Dalam ajaran Islam, nafsu itu bukan untuk dibunuh, melainkan untuk dijaga dan
di kawal. Tetapi Rasulullah SAW sangat menekankan tentang adanya jihad yang
batin, maknawi atau jihad melawan hawa nafsu.
Ketika balik dari
satu peperangan yang dahsyat melawan kaum musyrikin.
Rasulullah mengajak kita untuk meninggalkan satu peperangan,
satu perjuangan atau satu jihad yang kecil untuk dilatih melakukan satu
perjuangan atau jihad yang besar yaitu jihad melawan hawa nafsu. Orang yang
berperang melawan nafsu ini nampak seperti duduk-duduk saja, tidak seperti
orang lain mungkin bisa dengan bebas berekspresi, akan tetapi sebenarnya sedang
membuat kerja yang besar iaitu berjihad melawan hawa nafsu.
Melawan hawa nafsu
atau mujahadah al- nafs sangat susah. Mungkin kalau nafsu itu ada di luar jasad
maka bisa kita pegang, mudah kita akan menekan dan membunuhnya sampai mati.
Tetapi nafsu kita itu terletak ada dalam diri kita, mengalir bersama aliran
darah dan menguasai seluruh tubuh kita. Karena itu tanpa kesedaran dan kemauan
yang sungguh-sungguh kita pasti dikalahkan untuk diperalat sesukanya.
Nafsu jahat dapat
dikenal melalui sifat keji dan kotor yang ada pada manusia.
Kalau nafsu dibiarkan akan membesar, maka semakin luaslah
godaan syaitan. Kalaulah nafsu dapat diperangi, maka tertutuplah jalan syaitan
dan tidak dapat mempengaruhi jiwa kita. Sedangkan nafsu ini sebagaimana yang
digambarkan oleh Allah sangat jahat.Siapa sanggup melawan hawa nafsu, maka
Allah akan tunjukkan satu jalan hingga diberi kemenangan, diberi bantuan dan
tertuju ke jalan yang benar. Inilah rahasia untuk mendapat pembelaan dari
Allah. Hidup ini adalah perjuangan melawan hawa nafsu (syaitan). Kadangkala
kita menang dan kadangkala kita kalah melawan hawa nafsu syetan kita.
Nafs al-Muthmainnah
(nafsu yang tenang),
yaitu: Ketika iman menang melawan hawa nafsu, sehingga
perbuatan manusia tersebut lebih banyak yang baik daripada yang buruk. Dengan
kata lain mereka yang mampu menguasai terhadap hawa nafsunya.
Nafs al-Lawwamah
(nafsu yang gelisah dan menyesali dirinya sendiri),
yaitu:
Ketika iman kadangkala menang dan kadangkala kalah melawan hawa nafsu, sehingga
manusia tersebut perbuatan baiknya relatif seimbang dengan perbuatan buruknya.
Mereka yang
senantiasa dalam bertarik tali melawan hawa nafsu. Adakalanya dia menang dan
ada kalanya kalah. inilah orang yang sedang berjuang (mujahadah).
Mereka ini
menunaikan apa yang diperintahkan Nabi Muhammad
”Berjuanglah
kamu melawan hawa nafsumu sebagaimana kamu berjuang melawan musuh-musuhmu.”
Ustad Ahzami
Sami’un Jazuli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar