Minggu, 05 Juli 2009


Bila seorang wanita tidak memakai penutup kepala maka ia telah bertabarruj. Bila ia membiarkan lengan tangannya tidak terbungkus kain maka ia telah bertabarruj.
Bila ia mempertontonkan betisnya dini’mati orang maka ia telah bertabarruj. Apatah lagi jika aurat wanita itu malah dilombakan. Kontes bibir indah leher indah betis indah rambut indah dsb. Semua itu tak syak lagi termasuk tabarruj. Pendeknya tabarruj sebagaimana dikatakan Imam Al Bukhari adl perbuatan wanita yg memamerkan segala kecantikan yg dimili-kinya.

Tabarruj diambil dari akar kata al buruj yg berarti bangunan benteng istana atau menara yg menjulang tinggi. Wanita yg bertabarruj berarti wanita yg menampakkan tinggi-tinggi kecantikannya sebagaimana benteng atau istana atau menara yg menjulang tinggi-tinggi.

Tabarruj adl perbuatan nista yg tegas-tegas diharamkan Allah. Allah berfirman “Katakanlah kepada wanita-wanita yg beriman “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yg nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka atau putera-putera mereka atau putera-putera suami mereka atau saudara-saudara mereka atau putera-putera saudara-saudara perempuan mereka.”

Tidak Tahu Malu. Wanita yg bertabarruj kurang lbh sama dgn orang yg menawarkan kecantikannya utk dini’mati orang lain. Ia menjajakannya di jalan-jalan di pasar-pasar dan di berbagai tempat pertemuan. Laksana seorang penjual gula-gula yg menghiasi barang dagangannya dgn warna-warni yg menarik dan kertas-kertas yg mengkilat sehingga mengundang perhatian dan membangkitkan selera.

Demikianlah wanita yg bertabarruj biasanya memoles bibirnya dgn lipstik memakai parfum yg wanginya menyengat hidung mengena-kan pakaian warna-warni ketat dan pendek jalannyapun melenggak-lenggok. Bila berbicara suaranya dibuat mendesah agar bisa memikat dan menyihir laki-laki.

Lisanul hal itu seakan berkata kepada tiap laki-laki yg ditemuinya “Tidakkah kau pandang kecantikanku ini ? Apakah ada yg senang berkencan dan bersetubuh denganku ?” Duhai sebegitu rendahkah harga wanita? Sebegitu tebalkah kegelapan menyelimuti hatinya sehingga tak sebersitpun punya rasa malu bahkan malah bangga dgn kemaksiatannya? Sebegitu kuatkah wanita menahan perasaannya padahal konon wanita adl makhluk paling perasa? Sebegitu kokohkah jiwanya sehingga tak merasa risi ketika sorot nanar mata tiap lelaki singa menghunjam lekat pada tubuhnya ingin menerkam dirinya? Atau malah merasa ni’mat dengannya? Na’udzu-billah. Nabi bersabda “Jika memang tak tahu malu lakukanlah tiap apa yg kamu mau” demikian kemurkaan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Kecantikan Sejati. Biasanya yg memotivasi wanita bersolek dan berhias adl agar dirinya dikatakan dan dipandang cantik oleh laki-laki sehingga tertarik padanya. Maka utk mengejar target cantik ini wanita terkadang rela mengorbankan segalanya bahkan hingga reputasinya sebagai wanita muslimah yg terhormat.

Di sini banyak wanita yg lupa tentang kecantikan sejati. Mereka mati-matian membentuk dan mengolesi tiap anggota tubuhnya dgn bahan kosmetika. Benarkah dgn demikian mereka menjadi cantik? Tidak tetapi malah sebaliknya. Bibir basah yg diolesi lipstik merah menyala adl seperti anjing yg baru menjilat darah mengalir. Pipi kemerah-merahan dan alis yg berbentuk bulan sabit mengingatkan kita pada alis-alis setan yg digambarkan dalam berbagai dongeng. Kuku yg dicat merah seperti kuku binatang pemakan daging yg tercelup oleh darah binatang mangsanya. Sedang melakukan telanjang dada lengan betis buah dada membuat lelaki sulit membedakan antara dirinya dgn seorang pelacur.

Mengapa manusia memperburuk diri? Segala sesuatu yg melewati batas akan menjadi sebaliknya. Kecantikan yg hakiki adl karya Allah Dzat yg mencipta segala sesuatu secara cermat dan sempurna.

Seorang pelukis yg piawai adl yg mampu meniru kecermatan ciptaan Allah. Dia mencoba memperhatikan unsur-unsur alaminya dari segala sudut secara sempurna. Kalau sampai dia berlebihan atau mengubah salah satu warna atau menempatkan satu bagian tidak pada tempatnya maka akan berantakanlah pekerjaannya.

Demikian pula wanita. Sudah berapa banyak wanita yg mengotori kecantikannya dgn bersolek secara berlebih-lebihan? Sudah berapa banyak wanita yg menjadi korban alat-alat kosmetika ingin mempercantik diri tapi malah menjadi tertawaan orang?

Kecantikan yg sesungguhnya adl kecantikan alami. Warna merah rona wanita yg timbul dari rasa malu jauh lbh indah dan tak tertandingi oleh warna merah kosmetik yg terbaik sekalipun. Bagaimanapun juga tangan manusia tidak akan mampu meniru kecantikan yg diciptakan oleh Allah.

Daya Tarik Wanita. Sebagian wanita mengira kecantikan adl daya tarik satu-satunya yg bisa menawan tiap lelaki. Karena itu seharian yg diurusnya adl bagaimana bisa tampil cantik dan memamerkan keindahan tubuhnya. Benar dgn penampilannya yg cantik dan erotis ia akan bisa memikat banyak laki-laki. Tetapi keterpikatan itu bukan utk sesuatu yg suci. Sebaliknya utk tenggelam bersama wanita tersebut dalam syahwat dan lumpur dosa. Selanjutnya sikap demikian itu akan menjadi bumerang bagi wanita itu sendiri. Karena yg hampir pasti dilakukan laki-laki itu adl seperti dikatakan pepatah “habis manis sepah dibuang”.

Di samping adakah laki-laki yg mau ‘barang’ bekas? Para lelaki akan beranggapan jika wanita itu dgn mudahnya melanggar perintah Allah dgn bertabarruj maka tak menutup kemungkinan ia juga berani melakukan yg lbh jauh dari itu. Akibatnya tak seorang lelakipun yg menyuntingnya sebagai isteri. Bahkan lelaki seburuk apapun akhlaknya ia akan lbh memilih wanita yg suci dan terhormat daripada wanita yg tiap hari sudah ‘dicicipi’ oleh semua mata dan syahwat.

Identitas Wanita Suci dan Terhormat. Allah berfirman “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu anak-anak perempuan-mu dan isteri-isteri orang mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lbh mudah dikenal krn itu mereka tidak diganggu..”

Sebelum turunnya ayat ini sebelum dikenalnya WC para wanita muslimah -seperti yg lain- juga buang hajat di padang terbuka. Sebagian orang mengira kalau dia adl budak. Ketika diganggu wanita muslimah itu berteriak lalu laki-laki itu pun kabur. Kemudian mereka mengadukan peristiwa tersebut kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sehingga turunlah ayat di atas.

Hal ini menegaskan wanita yg memamerkan auratnya dan mempertontonkan kecantikan dan kemolekan tubuhnya lbh berpotensi menjadi korban pelecehan seksual bahkan perkosaan. Sebab dgn begitu ia telah membangkitkan nafsu seksual laki-laki.

Adapun wanita muslimah ia senantiasa berjilbab membungkus dan menyembunyikan kecantikan dan perhiasannya. Tidak ada yg kelihatan daripadanya selain telapak tangan dan wajah menurut suatu pendapat. dan pendapat lain mengatakan tidak boleh terlihat dari diri wanita tersebut selain matanya saja.

Allah mensyariatkan jilbab agar menjadi benteng bagi wanita dari gangguan orang lain. Jilbab adl lambang ketakwaan dan Islam. Jilbab adl bukti masih adanya rasa malu. Jilbab adl pagar kehormatan dan kesucian. Dan ia pula merupakan identitas wanita suci dan terhormat.

Termasuk Tanggung Jawab Laki-laki. Pelaku tabarruj tentu wanita. Namun itu bukan berarti laki-laki lepas tanggung jawab daripadanya. Sebab dampak buruk tabarruj tak saja bagi wanita yg bersangkutan tetapi juga segenap masyarakat.

Bahkan kalau secara jujur diakui sumber bencana tabarruj ini adl kaum laki-laki yg tidak becus memikul tanggung jawab sebagai pemimpin wanita. Dan itu timbul krn kebodohannya atau pura-pura bodoh. Padahal mereka dituntut utk menjaga wanita baik selaku ayah suami atau saudara sebagaimana Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Masing-masing kamu adl pemimpin dan tiap kamu bertanggung jawab atas kepemimpinannya.”

Mereka diperintahkan memperhatikan dan mendidik akhlak agama kepentingan dunia dan akherat wanita. Dan itu salah satu tugas kepemimpinan laki-laki atas wanita sebagaimana firman Allah “Kaum laki-laki adl pemimpin bagi kaum wanita.” Wanita yg rusak di antaranya krn didorong dan diberi peluang oleh ayah atau suami yg juga rusak dan tidak mengenal Allah.

Betapa banyak anak wanita yg sengsara dan celaka krn disesatkan oleh ayahnya sendiri sehingga dia tidak mengenal agama dan tidak mengenal rasa malu. Berapa banyak anak wanita yg merana hidupnya krn ayahnya lemah kemauan dan menjadi budak nafsunya sendiri. Dia hanya kenal Islam dan Iman kepada Allah dan KitabNya. Dia hanya sekedar shalat puasa dan membaca Al Qur’an tetapi tidak menyuruh yg baik dan mencegah yg mungkar. Buktinya dia sangat mendukung tabarruj dan membenci jilbab. Jilbab dianggapnya belenggu yg menghalangi kebebasan puterinya mempertontonkan kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Konon yg demikian itu ia lakukan krn rasa cinta dan kasihan kepada puterinya agar bisa meni’mati kehidupan remajanya. Lalu sesudah agak besar sang ayah melemparkannya ke dalam pelukan seorang suami yg sama bejatnya. Sang suami dan sang ayah sepakat utk menyesatkan. Dalam gandengan ayah dan suaminya dia menuju ke Neraka Jahim.

Apakah itu cinta jika Anda menyodorkan puteri Anda menjadi sasaran murka dan siksaan Allah? Mengapa Anda tidak selamatkan puteri Anda dari cengkeraman setan? Sesungguhnya Anda dan kita semua orang beriman wajib merealisasikan seruan Allah “Wahai orang-orang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yg bahan bakarnya adl manusia dan batu.”

Sumber Ni’mah Rasyid Ridha bit tasharruf asy syadid waz ziyadah.

Oleh Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

sumber file al_islam.ch

Tidak ada komentar:

Posting Komentar