Selasa, 29 April 2014

Mukmin Teladan





Setiap mukmin pasti ingin masuk surga. Karena masuk surga tidak gratis, tiket masuknya harus dipersiapkan atau dibeli selama hidup di dunia. Menjadi mukmin teladan, tentu saja merupakan jalan yang mengantarkannya masuk surga.

Mukmin berasal dari kata iman,  mashdar dari aamana-yu’minu yang berarti memercayai, meyakini, membenarkan (dalam hati dan berikrar dengan lisan), dan menjamin atau memberi rasa aman.

Mukmin adalah orang yang memercayai keesaan Allah, meyakini kebenaran ajaran-Nya, dan menjamin adanya rasa aman sekaligus memiliki amanah dalam hidupnya sehingga ia menjadi orang yang tepercaya dan memiliki integritas tinggi.

Sesungguhnya, beriman merupakan fitrah manusia. Kecenderungan bertauhid itu inheren dalam diri manusia sejak dalam kandungan. Sejak ruh ditiupkan, manusia memiliki sifat lahut (ketuhanan), mendekatkan diri kepada Allah.

Manusia juga memiliki ketergantungan dan kebutuhan spiritual untuk memohon petunjuk dan jalan kehidupan yang benar, baik, indah, dan membahagiakan.

Mukmin harus beriman kepada Allah SWT karena ia merupakan bagian dari makrokosmos ciptaan Allah. Jalan terbaik yang harus dilalui manusia adalah mengikuti syariat-Nya dan meneladani sifat-sifat-Nya yang tecermin dalam al-Asma’ al-Husna.

Menjadi mukmin teladan merupakan sebuah perjuangan hidup yang harus ditempuh dengan keikhlasan, kesungguhan, dan konsistensi.

Beriman perlu diawali dengan penyerahan diri dengan mengucapkan dua kalimat syahadat bahwa Allah itu Esa dan Muhammad adalah Rasul-Nya.

Menjadi mukmin teladan harus dibarengi dengan memurnikan dan mendeklarasikan tauhid (la ilaha illa Allah) dalam arti luas, meliputi  pertama, tauhid ibadah (QS ad-Dzariyat: 56); kedua, tauhid kesatuan tujuan hidup (QS al-Baqarah: 201); ketiga, tauhid penciptaan (QS al-Baqarah: 29); keempat, tauhid kemanusiaan (QS al-Baqarah: 30), dan kelima, kesatuan sumber kebenaran dan petunjuk, pedoman hidup (QS al-Baqarah: 147)

Menjadi mukmin teladan juga harus dilanjutkan dengan membebaskan diri dari segala bentuk syirik, termasuk syirik politik, ekonomi, budaya, dan syirik hawa nafsu.

Setelah berakidah tauhid, iman perlu dibuktikan dan ditumbuhkembangkan dengan amal saleh dilandasi ilmu yang memadai. Trilogi iman-ilmu-amal merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.

Menurut Alquran, mukmin teladan adalah hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang. Mereka itu rendah hati, bertutur kata yang baik ketika bertemu dengan orang jahil,  bersujud dan tahajud pada malam hari, berdoa agar dijauhkan dari siksa Jahanam, tidak kikir dan tidak boros, tidak menyembah selain Allah, tidak membunuh jiwa kecuali dengan alasan yang benar, dan sebagainya (QS al-Furqan: 63-77).

Profil mukmin ideal dilukiskan Nabi SAW dengan empat perumpamaan. Pertama, mukmin itu bagaikan lebah; yang dimakan itu pasti baik, jika hinggap pada tanaman berbunga tak merusak atau mematahkan ranting dan dahannya. Kedua, mukmin itu ibarat dua tangan, yang satu mencuci tangan lainnya (saat berwudhu).

Ketiga, mukmin itu ibarat sebuah bangunan yang saling menguatkokohkan. Keempat, mukmin itu bagaikan satu tubuh apabila salah satu anggotanya sakit, yang lainnya turut merasakannya.

Karenanya, mukmin teladan harus bisa bersatu padu, kompak, penuh persaudaraan dan kebersamaan, serta berbagi tugas dan fungsi dalam menyelesaikan masalah seperti lebah.

Mukmin teladan dituntut memiliki etos kerja yang ikhlas, cerdas, keras, tuntas, berkualitas, dan memberi rasa puas bagi orang lain dengan disiplin dan produktivitas tinggi.

Dengan demikian, menjadi mukmin teladan tidak bisa instan. Iman yang kita miliki tidak cukup hanya sebatas iman taqlidi, tetapi harus ditindaklanjuti menjadi iman tahqiqi, yaitu iman yang disinergikan dengan ilmu dan amal saleh dan istiqamah.



Oleh: Muhbib Abdul Wahab

Sayangi Anak Kita



Dalam hadis riwayat Imam Muslim, ada seseorang wanita yang datang kepada Aisyah. Lalu, Aisyah memberikan tiga buah kurma. Wanita itu kemudian memberikannya kepada setiap anak satu buah kurma dan satu kurma tinggal di tangannya.

Dua anak kecil sudah memakan dua buah kurma itu dan memandang pada ibunya. Si ibu lalu membelah yang satu kurma itu menjadi dua dan memberikan kepada kedua anak itu masing-masing separuh. Setelah Nabi Muhammad datang, Aisyah mengabarkan tentang kejadian itu.

Beliau lalu berkata, “Apa yang membuatmu takjub dengan kejadian itu, sungguh Allah telah memberi rahmat-Nya kepada si ibu itu atas kasih sayangnya kepada kedua anak kecil itu.'' (HR Imam Muslim).

Dalam kisah lain, seorang Arab Badui pernah bertanya kepada Nabi, ’’Apakah Anda mencium anak laki-laki? Kami tidak pernah mencium anak laki-laki.”  Nabi SAW bersabda, ’’Aku tak dapat berbuat apa-apa terhadap kamu jika Allah mencabut kasih sayang dari hatimu.” (HR Imam Al-Bukhari).

Aqra bin Habis pernah melihat Nabi sedang menciumi Al-Hasan. Aqra berkata, “Sesungguhnya, aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium seorangpun di antara mereka!”

Lalu Rasulullah SAW bersabda,’’Barang siapa tidak menyayangi, dia tidak akan disayangi.'' (HR Imam Muslim). Kasih sayang Rasulullah SAW kepada anak kecil selain senang menciumi mereka maka beliau juga seneng memangku anak-anak kecil.

Usamah bin Zaid mengungkapkan, Rasulullah SAW pernah mendudukkan seorang anak di atas salah satu pahanya dan mendudukkan al-Hasan di atas pahanya yang lain. Lalu, Rasul memeluk mereka berdua lalu berdoa, “Ya Allah! Sayangilah kedua anak ini, karena saya menyayangi keduanya.’’

Makna  hadis di atas paling tidak ada empat perilaku model dalam memberikan kasih sayang yang diajarkan dalam Islam kepada anak-anak yang masih kecil. Pertama, memberikan makanan ringan yang dia sukai seperti permen.

Membagi makanan-makanan itu dengan adil kepada anak-anak jika lebih dari satu dan jangan ada yang lebih banyak dibandingkan dengan yang lain sebab akan menimbulkan iri hati kepada yang lain. Kedua, memberikan ciuman sebagai bentuk kasih sayang.

Ketiga, memangku anak-anak dan dan keempat meletakkan mereka di atas pundak. Cara-cara di atas merupakan gambaran bagaimana memperlakukan anak-anak supaya tumbuh dengan baik dalam hal kecerdasan yakni kecerdasan emosional dan spiritual.

Kasih sayang terhadap anak akan memengaruhi perilaku dan karakternya. Tentu hasilnya akan berbeda jika yang muncul adalah kekerasan terhadap anak.


Oleh: Bahagia


Gen Y dan Generasi Kreatif





Secara umum, gen diartikan faktor keturunan atau bahasa Wikipedia-nya unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Gen pun dimaknai sebagai singkatan dari generasi. Sedangkan Y itu saya singkat dari kata youth atau young.

Young dapat diartikan sebagai anak muda, sedangkan youth adalah sekumpulan anak muda atau dalam bahasa Inggris young people collectively. Kita mengakui alih budaya dari mangan ora mangan ngumpul menjadi era media sosial.

Teknologi media sosial ini diusung oleh sekumpulan penemu-penemu muda. Seperti Bill Gates (Microsoft), Steve Jobs (Apple), Jerry Yang (Yahoo), Mark Zuckerberg (Facebook), dan banyak lagi penemu muda.

Bangsa kita juga mengenal sejarah sumpah pemuda. Para pemuda pendiri bangsa, sampai dengan gerakan reformasi yang digelombangkan oleh mahasiswa alias para pemuda.

Gerakan pemuda yang saya klaim sebagai the power of youth dalam dunia t-shirt melahirkan distro atau merek lokal yang menyaingi kualitas dan gengsi merek mewah dunia, dalam musik melahirkan indi label dan group yang mendunia.

Dalam film animasi muncul yang terbaru The Battle of Surabay tak kalah dengan studio Gibli, dalam film aktor Indonesia telah menembus Hollywood. Salah satunya Iko Uwais yang mendapat penghargaan dalam acara anugrah tokoh perubahan Republika.

Ada juga dokter sampah yang sangat religius Gamal Albinsaid yang mengobati pasien tak mampu dengan bayaran sampah yang solusinya sangat kreatif, ada Ridwan Hasan Saputra yang melatih anak kurang mampu menang di pelbagai ajang olimpiade dan sains dunia.

Namun pendekatan Ridwan, bukan hanya lewat kecerdasan akal tapi juga spiritual, ada Indra Sjafri yang menumbuhkan optimisme prestasi sepak bola Indonesia dengan tim U-19 yang fantastis dengan ciri khas sujud syukur di setiap gol yang dipersembahkan.

Juga Abraham Samad, sang penebas koruptor kebanggaan kita. Inilah kekuatan pemuda, inilah dakwah kreatif. Di pundak mereka dan masih banyak lagi sudut-sudut kreatif yang dimotori pemuda bangsa yang belum diketahui masyarakat tapi mereka tetap semangat berprestasi.

Untuk sahabat-sahabat mudaku, di seluruh pelosok negeri, teruslah berkarya. Karena kitalah tulang punggung bangsa. Rasulullah SAW berpesan “Gunakanlah olehmu kesempatan masa muda sebelum datang kesempitan masa tua.”

Tak perlu bersedih karena kita tidak sendiri. Penghargaan bagi kita sesungguhnya adalah senyuman perubahan itu sendiri. Ingatlah, Allah SWT memberikan kekuatan untuk orang-orang yang mau melakukan perubahan.

Salah satu golongan yang dinaungi di hari akhir pun adalah pemuda yang senantiasa taat pada Allah. Sebuah pepatah mengatakan,’’Inna syababa wal-faragha wal-ghina mafsadatun lil-mar’i ayya mafsadah,” yang bermakna  ‘’Sesungguhnya masa muda, waktu kosong, dan kekayaan adalah sumber kerusakan bagi seseorang yang tidak memanfaatkannya dengan baik.’’

Itulah gen-Y, generasi yang di dalamnya mengalir semangat perubahan, generasi kreatif, agen perubahan dengan kekuatan yang dapat menguncang dunia.

Insya Allah, semoga Allah memberi penghargaan sebagaimana Allah membalas keteguhan sahabat Bilal dengan menyimpan rintihannya di surga. Aamiin.

Oleh: Erick Yusuf

Tenzing Norgay



Tenzing Norgay adalah nama orang,  mungkin buat kebanyakan dari kita akan mengatakan nama yang aneh, dari negara mana nama tersebut berasal? Mungkin anda pernah membaca atau mendengar namanya, mungkin juga belum. Bagaimana kalau saya sebutkan nama Sir Edmund Hillary? ya kalau yang ini  sering terdengar atau pernah membaca biografinya atau pernah mendapatkan kisah hidupnya dalam sebuah artikel atau sewaktu mengikuti seminar.

Ya, Sir Edmund Hillary adalah orang pertama di dunia yang berhasil mencapai puncak gunung tertinggi dunia Puncak Gunung Everest. Tetapi saat ini bukan Sir Edmund Hillary yang akan kita bahas, tetapi Tenzing Norgay. Tenzing Norgay seorang penduduk asli Nepal yang bertugas sebagai pemandu bagi para pendaki gunung yang berniat untuk mendaki gunung Everest.

Tenzing Norgay menjadi pemandu ( orang nepal menyebutnya Sherpa ) bagi Sir Edmund Hillary. Pada tanggal 29 Mei 1953 jam 11.30, Tenzing Norgay bersama dengan Sir Edmund Hillary berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi Everest pada ketinggian 29,028 kaki diatas permukaan laut dan menjadi orang pertama didunia yang kemudian menjadi inspirasi dan penyemangat bagi ratusan pendaki berikutnya untuk mengikuti prestasi mereka. Pada rentang waktu tahun 1920 sampai dengan tahun 1952, tujuh tim ekspedisi yang berusaha menaklukkan Everest mengalami kegagalan.

Keberhasilan Sir Edmund Hillary pada saat itu sangat fenomenal mengingat baru berakhirnya Perang Dunia II dan menjadi semacam inspirator untuk mengembalikan kepercayaan diri bagi seluruh bangsa di dunia. Karena keberhasilannya, Sir Edmund Hillary mendapatkan gelar kebangsawanan dari Ratu Inggris yang baru saja dilantik saat itu Ratu Elizabeth II dan menjadi orang yang paling dikenal di seluruh dunia.

Tetapi dibalik keberhasilan itu Tenzing Norgay memiliki peran yang sangat besar, mengapa Tenzing Norgay tidak menjadi terkenal dan mendapatkan semua yang didapatkan oleh Sir Edmund Hillary padahal ia adalah sang pemandu yang membantu dan mengantarkannya mencapai Puncak Mount Everest?

Seharusnya bisa saja ia lah orang pertama yang menginjakkan kaki di puncak Mount Everest bukan Sir Edmund Hillary. Sesaat setelah Sir Edmund Hillary bersama Tenzing Norgay kembali dari puncak Mount Everest, hampir semua reporter dunia berebut mewawancarai Sir Edmund Hillary, dan hanya ada satu reporter yang mewawancarai Tenzing Norgay, berikut cuplikannya : 

Reporter : Bagaimana perasaan Anda dengan keberhasilan menggapai puncak gunung tertinggi di dunia? Tenzing Norgay : Sangat senang sekali
Reporter : Andakan seorang Sherpa ( pemandu ) bagi Edmund Hillary, tentunya posisi anda berada di depan dia, bukankah seharusnya anda yang menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki di puncak Mount Everest ?
Tenzing Norgay : Ya, benar sekali, pada saat tinggal satu langkah mencapai puncak, saya persilahkan dia ( Edmund Hillary ) untuk menjejakkan kakinya dan menjadi orang pertama di dunia yang berhasil menggapai Puncak Gunung Tertinggi di dunia….
Reporter : Mengapa Anda lakukan itu???
Tenzing Norgay : Karena itulah IMPIAN Edmund Hillary , bukan impian saya…..Impian saya hanyalah berhasil membantu dan mengantarkan dia meraih IMPIAN - nya.

 


Tenzing Norgay

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tenzing Norgay

Lahir
Namgyal Wangdi
Mei 1914
Khumbu, Nepal atau Kharta Valley, Tibet
Meninggal
9 Mei 1986 (umur 71)
Darjeeling, India
Pekerjaan
Pendaki Gunung, Pemandu Wisata
Pasangan
Dawa Phuti, Ang Lahmu, Dakku
Anak
Pem Pem, Nima, Jamling dan Norbu
Tenzing Norgay (dalam Bahasa Nepal : तेन्जिङ नोर्गे शेर्पा, GM (Mei 1914 - 9 Mei, 1986), sering disebut Sherpa Tenzing, adalah seorang pendaki gunung Sherpa di Nepal. Sekitar ulang tahunnya yang ke-39 yaitu pada 29 Mei 1953, ia dan Sir Edmund Hillary adalah orang-orang yang pertama kali mencapai puncak Gunung Everest.

Awal Hidupnya

Tenzing berasal dari keluarga petani dari Khumbu di Nepal, sangat dekat dengan Gunung Everest, yang mana sering disebut Chomolungma oleh orang-orang Sherpa.
Hari kelahirannya tidak diketahui dengan pasti, tapi melalui cuaca dan panen ia mengetahui bahwa pada saat itu adalah sekitar akhir bulan Mei. Setelah pendakiannya di Gunung Everest pada 29 Mei, ia memutuskan untuk merayakan hari ulang tahunnya setelah hari itu.
Nama aslinya adalah "Namgyal Wangdi", tapi seperti beberapa anak, namanya diganti karena nasihat seorang kepala guru agama dan penemu biara Rongbuk, Ngawang Tenzin Norbu. Tenzing Norgay diterjemahkan sebagai "pengikut agama yang kaya dan beruntung". Ayahnya, Ghang La Mingma (meninggal tahun 1949) penggembala sejenis sapi yang berbulu panjang, dan ibunya adalah Dokmo Kinzom (yang masih hidup dan menyaksikannya mendaki Gunung Everest); ia adalah anak ke 11 dari 13 bersaudara yang kebanyakan meninggal di usia muda.
Sewaktu masih remaja, ia melarikan diri ke Kathmandu sebanyak 2 kali, dan pada usia 19 tahun, akhirnya menetap di komunitas orang Sherpa di Too Song Bhusti di Darjeeling, Bengali Barat, India.
Kini, nama Tenzing Norgay dan Sir Edmund Hillary diabadikan sebagai nama bandara di Lukla bernama Tenzing-Hillary.

Pranala luar

Profile of
Tenzing Norgay Tenzing Norgay
On May 29, 1953, Tenzing Norgay and teammate Edmund Hillary reached the summit of Mt. Everest. Tenzing received instant acclaim for his unprecedented achievement. He quickly became a global ambassador for the Sherpa people. Here are a few facts to know:
Born: 1914. This is an approximation based on the Tibetan lunar calendar. At the time of Tenzing's birth, the Sherpas did not keep written birth records.

Birthplace: Tsa-chu, Nepal.

Raised in: Thami, Nepal (a village near the border of Tibet, and close to Mt. Everest).

Family: One of 13 children.

Languages: Spoke seven languages, but never learned how to write.

Work: 1933 moved to Darjeeling, India, to work as a trekking porter.

War Years: Indian army ski instructor.

Everest Trips:
1935 — First expedition, accompanying Eric Shipton.
1953 — Reaches summit at age 39.

After Everest: Opened mountaineering school in Darjeeling, India, to train other locals as mountaineering guides.

Died: May 9, 1986.

To learn more about Tenzing Norgay, go to NOVA Online's site about Tenzing: http://www.pbs.org/wgbh/pages/nova/everest/history/norgay.html