Sungguh,
kehidupan tidak lepas dari pertarungan melawan syetan. Pertarungan yang
tiada henti sampai azal menjemput. Pertarungan yang berlaku bagi seluruh
manusia tanpa pandang bulu. Hasilnya, manusia bisa menang atau kalah. Syetan
pada dasarnya lemah, namun mereka memiliki peluang mengalahkan manusia, andai manusia
lebih lemah daripada syetan. Sebaliknya, manusia bisa menang, manakala ia
memiliki senjata yang sangat ampuh, yakni senjata IMAN.
Sangatlah
berbahaya jika manusia tidak berbekal senjata IMAN. Karena kenyataannya, perang
melawan syetan tidaklah berimbang. Syetan dari golongan jin bisa melihat
manusia dan mereka saling bekerja sama (bergerombol) satu sama lain. Lalu,
adakah kiat agar mampu memenangi pertarungan itu?. Kiatnya adalah sebagiai
berikut:
1. Selalu Memperbaharui Iman kapan dan
dimana saja berada.
Sungguh
syetan bersemayam dalam hati manusia. Saat manusia berdzikir kepada Alloh,
syetan akan berlari. Namun, saat manusia lupa berdzikir, syetan datang kembali
membisiki ke jalan kejahatan. Nabi memerintahkan untuk senantiasa memperbaharui
iman. Sahabat bertanya bagaimana caranya? Nabi menjawab, perbanyaklah membaca,
memahami dan mengamalkan laa ilaha illallah.
Rosul
dan sahabat saja, yang paling benar imannya, selalu memperbaharui iman mereka
dengan berbagai cara. Misalnya berzikir, pengajian, sholat jamaah, jihad, dan
lain sebagainya. Tidak ada waktu yang tersisa, untuk memberikan kesempatan
syetan menjegal kehidupan kita. Hadirkanlah selalu iman kapan dan dimana kita
berada. Iman tidak hanya hadir di mesjid, namun ia hadir dimana-mana dalam
aspek kehidupan.
Kita
patut belajar dari kisah dialog antara pengembala kambing dengan Umar bin
Khatab. Seorang pengembala sapi yang notabene memiliki tingkat intelektual yang
relatif rendah, namun memiliki nuansa keimanan yang sangat tinggi. Saat
pengembala dites keimananannya oleh sahabat Umar bin Khatam untuk dibeli
kambingnya. Umar berkata, “Bilang saja kepada majikanmu, kambing
dimakan serigala”.
Pengembala pun berkata, “Dimana Alloh?”. Mendengar
jawaban ini, Umar pun menangis.
2.Mentadabburi al-Quran
Kiat
kedua untuk memenangi pertarungan dengan syetan adalah mentadabrui
al-Quran. Dalam berbagai ayat al-Quran, dikatakan bahwa merenungi dan
menghayati al-Quran akan berkorelasi dengan penambahan iman dan otomatis syetan
akan menjauh. Ketika berinteraksi dengan al-Quran, maka iman akan bertambah.
Dan inilah yang membedakan antara orang beriman dengan munafiq. Orang iman akan
bertambah imannya, sementara orang munafik bertambah penyakit nifaqnya, sampai
mati dalam keadaan kafir.
Attaubah
124.
“Dan apabila diturunkan suatu surah, maka di antara mereka (orang-orang munafiq) ada yang berkata, “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surah ini?” Adapun orang-orang yang beriman, maka surah ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira”.
“Dan apabila diturunkan suatu surah, maka di antara mereka (orang-orang munafiq) ada yang berkata, “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surah ini?” Adapun orang-orang yang beriman, maka surah ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira”.
Jadi,
merenungi al-Quran merupakan kebutuhan yang lebih besar dibandingkan makan dan
minum. Saat tidak makan, bahaya ektrimnya adalah sakit. Sementara, kalau tidak
tadabur al-Quran, konsekwensinya bukan hanya mati secara fisik namun juga hati
nurani. Hati akan terkunci untuk menerima nasehat dan akhirnya mati dalam
keadaan kafir.
Qs
Muhammad 24, “Maka tidaklah mereka menghayati
al-Quran, ataukah hati mereka sudah terkunci?”
Dalam
kondisi hidup yang penuh dengan fitnah, diharuskan kita selalu mentadaburi
al-Quran. Karena inilah sumber energi yang akan hadir untuk mengalahkan syetan.
Imam Ahmad bin Hambal, seorang sholeh, saat diminta bantuan merukyah seseorang
yang kesurupan jin. Sang Imam tidak bersedia datang. Ia cukup mengirimkan
sandalnya. Dan syetan pun langsung lari.
3. Komitmen untuk Selalu Berjamaah
dengan Orang-orang yang Benar dan Jujur
Kiat
ketiga adalah berkomitem untuk selalu berjamaah dengan orang benar dan jujur
dalam aqidah, ibadah dan akhlaq. Sebagaimana tercantum dalam QS at-taubah
119. “Wahai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kepada Alloh, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar”
Orang
yang sendirian akan relatif mudah terperangkap tipu daya syetan dan tenggelam
dalam perbuatan haram. Awalnya coba-coba namun akhirnya menjadi kebiasaan. Saat
syetan menggoda manusia, sebagian mereka saling mendukung kelompok
lainnya, sehingga kalau manusia sendirian, maka syetan akan mudah menjadi
pemenang.
Dalam
islam, apa saja yang berjamaah, memiliki pahala yang besar, misalnya sholat
berjamaah, makan berjamaah, bepergian berjamaah, dan lain-lain. Berjamaah akan
memberikan kekuatan dan sinergi satu sama lain. Seorang mukmin akan kuat karena
disebabkan saudaranya. Jangan bingung memilih ‘label’ jamaah. Karena
dasar pemilihan jamaah berdasar tuntutan al-Quran dan Hadits bukan atas
dasar label, namun berdasarkan kriteria yakni mereka yang benar
dan jujur.
4. Memahami Islam secara Mendalam
Kita
keempat adalah memahami islam dengan mendalam. Tidak mungkin orang bodoh akan
memiliki iman kuat sehingga memenangi pertempuran dengan syetan. Dalam sebuah
hadits, “Barangsiapa dikehendaki Allah baik,
maka ia diberi pemahaman islam baik”. Syetan akan menyerah saat berhadapan
orang yang berilmu (paham), karena seorang faqih akan mengetahui tipu daya
syetan.
Ayat
pertama al-quran yang turun menyeru tentang pemahaman (ilmu) bukan solan jihad,
sholat, dan ibadah lainnya. Karena semua ibadah tidak akan diterima Allah SWT
kalau tidak didasari ilmu yang dimiliki. Jadi jangan mengikuti sesuatu
yang kita tidak mengetahuinya.
Jangan
pernah bosan memahami islam, sebagai modal melawan syetan yang tidak
pernah berhenti menggoda manusia sampai qiamat. Perbanyak kajian yang
didasari kesadaran diri bahwa pertarungan dengan syetan tidak akan pernah
berhenti. Dan semoga kita dimudahkan mencintai ilmu al-Quran, Sunah dan bersama
orang-orang yang sholeh.
“Dikutip dari Pengajian Malam Ahad, 8
April 2011, Mesjid Darussalam Kota Wisata Cibubur, Narasumber: DR. Ahzami
Samiun Jazuli”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar