Senin, 03 Agustus 2009

Proyek Ambisius "Meraih Mimpi"


Indonesia patut berbangga, film animasi musikal "Sing to the Dawn" yang lantas berubah nama menjadi "Meraih Mimpi" merupakan hasil karya anak-anak bangsa. Proyek tersebut merupakan gabungan antara Infinite Frameworks dan pemerintah Singapura.

Meski gabungan, ada fakta yang harus digaris bawahi. Menurut direktur manajer Infinite Frameworks, Mike Wiluan, saat ditemui Republika Online di Jakarta, awal pekan ini, komposisi kerjasama lebih dominan Indonesia, dengan total 90% dari produksi, sedangkan Singapura hanya 10% nya.

Film yang memakan dana 5 juta dollar ini diangkat dari buku berjudul sama "Sing to the Dawn", oleh seorang penulis Singapura yang tinggal di New York. Buku yang ditulis pada tahun 1917 itu memang menjadi buku teks wajib bagi siswa sejak SD di Negeri Singa tersebut.

Buku itu berkisah tentang usaha empat perempuan desa di Thailand untuk mendobrak tradisi desa mereka yang melarang anak perempuan keluar rumah mencari sekolah. Tidak seperti anak laki-laki, kaum perempuan di sana tugasnya hanya menikah, punya anak-anak, lalu memelihara mereka.

"Pada awalnya, film memang diproyeksikan untuk Internasional namun tidak lantas menghilangkan Indonesia sebagai target pasar. Maka 'Meraih Mimpi' disortir Kalyana Film Shira Film pimpinan Nia Dinata untuk dilokalisasi," ungkapnya.

Bentuk lokalisasi terekam pada pengisi suara yang merupakan artis-artis asal Indonsia. Sebut saja, Gita Gutawa, Surya Saputra, Shanty, Uli Herdinansyah dan artis lain, terlibat dalam pembuatan film.

Infinite Frameworks menargetkan 3 juta penonton untuk menyaksikan film yang membutuhkan waktu penggarapan tiga tahun tersebut. Untuk mewujudkan hal itu, 14 kota di Indonesia akan disinggahi film itu. Bahkan sebelum pemutaran perdana, film akan diputar di tiga kota.

Film Meraih Mimpi serentak diputar di Indonesia pada 10 September mendatang. Gara premiernya bakal berlangsung di jaringan bioskop 21 dan Blitz Megaplex pada 8-9 September.

Terkait target yang ingin dicapai, Mike berharap sebagai film animasi musikal pertama di Indonesia, Meraih Mimpi bisa berbicara banyak. Rupanya Indonesia sempat pernah menggarap film animasi, namun kurang begitu berhasil. Terlepas itu, Mike menyatakan tetap optimis. (cr2/itz)

By Republika Newsroom
Kamis, 30 Juli 2009 pukul 14:32:00
http://www.republika.co.id/berita/65848/Proyek_Ambisius_Meraih_Mimpi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar