Wahai Bupati Garut
Aceng Fikri,
Tugasmu adalah memuliakan perempuan, Ibumu, istrimu, dan anak-anak perempuanmu. Di Pundakmu mereka bertumpu. Maka sepatutnya engkau MALU, jika hasratmu masih mempermainkan perempuan, dan hatimu tidak tergerak untuk menjadikan mereka mulia.
Tugasmu adalah memuliakan perempuan, Ibumu, istrimu, dan anak-anak perempuanmu. Di Pundakmu mereka bertumpu. Maka sepatutnya engkau MALU, jika hasratmu masih mempermainkan perempuan, dan hatimu tidak tergerak untuk menjadikan mereka mulia.
Wahai Bupati Garut Aceng Fikri,
Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Ibumu tiga kali lebih berhak engkau hormati daripada ayahmu. Bahkan jika engkau sudah menggendongnya keliling dunia, niscaya tidak akan terbalas kemuliaan ibunda padamu.
Wahai Bupati Garut Aceng Fikri,
Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Istrimu adalah indikator
kebaikanmu. Kemuliaannya melalui tanganmu adalah pemberat amalmu di akhirat
kelak.
Wahai Bupati Garut Aceng Fikri,
Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Anak-anak perempuanmu adalah cermin dirimu. Kesenangan mereka akibat perbuatanmu adalah perisaimu dari api neraka.
Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Anak-anak perempuanmu adalah cermin dirimu. Kesenangan mereka akibat perbuatanmu adalah perisaimu dari api neraka.
Wahai Bupati Garut Aceng Fikri,
Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Mulia, bukan saja di dunia, tapi juga menjadikan mereka mulia di hadapan-Nya.
Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Mulia, bukan saja di dunia, tapi juga menjadikan mereka mulia di hadapan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar