Setiap
hari kita disuguhkan berbagai berita perceraian banyak pasangan. Perceraian
kayaknya sudah menjadi hal biasa di negeri ini. Orang sudah tidak sungkan lagi
mempertontonkan dan memberitakannya ke khalayak umum. Padahal, kalau kita
renungi bersama, sesungguhnya pernikahan adalah sesuatu yang LUHUR yang harus
dijaga keutuhannya, guna melanjutkan keturunan dan keharmonisan kehidupan
jangka panjang.
Islam mengajarkan bahwa tujuan luhur pernikahan adalah mendapatkan ketentraman dan rasa kasih dan sayang, bukan sebaliknya, perseturuan dan ketidakharmonisan yang berujung perceraian. Alloh SWT menyatakan dalam QS Arrum 21 yaitu sebagai berikut:
Islam mengajarkan bahwa tujuan luhur pernikahan adalah mendapatkan ketentraman dan rasa kasih dan sayang, bukan sebaliknya, perseturuan dan ketidakharmonisan yang berujung perceraian. Alloh SWT menyatakan dalam QS Arrum 21 yaitu sebagai berikut:
“Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”
Bicara
mengenai kasih dan sayang dalam rumah tangga, Alloh menggunakan kalimat “…dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang”. Dalam ayat ini Alloh SWT
menyatakan, bahwa Alloh-lah yang menjadikan rasa kasih sayang antara suami
istri. Manusia hanyalah berusaha sesuai dengan syariah, agar diberikan rasa
kasih sayang itu.
Dalam
bahasa Arab, istilah Kasih Sayang memiliki dua padanan kata yakni MAWADDAH
dan HUBBUN. Kedua-duanya memiliki arti yang sama yakni kasih sayang /
rasa cinta. Dalam ayat di atas, Alloh SWT menggunakan kata MAWADAH untuk
menggambarkan kasih sayang, bukan HUBBUN. Apa sebenarnya perbedanya
antara MAWADDAH dan HUBBUN?. Ternyata perbedaannya adalah sebagai berikut:
- HUBBUN adalah cinta yang timbul karena fisik atau materi semata, sementara MAWADDAH adalah cinta yang timbul atas dasar fisik dan non fisik (akhlaq, penampilan, sopan santun dan ilmu yang dimiliki). Cinta HUBBUN umurnya biasanya tidak langgeng sementara cinta MAWADDAH berumur selamanya.
- HUBBUN adalah cinta tanpa tanggun jawab, sementara MAWADDAH adalah cinta yang disertai tanggung jawab. Cinta MAWADDAH bertanggung jawab dunia akhirat, cinta yang membuahkan anak dan bertanggung jawab mendidiknya.
Pertanyaan
berikutnya, bagaimanakah agar kita bisa meraih kasih sayang yang MAWADDAH?
Untuk
menjawabnya, mari kita mencontoh kepada apa yang dicontohkan Nabi Muhammad
saw selama beliau berinteraksi dalam keluarganya. Banyak tauladan yang bisa
kita ambil pelajaran, diantaranya sebagai berikut:
- Nabi kadang-kadang suka membantu pekerjaan istrinya. Nabi kadang-kadang ikut menjahit bajunya sendiri dan menyambung tali sepatu
- Nabi membuat suasana keluarga penuh dengan keceriaan, bercanda dan tawa bersama istri, anak dan cucu.
- Nabi sangat mencintai dan mengasihi cucunya. Nabi kadang bermain kuda-kudaan yang dinaiki cucunya Hassan dan Hussain, dan membawanya ke mesjid.
Demikian
penjelasan singkat, bagaimana kita bisa meraih kasih sayang dalam rumah tangga.
Menjadikan rumah tangga sebagai surga bukan neraka. Semoga kita diberi kekuatan
untuk menjalaninya….
“Dikutip
dari Khutbah Jum’at, 19 Maret 2010, di Mesjid Al-Furqon, PT Toyota Astra Motor“
http://www.nasehatislam.com/?p=369
Tidak ada komentar:
Posting Komentar