Rabu, 10 Agustus 2011

Bermula dari Sebuah Impian

Biqodri maa ta’tanii, tanaalu maa tatamannaa.
Sebesar kemauanmu sebesar itu pula yang kau dapatkan.


Cerita tentang impian seseorang adalah cerita tentang bagaimana seseorang mulai membangun masa depannya, karena banyak sekali hidup manusia dibangun mulai dari sebuah impian. Mimpi adalah cara kita untuk menggambarkan masa depan.
Sewaktu masih duduk disekolah dasar, kita masih sering ditanya tentang mimpi dan cita-cita kita dimasa mendatang. Seiring dengan waktu pertanyaan tentang cita-cita tersebut mulai menghilang, namun esensi dalam membangun impian sebenarnya tidaklah pernah padam.

Simaklah beberapa cerita berikut yang menggambarkan betapa sebuah impian mempunyai peran penting yang menentukan masa depan seseorang.

Mimpi adalah cara kita menarik pikiran menuju masa depan. Stephen Covey menyebut hal ini sebagai “mulai dengan tujuan akhir dalam pikiran”. Dengan mulai memikirkan tujuan yang kita sasar, dengan kata lain masa depan kita, kita bisa mengerahkan dan memfokuskan energy kita untuk mencapai impian.

Fokus menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia karena manusia mempunyai berbagaiketerbatasan, misalnya keterbatasan dari sisi tenaga, pikiran, atau berbagai sumber daya, misalnya keuangan. Keterbatasan ini menjadikan orang harus memilih dan memfokuskan kekuatannya pada impian-impian yang telah dicanangkan.
Dengan fokus yang lebih jelas, hidup kemudian menjadi lebih terarah, kita tahu kemana kita akan berjalan dimasa mendatang.

Dalam hidup ini sangat penting untuk tahu kemana kita akan pergi. Kondisi dan posisi sekarang memang penting, tetapi arah masa depan kita juga jauh lebih penting, karena kesanalah kita akan berjalan. Impian dan cita-cita akan memberikan arah sekaigus panduan apakah kita masih berjalan pada arah kehidupan yang benar atau tidak.

Mimpi atau cita-cita juga bisa menjadi acuan dan standar yang bisa memberikan penilaian apakah kita sudah bekerja secara baik atau belum. Setiap tahun kita bisa melihat hasil-hasil kerja yang telah kita lakukan, apakah semakin mendekati impian atau malah menjauh. Dengan demikian kita bisa memberikan semacam perenungan dan sekaligus menetapkan tekad untuk memperbaiki apa yang telah kita lakukan agar pada masa-masa mendatang bisak bekerja lebih baik dan terarah.

Selanjutnya mimpi yang kita miliki adalah sumber energy berlimpah dari keseluruhan apa yang akan kita lakukan. Mimpi memberikan tenaga ekstra yang akan memberikan daya dorong yang kuat agar kita selalu bisa bertahan dalam mencapai mimpi-mimpi tersebut.
Daya dorong ini penting karena mempunyai kadar motivasi yang berlangsung naik turun. Terkadang ia mempunyai motivasi yang sangat tinggi dalam mencapai sesuatu, tetapi disisi lain tidak jarang kadar motivasi yang dimilikinya turun sampai dasar yang dalam. Mimpi memegang kekuatan untuk menjadi daya dorong penting agar motivasi bisa kembali diangkat tinggi ke permukaan.

Kekuatan mimpi dalam membangun motivasi ini sangat besar, karena sekali saja orang kehilangan motivasi hidup, akan sulit baginya untuk bangkit dan bekerja lebih keras. Hanya kekuatan dalam dirinyalah yang akan mampu mengubah hidup yang hampa motivasi dengan gairah dan ambisi yang kuat, kekuatan itu adalah mimpi yang ia bangun.

Untuk bisa membangun mimpi dan cita-cita hidup yang kuat, mimpi itu harus dimulai dari lubuk hati yang paling dalam, dari keinginan yang sangat kuat, dan tidak hanya sekadar respons terhadap apa yang terjadi diluar. Mimpi harus dibangun dari sebuah kesadaran tentang masa depan seperti apa yang dirindukan seseorang.

Impian dan cita-cita adalah sebuah tujuan mulia, karena itu tidak bisa dibangun sekadarnya saja, apalagi menyandarkan pada bualan para peramal. Hidup ini bukan main-main yang bisa ditentukan oleh semacam “daya khayal” peramal, secara realistis hidup harus dibangun dengan jalan dan arah yang kita bikin sendiri.

Idzaa ghoomarta fii syarofin maruumin, Falaa taqna’ bimaa duunan nujuum. Jika kamu menginginkan suatu tujuan yang mulia, janganlah kamu puas dengan ramalan ahli nujum.

Jika kita datang kepada para peramal, mereka akan meramal masa depan kita seakan-akan hal itulah yang akan terjadi pada kita. Apakah kita akan percaya pada mereka atau tidak sangat tergantung bagaimana kita membangun mimpi dan cita-cita kita sejak awal. Jika pondasi mimpi yang kita bangun itu kuat, segala macam ramalan tentang diri kita tidak akan mempengaruhi cara hidup kita.

Ini berarti bahwa hidup yang kita jalani tidak bisa disandarkan pada orang lain, yang menentukan baik buruknya masa depan kehidupan adalah kita sendiri dengan mimpi-mimpi yang terus kita bangun. Lingkungan kita mungkin bisa memberikan respons terhadap apa yang kita kerjakan, tetapi mereka tidak bertanggung jawab terhadap kehidupan kita. Kitalah yang menentukan masa depan kita sendiri.

Sejauh mana kita bisa menggapai cita-cita dan impian yang kita bangun sepenuhnya adalah tanggung jawab kita sendiri, jangan biarkan orang lain dan lingkungan disekitar kita mengganggu dan menghambat kita untuk mencapai apa yang kita inginkan.

Jika mereka memberikan respons positif, berterima kasihlah dan terimalah itu sebagai pendorong untuk lebih cepat melakukan kerja-kerja yang mengarah pada pencapaian impian kita. Respons positif akan menjadi abahan kekuatan agar kita semakin tegar, sebaliknya jika terdapat respons negatif terhadap apa yang kita kerjakan, berterima kasihlah dan jadikan hal itu sebagai cambuk untuk membuktikan bahwa apa yang kita kerjakan sudah berada pada jalan yang benar. Buktikanlah dengan kesuksesan anda bahwa komentar negatif orang itu salah total.

Karena itu jangan pernah berhenti bermimpi, karena mimpilah yang akan membawa kita terus hidup dan bersemangat dalam mencapainya. Impian akan menjadi pendorong lebih cepat saat kita terjaga dalam motivasi hidup yang kuat. Saat kita terpuruk, impianlah yang mempertahankan motivasi kita agar tetap hidup.


Sumber :
MAN JADDA WAJADA, The art of Excellent Life, oleh : Akbar Zainudin


http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2011/08/bermula-dari-sebuah-impian.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar