Jumat, 14 Agustus 2009

Bumi di Ambang Kehancuran


Ancaman pemanasan global bukan isapan jempol semata. Penelitian baru menunjukkan suhu dunia bisa naik lebih dari 7 derajat celcius pada abad ini. Kenaikan suhu ini bisa mengancam ribuan orang dan bumi berada di ujung kehancuran.

Menurut laporan yang dipublikasikan oleh koran terkenal Inggris The Telegraph, jika tidak ada langkah drastis, maka suhu bisa naik 7,4 derajat celcius pada 2100 dibandingkan level pada 2000. Sebelumnya suhu bumi disebut-sebut hanya akan naik 2,4 derajat celcius.

Penelitian yang dilakukan oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengenai pemanasan global berdasarkan berbagai faktor. MIT memasukkan perkiraan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Selain informasi baru efek emisi karbon pada proses biologis, juga kapasitas laut dalam menyerap gas rumah kaca.

Penulis laporan itu, Ronald Prinn, Professor Atmospheric Chemistry dan penjabat direktur Centre for Global Climate Change MIT, mengatakan temperatur bumi kemungkinan akan naik 5,2 derajat celcius abad ini. Tapi 90% ada kemungkinan temperatur akan berbuah antara 3,5 derajat celcius hingga 7,4 derajat celcius.

Secara keseluruhan dampak pemanasan global lebih besar. Risikonya lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Perlu langkah yang lebih tegas. Tidak mungkin dunia akan mampu menghadapi risiko kenaikan suhu itu, kata Prinn.

Menurut penggiat iklim dunia Tom Picken, jika hasil penelitian baru dari MIT itu akurat, maka planet bumi bisa terjadi bencana besar. Akibat dari perubahan temperatur bisa sampai di luar batas. Tak terbayangkan. Kenaikan 7,4 derajat celcius bisa berarti terjadi kerusakan ekosistem di seluruh dunia dan ekonomi akan kolaps di berbagai wilayah, katanya.

Dia mengatakan harus ada langkah keras dari dunia untuk menghindari kenaikan suhu itu. Konferensi PBB Climate Change Conference di Copenhagen akhir tahun ini harusnya bisa mengeluarkan langkah konkret.

Planet akan menghadapi perang memperebutkan sumber daya alam dan jutaan orang bisa menjadi korban, tambahnya.

Penelitian sebelumnya mendapati efek rumah kaca mengalami kenaikan 70% antara 1970 hingga 2004. Rata-rata temperatur global telah naik 0,72 derat celcius dalam 100 tahun terakhir. Muka air laut mengalami kenaikan rata-rata 0,175 centimeter setiap tahun sejak 1961.

Jika temperatur naik 1,5 derajat celcius, sekitar 20-30% spesies tumbuh-tumbuhan dan hewan berisiko punah. Jika kenaikan temperatur mencapai 3 derajat celcius, 40-70% spesies mungkin musnah.
Meski negara-negara miskin yang akan merasakan dampak sangat buruk, perubahan iklim juga melanda negara maju. Pada 2020, 75 juta hingga 250 juta penduduk Afrika akan kekurangan sumber air, penduduk kota-kota besar di Asia akan berisiko terlanda banjir dan rob. Di Eropa, kepunahan spesies akan ekstensif. Sementara di Amerika Utara, gelombang panas makin lama dan menyengat sehingga perebutan sumber air akan semakin tinggi.

Kondisi cuaca ektrem akan menjadi peristiwa rutin. Badai tropis akan lebih sering terjadi dan semakin besar intensitasnya. Gelombang panas dan hujan lebat akan melanda area yang lebih luas. Risiko terjadinya kebakaran hutan dan penyebaran penyakit juga meningkat.

Sementara itu, kekeringan akan menurunkan produktivitas lahan dan kualitas air. Selain itu, kenaikan muka air laut akan memicu banjir lebih luas, mengasinkan air tawar, dan menggerus kawasan pesisir.

INILAH.COM,[*] Dikirim pada 24-5-2009 pada 17:43
http://himpala.com/forum/viewthread.php?tid=487

Tidak ada komentar:

Posting Komentar