Syaikh Dr. Abdulaziz bin Muhammad As Sadhan
Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam atas Rasulullah.
Sesungguhnya diantara besarnya keutamaan Allah, Dia melipat gandakan pahala, menerima taubat hambaNya, mencintai ahli taubat, mencintai do’a orang-orang yang bermunajat padaNya, dan memaafkan orang-orang yang berbuat dosa jika jujur taubatnya dan tidak berterus-terusan dalam dosa sedang mereka mengetahui.
Diantara bentuk kemuliaanNya, Dia ta’ala memberikan pahala yang begitu besar atas amalan sepele yang kita kerjakan. Hal ini tidak lain merupakan bentuk kecintaaNya kepada orang-orang yang beriman dan pemuliaan atas mereka. Amalan-amalan tersebut akan menambah keimanan orang-orang yang beriman dan membuat mereka senantiasa berlomba dalam kebaikan dan semakin haus akan hal-hal yang dicintaiNya, serta atas apa-apa yang dibalas dengannya kebaikan dan dihapuskan kejelekan.
Sungguh beruntung orang-orang yang menjaga amalan yang Allah janjikan pahala yang besar tersebut dan sebaliknya rugi besar bagi yang menyia-nyiakannya. Oleh karena itu, manusia yang paling bersemangat mengerjakan amalan-amalan tersebut adalah para Sahabat radhiyallahu anhum. Mereka jugalah yang paling bersemangat bertanya tentang amalan-amalan tersebut. Mereka sangat bersedih jika terlambat menerima kabar atau ilmu tentang amalan tersebut. Contohnya sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwasanya Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma dahulu biasanya setelah selesai ikut mensholati jenazah langsung pergi. Tatkala sampai kepadanya sabda Rasulullah, “Barangsiapa mengikuti jenazah sampai dikuburkan maka baginya dua qirath. Maka Ibnu Umar pun berkata, Sungguh kita telah menyia-yiakan qirath-qirath yang banyak.” Berkata Al Hafidz Ibnu hajar mengomentari perkataan Ibnu Umar, “Hal ini menunjukkan keutamaan Ibnu Umar atas semangatnya menuntut ilmu dan sedih atas terlewatnya amalan shalih dari dirinya.”[Fathul Baari 3/233]. Jika demikian halnya Ibnu Umar yang mana beliau begitu semangat dan benar-benar berusaha mengikuti sunnah, lalu bagaimana dengan diri kita yang begitu banyak kekurangan?
Bagimu wahai orang-orang yang haus akan kebaikan kami akan sebutkan beberapa dalil diantara begitu banyaknya dalil tentang amalan-amalan yang memiliki ganjaran yang begitu besar, tentunya bagi yang mengerjakannya dengan ikhlas. Diantara amalan-amalan sepele yang begitu besar pahalanya yaitu:
– Mengikuti adzan muadzin
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma Rasulullah shollallahu ‘alaihi wassallam bersabda, “Jika kalian mendengan muadzin maka ucapkan seperti yang dia ucapkan lalu bersholawatlah atasku, sesunggunnya barangsiapa bersholawat atasku sekali maka Allah bersholawat atasnya sepuluh kali. Lalu mohonlah Allah bagiku wasilah karena sesungguhnya dia adalah kedudukan di Surga yang tidak diberikan kecuali bagi seorang hamba dari hambaNya dan saya berharap sayalah hamba tersebut. Barangsiapa memintakan untukku wasilah maka dia berhak atas syafaatku.” [HR Muslim]
Dan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mengucapkan saat mendengar panggilan (adzan): Allahuma robbi haadzihid dakwatit taammati washolaatul qaaimah aati muhammadanil wasiilata walfadhiilata wab’atshu maqaamam mahmuudal ladzii wa’attahu, maka ia berhak mendapat syafaatku di hari kiamat.” [HR Bukhari]
– Membaca ayat Kursi seusai tiap sholat dan menjelang tidur
Adapun dalil membacanya seusai tiap sholat adalah sabda Rasulullah, “Barangsiapa membaca ayat kursi setiap seusai sholat maka tidak ada penghalang atara dia dan surga kecuali kematian.” [HR Nasa’I dari Abu Umamahradhiyallahu ‘anhu].
Adapun tentang pembacaannya sebelum tidur berdasar sabda Rasulullah, “… maka senantiasa baginya perlindungan dari Allah, tidak akan mendekatinya syaithon sampai subuh.” [HR Bukhari]
– Membaca dua ayat terakhir surat Al Baqarah tiap malam.
Dari Abu Mas’ud al-Anshory radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa membaca dua ayat terakhir surat Al Baqarah maka keduanya telah mencukupinya.” (HR Bukhari dan Muslim). Sabda Rasulullah “Kafataahu (keduanya mencukupi)” sebagian ahli ilmu mengatakan maksudnya adalah “Mencukupinya mendapatkan pahala qiyamul lain dengan al Qur’an (penuh)”. Sebagian mengatakan “Menjaganya dari kejelekan dan hal-hal yang tidak disukai”. Dikatakan juga bahwa maksudnya adalah “mencukupinya dalam masalah keimanan karena di dalamnya terkandung keimanan kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, dan para Rasul, serta terkandung juga do’a dan munajat kepadaNya, dan kandungan yang lainnya.” Berkata al Hafidz Ibnu Hajar, “Memungkinkan juga menggunakan seluruh makna yang disebutkan tadi.”-Selesai ucapan beliau-.
– Sholawat atas Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa bershalawat atasku sekali maka Allah bershalawat atasnya sepuluh kali.” [HR Muslim dari sahabat Abu Hurairah]. Dalam riwayat Imam Ahmad dan Nasa’I ada tambahan dari Anas bin Malik secara marfu’, “Dan dihapus baginya sepuluh kejelekan dan dinaikkan baginya sepuluh derajat.” Dan dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa bershalawat atasku sepuluh kali di waktu pagi dan sepuluh kali di waktu sore maka ia mendapakan syafaatku di hari kiamat kelak.” [HR Thabrani]
Betapa banyak kaum muslimin yang menyepelekan hal ini. Mereka tidak memberi perhatian untuk bersholawat atas Nabi saat nama beliau disebut. Padahal shalawat atas Nabi ini selain memiliki ganjaran yang sangat besar, orang yang menyepelekannya pun disifati dengan sifat yang tidak terpuji. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wassallam, “Seorang yang bakhil adalah seseorang yang jika namaku disebut dia tidak bershalawat atasku.” [HR Ahmad, Tirmidzi dan Nasa’i]
– Puasa hari Arafah dan Asyura
Puasa hari Arafah menghapus dosa setahun yang telah lampau dan yang akan datang. Rasulullah bersabda, “Puasa hari Arafah maka saya berharap itu menghapus dosa setahun yang lampau dan setahun yang akan datang.” [HR Muslim]. Adapun puasa hari Asyura maka dia menghapus dosa setahun yang telah berlalu. Rasulullah bersabda, “Puasa hari Asyura’ saya berharap dia menghapus dosa setahun sebelumnya.”[HR Muslim]
– Memohonkan ampunan untuk kaum mukminin
Dari Ubadah bin Shamith radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa memohonkan ampun bagi kaum mukminin laki-laki dan perempuan maka Allah menulis baginya untuk setiap seorang mukmin laki-laki dan perempuan satu kebaikan.” [HR Thabrani dihasankan syaikh Albani]
– Ucapan “Subhaanallahu Wabihamdi 100X”
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mengucapkan “Subhanallahu wabihamdi” 100 x dalam sehari maka dihapuskan darinya kesalahan-kesalahan meskipun sebanyak buih lautan.” [HR Bukhari dan Muslim]
– Takziah untuk ahli mayit atau orang yang kena musibah
Dari Amr bin Hazm radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang muslim mentakziai saudaranya karena suatu musibah kecuali Allah akan memakaikannya pakaian kehormatan di hari kiamat.” [HR Ibnu Majah dishahihkan Albani]
– Menyalami sesama muslim
Dari sahabat Hudzaifah radhiyallahu anhu, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin jika bertemu mukmin yang lalu mengucapkan salam dan menyalaminya maka berguguranlah dosa keduanya sebagaimana bergugurrannya daun dari pohon.” [Diriwayatkan Thabrani dalam Ausath dan dia memiliki penguat. Disahihkan oleh syaikh Albani]
– Menjenguk orang sakit
Dari Tsauban radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda, “Barangsiapa menjenguk orang sakit maka dia senantiasa berada di khurfatil jannah sampai ia kembali.” Rasulullah ditanya, “Apa itu khurfatil jannah?” Maka beliau menjawab,”Kebunnya yang buahnya siap dipetik.” [HR Muslim]
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wassallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim menjenguk muslim yang lain di waktu pagi kecuali 70 ribu malaikat bersholawat atasnya sampai sore, dan jika menjenguk di waktu sore maka 70 ribu malaikat bersholawat padanya sampai waktu pagi dan baginya khurfatil jannah”[HR Tirmidzi]
– Berjalan memenuhi keperluan saudara muslim
Janganlah ragu-ragu memenuhi kebutuhan saudara sesama muslim sedangkan kita mampu untuk itu. Sesungguhnya didalamnya ada pahala yang sangat agung, sebagaimana ditekankan dalam sabda Rasulullahshallallahu alaihi wassalam, “Bawasanya saya berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi suatu keperluan lebih saya cintai daripada beriktikaf di masjid ini (masjid Nabawi) selama sebulan.”[HR Thabrani dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma].
Perlu diketahui bahwa dalam lafadz hadist ini, termasuk didalamnya pahala sholat dari orang yang beriktikaf tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa sholat di masjid Nabawi lebih utama seribu kali dari masjid selainnya kecuali masjidil Haram.
– Mandi Jum’at, Berangkat Awal, Berjalan saat ke Masjid dan Diam saat Khutbah
Dari Aus bin Aus radhiyallahu anhu, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mandi di hari Jum’at dan bersungguh-sungguh padanya, lalu berpagi-pagi dan bersungguh-sungguh padanya, dan jalan kali bukan berkendaraan, lalu mendekat imam dan mendengarkan serta diam dan tidak bicara sia-sia, baginya setiap langkah antara rumah dan masjid diberi pahala amalan setahun, pahala puasa dan sholatnya.”[HR Ahmad, Ashhabu Sunnah, Ibnu Hibbah, Hakim dan dishahihkan Albani]
– Membaca surat Al Kahfi di hari Jum’at
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alahi wassalam bersabda, “Barangsiapa membaca surat Al Kahfi di hari Jum’at maka dipancarkan baginya cahaya diantara dua Jum’at.” [HR Hakim dan Baihaqy]
Dan dalam riwayat yang lainnya dari Abu Sa’id Al Khudri, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa membaca surat Al Kahfi dihari Jum’at maka dipancarkan baginya cahaya antara dirinya dan baitul Atiq.” [Kedua hadist diatas dishahihkan syaikh Albani]
– Duduk setelah sholat Subuh sampai terbit matahari lalu sholat dua rekaat
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alahi wassalam bersabda, “Barangsiapa sholat Subuh secara berjama’ah lalu duduk dan berdzikir kepada Allah sampai terbitnya matahari lalu sholat dua rekaat maka baginya seperti pahala haji dan umrah sempurna, sempurna dan sempurna.” [HR Tirmidzi dishahihkan Ibnu Baz dan Albani]
– Sholat atas Jenazah
Untuk hal ini sudah banyak yang bersemangat untuk melaksanakannya. Tetapi alangkah baiknya jika mengantar sampai dikuburkan. Betapa sepelenya amalan ini tetapi begitu besar pahalannya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda, “Barangsiapa menyaksikan jenazah sampai ia disholata maka baginya satu qirath. Barangsiapa mengikutinya sampai dikuburkan maka baginya dua qirath.” Rasulullah ditanya, “Apa itu dua qirath?” Beliau menjawab, “Seperti dua gunung yang besar.” [HR Bukhari]
– Menangguhkan pinjaman bagi seorang yang kesulitan atau meringankannya
Dari Abu Yassar radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alahi wassalam bersabda, “Barangsiapa menangguhkan (pinjaman) bagi seorang yang kesulitan (untuk melunasi) atau membebaskan (hutangnya) maka Allah akan menaunginya di hari kiamat dibawah naungan Arsy-Nya, di hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.” [HR Muslim dan Tirmidzi dengan lafadh yang mirip]
Dari Buraidah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alahi wassalam bersabda, “Barangsiapa memberi tangguh atas seorang yang kesulitan (melunasi hutangnya) maka baginya setiap hari ada pahala sedekah semisalnya sampai jatuh tempo. Jika telah jatuh tempo dan memberi tangguh lagi maka baginya tiap hari ada pahala sedekah dua kali semisalnya.” [HR Ahmad, Baihaqy dan Hakim, dishahihkan syaikh Albani]
Didalam urusan ini ada pahala yang besar lainnya karena besarnya maslahat karenanya. Di dalamnya ada pembebasan seorang muslim dari kesulitan yang dialaminya. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa membebaskan seorang muslim dari suatu kesulitan di dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan di hari kiamat.” [HR Muslim]
Berkata sebagian ulama “Tanfisi AlKurbah: maksudnya meringankannya. Dan Tafrijiha: maksudnya menghilangkan keseluruhannya.”
Diantara maslahat lainya yaitu membuatnya bahagia. Rasulullah bersabda, “Seutama-utama amal adalah mendatangkan bagi seorang muslim kebahagiaan.” [HR Baihaqy dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu]
Ya Allah buatlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan itu dalam hati kami. Dan buatlah kami benci dengan kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami orang-orang yang mendapat petunjuk.
Ya Allah tambahkanlah bagi kami ilmu dan kecintaan bagimu.
Diterjemahkan dari ringkasan juz tujuh dari kitab “Khutbah Mimbariyah” oleh fadhilatusy syaikh Dr. AbdulAziz bin Muhammad bin Abdillah as Sadhan hafidzahullah.
Abu Zakariya Sutrisno
Riyadh, 01 Rabi’ul Awwal 1434 (13 Jan 2013)
http://ukhuwahislamiah.com/amalan-amalan-sepele-yang-besar-pahalanya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar