Sabar adalah sebab untuk bisa mendapatkan berbagai kebaikan dan
menolak berbagai keburukan. Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah
ta’ala, “Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat.” (QS. Al Baqarah
[2]: 45).
Orang yang sabar tidak hanya bersikap lapang
dada saat menghadapi kesulitan dan musibah, tetapi juga teguh pendirian
(istiqamah) dalam memperjuangkan kebenaran, dan selalu dinamis dan optimistis
dalam meraih masa depan yang lebih baik dan bermakna.
Sabar bisa diklasifikasikan menjadi lima, yaitu
Sabar bisa diklasifikasikan menjadi lima, yaitu
sabar dalam ketaatan,
sabar dalam menjauhi kemaksiatan,
sabar dalam menerima dan menghadapi musibah,
sabar dalam menuntut dan mengem bangkan ilmu,
sabar dalam bekerja dan berkarya.
Kelima bentuk kesabaran ini berkaitan erat
dengan ketahanan mental spiritual, sehingga kesabaran itu selalu menuntut
ketahanan jiwa dan kekayaan mental spiritual yang tangguh.
Dalam menuntut ilmu dan berkarya, misalnya, kesabaran sangat diperlukan karena kehidupan ini selalu berproses, memerlukan waktu, dan tidak instan. Ketika “melamar” menjadi murid Khidir, Nabi Musa AS diminta memenuhi satu syarat saja, yaitu sabar.
Dalam menuntut ilmu dan berkarya, misalnya, kesabaran sangat diperlukan karena kehidupan ini selalu berproses, memerlukan waktu, dan tidak instan. Ketika “melamar” menjadi murid Khidir, Nabi Musa AS diminta memenuhi satu syarat saja, yaitu sabar.
Pepatah Arab menyatakan, “Orang yang bersabar
akan memperoleh kemenangan.” Allah berfirman, “Hai orang-orang beriman,
mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, (karena) Allah itu
senantiasa bersama orang-orang yang sabar.” (QS al-Baqarah [2]: 158).
Mintalah pertolongan kepada Allah dengan bekal sabar dan shalat
dalam menangani semua urusan kalian. Begitu pula sabar menjadi sebab hamba bisa
meraih kenikmatan abadi yaitu surga. Allah ta’ala berfirman kepada penduduk
surga, “Keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian.” (QS. Ar Ra’d [13] :
24).
Allah juga berfirman, “Mereka itulah orang-orang yang dibalas
dengan kedudukan-kedudukan tinggi (di surga) dengan sebab kesabaran mereka.” (QS. Al Furqaan
[25] : 75).
Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari
kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi
berbagai macam cobaan.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.” (Al Fawa’id, hal. 95)
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.” (Al Fawa’id, hal. 95)
Selain itu Allah pun menjadikan sabar dan yakin sebagai sebab
untuk mencapai kedudukan tertinggi yaitu kepemimpinan dalam hal agama. Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala, “Dan Kami menjadikan di antara mereka (Bani
Isra’il) para pemimpin yang memberikan petunjuk dengan titah Kami, karena
mereka mau bersabar dan meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As Sajdah [32]: 24)
(Lihat Taisir Lathifil Mannaan, hal. 375)
(Lihat Taisir Lathifil Mannaan, hal. 375)
Orang yang sabar hanya mau mendengar suara
hati nurani, bukan mengikuti hawa nafsu dan emosi. (QS as-Sajdah [32]: 24).
Sabar merupakan akhlak terpuji yang harus dimiliki setiap Muslim.
Sabar berarti kita harus ikhlas, menerima dan
menyerahkan sepenuhnya kepada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar