Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wa
barakaatuh.
Yang terhormat,
Ketua RT Dusun
Sukamaju Dan hadirin yang berbahagia,
Terlebih dahulu, marilah kita
bersyukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kita masih berkesempatan untuk menghadiri acara pemilihan Rt di lingkungan
kita. shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Allah, Muhammad
SAW, yang selalu kita nanti-nantikan syafaatnya pada akhir zaman.
Hadirin yang berbahagia,
Malam ini, kita telah bersepakat
untuk memilih calon pemimpin di lingkungan kita. Sebagaimana tuntutan agama,
hendaknya kita memilih pemimpin dengan empat kriteria, yaitu sidiq, amanah,
fathonah, dan tabligh.
Sidiq berarti calon pemimpin mesti
benar dan mengajak hadirin kepada jalan kebenaran. Hendaknya kita memilih calon
pemimpin yang selalu mengajak kita agar menaati aturan dan tidak mengajak kita
untuk melanggarnya.
Amanah berarti bahwa pemimpin mesti
dapat dipercaya. Hendaknya kita tidak terbius oleh janji dan atau sumpah
serapah. Kita mesti memantapkan pilihan sembari menganalisis kelebihan dan
kekurangan calon pemimpin yang akan kita pilih. Kesalahan hari ini akan menjadi
penyesalan kita nanti.
Fathonah berarti bahwa pemimpin mesti
pintar mengatur masyarakat. Cara mengatur terbaik adalah memberikan
keteladanan. Oleh karena itu, hendaknya kita memilih pemimpin yang benar-benar
dapat menjadi contoh dan atau figur. Tentunya keteladanan itu dapat disebabkan
kepandaiannya, kedermawanannya, kesantunannya, dan atau kesalehannya.
Dan persyaratan keempat adalah
tabligh, yaitu pemimpin yang selalu berani menyampaikan kebenaran kepada
rakyat. Pemimpin yang tidak bertujuan mencari popularitas dan atau tendensius
demi gengsi dan atau ambisi. Pemimpin itu mesti berani berkata bahwa benar
adalah benar dan salah adalah salah.
Hadirin yang berbahagia,
Kita mesti belajar kepada masa
lampau. Kesalahan memilih pemimpin ternyata sungguh memberikan dampak negatif
pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, hendaknya kita belajar dan
menjadikan semua peristiwa itu sebagai pembelajaran. Janganlah kita mengulang
kesalahan yang sama karena itu akan berdampak lebih besar pada masa yang akan
datang. Barang siapa membiarkan seseorang melakukan perbuatan dosa,
sesungguhnya ia telah ikut berbuat dosa.
Atas dasar itulah, saya tidak
berambisi untuk dipilih dan terpilih menjadi pemimpin. Begitu beratnya beban
menjadi pemimpin. Sungguh itu menjadi pertanggungjawaban yang luar biasa, baik
kepada masyarakat saat ini maupun pada akhirat nanti. Kiranya saya merasa belum
waktunya menjadi pemimpin karena saya belum berani menanggung semua
dampaknya. Maka, saya persilakan hadirin untuk memilih figur calon pemimpin
yang layak menjadi pemimpin. Mantapkan hati dan tetapkan pilihan: pemimpin
terbaik adalah nurani Anda.
Sebagai penutup sambutan, saya
berterima kasih jika tidak terpilih. Saya akan berucap innalillah jika saya
terpilih. Tentunya saya justru berharap agar Saudara tidak memilih saya. Terima
kasih untuk semua perhatian yang diberikan dan mohon maaf jika saya melakukan
kesalahan.
Billahitaufiq wal hidayah, warridla wal inayah. Wassalaamu’alaikum
warahmatullahi wabaraakaatuh.
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/johanmenulisbuku/beginilah-naskah-pidato-sambutan-yang-baik_550e1ba8a33311b12dba7fdc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar