Senin, 19 Juli 2010

Istri seorang koruptor


Siapa istri yang tak bangga ketika suaminya naik pangkat, serta tiba-tiba sang istri menjadi mahir berorganisasi ketika menduduki jabatan sebagai ketua darma wanita, ketua persatuan para istri, ketua ini dan ketua itu?...

Semua orang memandang dengan hormat, tanpa mereka perlu tahu bagimana latar belakang pendidikan dan pengalaman berorganisasi sang istri itu sendiri, bagaimana kondisi kepandaian sang istri pejabat yang dalam hal ini tiba-tiba semua perkataannya dituruti, dipatuhi dan semua idenya menjadi sangat brilian. Selain itu bahkan menjadi suatu kebijakan tak tertulis yang diikuti oleh semua staf wanita dibawahnya maupun staf sang suami.

Terkadang sang suami nampak kebingungan ketika ada suatu kebijakan yang tidak diucapkannya, namun telah dilakukan oleh staf-stafnya, seperti pemakaian baju batik pada hari senin. Ketika dikonfirmasi, ternyata sang istri telah memberikan peraturan baru, yang dipatuhi oleh seluruh staf baik lama maupun baru dengan gembira. Namun hal ini membuat anggaran belanja negara akhirnya menjadi bertambah untuk sesuatu yang dirasa perlu tetapi tidak penting.

Sedikit demi sedikit, anggaran menjadi membukit dan ketika sang suami menerima kunjungan dari pengusaha manapun, maka sang istri dengan gembira menikmati fasilitas yang disediakan. Asyiknya terkadang tempatnya berbeda-beda. Dan dengan alasan menemani bapak, maka istri-istri ikut acara apapun. Hal inilah yang mengakibatkan anggaran membengkak. Sang suami yang harus rapat serta tugas dinas, namun si istri yang mendapatkan fasilitas jalan-jalan dan cuci mata, juga membeli ini dan itu yang berjumlah sangat banyak, yang sebetulnya tidak perlu. Tentu saja, dengan alasan untuk membantu penghargaan kepada rakyat daerah yang telah membuat hasil karyanya.

Amplop yang diterima oleh sang suami atas anggapan sebuah kerja keras untuk negarapun terkadang dihitung dengan membaca ‘bismillah’, disisihkan sedikit untuk zakat, sedekah pesantren-pesantren dan sisanya disimpan baik-baik dalam rekening yang berbeda-beda. Semakin tahun, semakin pandai sang istri menghitung uang dan menglokasikannya. Akhirnya, semakin banyak kenalannya di bank-bank, baik dalam maupun luar negeri.

Dengan bertambahnya usia sang suami, jabatan dan kekuasaan bertambah pula dengan pendapatan siluman yang membuat sang istri mendapat pujian dari sana sini sebagai istri yang berhasil mendukung karier suami, plus istri dermawan yang rajin membagi-bagi uang kepada sanak saudara dikampung, fakir miskin dan beberapa pesantren terkenal di negeri ini. Untuk beramal ataukah sebagai pencuci dosa?

Dan ketenangan sebagai istri pejabat pun semakin meningkat dengan semakin bertambahnya usia, karena bayangan uang yang tidak akan habis 7 turunan serta pernikahan anak-anaknya yang dibiayai dengan sangat megah, serta cukupnya uang untuk bekal anak-anaknya membuka perusahaan, membuat sang istri bersiap-siap menghadapi masa tuanya dengan rajin mengikuti pengajian.

Tak lama kemudian, sudah ada di koran-koran, sosok sang istri dengan jilbab dan baju muslim yang nampak anggun membalut tubuh, bibir tipis yang kemerahan sesekali mengeluarkan irama dzikir serta sang suami dengan baju koko dan kopiah selalu menjadi sosok yang dihormati karena tidak pernah tinggal sholat lima waktu dan juga mudah didekati untuk memberikan sedekah bagi staf dan keluarganya.

Dan.., bom apa yang paling hebat yang menimpa sebuah keluarga, bila akhirnya sebelum ajal menjemput, sang istri hanya menjumpai sms dari suaminya yang berbunyi,
”Mah, tolong siapkan baju dan makanan yang ku sukai karena malam ini aku mungkin menginap dikantor polisi atas dakwaan dari orang yang tidak kebagian, atas projek senilai 3 trilun ketika anak pertama kita masih kuliah dan kita masih tinggal di Kupang.”

Dengan cepatnya, surat kabar keesokan harinya menampar wajah mereka sekeluarga, lirikan sinis supir dan asisten di kantor suaminya serta satpam dirumah, membuat istri pejabat tidak lagi dapat mendengak dengan anggun. Gelar baru sudah tertempel didahinya, yaitu “Istri sang koruptor”

"Mah..., doakan papa yaa..."
demikian kata suaminya dari balik tirai penjara berlinang airmata.
"Ya, pa... mama akan selalu setia pada papa, bukankah uang papa, mama makan juga...? tenang ya pa..., uang kita masih banyak untuk membeli pengacara terkenal di negeri ini."

Astagfirullah, mereka lupa, pengadilan di dunia dapat dibeli, namun pengadilan di akhirat, siapa yang bisa beli...???

" Dihiaskan (dan dijadikan indah) kepada manusia: Kesukaan kepada benda-benda yang diingini nafsu, yaitu perempuan-perempuan dan anak-pinak; harta benda yang banyak bertimbun-timbun, dari emas dan perak; kuda peliharaan yang bertanda lagi terlatih dan binatang-binatang ternak serta kebun-kebun tanaman. Semuanya itu ialah kesenangan hidup di dunia dan (ingatlah), pada sisi Allah ada tempat kembali yang sebaik-baiknya (yaitu Syurga)."...[QS. Ali-Imran (3) :14]

Sumber : okta_jdr@yahoo.co.id


http://www.eramuslim.com/akhwat/wanita-bicara/istri-sang-koruptor.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar