Selasa, 21 Juli 2009
Teman Tapi Mesra
Teman tapi mesra. Emang harus begitu kalau berteman??? Iya… harus….. Harus penuh kemesraaan dalam kita berteman. Artinya, kita mencintai karena Allah, dan membenci karena Allah. Jadi kalau sayang tidak membabi buta, dan bencipun ga sampai membabi buta. Maksudnya segala sesuatunya berlandaskan rahmat Allah SWT.
Dalam Islam sendiri ada beberapa adab yang musti dilakukan kepada sesama, bahkan kepada orang berbeda agama sekalipun. Kepada mereka kita punya etika. Apalagi kepada kita yang seiman. Jadi semua ada aturannya untuk pertemanan.
Ada beberapa yang perlu disampaikan, tapi mungkin ga bisa semuanya yah…
Yang pertama adalah mengucapkan salam bila bertemu. Karena salam itu sebuah doa, ketika salam itu bukan hanya di bibir. Tapi juga dalam perbuatan dan sikap. Karena dalam salam itu kan mendoakan, selamat keselematan bagimu, rahmat dan berkah Allah.
Bahkan Islam sendiri mengatur, kepada siapa dia mengucapkan salam. Iya toh…?? Yang berdiri kepada yang duduk, yang muda kepada yang tua, yang sedikit kepada yang banyak, yang berkendara kepada yang jalan kaki. Diatur betul-betul.
Yang kedua, jika ia bersin, dan membaca Alhamdulillah, lalu kita kembali mendoakannya. Yarkhamukallah, kalau kepada laki-laki, kalau kepada perempuan, Yarkhamukillah. Jadi kalau ada orang bersin bukan cuma kita ketawaain aja. Dan yang bersin juga bukan dengan suara yang aneh-aneh…. Tahu asin, misalnya.
Kemudian yang ketiga, menjenguknya bila ia sakit. Ini merupakan kemesraan yang dahsyat luar biasa. Menunjukan kerdalaman persahabatan itu sendiri. Namanya sahabat sakit, ditengokin, ini betul-betul luar biasa, meskipun terlihat sepele. Dan ini ga peduli kepada muslim atau non muslim.
Keempat apabila dia meninggal, kita ikut menyaksikannya. Kita ikut mengantarkannya ke kuburan. Sampai sedalam itu.
Kemudian kelima, ketika kita pernah mendengar dia bersumpah, kita punya kewajiban untuk membebaskan sumpahnya.
Keenam, memberikan nasehat apabila dia memerlukannya.
Kemudian ketujuh, mencintai apa yang ia cintai. Misalkan dia berteman dengan si A. Maka kita usahakan agar kita juga berteman dengan si A. Dan kita memberikan haknya dengan baik pula.
Kemudian kedelapan kita menolong dan tidak menelantarkannya.
Memilih sahabat, salahkah??
Seandainya saya dalam bersahabat memilih-milih orang menjadi sahabat saya, Betul ngga yang seperti ini??
Yaaa… nggak salah juga. Karena berteman itu boleh dengan siapa saja. Tapi bersahabat memang harus memilih. Artinya, sebagai sahabat kan dimana kita tahu rahasia dia, dia tahu rahasia kita. Dan itu kan tidak bisa ke semua orang. Saling tahu kekurangan satu sama lain. Itu kan musti dibatasin.
Lalu kalau yang seperti itu dibilang, oh kamu milih-milih ya. Lalu apa bisa setiap orang masuk dan menginap di rumah kita. Kan ngga? Cuma sahabat dekat aja yang bisa menginap di rumah kita, dan kita bisa menginap di rumah dia.
Bahkan Rasul menganjurkan kita untuk bersahabat dengan orang yang cerdas, orang yang pintar, orang yang sholeh. Dan ini bisa berpengaruh. Misalnya kita ga suka puisi. Karena teman kita suka puisi, lama-lama kita juga akan terbawa suka puisi juga. Baju juga… kadang sampai dimirip-miripin, dicocok-cocokin.
Bagaimana dengan kebiasaan saling pinjam??
Tapi juga jangan sampai muncul kecenderungan untuk meminjam sesuatu. Maksudnya, kepada hal-hal yang sifatnya sangat pribadi, sangat privacy, seorang sahabat juga dianjurkan mempunyai batasan.
Aku udah biasa soal pinjam meminjam baju ama teman, itu bagaimana? Lebih baik berikan. Daripada mondar-mandir, dibadan dia, di badan kita, maaf, takut dia punya panu, atau kita punya kurap, itu akan berpindah.
Bukannya kita ketakutan dia punya penyakit, ngga. Jauh lebih baik berikan. Toh kita juga seneng, apa yang kita kasih dipakai ama temen kita. Tapi mestinya tahu diri dong… mentang mentang lebih baik berikan, kita atau temen kita jadi sering-sering ngomong minjem…. bangkruuut dooong. Harus punya batasan. Apalagi termasuk CD, itu kan sangat privacy, ngga mungkin lah kita pinjem-pinjeman itu.
Bolehkan marah ama sahabat?
Mungkin yang paling vital adalah ketika marah. Saking deketnya kita malah kadang makin mudah tersinggung. Misalnya kita mencintai seorang yang sama. Kita suka ke si A, tapi temen kita lebih suka lagi ke A. Kita sebaiknya mengalah, meskipun.. hhhuuuhhhuuuuuh… Karena kalau hal itu terjadi, bisa saja pertemanan kita yang kacau dan hancur.
Tidak dihalalkan bagi kamu memusuhi saudara kamu, lebih dari tiga hari tiga malam. Jadi kalau musuhan cukup tiga hari aja, abis itu baikan, dan musuhan tiga hari lagi… nggaa,… hahaha… ngga…
Disini artinya Allah juga memperhatikan, kita punya sifat manusiawi, kita punya marah, kita punya kecewa, menampakan ego. Nah kalau TTM nya seperti dalam lagu Teman Tapi Mesranya Ratu, itu jelas mengarah ke hal-hal yang negatif. Iya ngga??
madhysta.com
Menciptakan Irama Kehidupan yang Harmonis dan Dinamis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar