Dalam
menapaki jalan kehidupan manusia dibekali dengan petunjuk jalan dan denah
menuju kehadiratNya.
Kitab
suci terakhir, Al Qur’anul Karim diturunkan dari langit sebagai pembeda yang
hak dengan yang batil, sebagai cahaya yang menerangi jalan kebenaran dan
sebagai konfirmasi rahmatan lil alamiin.
Disamping
itu ummat Islam diberi banyak contoh dan teladan dan petunjuk pelaksanaan
ajaran yang terdapat dalam Al Hadith. Bahkan dianjurkan untuk membaca fenomena
dan peristiwa di bumi dan alam raya, yang terjadi pada masa lalu dan sekarang,
untuk ditarik hikmah dari kejadian agar manusia sadar atas kekeliruan yang
pernah dibuat oleh pendahulunya serta teladan dari kebaikan dan manfaat
kebajikan yang dipertunjukkan oleh manusia dan alam sekelilingnya.
Karena kasih saying-Nya kepada mahluk manusia, di sepanjang jalan yang ditempuh, Allah swt. senantiasa mengirim sinyal SMS (‘short messages from sky’) kedalam hati nurani hambanya agar tidak sesat jalan dan tidak keliru memilih dalam mengambil keputusan untuk melangkah ke depan. Sinyal ini meskipun akan banyak menolong manusia dalam memilih alternatif jalan tatkal sampai di persimpangan, tidak sedikit yang mengabaikannya apalagi berusaha mencoba mengartikan makna pesan yang terdapat didalamnya, sesuai bunyi surat Al A’raaf ayat 179:
Karena kasih saying-Nya kepada mahluk manusia, di sepanjang jalan yang ditempuh, Allah swt. senantiasa mengirim sinyal SMS (‘short messages from sky’) kedalam hati nurani hambanya agar tidak sesat jalan dan tidak keliru memilih dalam mengambil keputusan untuk melangkah ke depan. Sinyal ini meskipun akan banyak menolong manusia dalam memilih alternatif jalan tatkal sampai di persimpangan, tidak sedikit yang mengabaikannya apalagi berusaha mencoba mengartikan makna pesan yang terdapat didalamnya, sesuai bunyi surat Al A’raaf ayat 179:
“Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan
manusia. Mereka mempunyai hati, (tetapi) tidak (dipergunakan) untuk memahami
ayat-ayat Allah ……”
Dan surat Asy Syamsi ayat 8 dan 9 berbunyi:
Dan surat Asy Syamsi ayat 8 dan 9 berbunyi:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan (jiwa)nya “-
“Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotori
(jiwa)nya”.
Menurut
seorang ahli filsafat Pitirim A. Sorokin ada tiga bentuk kebenaran yakni PENGINDERAAN,
RASIONAL dan INTUITIF
Kebenaran
yang paling mendasar, paling penting, dan paling mendalam adalah kebenaran
intuitif.
INTUISI,
kata Sorokin adalah PONDASI paling penting bagi pemahaman kita atas etika, atas
hal-hal yang baik dan berharga dalam hidup.
Apabila
dikembangkan secara aktif , intuisi akan memperluas dan mempertinggi kecerdasan
emosional dan merupakan sumber utama pengetahuan pribadi.
Bagi seorang mukmin pengembangan intuisi secara aktif diaktualisasikan dalam bentuk SIBGHAH atau PEWARNAAN DIRI dengan lingkungan yang kondusif untuk beribadah dan beramal, untuk menempuh hidup yang Islami dalam semua aspeknya.
Bagi seorang mukmin pengembangan intuisi secara aktif diaktualisasikan dalam bentuk SIBGHAH atau PEWARNAAN DIRI dengan lingkungan yang kondusif untuk beribadah dan beramal, untuk menempuh hidup yang Islami dalam semua aspeknya.
Berusaha
terus menerus untuk memahami ayat-ayat Al Qur’an secara tekstual dan
kontekstual merupakan salah satu usaha untuk mempertajam kepekaan penerimaan
dan penafsiran tanda-tanda (sinyal) oleh hati nurani, sehingga tercapai
kestabilan dan keselamatan diatas jalan kehidupan yang diridhoi-Nya.
Sensitifitas
hati nurani perlu terus ditingkatkan melalui do’a permohonan yang terangkai
dengan keimanan, keyakinan yang benar, dan amal soleh, sesuai tuntunan
Rasulullah SAW.
“Allahumma
inna nas’aluka imanan daiman”
(Yaa
Allah sesungguhnya kami mohon kepadaMu keimanan yang berkelanjutan)
“ Wa
nas’aluka qalban khasi’an”
(Dan
sesungguhnya kami mohon kepadaMu hati yang khusuk)
“Wa
nas’aluka yakinan shadiqan”
(Dan
sesungguhnya kami mohon kepadaMu keyakinan yang benar)
“Wa
nas’aluka amalan shalihan”
(Dan
sesungguhnya kami mohon kepadaMu amal yang saleh).Aamiin.
Ajaran
Islam menghendaki pemahaman dan penghayatan yang kaffah, menyeluruh, tidak
parsial, tidak dipilih-pilih mana yang disukai sesuai keinginan hati, sehingga
tuntunan do’a pun meliputi keseluruhan aspek kehidupan yang komprihensip
dunia-akhirat. Permohonan do’a yang diajarkan Nabi Muhammad saw. berikut ini,
sesuai dengan berbagai kondisi, waktu dan kebutuhan serta mampu menghidupkan
cahaya hati nurani:
“Allahumma inna nas’aluka salamatan fid diini” –Ya Allah sesungguhnya kami mohon kepadaMu keselamatan Agama (Islam)
“Wa ‘afiyatan fil jasadi” – Dan kesehatan jasmani
“Wa ziyaadatan fil ‘ilmi” – Dan tambahan ilmu
“Wa barakatan fir rizqi” – Dan rizki yang barokah –
“Wa taubatan qablal mauti” – Dan taubat sebelum mati –
“ Wa rahmatan ‘indal mauti” – Dan rahmat ketika mati
“Wa maghfiratan ba’dal mauti” – Dan ampunan sesudah mati
“Allahumma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti” – Ya Allah mudahkanlah kami pada saat sakaratul maut –
“Wannajaata minan naari” – Dan lepaskanlah kami dari api neraka
“Wal ‘afwa ‘indal hisaab” – Dan mendapat maaf ketika dihisab
“Allahumma a’inni ‘alaa dzikrika wa husni ‘ibaadatika” – Ya Allah tolonglah daku dalam berdzikir dan memperbaiki ibadah
“Allahummaj’al khaira ‘umurii akhirahu” – Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku di akhirnya
“Wa khaira ‘amalii khawaatimahu” -Dan sebaik-baik amal di selesainya
“Wa khaira ayyaamii yauma alqaaka” – Dan sebai-baik hariku dihari perjumpaan denganMu –
“Allahumma inni a’udzubika minal kufri walfaqri wa’adzaabil qabri” – Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung padaMu dari kekafiran, dan kefakiran dan adzab kubur
“Allahumma inni a’udzubika minal jubni walbukhli” – Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kesusahan dan kedukaan
“Wa audzubika minal ‘ajzi walkasali” – Dan aku berlindung kepadaMu dari lemah kemauan dan rasa malas – “Wa audzubika min ghalabatid daini wa qahrir rijaali” – Dan aku berlindung kepadaMu dari sifat pengecut, kikir, banyak hutang dan ikatan (kedzaliman) manusia.
“Allahumma inna nas’aluka salamatan fid diini” –Ya Allah sesungguhnya kami mohon kepadaMu keselamatan Agama (Islam)
“Wa ‘afiyatan fil jasadi” – Dan kesehatan jasmani
“Wa ziyaadatan fil ‘ilmi” – Dan tambahan ilmu
“Wa barakatan fir rizqi” – Dan rizki yang barokah –
“Wa taubatan qablal mauti” – Dan taubat sebelum mati –
“ Wa rahmatan ‘indal mauti” – Dan rahmat ketika mati
“Wa maghfiratan ba’dal mauti” – Dan ampunan sesudah mati
“Allahumma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti” – Ya Allah mudahkanlah kami pada saat sakaratul maut –
“Wannajaata minan naari” – Dan lepaskanlah kami dari api neraka
“Wal ‘afwa ‘indal hisaab” – Dan mendapat maaf ketika dihisab
“Allahumma a’inni ‘alaa dzikrika wa husni ‘ibaadatika” – Ya Allah tolonglah daku dalam berdzikir dan memperbaiki ibadah
“Allahummaj’al khaira ‘umurii akhirahu” – Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku di akhirnya
“Wa khaira ‘amalii khawaatimahu” -Dan sebaik-baik amal di selesainya
“Wa khaira ayyaamii yauma alqaaka” – Dan sebai-baik hariku dihari perjumpaan denganMu –
“Allahumma inni a’udzubika minal kufri walfaqri wa’adzaabil qabri” – Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung padaMu dari kekafiran, dan kefakiran dan adzab kubur
“Allahumma inni a’udzubika minal jubni walbukhli” – Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kesusahan dan kedukaan
“Wa audzubika minal ‘ajzi walkasali” – Dan aku berlindung kepadaMu dari lemah kemauan dan rasa malas – “Wa audzubika min ghalabatid daini wa qahrir rijaali” – Dan aku berlindung kepadaMu dari sifat pengecut, kikir, banyak hutang dan ikatan (kedzaliman) manusia.
Aamiin yaa Allah yaa Rabbal ‘alamiin.
Oleh: H Muhammad Abdullah
http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2012/02/doa-dan-dzikir-pelita-hati-cahaya-bumi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar