Rabu, 10 Agustus 2011

Jalani Hidup dengan Optimis

Syammir wa jidda li-amrin anta tholibuhu, Idz laa tunalul ma’ali qoththu bil kasali.

Tidak ada satupun bagi kita untuk bersikap pesimis didunia ini. Tuhan menganugerahkan begitu banyak nikmat, kelebihan, rahmat dan rezeki bagi kita sesuai dengan apa yang telah kita kerjakan. Dengan segala kenikmatan itu, kita mempunyai potensi yang besar untuk mewujudkan apa yang kita inginkan.

Lihatlah disekeliling kita, betapa banyak orang yang mempunyai kekurangan dalam berbagai hal, tetapi dengan kesungguhan mereka mampu mewujudkan apa yang mereka cita-citakan. Mereka mempunyai mimpi dan kemudian bekerja keras untuk mewujudkannya.

Pesimisme muncul jika kita tidak mampu mengelola kemampuan kita, dan menyalahkan segala sesuatu jika impian itu tidak tercapai atau lingkungan kita tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Padahal inti dari semua itu ada dalam diri kita sendiri, orang-orang yang pesimis melihat segala sesuatu sebagai sebuah hambatan yang menjadi beban bagi kesuksesan yang mereka tuju. Padahal belum tentu hambatan-hambatan tersebut nyata, terkadang hanya ada dipikiran mereka saja.

Karenanya optimism mesti ada dalam diri kita agar apa yang akan kita lakukan membawa jalan kesuksesan. Tanpa optimism sulit bagi kita untuk mengarungi berbagai kehidupan dengan tantangannya yang semakin sulit.

Untuk membangun sikap optimis, kita perlu memahami bahwa semua yang ada dalam diri kita ada manfaatnya. Pemahaman itu akan membawa kita pada proses melakukan analisis mengenai kekuatan yang kita miliki dan bagaimana menggunakan kekuatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman akan kekuatan yang kita miliki menjadikan kita percaya diri untuk mulai melakukan sesuatu.

Setiap orang diciptakan dengan kekuatan dan kelemahan masing-masing, memahami kekuatan dan kelemahan yang dimiliki akan menjadikan kita lebih mengenal mana yang bisa kita lakukan dan mana yang tidak bisa dilakukan. Hal itu juga menjadikan kita mengetahui secara lebih pasti dibidang apa saja kita bisa bekerja lebih unggul dibandingkan yang lain.

Selanjutnya perlu ada keyakinan dalam diri kita bahwa jika orang lain bisa melakukan, kita juga bisa melakukan hal yang sama, mereka makan nasi, begitu juga kita. Akan terpatri dalam diri kita bahwa kita mampu melakukan sesuatu dengan baik kalau ada orang yang mampu melakukannya.

Setiap orang pada dasarnya mempunyai kesempatan yang sama, yang membedakan adalah ada orang yang berani mengambil kesempatan yang dimilikinya, karena percaya dengan kemampuannya, sementara orang lain tidak berani mengambil kesempatan yang ada karena tidak mempunyai kepercayaan diri bahwa ia mampu melakukan hal tsb.

Jangan pernah merendahkan kemampuan kita sendiri, salah satu kecenderungan negative yang sering dilakukan seseorang adalah apa yang disebut sebagai ‘under estimate’ (meremehkan, merendahkan) kekuatan yang dimilikinya. Akhirnya hal itu menimbulkan rasa rendah diri yang tidak perlu pada saat melakukan sesuatu.
Contoh yang sering terjadi adalah bahwa pada saat kita ingin melakukan sesuatu, diawal kita sudah terlebih dahulu takut dan tidak berani melakukan karena banyak hal
“Merasa belum cukup umur, tidak berbakat, tidak berpengalaman, takut tidak bisa, atau takut mengecewakan.” dan berbagai ketakutan lain yang sifatnya merendahkan diri.

Pikiran semacam itu menjadi belenggu bagi diri sendiri untuk melihat dan memanfaatkan peluang yang tersedia. Kemauan dan kemampuan yang sudah ada pada diri sendiri terhambat oleh pemikiran sempit yang celakanya ditimbulkan oleh diri sendiri. Belenggu pemikirab semacam ini harus terlebih dahulu disingkap, dihilangkan jauh-jauh dari pikiran kita, sehingga potensi dan kesempatan yang terbuka didepan kita bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Jangan pernah menyerah, karena akan selalu ada harapan. Hidup ini akan selalu menghadapi berbagai persoalan yang terkadang datang silih berganti hingga suau saat mungkin kita merasa berada pada satu titik dimana kita tidak bisa lagi menghadapi beban persoalan tersebut. Terkadang disaat kritis tersebut kita menghadapi dilemma besar. Sebuah pertanyaan muncul dihadapan kita; bisakah kita bertahan ? haruskah kita menyerah ?

Dalam kondisi semacam ini, satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah “melawan” semua kemungkinan kita menyerah. Tanamkan dalam diri kita bahwa kita akan melakukan usaha sampai batas akhir dimana kita tidak bisa lagi berbuat apa-apa.

Biasanya orang yang dalam keadaan terdesak akan mampu mengeluarkan potensi dan kekuatan jauh lebih dahsyat dibandingkan saat ia dalam keadaan normal. Artinya, sebenarnya jika hal itu ia lakukan dalam keadaan sadar, ia juga bisa melakukan hal yang sama, menarik kekuatan dirinya sampai batas yang paling memungkinkan.

Orang yang dikejar anjing misalnya, terkadang bisa melakukan hal-hal yang luar biasa, yang sebelumnya tidak terpikirkan. Dengan reflek ia bisa berlari sekencang-kencangnya atau melewati pagar yang tinggi, meloncati parit, berenang disungai, atau melakukan berbagai hal lain yang bisa jadi sebelumnya belum pernah ia lakukan.

Orang yang terjebak dalam sebuah kebakaran besar dirumahnya, saat ia terkurung api ia bisa melakukan berbagai hal yang sebelumnya tidak pernah ia lakukan. Bisa jadi ia bisa menerobos kaca, membuka terali besi dan menerobos lingkatan api untuk bisa menyelamatkan diri atau orang yang dicintainya. Ketika ada dorongan dalam dirinya yang sangat kuat untuk melakukan sesuatu, saat itulah ia bisa berkonsentrasi dan mengumpulkan potensi yang ada dalam dirinya untuk melakukan berbagai hal yang terkadang tidak mungkin dilakukan sebelumnya.

Jika kita mendapatkan suatu prestasi sekecil apapun prestasi itu, syukuri dan nikmatilah. Prestasi semacam itu akan memberikan gambaran bahwa kita pun bisa melakukan sesuatu jika kita berusaha dengan keras. Gambaran semacam itu akan memberikan kekuatan untuk melakukan kerja dan karya yang lebih besar lagi, begitu seterusnya sehingga semakin lama prestasi yang kita dapatkan semakin besar dari sisi kualitas dan kuantitas.

Jika perlu berilah reward untuk diri sendiri atas prestasi yang telah didapatkan, rayakan prestasi tersebut, belikan hadiah terbaik untuk diri sendiri, atau berikan istirahat dan relaksasi bagi tubuh anda, karena telah mau diajak bekerja keras mendapatkan prestasi tersebut. Dengan demikian, anda merasakan betapa pentingnya diri anda sendiri bagi orang-orang disekitar anda, dan anda mampu menyumbangkan sesuatu bagi mereka.

Harus disadari pula bahwa kepercayaan diri yang tinggi merupakan dua sisi pedang yang saling terkait,. Disatu sisi kepercayaan diri yang tinggi akan sangat membantu seseorang dalam mengembangkan diri dan belajar dari lingkungannya secara cepat, tetapi disisi lain harus dijaga agar kepercayaan diri yag tinggi ini tidak mengarah kepada sebuah kesombongan.

Jika kepercayaan diri mampu mendorong terciptanya proses pengembangan diri secara lebih baik, hal itu menjadi nilai positif yang harus dikembangkan. Tetapi sebaliknya perlu kehati-hatian agar kepercayaan diri yang tinggi itu tidak mengarahkan seseorang kepada kesombongan sehingga tidak mau lagi memperbaiki diri jika ada kekurangan atau kesalahan.


Sumber :
MAN JADDA WAJADA, The art of Excellent Life, oleh : Akbar Zainudin


http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2011/08/jalani-hidup-dengan-optimis.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar