Rabu, 26 Oktober 2011

Pesan mutiara Imam Jawad as

“Mengakhirkan taubat adalah semacam menipu diri sendiri.
Selalu berjanji yang tidak pernah ditepati adalah semacam kebingungan (batin).
Mencari-cari alasan di hadapan Allah adalah kehancuran dan melakukan maksiat secara kontinyu adalah merasa aman dari makar-Nya. “Maka tidak akan merasa aman dari makar Allah kecuali kaum yang fasik”.

“Barang siapa yang mendengarkan kepada seorang pembicara (dan seraya mengikuti semua ucapannya) sesungguhnya ia telah menyembahnya. Jika pembicara tersebut berasal dari Allah, maka ia telah menyembah Allah, Tetapi jika pembicara tersebut berbicara atas nama Iblis, maka ia telah menyembah Iblis tersebut”

“Jiwa dan seluruh harta kita adalah anugerah Allah yang sangat berharga dan pinjaman dari-Nya yang telah dititipkan (kepada kita). Segala yang dianugerahkan kepada kita adalah pembawa kebahagiaan dan kesenangan, dan segala yang diambilnya (dari kita), pahalanya akan tersimpan. Barang siapa yang kemarahannya mengalahkan kesabarannya, maka pahalanya telah sirna. Dan kami berlindung kepada Allah dari hal itu”

“Barang siapa yang menyaksikan sebuah perkara kemudian ia mengingkarinya, maka ia seperti orang yang tidak pernah melihatnya. Dan barang siapa tidak menyaksikan sebuah peristiwa lalu merelainya, maka ia seperti orang yang menyaksikannya”

Tambahan nikmat dari Allah tidak terputus selama rasa bersyukur seorang hamba tidak terhenti”.

“Mengeksposkan sesuatu sebelum diperkokoh tidak lain adalah kerusakan belaka”.

“Kami semua di dunia ini berada di bawah pimpinan orang lain. Akan tetapi, barang siapa yang sesuai dengan kehendak imamnya dan mengikuti agamanya, maka ia akan selalu bersamanya di mana pun ia berada. Dan akhirat adalah dunia keabadian”.

“Allah pernah mewahyukan kepada sebagian para nabi a.s.bahwa sikap zuhudmu terhadap dunia akan membahagiakanmu dan penghambaanmu terhadap diri-Ku karena Aku akan memuliakanmu. Akan tetapi, apakah engkau telah memusuhi musuh-Ku dan bersahabat dengan sahabat-Ku?’”.

“Bertemanlah dengan kesabaran, peluklah kefakiran, tolaklah nafsu dan tentanglah segala keinginanmu. Dan ketahuilah bahwa engkau tidak akan lepas dari pandangan Allah. Oleh karena itu, periksalah keadaan dirimu”.

Tiga hal dapat mengantarkan manusia kepada ridha Allah: banyaknya istighfar, keramah-tamahan dan banyak bersedekah. Tiga hal jika dimiliki oleh seseorang, ia tidak akan menyesal: tidak terburu-buru, bermusyawarah dan bertawakal kepada Allah ketika ia sudah mengambil keputusan”.

“Menuju Allah dengan hati lebih jitu dan tepat dari pada menuju kepada-Nya dengan perantara amalan

“Janganlah bersahabat dengan orang jahat, karena ia bagaikan pedang yang telah dikeluarkan dari sarungnya; enak dipandang, buruk akibatnya”

“Tiga hal dapat menimbulkan kasih sayang: memahami orang lain, saling menolong ketika masa kesulitan dan menjalani kehidupan dengan hati yang bersih”.

“Kematian manusia yang disebabkan oleh dosa lebih banyak dibandingkan dengan kematiannya karena ajal, dan ia hidup karena kebajikan yang dilakukannya lebih banyak dibandingkan dengan hidupnya karena umur panjang”.

“Percaya kepada Allah adalah harga untuk harta yang mahal dan tangga menuju kesempurnaan”

“Sesungguhnya Rasulullah SAWW pernah berpesan kepada Fathimah a.s. seraya bersabda: “Jika aku meninggal dunia, janganlah engkau mencakar-cakar wajahmu, janganlah engkau uraikan rambutmu, janganlah berkata ‘celakalah aku’ dan janganlah mengumpulkan para wanita untuk menjerit-jerit menangisiku. Ini adalah kebajikan (ma’ruf) yang Allah firmankan dalam ayat-Nya: “Dan mereka tidak menentangmu dalam kebajikan”. (Al-Mumtahanah : 12)

“Tambahan nikmat dari Allah tidak terputus selama rasa bersyukur seorang hamba tidak terhenti”.

“Mengeksposkan sesuatu sebelum diperkokoh tidak lain adalah kerusakan belaka”.

“Seorang mukmin perlu kepada taufik dari Allah, penasihat dari dalam dirinya dan menerima nasihat orang yang menasihatinya”

“Bagaimana mungkin binasa orang yang Allah adalah penanggungnya, dan bagaimana mungkin dapat menyelamatkan diri (baca : lari dari keadilan Ilahi) orang yang Allah adalah pencarinya. Barang siapa yang bertawakal kepada selain Allah, maka Ia akan menyerahkannya kepada orang tersebut”.

“Barang siapa yang tidak mengetahui jalan masuk, maka ia tidak akan dapat menemukan tempat keluar”

“Orang yang melihat kezaliman (sedang berlangsung), orang yang menolongnya dan orang yang merestuinya adalah sama (dengan orang yang melaksanakan kezaliman tersebut”.

“Empat hal dapat membantu seseorang untuk beraktivitas: kesehatan, kekayaan, ilmu dan taufik”

“Jangan engkau (berpura-pura) menjadi wali Allah di hadapan khalayak dan menjadi musuhnya di belakang mereka”

“Masa akan menyingkap rahasia-rahasia yang (selama ini) tersembunyi darimu”.

“Mawas diri bergantung kepada kadar rasa takut (yang dimiliki oleh seseorang)”.

“Orang yang mengerjakan sesuatu tanpa didasari oleh pengetahuan, kerusakan yang ditimbulkannya lebih banyak dari pada perbaikan yang diinginkannya”.

“Orang yang enggan bertoleransi dengan masyarakat, kesedihan akan selalu menghantuinya”.

“Jika qadha` yang pasti tiba, maka kehidupan menjadi sempit”.

“Berusahalah sekuat tenaga hingga kau mencapai tujuan. Jika tidak, engkau akan hidup dalam kesusahan”.

“Nikmat yang tidak disyukuri bagaikan dosa yang tidak akan diampuni”.

“Berusahalah sekuat tenaga hingga kau mencapai tujuan. Jika tidak, engkau akan hidup dalam kesusahan”.

“Barang siapa yang menaati hawa nafsunya, maka ia telah memberikan harapan kepada musuhnya”.

“Bertemu dengan para sahabat dapat memperluas dan mematangkan akal meskipun hal itu berlangsung sebentar”

“Penyembah hawa nafsu tidak akan aman dari ketergelinciran”.

“Rasulullah SAWW mengajarkan seribu kalimat kepada Ali a.s. Dari setiap kalimat bercabang seribu kalimat (yang lain)”

“Ulama akan terasingkan karena banyaknya orang-orang bodoh (yang tidak mau memahami nilai mereka)

http://aguskusuma.blogdetik.com/mutiara-islam/kumpulan-mutiara-hadits-pesan-imam-jawad-as/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar