Ternyata melalui
Al Quran, Allah telah memilih kisah Nabi Yusuf sebagai kisah hidup terbaik (akhsanul
qhasas). Kisah ini termasuk yg mengajarkan Nabi Muhammad utk bersabar
(seperti Nabi Yaqub, ayahanda Nabi Yusuf) dan memaafkan kaum musyrikin Quraish
setelah penaklukan Makkah (seperti yg dilakukan Nabi Yusuf kpd saudaranya).
Berbeda dg Nabi
lain, kisah Nabi Yusuf diceritakan secara lengkap didalam satu surat (no 12).
Dalam kapasitas sebagai professional economist selama 15 tahun, saya
menempatkan Nabi Yusuf sebagai the first and the best economist ever! Why?
Beliau tidak
hanya mampu menerjemahkan mimpi (baca: visi) Raja terkait 7 sapi gemuk dan kurus
serta 7 gandum bernas dan kopong sebagai kedatangan masa malang setelah masa
gemilang. Suatu fenomena yg. masyarakat modern mengenal sbg business cycle.
Namun beliau juga memberikan ramuan kebijakan. ekonomi yg sangat komprehensif
yg disusun berdasarkan kepentingan dan time horizon.
Kepada Raja, Nabi
Yusuf menyarankan tiga hal (QS 12:46-48) “Hendaklah kalian bercocok tanam
dgn sungguh-sungguh. Apa yg kalian panen hendaknya tetap pd tangkainya.
Kecuali sedikit utk kamu makan.”
Subhanallah, para
economist dunia mesti mengakui kehebatan ilmu Nabi Yusuf. Sebab fokus utama
kebijakan ekonomi dlm jangka panjang adalah peningkatan produktivitas
(”Hendaklah kalian bercocok tanam dgn sungguh-sungguh”)
Lalu kebijakan
jangka menengah utk mempertahankan atau mengawetkan hasil panen (”Apa yg kalian
panen hendaknya tetap pd tangkainya”). Pisang yg telah dilepas dari
tandannya. bakal cepat busuk. Kreasi pengawetan bisa dg menjadikannya kripik.
Susu bisa diawetkan menjadi keju atau yogurt.
Kebijakan jangka
pendek dilakukan dgn mengendalikan konsumsi agar jangan sampai berlebihan
(”Kecuali sedikit utk kamu makan”).
Krisis yg menerpa
banyak negara, khususnya PIIGS, terkait karena pola konsumsi yg
berlebihan yg dibiayai oleh utang sementara produktivitas. terbilang
rendah.
Sungguh Allah
Yang Maha Tahu dan Maha Berkehendak yg tidak menyia-nyiakan perbuatan baik
hambaNya.
Dapat direnungkan
perbuatan baik yg sangat sulit yg dilakukan oleh Nabi Yusuf adalah pengendalian
amarah dan nafsu syahwat.
Padahal Beliau
punya alasan kuat untuk marah kpd para saudaranya yg telah menyiksanya. Beliau
juga punya peluang mengubar nafsu syahwat dg melayani godaan wanita yg menjadi
istri pejabat.
Amarah adalah
reaksi spontan ketika merasa kenikmatan terusik. Sedang nafsu syawat adalah
kecenderungan monoton mengejar kenikmatan.
Hanya mengikuti
amarah kerap berakhir dg penyesalan dan penderitaan. Sebab amarah memicu sikap
ceroboh.
Sedang hanya mengikuti nafsu syahwat akan menguburkan nurani dan membangkitkan
sifat hewani yg meruntuhkan peradaban.
Nabi Yusuf
merelakan fisik diri dimasukkan ke penjara untuk sesungguhnya memerdekakan
jiwanya dari godaan amarah dan syahwat.
Cermati
QS 12:53 “…karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada
kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Budi Hikmat –
Economist Bahana TCW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar