pintar,
Bodoh atau Pintar itu relatif sesuai dgn bidang / talenta yg kita syukuri masing2 menuju impian kita...

Keseluruhan yg dimiliki menjadi sempurna... Bukan individualis yg sempurna...

Orang pintar bisa gagal,.
Orang hebat bisa jatuh,.
tetapi,,

Orang yang mengandalkan kerendahan hati dalam segala hal akan selalu mendapat kemuliaan..

Kamis, 27 Oktober 2011

Memaafkan Kesalahan dan Mengubur Dendam

Waktu terus berputar dan beragam peristiwa ikut mengiringi derap langkah kehidupan manusia. Adalah kenyataan bahwa problematika hidup bermasyarakat sangatlah kompleks. Yang demikian itu karena masyarakat berikut seluruh lapisannya memiliki karakter dan kepribadian yang tidak sama.

Demikian pula tingkat pemahaman tentang agama dan kesiapan untuk menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari pun sangat beragam. Oleh sebab itu, masing-masing individu hendaknya memiliki kesiapan jiwa yang bisa menjadi bekal menghadapi keadaan apapun dengan tepat. Di antaranya adalah sikap tabah dan lapang dada yang didukung oleh ilmu syariat. Bisa dikatakan, secara umum orang itu siap untuk dipuji dan diberi, namun sangat berat jika dicela dan dinodai. Di sinilah ujian, apakah seseorang mampu menguasai dirinya saat pribadinya disinggung dan haknya ditelikung. Dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji orang-orang yang mampu menahan amarahnya seperti firman-Nya:

“Dan orang-orang yang menahan amarahnya.” (Ali ’Imran: 134)

Demikian pula Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan bahwa orang yang mampu menahan dirinya di saat marah dia sejatinya orang yang kuat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Orang yang kuat bukan yang banyak mengalahkan orang dengan kekuatannya. Orang yang kuat hanyalah yang mampu menahan dirinya di saat marah.” (HR. Al-Bukhari no. 6114)

Memaafkan


Adalah amalan yang sangat mulia ketika seseorang mampu bersabar terhadap gangguan yang ditimpakan orang kepadanya serta memaafkan kesalahan orang padahal ia mampu untuk membalasnya. Gangguan itu bermacam-macam bentuknya. Adakalanya berupa cercaan, pukulan, perampasan hak, dan semisalnya. Memang sebuah kewajaran bila seseorang menuntut haknya dan membalas orang yang menyakitinya. Dan dibolehkan seseorang membalas kejelekan orang lain dengan yang semisalnya. Namun alangkah mulia dan baik akibatnya bila dia memaafkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa. Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (Asy-Syura: 40)

Ayat ini menyebutkan bahwa tingkat pembalasan ada tiga:

Pertama: Adil, yaitu membalas kejelekan dengan kejelekan serupa, tanpa menambahi atau mengurangi. Misalnya jiwa dibalas dengan jiwa, anggota tubuh dengan anggota tubuh yang sepadan, dan harta diganti dengan yang sebanding.1

Kedua: Kemuliaan, yaitu memaafkan orang yang berbuat jelek kepadanya bila dirasa ada perbaikan bagi orang yang berbuat jelek. Ditekankan dalam pemaafan, adanya perbaikan dan membuahkan maslahat yang besar. Bila seorang tidak pantas untuk dimaafkan dan maslahat yang sesuai syariat menuntut untuk dihukum, maka dalam kondisi seperti ini tidak dianjurkan untuk dimaafkan.

Ketiga
: Zalim yaitu berbuat jahat kepada orang dan membalas orang yang berbuat jahat dengan pembalasan yang melebihi kejahatannya. (Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman hal. 760, cet. Ar-Risalah)

Kedudukan yang mulia

Memaafkan kesalahan orang acapkali dianggap sebagai sikap lemah dan bentuk kehinaan, padahal justru sebaliknya. Bila orang membalas kejahatan yang dilakukan seseorang kepadanya, maka sejatinya di mata manusia tidak ada keutamaannya. Tapi di kala dia memaafkan padahal mampu untuk membalasnya, maka dia mulia di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan manusia.

Berikut beberapa kemuliaan dari memaafkan kesalahan.

1. Mendatangkan kecintaan

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Fushshilat ayat 34-35:

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Dan sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (Fushshilat: 34-35)

Ibnu Katsir rahimahullahu menerangkan: “Bila kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek kepadamu maka kebaikan ini akan menggiring orang yang berlaku jahat tadi merapat denganmu, mencintaimu, dan condong kepadamu sehingga dia (akhirnya) menjadi temanmu yang dekat. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan: ‘Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan orang beriman untuk bersabar di kala marah, bermurah hati ketika diremehkan, dan memaafkan di saat diperlakukan jelek. Bila mereka melakukan ini maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga mereka dari (tipu daya) setan dan musuh pun tunduk kepadanya sehingga menjadi teman yang dekat’.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim 4/109)

2. Mendapat pembelaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala

Al-Imam Muslim rahimahullahu meriwayatkan hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata: ”Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku punya kerabat. Aku berusaha menyambungnya namun mereka memutuskan hubungan denganku. Aku berbuat kebaikan kepada mereka namun mereka berbuat jelek. Aku bersabar dari mereka namun mereka berbuat kebodohan terhadapku.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Jika benar yang kamu ucapkan maka seolah-olah kamu menebarkan abu panas kepada mereka. Dan kamu senantiasa mendapat penolong dari Allah Subhanahu wa Ta’ala atas mereka selama kamu di atas hal itu.” (HR. Muslim)

3. Memperoleh ampunan dan kecintaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (At-Taghabun: 14)

Adalah Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu dahulu biasa memberikan nafkah kepada orang-orang yang tidak mampu, di antaranya Misthah bin Utsatsah. Dia termasuk famili Abu Bakr dan muhajirin. Di saat tersebar berita dusta seputar ‘Aisyah binti Abi Bakr istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Misthah termasuk salah seorang yang menyebarkannya. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat menjelaskan kesucian ‘Aisyah dari tuduhan kekejian. Misthah pun dihukum dera dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi taubat kepadanya. Setelah peristiwa itu, Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu bersumpah untuk memutuskan nafkah dan pemberian kepadanya. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan firman-Nya:

“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (An-Nur: 22)

Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu mengatakan: “Betul, demi Allah. Aku ingin agar Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuniku.” Lantas Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu kembali memberikan nafkah kepada Misthah radhiyallahu ‘anhu. (lihat Shahih Al-Bukhari no. 4750 dan Tafsir Ibnu Katsir 3/286-287)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sayangilah –makhluk– maka kamu akan disayangi Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan berilah ampunan niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampunimu.” (Shahih Al-Adab Al-Mufrad no. 293)

Al-Munawi rahimahullahu berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala mencintai nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya yang di antaranya adalah (sifat) rahmah dan pemaaf. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mencintai makhluk-Nya yang memiliki sifat tersebut.” (Faidhul Qadir 1/607)

Adapun Allah Subhanahu wa Ta’ala mencintai orang yang memaafkan, karena memberi maaf termasuk berbuat baik kepada manusia. Sedangkan Allah Subhanahu wa Ta’ala cinta kepada orang yang berbuat baik, sebagaimana firman-Nya:

“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali ‘Imran: 134)

4. Mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala maupun di sisi manusia

Suatu hal yang telah diketahui bahwa orang yang memaafkan kesalahan orang lain, disamping tinggi kedudukannya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, ia juga mulia di mata manusia. Demikian pula ia akan mendapat pembelaan dari orang lain atas lawannya, dan tidak sedikit musuhnya berubah menjadi kawan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Shadaqah –hakikatnya– tidaklah mengurangi harta, dan tidaklah Allah Subhanahu wa Ta’ala menambah seorang hamba karena memaafkan kecuali kemuliaan, dan tiada seorang yang rendah hati (tawadhu’) karena Allah Subhanahu wa Ta’ala melainkan diangkat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Kapan memaafkan itu terpuji?

Seseorang yang disakiti oleh orang lain dan bersabar atasnya serta memaafkannya padahal dia mampu membalasnya maka sikap seperti ini sangat terpuji. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Barangsiapa menahan amarahnya padahal dia mampu untuk melakukan –pembalasan– maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memanggilnya di hari kiamat di hadapan para makhluk sehingga memberikan pilihan kepadanya, bidadari mana yang ia inginkan.” (Hadits ini dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah no. 3394)

Demikian pula pemaafan terpuji bila kesalahan itu berkaitan dengan hak pribadi dan tidak berkaitan dengan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Tidaklah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membalas atau menghukum karena dirinya (disakiti) sedikit pun, kecuali bila kehormatan Allah Subhanahu wa Ta’ala dilukai. Maka beliau menghukum dengan sebab itu karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, tidaklah beliau disakiti pribadinya oleh orang-orang Badui yang kaku perangainya, atau orang-orang yang lemah imannya, atau bahkan dari musuhnya, kecuali beliau memaafkan. Ada orang yang menarik baju Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan keras hingga membekas pada pundaknya. Ada yang menuduh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak adil dalam pembagian harta rampasan perang.

Ada pula yang hendak membunuh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam namun gagal karena pedang terjatuh dari tangannya. Mereka dan yang berbuat serupa dimaafkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini semua selama bentuk menyakitinya bukan melukai kehormatan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan permusuhan terhadap syariat-Nya. Namun bila menyentuh hak Allah Subhanahu wa Ta’ala dan agamanya, beliau pun marah dan menghukum karena Allah Subhanahu wa Ta’ala serta menjalankan kewajiban amar ma’ruf nahi mungkar. Oleh karena itu, beliau melaksanakan cambuk terhadap orang yang menuduh istri beliau yang suci berbuat zina. Ketika menaklukkan kota Makkah, beliau memvonis mati terhadap sekelompok orang musyrik yang dahulu sangat menyakiti Nabi karena mereka banyak melukai kehormatan Allah Subhanahu wa Ta’ala. (disarikan dari Al-Adab An-Nabawi hal. 193 karya Muhammad Al-Khauli)

Kemudian, pemaafan dikatakan terpuji bila muncul darinya akibat yang baik, karena ada pemaafan yang tidak menghasilkan perbaikan. Misalnya, ada seorang yang terkenal jahat dan suka membuat kerusakan di mana dia berbuat jahat kepada anda. Bila anda maafkan, dia akan terus berada di atas kejahatannya. Dalam keadaan seperti ini, yang utama tidak memaafkan dan menghukumnya sesuai kejahatannya sehingga dengan ini muncul kebaikan, yaitu efek jera. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu menegaskan: “Melakukan perbaikan adalah wajib, sedangkan memaafkan adalah sunnah. Bila pemaafan mengakibatkan hilangnya perbaikan berarti mendahulukan yang sunnah atas yang wajib. Tentunya syariat ini tidak datang membawa hal yang seperti ini.” (lihat Makarimul Akhlaq karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin hal. 20)

Faedah

Ada masalah yang banyak dilakukan orang dengan tujuan berbuat baik, misalnya kala seseorang mengemudikan kendaraannya lalu menabrak seseorang hingga meninggal. Kemudian keluarga korban datang dan menggugurkan diyat (tebusan) dari pelaku kecelakaan. Apakah perbuatan mereka menggugurkan tebusan termasuk perkara terpuji, atau dalam hal ini perlu ada perincian?

Dalam masalah ini, yang benar ada perincian, yaitu melihat kondisi orang yang menabrak. Apakah dia termasuk orang yang ugal-ugalan dan tidak peduli siapa pun yang dia tabrak? Bila seperti ini, yang utama adalah tidak dimaafkan agar memunculkan efek jera. Juga agar manusia selamat dari kejahatannya. Tetapi bila yang menabrak orangnya baik dan sudah berhati-hati serta mengemudikan kendaraannya dengan stabil, maka di sini pun ada perincian:

1. Bila si korban punya utang yang tidak bisa dibayar kecuali dengan uang tebusan maka bagi ahli waris tidak ada hak untuk menggugurkan tebusan.

2. Bila si korban tidak punya utang namun dia punya anak-anak yang masih kecil dan belum mampu usaha, maka tidak ada hak bagi ahli waris untuk memaafkan pelaku.

Bila dua keadaan ini tidak ada, maka memaafkan lebih utama. (disarikan dari Kitabul ‘Ilmi hal. 188-189 karya Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu)

Manusia-manusia pilihan

Orang yang mulia selalu menghiasi dirinya dengan kemuliaan dan selalu berusaha agar dalam hatinya tidak bersemayam sifat-sifat kejelekan. Para Nabi Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan teladan dalam hal memaafkan kesalahan orang. Misalnya adalah Nabi Yusuf ‘alaihissalam. Beliau telah disakiti oleh saudara-saudaranya sendiri dengan dilemparkan ke dalam sumur, lantas dijual kepada kafilah dagang sehingga berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dengan menanggung penderitaan yang tiada taranya. Namun Allah Subhanahu wa Ta’ala berkehendak memuliakan hamba-Nya melalui ujian ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mengangkat kedudukan Nabi Yusuf ‘alaihissalam sehingga menjadi bendahara negara di Mesir kala itu. Semua orang membutuhkannya, tidak terkecuali saudara-saudaranya yang dahulu pernah menyakitinya. Tatkala mereka datang ke Mesir untuk membeli kebutuhan pokok mereka, betapa terkejutnya saudara-saudara Nabi Yusuf ‘alaihissalam ketika tahu bahwa Nabi Yusuf ‘alaihissalam telah diangkat kedudukannya sebegitu mulianya. Mereka pun meminta maaf atas kesalahan mereka selama ini. Nabi Yusuf ‘alaihissalam memaafkannya dan tidak membalas. Beliau ‘alaihissalam mengatakan:

“Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kalian, mudah-mudahan Allah mengampuni (kalian), dan Dia adalah Maha penyayang di antara para Penyayang.” (Yusuf: 92)

Demikian pula Nabi Musa dan Nabi Khidhir ‘alaihissalam, ketika keduanya melakukan perjalanan dan telah sampai pada penduduk suatu negeri. Keduanya meminta untuk dijamu oleh penduduk negeri itu karena mereka adalah tamu yang punya hak untuk dijamu. Namun penduduk negeri itu tidak mau menjamu. Ketika keduanya berjalan di negeri itu, didapatkannya dinding rumah yang hampir roboh, maka Nabi Khidhir ‘alaihissalam menegakkan dinding tersebut.

Adapun Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau adalah manusia yang terdepan dalam segala kebaikan. Pada suatu ketika ada seorang wanita Yahudi memberi hadiah kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa daging kambing. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak tahu ternyata daging itu telah diberi racun. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memakannya. Setelah itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi tahu bahwa daging itu ada racunnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbekam dan dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala beliau tidak meninggal. Wanita tadi dipanggil dan ditanya maksud tujuannya. Ternyata dia ingin membunuh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memaafkan dan tidak menghukumnya. (Bisa dilihat di Shahih Al-Bukhari no. 2617 dan Zadul Ma’ad 3/298)

Wallahu a’lam.

http://qurandansunnah.wordpress.com/2009/12/12/memaafkan-kesalahan-dan-mengubur-dendam/