Secara
tradisional, variabel status keluarga seperti tingkat pendidikan orangtua telah
dianggap sebagai faktor yang berpengaruh terhadap prestasi akademik anak-anak.
Namun hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa, tingkat pendidikan orang
tua tidak memiliki hubungan langsung terhadap prestasi akademik anak-anak,
tingkat pendidikan orang tua justru menjadi bagian dari konstelasi yang lebih
besar terhadap variabel psikologis dan sosiologis yang mempengaruhi hasil sekolah
anak-anak.
Orang
tua yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi memang memiliki sumber
daya yang cenderung lebih besar, baik pendapatan, waktu, tenaga, dan jaringan
kontak, yang memungkinkan mereka untuk terlibat lebih jauh dalam pendidikan
anak. Dengan demikian, pengaruh tingkat pendidikan orang tua pada prestasi
terbaik siswa mungkin direpresentasikan sebagai hubungan yang dimediasi oleh
interaksi antara proses dan variabel status.
Literatur
juga menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan
orang tua, keyakinan, nilai, dan tujuan tentang pengasuhan, sehingga berbagai
perilaku orang tua tidak berkaitan langsung dengan prestasi sekolah anak-anak.
Sebagai contoh, tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat meningkatkan
‘fasilitas’ orang tua untuk terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka, dan
juga memungkinkan orang tua untuk memperoleh model keterampilan sosial dan
strategi pemecahan masalah yang kondusif bagi sekolah untuk keberhasilan
anak-anak.
Dengan demikian, siswa yang orang tuanya memiliki tingkat pendidikan
yang lebih tinggi mungkin memiliki hal untuk kesempurnaannya belajar, keyakinan
akan kemampuan yang lebih positif, orientasi kerja yang kuat, dan mereka
mungkin menggunakan strategi belajar yang lebih efektif daripada anak-anak
dengan orang tua yang memiliki tingkat pendidikan lebih rendah.
Sementara
banyak teori para ahli dan peneliti yang berpendapat bahwa siswa yang memahami
makna prestasi telah memiliki dasar-dasar yang cukup baik dalam proses
sosialisasi, seperti belajar melalui pengamatan permodelan orangtuanya, yang
lain berpendapat bahwa melalui kualitas pribadi mereka, anak-anak aktif
terhadap bentuk pengasuhan yang mereka terima : orang tua mensosialisasikan
anak-anak mereka, tetapi anak-anak juga mempengaruhi orang tua mereka.
Pendukung kedua teori perspektif tersebut adalah hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa kombinasi dari perilaku belajar dan kecerdasan melebihi
kontribusi sumber tunggal dalam memprediksi prestasi skolastik anak-anak.
Orang
tua dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga memungkinkan untuk lebih
percaya diri pada kemampuan mereka dalam membantu anak-anak mereka belajar.
Dengan tingkat keyakinan tersebut maka diperkirakan akan berpengaruh secara
signifikan terhadap kemampuan akademis anak-anak.
Namun
demikian, nampaknya masih diperlukan penelitian lebih lanjut yang meliputi
seluruh kelompok budaya dan etnis yang bervariasi di Indonesia untuk memastikan
apakah tingkat pendidikan orang tua turut menentukan terhadap penilaian orang
tua pada pendidikan, minat mereka terhadap sekolah dimana anak-anak mereka
belajar atau bagaimana aspirasi mereka untuk keberhasilan akademis anak-anak
mereka. Misalnya sebagai contoh, dalam studi yang dilakukan Thomas Watkin pada
tahun 1997 di Amerika Serikat, dia membandingkan nilai relatif yang bervariasi
untuk melihat pengaruh keterlibatan orang tua.
Dia
menemukan bahwa orangtua yang memahami tujuan pendidikan dan keterlibatan
anak-anak mereka di dalamnya, adalah merupakan faktor yang cukup kuat terhadap
keberhasilan sekolah yang dipengaruhi tingkat pendidikan orangtua.
Selain
itu, penelitian ini juga menemukan bahwa komunikasi guru kepada orang tua untuk
melibatkan mereka dalam pendidikan anak-anaknya, menunjukkan bahwa, terlepas
dari berbagai tingkat pendidikannya, orangtua tetap memerlukan dorongan dari
para pendidik untuk terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka.
Singkatnya,
tampak bahwa variabel proses, atau faktor rentan terhadap pengaruh orang tua,
anak-anak mereka, dan personel sekolah (misalnya ekspektasi pendidikan, tingkat
keterlibatan, kemauan anak untuk berprestasi, dan undangan guru untuk
keterlibatan orang tua) lebih menentukan keberhasilan sekolah anak-anak
daripada variabel status seperti tingkat pendidikan orangtua. Ini merupakan
kesimpulan penting, untuk sementara pendidik dan peneliti tidak dapat
mempengaruhi status keluarga siswa, mereka mungkin bisa meningkatkan hasil
belajar siswa dengan memilih variabel proses tadi tanpa membeda-bedakan tingkat
pendidikan orang tua siswa.
Sumber
: http://www.answers.com/topic/parenting-influence-of-parents-level-of-education
Tidak ada komentar:
Posting Komentar