Senin, 13 Juli 2009

Sabun Antibakteri Tidak Terbukti Lebih Baik


Sabun dan tisue sekali buang antibakteri belum terbukti benar-benar lebih efektif dibandingkan sabun biasa dalam mencegah infeksi diantara rata-rata konsumen, demikian dikatakan ahli kesehatan Amerika.

Namun bila sabun biasa dan air tidak tersedia saat itu, pembersih tangan yang mengandung alkohol merupakan alternatif yang berguna, demikian dikatakan dewan penasehat.

Alistair Wood, pembantu ketua perwakilan di Vanderbilt University's School of Medicine berkata bahwa menggunakan sabun biasa dan air adalah cukup efektif.

“Tidak ada data yang pernah aku lihat yang menunjukan bahwa sabun tangan antiseptik adalah lebih baik,” demikian dikatakannya.

Produk konsumsi yang menyertakan zat antibakteri harus diwajibkan untuk memberikan bukti berupa data ilmiah yang menunjukkan bahwa mereka dapat mencegah infeksi, demikian juga dikatakan oleh dewan penasehat.

The Food and Drug Administration, yang telah berkecimpung dalam masalah ini selama lebih dari 30 tahun untuk mempertimbangkan resiko produk ini pada konsumen ditengah-tengah kekawatiran bahwa mereka dapat menciptakan bakteri yang resistan terhadap obat.

Dewan tersebut belum dapat membuat keputusan akhir dalam rangka bagaimana untuk mengatur produk tanpa resep yang menghadapi masalah mirip dengan antibiotik yang diresepkan.

“Kami sedang meneliti ulang resiko yang mungkin terjadi pada konsumen,” demikian dikatakan Colleen Rogers, ahli mikrobiologi FDA.

Petugas FDA yang biasanya mengikuti petujuk para ahli, dapat melakukan banyak hal, dari mengubah label pada kemasan, mengontrol aktivitas marketing sampai dengan menarik produk dari pasaran.

Yang sedang dalam pembahasan adalah produk antibakteri yang mengandung zat kimia seperti triklosan, yang menyerang enzim tertentu yang dibutuhkan bakteri sebagai lingkungan hidupnya. Bakteri dapat beradaptasi pada zat kimia tersemua, demikian dikatakan para ahli.

Sabun antibakteri seperti Safeguard dan Henkel's Dial dari Procter & Gamble Co.'s telah dipakai bertahun-tahun dan saat ini sangat umum dipakai di rumah tangga.

Dokter dan para ahli mengkhawatirkan penggunaan yang berlebih dari produk itu, seperti terlalu sering memakai antibiotik, akan menciptakan bakteri super yang resistan terhadap obat.

“Bakteri tidak akan punah. Mereka telah ada di bumi, mereka telah melihat dinosaurus datang dan pergi.. jadi semua usaha untuk mensterilkan rumah kita adalah sia-sia,” kata anggota dewan, Stuart Levy, seorang ahli mikrobiologi di Tufts University.

Ilmuwan FDA dan ahli lainnya berkata bahwa banyak penelitian menunjukan manfaat yang jelas dari mencuci tangan menggunakan sabun biasa, namun data dari sabun antibakteri adalah sangat terbatas.

“Sangat kurang ditemukan bukti bahwa sabun antiseptik memberikan manfaat lebih dari sabun biasa dalam kehidupan sehari-hari,” kata Allison Aiello, seorang ahli epidemi dari University of Michigan.

Pembersih tangan berbahan dasar alkohol tidak menjadi masalah. Sementara tidak ada data yang menunjukkan bahwa mereka lebih baik dari sabun biasa, anggota dewan setuju bahwa mereka mencegah penyebaran bakteri tanpa menyebabkan resistan.

Beberapa wakil dari industri menolak kekhawatiran panelis, mereka berkata bahwa sabun antibakteri adalah aman dan efektif.

“Kami kira buktinya adalah sangat jelas,” kata Brian Sansoni, juru bicara Soap and Detergent Association (asosiasi sabun dan detergen).

Wood, ketua panel, mendesak dewan untuk mengambil aksi segera, namun Charles Ganley, kepala kantor FDA departemen produk non resep berkata bahwa kemungkinan dewan tidak akan melakukan tindakan apa-apa setidaknya setahun ke depan.

“Produk tersebut akan masih terdapat di pasaran,” kata Ganley.

FDA telah meneliti masalah ini sejak 1972. Enam tahun kemudian organisasi ini meminta lebih banyak data dari triklosan dan kembali meminta data pada 1994, ketika memperbarui rancangan peraturan.

http://www.theepochtimes.com/news/5-10-21/33571.html*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar