Selasa, 06 Juli 2010

Makna Huruf Dalam Kapasitas


1. HURUF (K) SEBAGAI “KOMITMEN” DALAM KAPASITAS

Tidak jarang dari pengalaman menunjukkan kepada kita bahwa penunjukan seseorang untuk menjalankan peran yang dibebankan kepada yang bersangkutan tidak sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan sehingga ia tidak terampil dalam melaksanakan tugas-tugas yang harus dijalankannya. Oleh karena itu tidak mengherankan bila seseorang yang berjabatan fungsional datang kepada anda menceritakan masalah yang dihadapinya tapi tidak seorangpun mempunyai komitmen untuk mencari pemecahan sebagai solusinya.

ungkapan seperti “komitman tidak menjamin sukses, tapi kurangnya komitman menjamin kegagalan”, maka ditahun tujuhpuluhan orang mementingkan diri pribadi, tahun delapan puluhan merupakan meterialistik tetapi sekarang tahun sembilan puluhan nilai-nilai mengalami perubahan, sehingga orang mengatakan “era yang menjunjung tinggi nilai-nilai akan tiba” Yang dimaksudkan nilai disini adalah nilai-nilai abadi seperti kepercayaan, harapan, cinta, keadilan, pengampunan, kejujuran, pelayanan, pengorbanan, kerendahan hati, dan kesukarelaan.

Komitmen merupakan landasan utama sebagai pemimpin dan bawahan dari perwujutan KESADARAN, KECERDASAN DAN AKAL, oleh karena itu dengan landasan yang kuat, ia selalu siap dan menyadari untuk menyesuai-kan diri dengan perubahan nilai sehingga ia menerapkan sebagai pengor-banan diri mengenai apa yang terjadi saat ini (seperti top-down society) menjadi masa depan (seperti bottom-up society), maka ia menerapkan pendekatan berdasarkan apa yang disebut dengan “people – oriented” dari pada lebih menekankan suatu pendekatan apa yang disebut dengan “task – oriented” Dari uraian yang singkat diatas, dapat ditarik satu kesimpulan bahwa KOMITMEN sebagai suatu kunci keberhasilan menjalankan PERAN (sekumpulan kewajiban yang dihasilkan oleh beberapa orang yang berarti dan orang yang memegang jabatan) yang terkait dengan JABATAN (merupakan suatu titik tertentu dalam struktur oraganisasi yang menentukan kekuasaan yang memegangnya) dalam suatu FUNGSI ( sekelompok perilaku yang di-rapkan dari suatu peran) untuk melaksanakan TUGAS (suatu kegiatan tertentu dari suatu fungsi yang seringkali terikat kepada waktu) dari PEKERJAAN (syarat khusus untuk menghasilkan suatu dari tujuan dan sasaran yang ditetapkan) akan terlihat adanya unsur-unsur yang memiliki sifat saling ketergantungan berupa:


K menjadi KEBERSAMAAN dalam komitmen

O menjadi ORANG (pemimpinan dan bawahan) dalam komitmen

M menjadi MEMAHAMI dalam komitmen

I menjadi INTELEGENSI dalam komitmen

T menjadi TASAMUH dalam komitmen

M menjadi MENTAL dalam komitmen

E
menjadi EKLEKTIS dalam komitmen

N menjadi NALAR dalam komitmen

Dengan memperhatikan unsur-unsur yang disebutkan diatas, maka kita dapat merumuskan suatu difinisi KOMITMEN sebagai berikut:

Wujud KEBERSAMAAN dalam mengkomunikasikan suara hati kepada ORANG lain dalam MEMAHAMI yang berdasarkan INTELEGENSI agar dapat mengaktualisasikan secara TASAMUH dengan sikap MENTAL positip untuk bertindak secara EKLEKTIS yang bersandarkan kemampuan NALAR yang tinggi dalam menanggapi perubahan.


2. HURUF (A) SEBAGAI “ARTI” DALAM KAPASITAS

Melaksanakan komitmen yang tercermin dalam sikap dan tindakan menjadi efesien, efektif dan bermutu selayaknya ditunjang dengan makna yang terkandung dalam ARTI yang mengandung unsur-unsur yang saling terkait, meliputi:


A menjadi ANCANGAN dalam ARTI

R menjadi REKAYASA dalam ARTI

T menjadi TEKNOLOGI dalam ARTI

I menjadi INFORMASI dalam ARTI


Jadi ARTI mengandung makna sebagai tulang punggung melaksanakan komitmen, baru menjadi bermakna bila ia didukung adanya komunikasi yang andal melalui budaya perusahaan baik formal maupun informal dapat diterima semua pihak serta didukung dengan penerapan teknologi informasi yang mampu menyembatani dalam era global work pada dunia tanpa batas.


Sejalan dengan pemikiran diatas, maka dengan memperhatikan unsur-unsur yang terkandung dalam kata ARTI, maka kita dapat merumuskan suatu difinisi ARTI sebagai berikut:

Wujud ANCANGAN sebagai alat untuk mencapai tujuan melalui REKAYASA sebagai proses dengan memanfaatkan TEKNOLOGI untuk mengumpulkan, menyajikan dan menyebarkan semua INFORMASI yang bisa diakses secara terbuka.


3. HURUF (P) SEBAGAI “PROSES” DALAM KAPASITAS


KOMITMEN DAN ARTI baru bermakna bila didukung suatu model dalam merekayasa sistem bisnis, maka suatu pendekatan PROSES yang mengan-dung unsur-unsur yang saling terkai meliputi:

P menjadi PEMBERDAYAAN dalam PROSES

R menjadi RENCANA dalam PROSES

O menjadi OTOMATISASI dalam PROSES

S menjadi STRATEGI dalam PROSES

E menjadi EDI (electronic data interchange) dalam PROSES

S menjadi SISTEM dalam PROSES

Proses adalah rangkaian aktivitas merubah input dan mentransformasikan menjadi output. Oleh karena itu KOMITMEN DAN ARTI dilaksanakan melalui pendekatan proses dapat menumbuh dan mengembangkan kreativitas individu dan kelompok menjadi kemampuan organisasi berinovasi menjadi bermakna bila perubahan itu mengubah dari buruk menjadi lebih baik tanpa menimbulkan ketidaknyamanan.

Bertolak dari pemikiran diatas serta memperhatikan unsur-unsur dalam kata proses, maka kita dapat merumuskan difinisi PROSES sebagai berikut.

Wujud PEMBERDAYAAN sebagai langkah meningkatkan kompetensi dengan membuat RENCANA yang berkelanjutan dan terarah dengan memanfaatkan OTOMATISSASI untuk melaksanakan STRATEGI melalui EDI sebagai sub SISTEM yang terintergrasi.

4. HURUF (A) SEBAGAI “ANALISA” DALAM KAPASITAS


KOMITMEN, ARTI DAN PROSES menjadi suatu kenyataan dalam implementasi bertitik tolak dari suatau ANALISA yang mengandung unsur-unsur yang saling terkait meliputi:

A
menjadi ANALISIS dalam ANALISA

N menjadi NISBAH dalam ANALISA

A menjadi ATAS dalam ANALISA

L menjadi LINGKUNGAN dalam ANALISA

I menjadi INTERNAL dalam ANALISA

S menjadi SEJALAN dalam ANALISA

A menjadi ANTISIPASI dalam ANALISA

Komitmen, arti dan proses dengan landasan analisa sebagai suatu langkah dalam pengambilan keputusan akan merupakan tonggak dalam mengintergrasikan otak kiri dengan otak kanan (Otak atas) dan otak bawah sadar untuk memberikan jawaban atas “bagaimana membuat keputusan yang benar pada waktu yang tepat”.

Sejalan dengan itu maka ANALISA menjadi bermakna membuat keputusan dengan awal why, when, what, how, who dan akhir keputusan melalui why, when, what, how, who, maka kita dapat merumuskan difinisi ANALISA sebagai berikut:

Wujud ANALISIS sebagai langkah untuk membuat NISBAH dalam membuat perbandingan melalui swot ATAS pengamatan LINGKUNGAN (faktor eksternal) dan faktor INTERNAL yang SEJALAN dengan kebutuhan ANTISIPASI dalam menghadapi tantangan masa depan.

5. HURUF (S) SEBAGAI “SUKSES” DALAM KAPASITAS


KOMITMEN, ARTI, PROSES DAN ANALISA membuat suatu SUKSES dalam melaksanakan keputusan yang dapat dijalankan dalam menyelesaikan masalah, dimana SUKSES mengandung unsur-unsur yang saling terkait meliputi:

S menjadi SITUASI dalam SUKSES

U menjadi UPAYA dalam SUKSES

K menjadi KEYAKINAN dalam SUKSES

S menjadi SASARAN dalam SUKSES

E menjadi EKSPLOITASI dalam SUKSES

S menjadi SUMBER DAYA dalam SUKSES

Komitmen, arti, proses dan analisa dengan harapan untuk mencapai sukses menjadi satu kenyataan dari impian bertolak dari kepentingan individu, kelompok dan organisasi sebagai satu prestasi yang diridhoi.

Sejalan dengan pemikiran diatas, maka SUKSES menjadi kata bermakna dapat kita dapat kita rumuskan dengan difinisi SUKSES sebagai berikut:

Wujud SUKSES sebagai harapan keberhasilan bertolak dari pemahaman tentang SITUASI yang dapat diidentifikasi dalam UPAYA memberikan KEYAKINAN atas masalah yang dihadapi dan pemecahannya sesuai dengan SASARAN yang ditetapkan

Dengan mengEKSPLOITASIkan atas SUMBERDAYA yang tersedia secara produktif, sesuai dengan rencana alokasi yang telah ditetapkan.

6. HURUF (I) SEBAGAI “INTEGRASI DALAM KAPASITAS

KOMITMEN, ARTI, PROSES, ANALISA, DAN SUKSES yang dicapai dengan adanya dengan adanya INTERGRASI yang mengandung unsur-unsur yang saling terkait meliputi:

I menjadi IMPLEMENTASI dalam INTERRASI

N menjadi NETWORKING dalam INTERRASI

T menjadi TERORGANISIR dalam INTERRASI

E menjadi ELEMEN dalam INTERRASI

G menjadi GAGASAN dalam INTERRASI

R menjadi REFORMASI dalam INTEGRASI

A
menjadi AKTIVITAS dalam INTEGRASI

S menjadi SESUAI dalam INTEGRASI

I menjadi INFORMASI dalam INTEGRASI

Dengan komitmen, arti, proses, analisa, dan sukses yang didukung oleh pemahaman integrasi serta memperhatikan unsur-unsur yang terkait dida-lamnya, maka dapat kita rumuskan difinisi INTEGRASI sebagai berikut:

Wujud IMPLEMENTASI melalui NETWORKING yang TERORGANISIR kedalam satu sistem dalam menyeimbangkan ELEMEN agar menjadi terpadu dalam mewujudkan GAGASAN untuk melaksanakan REFORMASI atas seluruh AKTIVITAS yang telah tersusun secara sistimatik dalam rencana SESUAI dengan fakta yang dikelola menjadi INFORMASI dalam keputusan.

7. HURUF (T) SEBAGAI “TRANSFORMASI DALAM KAPASITAS


KOMITMEN, ARTI, PROSES, ANALISA, SUKSES, DAN INTEGRASI dalam melaksanakan pembaharuan dengan perubahan yang berencana, akan berhasil sangat bergantung atas pelaksanaan TRANSFORMASI yang mengandung unsur-unsur yang saling terkait meliputi:

T menjadi TERAPAN dalam TRANSFORMASI

R
menjadi REALISASI dalam TRANSFORMASI

A menjadi ANCANGAN dalam TRANSFORMASI

N menjadi NILAI dalam TRANSFORMASI

S menjadi SOSIALISASI dalam TRANSFORMASI

F menjadi FORMULA dalam TRANSFORMASI

O menjadi ORGANISASI dalam TRANSFORMASI

R menjadi RESPONSIP dalam TRANSFORMASI

M menjadi MANAJEMEN dalam TRANSFORMASI

A menjadi ATAS dalam TRANSFORMASI

S menjadi SISTEM dalam TRANSFORMASI

I menjadi INFORMASI dalam TRANSFORMASI

Keberhasilan transformasi dalam melaksanakan pembaharuan merupakan wujud dari pemahaman atas pemberdayaan oleh keputusan sendiri, maka dapat dirumuskan difinisi TRANSFORMASI sebagai berikut:

Wujud TERAPAN sebagai REALISASI atas ANCANGAN dari NILAI yang di SOSIALISASI kan sebagai FORMULA ORGANISASI yang berperilaku RESPONSIP oleh MANAJEMEN ATAS pemanfaatan SISTEM INFORMASI.

8. HURUF (A) SEBAGAI “ANTAR” DALAM KAPASITAS

KOMITMEN, ARTI, PROSES, ANALISA, SUKSES, INTEGRASI, DAN TRANSFORMASI dilaksanakan melalui ANTAR sebagai tim dan atau kelompok , mengandung unsur-unsur yang saling terkait, meliputi:

A menjadi AKTUALISASI dalam ANTAR

N menjadi NALAR dalam ANTAR

T menjadi TENAGA PROFESIONAL dalam ANTAR

A menjadi AKSELERASI dalam ANTAR

R menjadi RFORMASI dalam ANTAR

ANTAR yng diibaratkan sebagai tim dan atau kelompok dari satu pikiran yang bertolak dari kepercayaan yang diberikan oleh pelanggan, karyawan pemimpin, dapat dirumuskan sebagai difinisi ANTAR sebagai berikut:

Wujud AKTUALISASI dari sebuah tim dan atau kelompok yang memiliki NALAR yang mendalam dari TENAGA PROFESIONAL dengan melaksanakan AKSELERASI yang berkelanjutan dalam REFORMASI dengan banyak kepala tetapi dengan satu pikiran.

9. HURUF (S) sebagai “SINERGI” DALAM KAPASITAS


KOMITMEN, ARTI, PROSES, ANALISA, SUKSES, INTERGRASI, TRANSFORMASI, ANTAR merupakan unsur dalam mengembangkan pola pikir untuk mewujudkan SINERGI yang mengandung unsur-unsur yang saling terkait, meliputi:

S menjadi SINKRONISASI dalam SINERGI

I menjadi INTELEKTUAL dalam SINERGI

N menjadi NATURAL dalam SINERGI

E menjadi EKLEKTIS dalam SINERGI

R menjadi RAMUAN dalam SINERGI

G menjadi GAGASAN dalam SINERG

I
menjadi INTUITIF dalam SINERGI

SINERGI mengandung maksud memaksimalkan kemampuan orang, informative , kreatif, dan memanfaatkan kecermelangan otak, maka dapat dirumuskan difinisi SINERGI sebagai berikut:

Wujud SINKRONISASI sebagai media dalam penataan atas pemanfaatan INTELEKTUAL yang bersifat NATURAL dan EKLEKTIS dalam arti memilih dari berbagai sumber yang terbaik dalam membuat berbagai RAMUAN untuk mencetuskan berbagai GAGASAN yang didasarkan atas pemikiran INTUITIF.

1O. BERPIKIR DALAM KERANGKA KAPASITAS

Pada bagian terdahulu telah kita kemukakan bahwa berpikir dalam kerangka KAPASITAS adalah satu pola pendekatan berpikir untuk menerapkan suatu SISTEM dalam usaha meningkatkan performansi, produktivitas, akuntabilitas dan kepemimpinan kolaborasi dalam usaha mewujudkan peremajaan organisasi yang terus menerus agar fleksibel dan mudah dikontrol yang sejalan dari tantangan pada setiap gejolak gelombang perubahan.

Oleh karena itu berpikir dalam kerangka KAPASITAS menunjukkan dalam bentuk berpikir yang metodis artinya berpikir yang disadari, sehingga ia merupakan kerja dari dua unsur organ dalam diri kita yaitu unsur otak dan hati. Otak merupakan alat pikir dan hati merupakan alat menghayati. Dalam istilah sehari-hari kedua unsur tersebut dengan akal.

KAPASITAS sebagai pola pikir yang dirancang sebagai fungsi transformasi untuk melaksanakan perubahan berencana, maka berpikir disini dapat berbentuk, apa yang disebut dengan:

BERPIKIR BIASA, adalah gejala-gejala nafsiah yang terjadinya karena ada kesadaran di dalam diri manusia yang memiliki kemampuan rohaniah untuk membentuk pengetahuan-pengetahuan (data-data).

BERPIKIR LOGIS, adalah proses nalar, menyusun ketahuan-ketahuan yang ada menuju kepada suatu kesimpulan yang korek.

BERPIKIR ILIMIAH, adalah serangkaian aktivitas akal budi (rasio) manusia untuk dapat membeda-bedakan hal-hal yang memang berbeda (realistis) dan menyamakan hal-hal yang sama (objektif) serta mencari nisbah antara kedua hal tersebut mencapai suatu kebenaran.

BERPIKIR FILSAFATI, adalah proses dialektis yang terarah untuk menemukan suatu hakikat kebenaran yang integral dan universal.

BERPIKIR THEOLOGIS, adalah proses belajar untuk mendekati kenyataan apa yang ada disekitar kita dan yang ada pada diri kita sendiri dalam usaha mencapai kepastian (keyakinan) tentang ke Esaan Tuhan.

Berpikir dalam kerangka KAPASITAS akan mendorong kita untuk meningkatkan makna berpikir kedalam satu pola seperti yang kita kemukakan diatas, membuka peluang untuk mengetahui alat-alat berpikir yang kita pergunakan yang paling utama yang disebut sebagai unsur jiwa yaitu KESADARAN, KECERDASAN DAN AKAL, tujuannya agar berpikir dimaksudkan untuk “mengetahui sesuatu yang belum diketahui”.

Dengan memperhatikan hal-hal yang diutarakan diatas, maka berpikir dalam kerangka KAPASITAS dalam usaha membangun dan meningkatkan suatu kebiasaan efektif sebagai pola pikir kedalam pengetahuan, keterampilan dan keinginan dalam menatap abad duapuluh satu sebagai abad baru yang penuh dengan gelombang revolusi ketidakpastian. Bagaimana kita mengelola ketidakpastian yang terus bakal ada dalam masa kini dan masa depan, dimana pelaku ekonomi dan negara menyadari benar bahwa dalam era dunia tanpa batas harus selalu menempatkan daur hidup organisasi kedalam posisi yang prima. Menempatkan daur hidup organisasi dalam posisi prima, maka diperlukan satu cara yang kita sebut dengan KAPASITAS sebagai model pendekatan.

DIFINISI KAPSITAS DARI HURUF MENJADI KATA BERMAKNA

Dengan memperhatikan huruf-huruf menjadi kata yang bermakna, maka difinisi KAPASITAS disini adalah melaksanakan KOMITMEN untuk membangun ARTI kedalam suatu PROSES yang diawali dengan ANALISA yang mendalam terhadap situasi / data / fakta untuk mewujudkan SUKSES dalam menyelesaikan masalah yang didukung pemahaman INTEGRASI melalui TRANSFORMASI agar ANTAR sebagai tim atau kelompok untuk memanfaatkan SINERGI.

Dengan pemahaman berpikir dalam kerangka KAPASITAS sebagai satu cara untuk mengamati dimensi persfektif, posisi dan performa (kinerja) dalam suatu organisasi kedalam:

a. Pemikiran strategis mengarah pada persfektif yang mencakup budaya, visi, misi, tujuan dan grand strategi.

b. Perencanaan jangka panjang (lima tahun) mengarah pada posisi, mencakup area strategis kunci, analisis isu kritis, visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan anggaran.

c. Perencanaan operasional (satu tahun) mengarah pada performa, menca-kup area hasil kunci, analisis isu kritis, indikator kinerja kunci, sasaran, rencana tindakan, evaluasi.

Dengan kerangka berpikir KAPASITAS diatas, bagaimana kita mengelola DAUR HIDUP ORGANISASI dari posisi pertumbuhan kedalam posisi prima dan menghindari kedalam posisi ketuaan dengan maksud agar selalu siap mengangkat diri yang diserang oleh luapan gelombang perubahan.

Oleh karena itu, organisasi haruslah dilola berdasarkan pengetahuan agar memiliki kemampuan untuk terus menerus meremajakan diri untuk tetap pada posisi daur hidup organisasi yang PRIMA, ini berati memiliki sifat FLEKSIBILITAS DAN KONTROL yang mudah dilaksanakan dalam setiap tuntutan gelombang perubahan.

Bertitik tolak dari pikiran diatas, Pimpinan Puncak memainkan peran utama dalam mengelola ketidakpastian menjadi pasti dalam menghadapi tantangan gelombang perubahan, sehingga berpikir dalam kerangka KAPASITAS, ikut memberikan dayang dorong agar Pimpinan Puncak memiliki keterampilan abad baru yang disebut dengan CREATIVE INSIGHT, SENSIVITY, VISION, VERSATILITY, FOCUS, PATIENCE.

Sejalan dengan apa yang telah kita utarakan diatas, maka KOMITMEN merupakan wujud kita berpikir dan merupakan unsur utama dalam kata (K)APASITAS sebagai suatu pola pikir dalam bersikap dan berperilaku untuk mengarahkan, memotivasi, melatih, mendelegasikan dan memuaskan dengan satu anggapan bahwa “komitmen tidak menjamin keberhasilan tetapi kurangnya komitmen menjamin kegagalan”. Dengan demkian agar organisasi bergerak fleksibel dan mudah dikontrol maka peran Pemimpin Puncak haruslah menunjukkan Kepemimpinan selalu berpikir untuk menyeimbangkan perhatian atas ISU sebagai pusat perhatian dalam kerangka berpikir KAPASITAS:

KAPASITAS INTUITIF R.J. PANJANG R.J. Pendek

ISU-ISU

PERSPEKTIF 1-2-3

POSISI 4-5-6

PERFORMA 7-8-9-10-11

Keterangan Angka:

1. Organisasi berbasis pengetahuan

2. Budaya organisasi berbasis kebiasaan yang efekti

3. Gaya kepemimpinan berbasis paradigma baru

4. Mengelola area kunci berbasis data dan fakta

5. Sistem informasi berbasis teknologi informasi

6. Mengelola perubahan berbasis business proses re-ingeneering

7. R & D berbasis kebutuhan pelanggan lama dan baru

8. Operasi berbasis produkticvitas

9. Pemasaran berbasis kepuasan pembeli

10. Keuangan dan akuntansi berbasis kepentingan stakeholders

11. Sumber daya manusia berbasis kompetensi

Abdul Talib Rachman
http://suaraatr2025.wordpress.com/2007/12/03/makna-huruf-dalam-kapasitas/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar