Kebanyakan pasangan suami istri, jika usia
sudah lansia, sudah tidak lagi romantis
dan harmonis. Penampilanya juga tidak lagi nyentrik
dan mbois seperti kalangan artis. Bagi ibu-ibunya, handbag (tas) yang biasanya isinya
alat-alat kecantikan berubah isinya dengan obat-obatan, seperti; minyak angin, minyak tawon, mintak telon. Keduanya tidak lagi
mersra, seperti mesrannya masih muda, atau dikala masih pengantin baru. Jika dulu semua serba
indah, sampai-sampai yang tidak indah-pun kelihatan indah, apalagi yang indah,
semakin terlihat lebih indah. Semua ke-indahan, keharmonisan itu sudah sirna
dan menjadi sebuah kenangan indah belaka.
Seiring dengan
bertambahnya usia lansia (kewut),
cara memanggil pasangannya saja, sudah tidak indah lagi. Sifat cuek, egois,
menangnya sendiri sering muncul, bahkan urusan diluar rumah (pekerjaan) kadang
lebih menyenangkan dari pada harus memperhatikan istri dan anak-anaknya. Durasi
pertemuan dengan mitra kerja jauh lebih banyak dari pada waktu untuk istri dan
anak-anaknya. Dengan alasan ini semua dilakukan demi anak dan istrinya.
Ini disebabkan karena
masing-masing sudah tidak lagi mampu memenuhi hasrat cintanya. Atau sudah bosan
dengan pasangannya masing-masing yang semakin hari semakin tua dan tidak bugar. Disamping usia bertambah,
organ-organ tubuh juga sudah tidak berdaya, ditambah lagi bentuk fisik
pasangannya tidak menarik lagi. Inilah yang menjadi pemicu, keluarga tidak
harmonis dan mencari kebahagiaan dan kesenangan masing-masing.
Yang dulunya cantik,
menarik, kuat, cerdas, gagah perkasa, namun ketika usia lansia semua menjadi
sirna. Keindahan cinta dan sayang menjadi sebuah cerita dan legenda. Itulah
yang terjadi pada keluarga-keluarga modern. Mestinya, cinta dan kasih sayang
itu semakin hari semakin indah, karena masing-masing semakin membutuhkan kasih
sayang.
Tetapi ini tidak berlaku
bagi Rosulullah SAW. Beliau tetap memelihara cinta serta kasih sayang kepada
pasanganya, baik lewat ungkapan, ucapan, serta prilaku sehari-hari walaupun
usianya Rosulullah SAW semakin bertambah tua. Setiap menjelang tidur, Nabi SAW.
selalu sekamar dengan istri-istrinya. Ketika malam sudah larut, Rosulullah SAW
bangun untuk melaksanakan sholat tahajjud.
Betapa mesranya
Rosulullah SAW dengan istri-istrinya, seolah-olah seperti remaja yang baru
mengenal sebuah cinta. Pernah suatu ketika Nabi SAWmencium istrinya ketika
Rosululah SAW hendak berangkat menunaikan sholat ke Masjid. Tentu saja, sang
istri waktu itu memakai cadar, sehingga kulita Nabi SAW tidak bersentuhan
dengan kulit Aisyah ra. Begitu juga ketika mandi, Nabi SAW kadang mandi bersama
dengan Aisyah ra dalam sebuah tempat mandi (Bad Up), begitulah penjelasan
Aisyah ra.
Pernah suatu ketika Nabi
SAW tidak bersama dalam satu selimat bersama Aisyah ra. Tiba-tiba Aisyah ra
bangun dan meninggalkan Rosulullah SAW. Kemudian Rosulullah SAW betanya kepada
sang Istri:” ‘Mengapa engkau bangkit?
Dengan singkat dan tersipu malu Aisyah ra menjawab:”Karena saya haidh, wahai Rasulullah”. Mendengar jawaban
itu Nabi SAW menngatakan kepada Aisyah ra:”Kalau
begitu, pergilah, lalu berkainlah (memaki pembalut), dan dekatlah kembali
kepadaku. Usai memaki pembalut (terbaut dari kaian), Aisyah ra
berselimut lagi bersama Rosulullah SAW. Lantas Aisyah mengatakan:”Aku pun masuk, lalu berselimut bersama beliau.” (HR Sa’id bin Manshur).
Disamping romantis, Nabi SAW selalu tampil
menarik di depan istrinya. Nabi SAW bukan sosok laki-laki yang bladus (jorok). Nabi SAW selalu
wangi dan harum, beliapun menganjurkan kepada setiap lelaki agar selalu wangi
dan rapi. Khususnya ketika hendak berangkat untuk menunaikan ibadah sholat
jumat. Bahkan, setiap sholat berjamaah, hendaknya selalu wangi. Nabi SAW tidak
hanya pandai bertutur kata, dalam praktek sehari-hari Rosulullah SAW selalu
memakai wewangian, baik ketika di masjid maupun dirumahnya sendiri.
Rosulullah SAW selalu rapi, baik saat dirumah
maupun di luar rumah. Hanya saja, penampilannya Nabi SAW tidak berlebeihan.
Nabi SAW selalu menjaga kebersihan diri dan lingkunganya. Tubuhnya selalu
wangi, harum semerbak, membuat setiap orang yang berada disekelililingnya
merasa betah. Yang paling diperhatikan oleh Rosulullah SAW adalah membersihkan
gigi, agar selalu tetap bersih dan sehat.
Hakekatnya dari menggunakan wewangian itu akan
menimbulkan rasa suka, simpati, bahkan menambah cinta dan sayang (pasangannya).
Dalam kehidupan rumah tangga misalnya, Rosulullah tidak pernah meninggalkan
wewanggian (parfume).
Sampai-sampai Rosulullah SAW berkata:”sesustu
yang sangat aku sukai dari bagian dunia ini, adalah wanita dan wewangian’’
wanita itu menjadikanku penentram mata di dalam shalatku.
Beruntung sekali bagi lelaki yang memiliki
seorang wanita istri yang mampu menjadikan hatinya selalu tenang, tentram.
Itulah yang disebut dengan “wanita
sholihah”. Wanita sholihah itu menyenangkan dalam kondisi senang
mapun susah. Biasanya, wanita model seperti ini rajin ibadah, taat agama, serta
berbabkti kepada kedua orangtunya, dan tentu saja taat juga kepada suaminya.
Secara umum
ke-shalihahan seorang wanita itu dapat di ukur dari ke-shalehan ibunya, bukan pada
busana atau penampilanya. Jika sang Ibu taat kepada kedua orangtua, dan juga
berbakti kepada suaminya, bisa dikatakan wanita itu juga memiliki watak yang
sama dengan kedua orangtuanya, khususnya sang Ibu. Sebaliknya, jika sang Ibu
memiliki watak serta karakterk yang buruk, maka putra-putrinya juga tidak jauh
budi pekertinya. Al-Wiratsah (genetika)
juga akan memberikan pengaruh secara signifikan terhadap kaum prilaku
wanita. Untuk itulah Rosulullah SAW mensinyalir jika salah satu sifat wanita
yang pantas dinikahi itu memiliki nasab yang
bagus (berkualitas).
Walaupun tidak dipungkiri, ada sebagian dari
wanita, rajin sholat, tetapi tetap memiliki sifat berani membantah terhadap
suaminya.
Wanita sholihah mampu menentramkan hati suami
pada setiap saat dan waktu dimana saja berada. Seperti kisahnya Hafsah binti
Umar Ibn Al-Khattab ra yang rajin puasa dan sholat malam, tetapi memiliki watak
yang keras. Bahkan, Rosulullah SAW sempat menceraikanya, kemudian Jibril
memerintahkan untuk rujuk kembali karena Hafsah ra itu termasuk wanita yang
rajin puasa dan sholat malam. Kendati demikian, nasab yang bagus dan
berkualitas itulah yang menjadikan Nabi SAW lebih mudah meluruskanya.
Jika ditanya siapa yang paling menarik dan
mempesona, maka Rosulullah-lah. Beliau selalu tampil mempesona di depan
istri-istrinya. Saat di luar rumah, seperti di Masjid, di majlis dzikr, sering
kali sahabatnya mengoleskan parfum (minyak wangi) ketangan Nabi SAW, ternyata
Nabi SAW tidak pernah menolak. Nabi SAW sangat senang, tentu saja saja, parfume
yang digunakan Nabi SAW dan sahabat berbeda dengan parfum masa kini yang
kebanyakan mengunakan alcohol yang kadarnya tinggi.
Nabi SAW selalu mengharumkan badannya serta
auratnya dengan wewangian, sebagaiamana penuturan sang istri tercintanya:”Sesungguhnya Nabi SAW apabila meminyaki badannya, beliau memulai
dari auratnya dan mengolesinya dengan nurah (sejenis bubuk pewangi), dan
istrinya meminyaki bagian lain seluruh tubuhnya. (HR Ibnu Majah).
Wanita dan pria sangat menyukai pasangannya
yang mengunakan parfume
(wewangian), tak terkecuali Rosulullah SAW. Baik ketika sedang beduaan (bermesraan), atau ketika
santa-santai di dalam rumah. Di dalam sebuah literature klasik, ternyata orang
Arab Jahiliyyah itu mewanti-wanti kepada putri-putrinya agar selalu memakai
wewanggian (parfume). Karena
wewangian itu akan melahirkan rasa cinta, sayang terhadap pasanganya.
Akan tetapi dalam ajaran islam, Nabi SAW
mewanti-wanti kepada kaum hawa, khususnya yang sudah bersuami agar tidak
sembarangan menggunakan wewangian (parfume).
Kuatnya aroma parfume (wewangian) terhadap lawan jenis, itu akan menimbulkan
fitnah. Oleh karena itulah, Rosulullah SAW melarang kaum wanita muslimah mengunakan
wewangian ketika keluar rumah, karena wewangian itu pengaruhnya sangat dasyat
terhadap kaum lelaki.
Pelajaran berharga bagi kaum waita adalah,
dianjurkanya memakai wewangian setelah bersih dari haid. Agar supaya bau yang
tidak sedap hilang dan tidak menyebar. Dalam istilah Jawa kuno, daun sirih
termasuk salah satu tumbuhan (daun)
yang bisa menghilangkan bau yang kurang sedap ketika wanita bersih dari bulanan
(haid).
http://edukasi.kompasiana.com/2014/08/31/indahnya-kemesraan-rosulullah-saw-671810.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar