Jumat, 10 Juni 2011

Memenuhi Panggilan Allah


Sedikitnya ada tiga panggilan Allah yang wajib dipenuhi oleh hamba-hamba-Nya.

Pertama, panggilan shalat, yaitu ketika azan berkumandang lima waktu sehari semalam. Seruan lima kali sepanjang 24 jam ini terus menggema susul-menyusul bergantian dari satu masjid ke masjid lainnya. Selesai dari negeri yang satu, berpindah ke belahan bumi yang lain, berputar terus selama bumi masih berotasi mengelilingi porosnya. "Allahu akbar … Allahu akbar …!"

Sahabat Ibnu Abbas adalah orang yang sering kali menangis manakala mendengar panggilan azan bergema. Serbannya sering basah oleh tetesan airmatanya yang terus mengalir mengiringi alunan suara sang muazin. Ketika ada yang menanyakan mengapa sampai begitu? Ibnu Abbas menjawab, "Seandainya semua orang tahu makna seruan muazin itu, pasti tidak akan dapat beristirahat dan tak akan dapat tidur nyenyak." Kalimat Allahu akbar saja mengandung makna panggilan kepada orang beriman yang sedang sibuk mengurusi harta duniawi agar berhenti sejenak, menyambut seruan itu. Mengistirahatkan badan dan segera beramal demi meraih kepentingan dan keuntungan hakiki.

Kedua, panggilan haji. Allah menyeru di dalam firman-Nya: "Dan, berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh ..." (QS al-Hajj [22] : 27).

Oleh karena itulah, mereka yang menunaikan ibadah haji menjawab seruan itu dengan kalimat talbiah, "Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi. Aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi penggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat, dan kekuasaan hanyalah milik-Mu semata, tiada sekutu bagi-Mu."

Ketiga, panggilan kematian. Sifat manusia sering kali menunda-nunda panggilan azan. Begitu juga ketika panggilan haji telah tiba, ia pun belum tergerak memenuhinya, walau sudah mampu. Akan tetapi, terhadap panggilan yang satu ini, tidak ada satu pun yang sanggup menghalanginya, apalagi menundanya. Malaikat Izrail, sang pencabut nyawa, atas perintah Tuhannya akan melaksanakan perintah Allah. Ia tidak akan mempercepat walau sesaat jika belum tiba saatnya. Juga tidak akan mengulur waktu walau sedetik apabila sudah datang waktunya.

"Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS al-Munafiqun [63]: 11).

Dalam ayat lainnya, Allah SWT juga sering mengingatkan umat manusia untuk senantiasa memperhatikan seruan-Nya, mengerjakan segala perintah-Nya, dan menjauhi seluruh larangan-Nya.

Dengan penuh kesadaran diri dan keinsafan iman, marilah kita penuhi panggilan Allah berupa azan shalat saat memanggil, dan panggilan haji ke tanah suci bila kita telah mampu menunaikannya.

Demikian juga panggilan-panggilan yang lain, seperti panggilan dakwah, panggilan jihad, dan panggilan kebaikan lainnya. Sebelum datang panggilan Allah yang tidak dapat ditawar-tawar lagi kehadirannya, yakni panggilan kematian. Sementara mereka yang masih hidup pun hanya sanggup berucap, "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nyalah kami kembali.


Oleh Ali Farkhan Tsani
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/06/09/lmj5w4-memenuhi-panggilan-allah


***********************************

Catatan :


SEPANJANG BUMI INI BERPUTAR SEPANJANG WAKTU ITU PULA KUMANDANG ADZAN TAK PUTUS_PUTUSNYA DIKUMANDANGKAN DISETIAP TEMPAT DI MUKA BUMI INI SILIH BERGANTI HINGGA HARI KIAMAT DATANG.

Berawal dari Suara panggilan Adzan Shubuh dibagian timur Indonesia dipulau Sulawesi pada jam 5 Shubuh, beribu Surau dan Masjid bersahut-sahutan mengumandangkan keAgungan dan Kebesaran-Nya (Adzan). Antara Wilayah Timur dan Kepulauan Jawa mempunyai perbedaan waktu sebanyak 1,5 jam dan Adzan akan berkumandang dalam jangka waktu ini secara merata. Diikuti oleh Sumatera, dan sebelum Kumandang Adzan ini berakhir di Indonesia, Adzan tersebut mulai dikumandangkan di wilayah Malaysia, diikuti ke Myanmar dan menerus ke China.

Dalam jangka waktu 1 jam setelah Adzan tersebut dikumandangkan di Jakarta, Adzan telah mulai di Dhaka, Bangladesh dan bersahutan hingga kebagian barat India, kemudian akan terus menjalar hingga kewilayah Mumbai dan Kashmir. Seluruh Bandar dibagian utara Pakistan juga mulai mengumandangkan Adzan yang terus bersahutan. Sebelum Adzan berakhir dipakistan, Adzan tersebut belum dikumandangkan di Afghanistan dan Musqad. Antara Musqad dan Baghdad, perbedaan waktunya adalah 1 jam, dan dalam waktu 1 jam ini, Adzan Shubuh mulai dikumandangkan di United Arab Emirate, Quwait, Yaman, Somalia dan Saudi Arabia. Antara waktu di Arab Saudi dan Mesir juga mempunyai perbedaan waku selama 1 jam. Adzan masih berkumandang di Suriah dan sudan dalam jangka waktu bersamaan pula. Istambul dan Kahirate terletak pada perbedaan waktu yang sama juga, kemudian antara timur dan barat Turki mempunyai jangka perbedaan waktu selaam 1 1/2 jam.

Kahirate dan Ibukota Libya, mempunyai perbedaan waktu 1 jam. Dari Libya, Adzan bersambung untuk bersahutan ke Tunisia, Al-Zairah, Ibukota Maroko dan Markesh. Proses Panggilan Seruan Adzan akan terus silih berganti utnuk bersahut-sahutan hingga keseluruh bagian Negara Afrika.

Panggilan seruan Adzan yang bermula dibagian Timur Indonesia waktu Shubuh sampai keperairan Samudra Atlantik setelah 9 jam. Akan tetapi, sebelum Adzan Shubuh dikumandangkan diperairan bagaian Samudra Atlantik, Adzan Dzuhur telah mulai dikumandangkan di bagian Timur Indonesia. Sebelum Adzan Dzuhur tiba di Dhaka, Adzan Ashar telah mulai dikumandangkan di Wilayah Indonesia kembali. Begitu juga sebelum Adzan Ashar mulai dikumandangkan di Dhaka, Adzan Maghrib telah mulai dikumandangkan di Wilayah Timur Indonesia lagi. Sebelum Adzan Maghrib mulia dikumandangkan diwilayah Sumatra, Adzan Isya kembali dikumandangkan diwilayah Timur Indonesia.

Ini perlu direnungkan, berpuluh-ribu Muadzin dari Seluruh Dunia saling bersahut-sahutan dalam mengumandangkan Adzan untuk mengagungkan Kebesaran Allah, Sang Pencipta Alam Semesta. Insya Alah, Adzan ini akan terus setia berkumandang dan bersahut-sahutan hingga Akhir Zaman.

Panggilan Adzan ini, merupakan satu Fenomena yang Agung yang akan bertahta disetiap Sanubari Umat Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar