Jumat, 14 Oktober 2011

Ramah itu INDAH

Tausyiah aa Gym di masjid istiqlal tanggal 17 juni 2002
Manajemen qalbu


I. RAMAH ADALAH SIKAP ORANG-ORANG TERHORMAT & MULIA


Setiap kali kita mendengar pribadi seorang Nabi, Rasul, Para Ulama atau orang . yang bijaksana lainnya, sudah pasti yang terbayang adalah pribadi-pribadi yang berakhlak mulia. Dan salah satu dari akhlak mulia itu adalah terpancarnya keramahan, baik dari sikapnya, tutur katanya yang santun, wajahnya yang jernih, serta sikap yang arif dan bijak. Siapapun yang bergaul akrab dengan mereka, akan merasakan suasana aman dan menyenangkan, bahkan ketika berpisahpun akan menimbulkan kerinduan untuk berjumpa kembali dengannya. Jika kita mendengar kata para penjahat, orang durhaka, manusia biadab, niscaya yang terbayang adalah wajah yang bengis dengan sorat mata tajam dan dingin, bibir tanpa senyum, kalaupun tersenyum maka yang tercipta hanyalah senyum yang tidak disukai bahkan disyukuri kematiannya karena orang lain terbebas dari kejelekan kita?? Naudzubillah! Kita tidak punya pilihan lain, kecuali memilih bergabung dengan orang-orang yang mulia dan terhormat, walaupun harta, gelar pangkat kita tidak setinggi orang lain, karena kemuliaan manusia yang sesungguhnya tergantung dari akhlaqnya, dan salah satu kunci kemuliaan akhlaq adalah menjadi pribadi yang ramah. kesinisan semata, kata-kata yang keluar pun bisa jadi kata-kata yang ketus, kotor, kasar dan tentu penuh kesombongan serta perilaku yang menyakitkan. Bagi orang baik-baik tentu tak terbayang sedikitpun ingin akrab dengan mereka, karena rasa – rasanya tak akan pernah merasa aman dan bahagia bergaul dengan mereka. Pertanyaannya adalah? Seperti apakah kira-kira penampilan sehari-hari diri kita, seperti contoh yang mana? yang pertama atau yang kedua. Syukurlah jika kita bisa jujur menilai diri sendiri, tapi kalau belum sanggup melakukannya, tanyakanlah kepada orang-orang terdekat yang mengetahui perilaku kita sehari-hari. Hal ini penting sekali, agar kita tak terkecoh oleh penilaian diri yang merasa hebat dan mulia namun ternyata dalam pandangan orang lain sangat rendah, dlan menyebalkan. Semakin jujur terhadap diri maka semakin berpeluang menjadi terhormat dlan mulia. Akankah hidup yang hanya sekali-kalinya ini akan berakhir menjadi manusia

2. RAMAH ITU INDAH


Secantik apapun atau setampan apapun seseorang, jika ia termasuk orang yang judes, pemarah pasti akan hilanglah segala keindahan fisiknya bahkan bisa jadi yang tampak adalah kebalikannya, wajah yang tidak sedap dipandang, sikap yang menyebalkan dan tentu saja orang enggan berakrab-akrab dengannya. adapun sebaliknya, kita sering pula berjumpa dengan orang yang penampilan luamya biasa-biasa saja namun tampak bersahaja, dan tampak begitu manis serta menyejukkan, kita yang bergaul dengannya pun akan merasa nyaman dalam memandang dan mendengarkannya, tahukah anda siapa orang tersebut? tak salah lagi dialah “si ramah”. Sosok pribadi yang tampil dengan segala keramahannya dan bersikap santun kepada siapapun. Ia tak memerlukan makeup yang tebal, jas yang keren atau topeng-topeng mahal untuk menutupi kekurangannya, karena keindahan hakiki itu tidak terletak pada topeng yang kita kenakan, sebagus apapun aksesoris tubuh kita, melainkan terdapat pada isinya. Pada hati kita yang bersih.
Itulah keindahan yang hakiki. Persis seperti kalimat dalam sebuah iklan, “Buat apa beli botolnya, ini biangnya!” tetapi tentu saja kita yang biasa-biasa saja – baik penampilan maupun harta dan pangkat- tidak perlu merasa pesimis dan kecewa. Sebab, kita masih bisa menampilkan keindahan yang mengesankan buat siapapun, kuncinya adalah dengan menjadi orang yang selalu tampil ramah, sopan dan tulus.

3. RAMAH ITU MENYENANGKAN

Percaya atau tidak, anda akan sangat terkaget-kaget, temyata biang kesusahan itu bukan terletak semata-mata pada masalah yang sedang dihadapi, melainkan terletak pada sikap kita dalam menghadapi masalah tersebut. orang yang emosional, sebenarnya tidak sedang menyelesaikan masalah dengan baik, melainkan sedang mempersulit diri. Terkadang banyak masalah yang sepele dan sederhana menjadi rumit dan sangat merugikan, tentu semua ini terjadi disebabkan oleh pribadi yang jauh dari kebeningan hati, dan akibatnya sudah jelas, suasana bathin akan hidup ini menyenangkan dan bahagia ?!? Marilah kita mulai dari sikap yang paling murah dan paling ringan tapi paling cepat kita rasakan hasilnya. Hidup menjadi orang yang ramah dan santun, kepada siapapun.

4. RAMAH ITU SEHAT


Ada sebuah penelitian tentang kalori yang dipakai untuk sebuah kemarahan, ternyata energi untuk marah dalam segala bentuknya, sangat menguras tenaga luar dan dalam. Belum lagi kinerja organ tubuh kita menjadi semakin terpacu dalam kondisi yang tak normal, akibatnya sudah bisa ditebak, orang-orang yang ketus, pemarah mempunyai kecenderungan terserang penyakit (selain penyakit busuk hati sebagai biangnya), dan hidup yang tak sehat merupakan bagian dari penderitaan tersendiri, apa artinya bergelimang makanan, harta, kedudukan bila lahir bathin kita tidak sehat. Kalau kita membaca riwayat Nabi Muhammad, ternyata sepanjang hayatnya hanya dua kali beliau menderita sakit.,padahal beban masalah dan persoalan yang dipikulnya amatlah dasyat, para peneliti kemudian berusaha mencari kuncinya. Ternyata diantara kunci-kunci penting selain keyakinan yang kokoh dan mendalam kepada Alloh SWT, ibadah yang istiqomah, juga kebeningan hati yang selalu terjaga, melimpahnya kasih sayang kepada oranglain, selalu ingin membahagiakan orang, menyenangkan, menyelamatkan, menuntun sesama manusia, semua luapan kasih sayang itu akan terpancar dari kejemihan wajah, senyum tutus, sapaan penuh rasa hormat, sikap dan tutur kata yang sangat ramah, dan tidak pernah terdahului oleh orang lain, selalu saja beliau berusaha berbuat kebaikan sebelum didahului orang lain, ibarat pancaran matahari yang tersebar kesegala penjuru alam tanpa adanya harapan agar cahaya itu kembali kepadanya. Lalu mengapa kita harus merusak tubuh dan kebahagiaan diri kita dengan sikap sombong, pemarah, ketus, padahal temyata bagian dari sehat yang sangat kita rindukan itu adalah terletak pada sikap ramah dan tawadhu dari dalam diri kita sendiri.

5. RAMAH PEMBUKA PINTU RIZKI

Alkisah ada sorang pedagang kecil yang mempunyai sebuah kios mini. Kiosnya menjual pakaian dan peralatan sekolah yang sederhana, letak kios tersebut agak masuk ke dalam pasar, namun anehnya hampir tiada sesaatpun kios tersebut sepi dari pembeli, selalu saja pembelinya penuh berjubel, omzetnyapun melampaui omzet kios yang lebih bagus dan lebih lengkap, dan tentu saja rezekinyapun jauh lebih melimpah, anda ingin tahu rahasianya ??? . Ternyata pedagang ini sangat terkenal dengan kejujuran dan keramahannya, tidak bisa jadi pula anda akan rnenganjurkan orang lain untuk tidak berbelanja ketempat itu. Hal yang persis samna akan dilakukan orang lain bila mereka menilai anda adalah orang yang tidak ramah, ketus, judes maka tidak ada harapan rezeki akan datang.

6. RAMAH PENAKLUK AMARAH


Jika batu diadukan dengan batu lagi maka hasilnya akan ada yang belah, tapi lain halnya bila batu di adukan dengan tanah liat, niscaya menjadi lengket. Didalam Al Quran sendiri terdapat rumus untuk menaklukan hati yaitu dengan bersikap lembut dan penuh kasih sayang.Kita tentu pernah merasakannya, bayangkan saja, bila anda sedang kesal atau marah, lalu berjumpa dengan orang yang bijaksana, baru menatap wajahnya yang jernih dan cerah saja, hati kita sudah merasa lebih sejuk daripada tadi, belum lagi perhatian yang tulus serta keramahan pemah ada pembeli yang merasa tertipu sedikitpun juga dan tak pemah ada Pembeli yang merasa tersinggung oleh sikap dan tutur katanya, bahkan pesona dari keramahan serta transaksi jual-beli yang mudah, artinya tidak rewel dan rumit ini, membuat para pembeli mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari barang yang dibelinya , yaitu kepuasan bertemu dengan orang yang mulia akhlaknya, yang selalu memperlakukan para tamunya dengan baik membeli ataupun tidak. Karena ternyata, keuntungan bagi dirinya bukanlah dari untung jualannya melainkan kebahagiaan bagi para pelanggannya. Jika pelanggan bahagia, diapun bahagia, maka sudah bisa dipastikan rizkinyapun melimpah. Jika anda ingin mencoba mempraktekkan hal ini, temuilah pedagang yang berwajah anti senyum, ketus, sombong, tentu saja anda akan merasa kesal dan enggan bertemu lagi dengannya, tutur katanya yang berbobot akan membuat semakin teredam emosi kita bahkan bisa jadi berbalik pikir menjadi orang yang menyesali perbuatan yang sebelumnya kita anggap benar. Menarik sekali sebuah kisah dari buku kecerdasan emosi yang menceritakan tentang seorang pemabuk yang naik kedalam kereta clan mulai berbuat onar, kebetulan didalam kereta tersebut terdapat pula seorang ahli bela diri yang sangat terlatih, di benaknya sudah sangat terbayang hantaman untuk menaklukan sang pemabuk ini, terutama ketika pemabuk itu mulai mengganggu ibu yang membawa seorang bayi. Tapi secara tiba-tiba ada seorang tua kurus dengan beraninya menemui sang pemabuk dan menyapanya dengan penuh kesopanan, bahkan tetap menjawab dengan ramah serta penuh perhatian walaupun pemabuk tersebut bersikap ketus. Yang sangat menarik adalah ternyata lambat-laun kemarahan sang pemabuk semakin mereda, bahkan mereka akhimya turun di salah satu stasiun, dan ketika kereta bergerak lagi tampak dari jendela, sang pemabuk yang berbadan besar tersebut tengah duduk bersimpuh, disamping kakek Selamat berbahagia bagi siapapun yang bisa bersikap ramah sekalipun terhadap orang yang berbuat tak baik kepadanya.

7. RAMAH PEREKAT SILATURAHMI

Jikalau sifat kasih sayang sudah melekat pada diri seseorang maka akan tampak indahlah orang tersebut serta akan disukai manusia lainnya. Namun sebaliknya, bila sifat kasih sayang sudah sirna pada diri seseorang maka akan terkumpulah sifat serta perilaku buruk yang merugikan, bisa dipastikan pula ia akan menjadi manusia yang dibenci. Bayangkan dan amati keadaan di rumah, disiratkan oleh Rosululloh SAW bahwa ahli silaturahmi itu rezekinya akan bertambah, umur akan lebih dipanjangkan, dan tertolak dari bala musibah. Bagi para ibu yang judes dan ketus, para ayah yang kasar dan galak, para atasan yang arogan dan sombong serta emosional dan lain sebagainya, tidak usah terlalu bercita-cita ingin hidup tentram, bahagia, disukai orang lain, dilindungi, dan dibela orang lain dengan tulus, karena pintu kearah tersebut hanya terbuka bagi orang yang hatinya penuh kasih sayang, ketulusan dan sikap yang ramahdi kantor atau dimanapun yang sudah tak bernuansa kasih sayang, niscaya akan membuah
gerah dan tak nyaman. Saling menyikut, saling menginjak, saling menendang, dan ternyata perusak suasana ini adalah orang-orang yang berperilaku kasar, ketus, bengis, serakah, sombong. Mereka benar-benar perusak keadaan termasuk perusak hubungan kekeluargaan, kekerabatan, perusak suasana dan hubungan kerja, dan juga perusak nama baik keluarga, nama baik perusahaan dan lain sebagainya. Berlainan halnya dengan orang yang ramah, murah senyum, ringan tangan dalam membantu orang lain, kebaikan akan terpancar dari dirinya, siapapun akan suka berdekatan dan berakrab-akrab dengannya. Orang akan merasakan manfaat darinya, biasanya bila orang sudah memiliki rasa suka maka akan timbul komitmen untuk membela, melindungi, atau berkorban untuk orang yang disukai, baik diminta ataupun tidak, mungkin inilah yang disiratkan oleh Rosululloh SAW bahwa ahli silaturahmi itu rezekinya akan bertambah, umur akan lebih dipanjangkan, dan tertolak dari bala musibah. Bagi para ibu yang judes dan ketus, para ayah yang kasar dan galak, para atasan yang arogan dan sombong serta emosional dan lain sebainya, tidak usah terlalu bercita-cita ingin hidup tentram, bahagia, disukai orang lain, dilindungi, dan dibela orang lain dengan tulus, karena pintu kearah tersebut hanya terbuka bagi orang yang hatinya penuh kasih sayang, ketulusan dan sikap yang ramah.

8. RAMAH LADANG AMAL YANG MELIMPAH


Dalam teori ekonomi selalu saja kita ingin untung sebesar-besamya dengan modal sekecil-kecilnya, hal yang sangat manusiawi sekali clan tidak sepenuhnya salah. Begitu pula dalam urusan keuntungan akherat kitapun harus mencarinya sekuat tenaga sambil kita nikmati keuntungan duniawinya yang halal.Ternyata diantara amal yang paling ringan, tampa mengeluarkan harta, tenaga, biaya bahkan mendapat keuntungan yangmelimpah ruah, baik kepada sesama manusia, maupun dengan Penguasa Aiam semesta, adalah dengan menjadi ahli sedekah dengan cara memperlihatkan sikap kita yang selalu penuh keramahan, sedekah dengan senyum yang mills, sedekah dengan wajah yang cerah ceria, sedekah dengan ucapan salam dan tegur sapa yang sopan,sedekah dengan sikap santun penuhkemaafan, sedekah dengan pribadi lapang dada terhadap perilaku orang lain yang kurang menyenangkan, sedekah dengan tidak membalas penghinaan melainkan dengan kala-kala yang baik

9. RAMAH KESAN yang tak TERLUPAKAN

pertunjukan yang mengesankan, kemudian anda pulang. Ternyata ingatan akan pertunjukan tersebut terbawa sampai ke rumah. Begitupun halnya jika kita bertemu dengan pribadi yang menyenangkan, berjam-jam pun kita tidak Hogan bercengkrama dengannya. Caranya menanggapi pembicaraan kita, penuh dengan kesantunan dan penuh perhatian. Sikapnya yang sopan ketika menyela pendapat kita membuat kita merasa nyaman. Tidak ada nada meremehkan dalam setiap ucapannya, , walaupun ia tidak sependapat dengan kita. Keramahannya akan membuat kita ingin bertemu lagi dengannya. Berdiskusi dengannya clan menikmati pesona kesantunan yang terpancar dari dalam dirinya. Tidak demikian halnya jika kita berpapasan dengan seorang yang berwajah tidak menyenangkan untuk dipandang, suram, sikap yang kasal, pembicaraan Pemahkah anda menyaksikan suatu beraktifitas. Lalu apa hubungannya keramahan dengan energi yang kita keluarkan? Tentu saja ada, tatkala kita melakukan perbuatan yang lebih santun clan hormat kepada orang lain, kita tidak memerlukan banyak tenaga uuntuk melakukannya, cukup sebuah senyuman, orang lain akan lebih terkesan dengan keramahan yang kita tampilkan. Hanya sebuah senyuman saja, tidak lebih. Bukankah shadaqah yang paling ringan adalah dengan tersenyum. Tersenyum hanya blituh waktu beberapa detik, tapi.. .dampaknya amat luar biasa. Orang yang tadinya uring-uringan di timpa masalah, mendadak menjadi riang karena senyuman kita. Tentu saja senyuman dan keramahan harus tulus terpancar daTi hati ang bening pula, karena kenanyapun akan ke hati lagi. Contoh yang lain lagi, cobalah anda bersikap lebih santun ketika bertemu dengan siapapun, ucapkan salam Walau singkat, itu akan jauh lebih baik, ketimbang yang ketus clan tidak pernah mall menghormati, bahkan meremehkan pendapat kita. Apa yang kita rasakan? Tentu saja perasaan sebal, kesal bercampurdengan keinginan untuk tidak bertemu lagi dengannya. ltulah yang akan kita terima dari orang lain jika kitapun bersikap seperti itu, kita akan dikenang sebagai orang yang menyebalkan clan memuakkan, hingga orang lain enggan untuk berbincang-bincang dengan kita. lain halnya jika kita berperilaku ramah clan sopan selia menyenangkan jika bertemu, atau berbincang, orang lain tentu akan lebih berkesan ketika bertemu untuk kedua kalinya dengan kita. Jadi.. .silahkan anda tentukan pilihan, kesan mana yang ingin anda tampilkan terhadap orang lain.

10. RAMAH HEMAT ENERGI

Hemat energi, berarti kita sudah mengefektifkan waktu kita untuk tidak berlalu begitu saja ketika berpapasan dengan teman atau sahabat-sahabat kita. Ternyata, memang tidak butuh waktu banyak untuk berbuat ramah kepada orang lain, cukup dengan sebuah senyuman, wajah yang cerah ceria, serta ucapan yang baik orang akan terkenang pada kita. Lain halnya dengan jika kita bersikap ketus, sinis, sombong dan penuh kebencian, energi yang kita keluarkan tidak akan pernah sebanding dengan apa yang akan kita dapatkan dari orang lain. Kebencian orang lain pada kita akan membuat diri kita tersiksa dan menderita, sehingga lambat laun energi kitapun terkuras hanya untuk memikirkan ketidaksukaan orang kepada kita. Jadi mengapa memilih bersikap ketus dan sombong kalau kita bisa bersikap ramah dan santun kepada orang lain!

Oleh :KH.Abdullah Gymnastiar
http://ayok.wordpress.com/2006/12/19/ramah-itu-indah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar