RAMAHDAH bulan yang banyak mengandung Hikmah didalamnya.
Alangkah gembiranya hati mereka yang beriman dengan kedatangan bulan Ramadhan. Bukan saja telah diarahkan menunaikan Ibadah selama sebulan penuh dengan balasan pahala yang berlipat ganda, malah dibulan Ramadhan Allah telah menurunkan kitab suci al-Quranulkarim,yang menjadi petunjuk bagi seluruh manusia dan untuk membedakan yang benar dengan yang salah.
Puasa Ramadhan akan membersihkan rohani kita dengan menanamkan perasaan kesabaran, kasih sayang, pemurah, berkata benar, ikhlas, disiplin, terthindar dari sifat tamak dan rakus, percaya pada diri sendiri, dsb.
10 Hikmah yang kita dapat, setelah berjuang untuk puasa ramadhan :
1.
Bulan Ramadhan bulan melatih diri untuk disiplin waktu. Dalam tiga puluh hari
kita dilatih disiplin bagai tentara, waktu bangun kita bangun, waktu makan kita
makan, waktu menahan kita sholat, waktu berbuka kita berbuka, waktu sholat
tarawih, iktikaf, baca qur'an kita lakukan sesuai waktunya. Bukankah itu
disiplin waktu namanya? Ya kita dilatih dengan sangat disiplin, kecuali orang
tidak mau ikut latihan ini.
2.
Bulan Ramadhan bulan yang menunjukkan pada manusia untuk seimbang dalam hidup.
Di bulan Ramadhan kita bersemangat untuk menambah amal-amal ibadah,
dan amal-amal sunat. Artinya kita menahan diri atas satu pekerjaan yang monoton dan lalai beribadah kepadaNya. Orang yang lalai atas mengingat Allah, selalu asyik dengan pekerjaannya, sehingga waktu istirahat siang, sholat, dan makan sering terabaikan. Atau waktu yang seharusnya dipakai untuk beribadah kepada Allah dipakai untuk makan siang bersama kekasih. Sholat? tinggal. Di bulan Ramadhan kita diajarka hidup seimbang, antara pekerjaan, dan Ibadah. Pekerjaan untuk kepentingan dunia dan Ibadah untuk kepentingan Akhirat.
dan amal-amal sunat. Artinya kita menahan diri atas satu pekerjaan yang monoton dan lalai beribadah kepadaNya. Orang yang lalai atas mengingat Allah, selalu asyik dengan pekerjaannya, sehingga waktu istirahat siang, sholat, dan makan sering terabaikan. Atau waktu yang seharusnya dipakai untuk beribadah kepada Allah dipakai untuk makan siang bersama kekasih. Sholat? tinggal. Di bulan Ramadhan kita diajarka hidup seimbang, antara pekerjaan, dan Ibadah. Pekerjaan untuk kepentingan dunia dan Ibadah untuk kepentingan Akhirat.
3.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang mengajarkan Manusia akan pentingnya arti
persaudaraan, dan silaturahmi. Di keluarga orang yang tidak mengerti akan arti
persaudaraan. Persaudaraan di keluarga tidak begitu akrab, adik beradik
bertengkar, Ibu dan Ayah kadang saling tidak memperhatikan. Persaudaraan dari
Gang Jalanan, banyak juga perkelahiannya. Persaudaraan atas satu kelompok, satu
bangsa, satu tanah air, hanya selogan dan nama, kurang sekali mendapat makna.
Dalam Islam ada persaudaraan sesama muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan
Ramadhan, Orang memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama di
masjid, memberi ilmu islam dan banyak ilmu Islam di setiap ceramah dan diskusi
keagamaan yang dilaksanakan di Masjid. Semuanya didapat gratis tanpa bayaran.
Sesama muslim saling bersalaman, bercengkrama saling menanyakan kabar.
Sama-sama sholat tarawih tadarus dengan saling mengajarkan Qur'an, dan banyak
makanan sedekah di Masjid. Ya tentunya Gratis. Persaudaraan sesama muslim
sebenarnya punya pelajaran dan bab khusus, ada ayat qur'an tentang
persaudaraan, ada banyak hadits nabi, tetapi jarang diperhatikan orang betapa
pentingnya arti persaudaraan itu. Tetapi dibulan Ramadha ia akan tampak dengan
sendirinya.
4.
Bulan Ramadhan mengajarkan agar peduli pada orang lain yang lemah. Di bulan
Ramadhan kita puasa, merasaka lapar dan dahaga, mengingatkan kita betapa
sedihnya nasib orang yang tidak berpunya, orang terlantar, anak yatim yang
tiada orang tuanya, fakir miskin yang hidup di tempat yang tidak layak. Apakah
kita tidak merasa prihatin? Sehingga kita peduli untuk membantu saudara-saudara
kita yang kelaparan. Baik karena kondisi ekonomi, atau disebabkan bencana Alam.
Allah menyindir orang yang tidak peduli pada nasib orang lain yang miskin
sebagai pendusta Agama. Juga Allah mengataka orang yang tidak peduli dengan
nasib fakir miskin dan anak yatim sebagai orang yang tidak mempergunakan
potensi pancaindranya untuk melihat keadaan sekelilingnya. Orang yang tidak
peduli dengan orang lain juga disebut sebagai orang yang salah menilai atau
memandang kehidupan.
5.
Bulan Ramadhan mengajarkan akan adanya tujuan setiap perbuatan dalam kehidupan.
Di bulan puasa kita diharuskan sungguh-sungguh dalam beribadah, menetapkan niat
yang juga berisi tujuan kenapa dilakukannya puasa. Tuajuan puasa adalah untuk
melatih diri kita agar dapat menghindari dosa-dosa di hari yang lain di luar
bulan Ramadhan. Kalau tujuan tercapai maka puasa berhasil. Tapi jika tujuannya
gagal maka puasa tidak ada arti apa-apa. Jadi kita terbiasa berorientasi kepada
tujuan dalam melakukan segala macam amal ibadah.
6.
Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita hidup ini harus selalu mempunyai nilai
ibadah. Setiap langkah kaki menuju masjid ibadah, menolong orang ibadah,
berbuat adil pada manusia ibadah, tersenyum pada saudara ibadah, membuang duri
di jalan ibadah, sampai tidurnya orang puasa ibadah, sehingga segala sesuatu
dapat dijadikan ibadah. Sehingga kita terbiasa hidup dalam ibadah. Artinya
semua dapat bernilai ibadah.
7.
Bulan Ramadhan melatih diri kita untuk selalu berhati-hati dalam setiap
perbuatan, terutama yang mengandung dosa. Dibulan Ramadhan kita berpuasa. Kita
menahan Lapar dan dahaga. Bukan itu saja. Tetapi juga menahan segala yang dapat
membatalkan puasa, juga segala yang dapat merusak puasa. Terutama hal-hal yang
dapat menimbulkan dosa. Sehingga di dalam bulan Ramadhan kita dapat terbiasa
dan terlatih untuk menghindari dosa-dosa kita agar kita senantiasa bersih dari
perbuatan yang dapat menimbulkan dosa. Latihan ini menimbulkan kemajuan positif
bagi kita jika diluar bulan Ramadhan kita juga dapat menghindari hal-hal yang
dapat menimbulkan dosa seperti bergunjing, berkata kotor, berbohong, memandang
yang dapat menimbulkan dosa, dan lain sebagainya.
8.
Bulan Ramadhan melatih kita untuk selalu tabah dalam berbagai halangan dan
rintangan. Dalam Puasa di bulan Ramadhan kita dibiasakan menahan yang tidak
baik dilakukan. Misalnya marah-marah, berburuk sangka, dan dianjurkan sifat
Sabar atas segala perbuatan orang lain kepada kita. Misalkan ada orang yang
menggunjingkan kita, atau mungkin meruncing pada Fitnah, tetapi kita tetap
Sabar karena kita dalam keadaan Puasa. Dengan Sabar hasutan Syeitan untuk
memperuncing konflik menjadi gagal. Kitalah pemenangnya dari godaan Syeitan
tersebut. Masalah orang menggunjing, memfitnah, biarlah itu jadi dosa-dosanya,
janganlah kita ikut berdosa dengan dosa orang lain.
9.
Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan arti hidup hemat dan sederhana.
Setiap hari kita membeli kue dan minuman untuk berbuka puasa. Dari sekian banya
kue dan minuman yang kita beli. Hanya minuman segelas teh buatan kita sendiri
yang diminum. Yang lain banyak tertinggal dan sebagian terbuang keesokan
harinya. Hal ini menyadarkan kita, bahwa apa yang kita beli banyak-banyak
sebelum berbuka, hanyalah hawa nafsu saja. Kebutuhan kita hanyalah segelas teh
manis! Mengapa kita harus membeli banyak-banyak minuman dan kue-kue yang
akhirnya tidak kita makan? Hal ini menyadarkan kita betapa kita harus hemat,
membeli sekedar yang dibutuhkan. Kelebihan uang yang kita punyai mungkin dapat
kita sedekahkan bagi yang lebih membutuhkan.
10.
Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan pentingnya rasa syukur kita, atas
nikmat-nikmat yang diberikan pada kita. Rasa syukur kita akan adanya nikmat
makanan yang telah kita punyai terasa ketika kita puasa. Kita merasakan lapar,
tetapi kita masih mempunyai makanan. Bagaimana dengan orang yang merasakan
lapar tetapi bukan karena ia juga puasa, tetapi karena memang tidak punya
makanan? Kita sakit, kita dapat makan obat ketika buka, tetapi bagaimana dengan
orang yang tidak punya obat, ketika ia sakit? Kita enak, ketika kita puasa
merasa lapar dan haus, kita lengahkan dengan menonton televisi atau hal-hal
lain seperti internet. Bagaimana dengan orang ketika ia lapa dan haus mereka
lengahkan lapar dan hausnya dengan bekerja memenuhi tuntutan majikannya? Bukan
karena memang tidak punya televisi atau internet, tetapi karena tuntutan hidup,
yang mengharuskan ia bekerja untuk makan hari ini dan hari ketika ia tidak
bekerja. Tidakkah harusnya kita bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan
pada kita?
Source: http://www.pangkalanunik.com/2011/08...#ixzz214lQDLw5
Source: http://www.pangkalanunik.com/2011/08...#ixzz214lQDLw5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar