Secara umum dengki atau iri hati bisa diartikan
kebencian terhadap orang lain yang memiliki kenikmatan atau keutamaan yang
melebihi dirinya.
Bahkan terkadang pula, sampai benci terhadap nikmat apapun yang diterima orang lain, meskipun dirinya memiliki kenikmatan tersebut, bahkan lebih banyak. Misal, dengki kepada kawan yang baru naik jabatan, dengki kepada tetangga yang baru saja beli mobil, dengki kepada saudara yang semua anaknya sarjana dan berpenghasilan tinggi dst. Kehidupan modern yang serba materialistis saat ini, -di mana segala sesuatu, hingga keberhasilan, diukur dengan uang dan materi- lebih berpeluang untuk membuka 'kran hati' untuk saling mendengki.
Bahkan terkadang pula, sampai benci terhadap nikmat apapun yang diterima orang lain, meskipun dirinya memiliki kenikmatan tersebut, bahkan lebih banyak. Misal, dengki kepada kawan yang baru naik jabatan, dengki kepada tetangga yang baru saja beli mobil, dengki kepada saudara yang semua anaknya sarjana dan berpenghasilan tinggi dst. Kehidupan modern yang serba materialistis saat ini, -di mana segala sesuatu, hingga keberhasilan, diukur dengan uang dan materi- lebih berpeluang untuk membuka 'kran hati' untuk saling mendengki.
Hasad atau dengki adalah penyakit hati yang paling
berbahaya.
Dan hati tidak bisa diobati kecuali dengan ilmu dan amal. Ilmu
tentang dengki yaitu hendaknya kita ketahui tentang hakekat hasad yang sangat
membahayakan kita, baik dalam hal agama maupun dunia.
Kedengkian itu
setitikpun tidak membahayakan orang yang kita dengki, baik dalam hal agama
maupun dunianya, bahkan ia malah memetik manfaat darinya. Dan nikmat itu tidak
akan hilang dari orang yang kita dengki hanya karena kedengkian kita. Bahkan
seandainya ada orang yang tidak beriman kepada hari Kebangkitan, tentu lebih
baik baginya meninggalkan sifat dengki daripada harus menanggung sakit hati
yang berkepanjangan dengan tiada manfaat sama sekali, apatah lagi jika kemudian
siksa akhirat yang sangat pedih menanti?
Bahkan kemenangan itu ada pada orang yang didengki, baik untuk agama maupun dunia. Dalam hal agama, orang itu teraniaya oleh si pendengki, apalagi jika kedengkian itu tercermin dalam kata-kata, umpatan, penyebaran rahasia, kejelekan, fitnah dsb. Dan balasan itu akan dijumpainya di akhirat. Adapun manfaatnya di dunia, orang pendengki itu tujuannya yang terpenting ialah kesusahan orang yang didengkinya.
Kegembiraan orang yang didengki adalah kesedihan pendengki, dan itu tidak berpengaruh sama sekali terhadap kehidupan orang yang didengki.
Terapi amal untuk menghilangkan sifat dengki yaitu:
1.
Hendaknya kita melakukan apa yang merupakan lawan dari kedengkian.
Misalnya, jika kita merasakan telah timbul iri hati kepada perbuatan seseorang,
hendaknya kita berusaha memuji perbuatan baiknya
2.
Jika jiwa ingin sombong, hendaknya kita melawannya dengan rendah hati
3.
Jika dalam hati kita terbetik keinginan menahan nikmat orang lain maka kita
harus berusaha menambahkan nikmat itu untuknya. Jangan sampai rasa iri itu kita beri kesempatan tumbuh
dalam hati kita. Kita harus berusaha menghilangkannya. Kita mesti cepat-cepat
menggerojok orang yang kita dengki itu dengan berbagai bentuk kebaikan,
mendoakannya, menyiarkan keutamaan-keutamaannya dst. Sampai orang yang kita
dengki itu menjadi saudara muslim yang kita cintai, sebagaimana kita mencintai
diri kita sendiri. Sulit memang, tetapi kita harus usahakan, bila ingin bebas
dari sifat dengki dan iri hati.
Akhirnya mari kita renungkan kata-kata Ibnu Sirin:
'Saya tidak pernah mendengki kepada seorangpun dalam urusan dunia, sebab jika
dia penduduk Surga maka bagaimana aku menghasudnya dalam urusan dunia sedangkan
dia berjalan menuju Surga. Dan jika dia penduduk Neraka, bagaimana mungkin aku menghasud dalam
urusan dunianya sementara dia sedang berjalan menuju ke neraka.'
Rasulullah SAW bersabda:"Jauhilah dengki, karena dengki itu memakan kebaikan sebagaimana api makan kayu bakar." (HR. Abu Daud)
"Janganlah kalian saling mendengki, saling menfitnah
(untuk suatu persaingan yang tidak sehat), saling membenci, saling memusuhi dan
jangan pula saling menelikung transaksi orang lain. Jadilah kalian hamba Allah
yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara muslimnya yang lain, ia tidak
menzhaliminya, tidak mempermalukannya, tidak mendustakannya dan tidak pula
melecehkannya. Takwa tempatnya adalah di sini -seraya Nabi SAW menunjuk ke
dadanya tiga kali. Telah pantas seseorang disebut melakukan kejahatan, karena ia melecehkan
saudara muslimnya. Setiap muslim atas sesama muslim yang lain adalah haram
darahnya, hartanya dan kehormatannya" (HR. Muslim dari
Abu Hurairah ra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar