Senin, 13 Juli 2009

Setiap Orang Bisa Jadi Tua Tetapi Tidak Untuk Dewasa


Hari pertama masuk kuliah, setelah professor memperkenalkan dirinya sendiri, dia meminta setiap teman sekelas berinisiatif pergi berkenalan dengan seorang teman baru.

Ketika saya sedang berdiri untuk mengamati keadaan di sekeliling, ada seseorang yang menepuk bahu saya dengan ringan. Saya memalingkan kepala, dan terlihat oleh saya seorang ibu tua yang berperawakan kecil dan pendek dengan wajah yang penuh dengan kerutan sedang tersenyum pada diri saya, senyuman itu terang cemerlang.

Dia berkata, "Hai! Pemuda tampan, nama saya Rosa, umur saya 87 tahun. Bolehkah saya memeluk Anda?"

Saya tertawa dengan penuh kehangatan serta menjawab, "Tentu saja boleh".

Dia lalu benar-benar memeluk saya dengan erat. Dengan nada bergurau saya bertanya kepada dia, "Umur Anda masih kecil, mengapa sudah kuliah?"

Dia juga menjawab dengan jenaka, "Saya bersiap-siap datang kemari untuk mencari pasangan yang kaya, melahirkan beberapa anak, lalu pensiun dan berkelana keempat penjuru dunia"

"Benarkah demikian?" Saya masih bertanya walaupun saya sudah tahu.
Saya ingin tahu, sebenarnya motif apa yang mendorong dirinya yang sudah uzur itu, masih mau datang kuliah.

Dia memberitahu saya, "Saya selalu bermimpi ingin mendapatkan pendidikan universitas, akhirnya hasrat saya yang sudah lama terpendam di dalam hati ini sekarang sudah dapat terpenuhi."

Setelah kuliah, kami berdua pergi berjalan-jalan ke gedung gabungan mahasiswa, saling berbagi untuk menikmati permen coklat susu. Sejak itu kami menjadi sahabat karib.

Selanjutnya dalam setiap hari selama tiga bulan, kami berdua selalu bersama-sama meninggalkan kelas, mengobrol panjang lebar tiada habisnya. Dia seperti sebuah "mesin waktu", berbagi dengan saya segala kecerdasan dan pengalamannya, dan saya selalu mendengarkan dengan suka hati.

Satu tahun ajaran kemudian, Rosa telah menjadi tokoh yang sangat ternama di dalam kampus. Tidak peduli kemanapun, dia selalu dengan mudah berkenalan dan mendapatkan teman yang baru.

Dia sering kali berhias diri dengan sangat cantik, mabuk dalam perhatian yang dicurahkan para teman kuliah kepada dirinya. Ketika selesai tahun ajaran, Rosa datang memenuhi undangan dan berpidato di dalam jamuan makan malam yang kami adakan untuk tim sepak bola. Saya selamanya tidak akan melupakan hadiah sangat berharga yang dia berikan kepada kami pada malam hari itu.

Setelah penyelenggara acara memperkenalkan dia kepada para pendengar, dengan langkah yang pendek dan cepat dia berjalan menuju podium. Karena kurang hati-hati ketika dia hendak mulai berpidato, naskah pidato yang digenggamnya telah terjatuh ke lantai.

Untuk saat beberapa detik lamanya dia nampaknya agak merasa kesal dan tersipu malu, tetapi segera dia menghadap ke mikrofon dengan ringan dan penuh humor dia berkata, "Maaf! Belakangan ini saya sering kelupaan, tadi sebenarnya saya ingin minum segelas bir untuk membesarkan nyali, malah salah meminum whisky, siapa sangka minuman ini hampir saya mencelakakan saya. Kelihatannya saya sudah tidak ingat lagi dengan naskah yang sudah saya siapkan sebelumnya, lebih baik saya bercerita tentang hal-hal yang saya kenal dengan baik!"

Dalam suara gelak tawa para pendengar, dia berdehem, lalu mulai berkata, "Kita bukan karena tua lalu berhenti untuk bermain, tetapi karena berhenti bermain kita baru bisa berubah menjadi tua. Hanya ada satu rahasia yang bisa membuat manusia awet muda selalu, bergembira dan berhasil."

"Anda sekalian harus sering membuka mulut untuk tertawa, serta penuh humor.Anda sekalian harus setiap saat memeluk cita-cita. Ketika Anda sekalian kehilangan cita-cita, maka penampilan Anda bagaikan telah mati. Bila kita perhatikan, maka di sekeliling kita ada banyak sekali orang yang bagaikan mayat berjalan, tetapi mereka tidak menyadarinya."

"Antara berubah menjadi tua dan menjadi dewasa mempunyai perbedaan yang sangat besar. Setiap orang bisa berubah menjadi tua, tetapi belum tentu setiap orang bisa menjadi dewasa. Arti dari dewasa adalah, Anda dalam perubahan yang terus-menerus harus mencari dan memanfaatkan dengan baik kesempatan untuk menjadi dewasa."

"Harus hidup dengan tanpa penyesalan. Umumnya orang yang sudah berumur, tidak akan menyesal atas apa yang pernah mereka lakukan, tetapi sering kali mereka merasa menyesal atas apa yang pernah menjadi keinginan mereka di masa muda, tetapi tidak pernah terlaksana dan terwujud. Hanya orang yang hatinya penuh dengan penyesalan, yang akan takut dengan kematian."

Akhir tahun itu, akhirnya Rosa menyelesaikan kuliahnya di universitas. Satu minggu kemudian setelah lulus, dia meninggal dengan tenang dalam tidur.
Lebih dari dua ribu teman kuliah yang menghadiri upacara pemakamannya. Kami berkumpul menjadi satu memberi hormat kepada Rosa yang mengajarkan kami dengan perilakunya.

Asalkan sudah membulatkan tekad, tidak peduli sudah seberapa besar usia pasti bisa mewujudkan cita-cita. (Yi Ming/The Epoch Times/lin)

Era Baru Kamis, 30 April 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar