Senin, 28 Februari 2011
Minggu, 27 Februari 2011
Somaya Abdul Aziz Eddeb - Surat Al Alaq
Surah Al-'Alaq (bahasa Arab:العلق, "Segumpal Darah") adalah surah ke-96 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 19 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Ayat 1 sampai dengan 5 dari surah ini adalah ayat-ayat Al-Quran yang pertama diturunkan, yaitu di waktu Nabi Muhammad bersemedi di gua Hira. Surah ini dinamai Al 'Alaq (segumpal darah), diambil dari perkataan Alaq yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Surat ini dinamai juga dengan Iqra atau Al Qalam.
Pokok-pokok isi
Perintah membaca lingkungan alam semesta untuk menemukan siapa sebenarnya tuhan,
Dalam Surat Al alaq: manusia dijadikan dari segumpal darah; Allah menjadikan kalam sebagai alat mengembangkan pengetahuan; manusia bertindak melampaui batas karena merasa dirinya serba cukup; ancaman Allah terhadap orang-orang kafir yang menghalang-halangi kaum muslimin melaksanakan perintah-Nya.
Surat Al 'Alaq menerangkan bahwa Allah menciptakan manusia dari benda yang hina kemudian memuliakannya dengan mengajar membaca, menulis dan memberinya pengetahuan. Tetapi manusia tidak ingat lagi akan asalnya, karena itu dia tidak mensyukuri nikmat Allah itu, bahkan dia bertindak melampaui batas karena melihat dirinya telah merasa serba cukup.
beautiful recitation - Surat al-Fajr سورة الفجر
Al Fajr
Surat ini terdiri atas 30 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Lail. Nama Al Fajr diambil dari kata Al Fajr yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya fajar.
Pokok-pokok isinya:
Allah bersumpah bahwa azab terhadap orang-orang kafir tidak akan dapat dielakkan; beberapa contoh dari umat-umat yang sudah dibinasa kan; kenikmatan hidup atau bencana yang dialami oleh seseorang bukanlah tanda penghormatan atau penghinaan Allah kepadanya, melainkan cobaan belaka; celaan terhadap orang-orang yang tidak mau memelihara anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin; kecaman terhadap orang yang memakan harta warisan dengan campur aduk dan orang yang amat mencintai harta; malapetaka yang dihadapi orang- orang kafir di hari kiamat; orang-orang yang berjiwa muthmainnah (tenang) mendapat kemuliaan di sisi Allah.
Ahmad Saud - Surah Ahzaab (1-17) Amazing Recitation!
Surat Al Ahzab
Surat Al Ahzab terdiri atas 73 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyah, diturunkan sesudah surat Ali'Imran. Dinamai Al Ahzab yang berarti golongan-golongan yang bersekutu karena dalam surat ini terdapat beberapa ayat, yaitu ayat 9 sampai dengan ayat 27 yang berhubungan dengan peperangan Al Ahzab, yaitu peperangan yang dilancarkan oleh orang-orang Yahudi, kaum munafik dan orang-orang musyrik terhadap orang-orang mukmin di Medinah. Mereka telah mengepung rapat orang- orang mukmin sehingga sebahagian dari mereka telah berputus asa dan menyangka bahwa mereka akan dihancurkan oleh musuh-musuh mereka itu. Ini adalah suatu ujian yang berat dari Allah untuk menguji sampai dimana teguhnya keimanan mereka. Akhirnya Allah mengirimkan bantuan berupa tentara yang tidak kelihatan dan angin topan, sehingga musuh-musuh itu menjadi kacau balau dan melarikan diri.
Pokok-pokok isinya:
1. Keimanan:
Cukuplah Allah saja sebagai Pelindung; taqdir Allah tidak dapat ditolak; Nabi Muhammad s.a.w. adalah contoh dan teladan yang baik; Nabi Muhammad s.a.w. adalah rasul dan nabi yang terakhir; hanya Allah saja yang mengetahui bila terjadinya kiamat.
2. Hukum-hukum:
Hukum zhihar; kedudukan anak angkat; dasar waris mewarisi dalam Islam ialah hubungan nasab (pertalian darah); tidak ada iddah bagi perempuan yang ditalak sebelum dicampuri; hukum-hukum khusus mengenai perkawinan Nabi dan kewajiban istri-istrinya; larangan menyakiti hati Nabi.
3. Kisah-kisah:
Perang Ahzab (Khandaq); kisah Zainab binti Jahsy dengan Zaid; memerangi Bani Quraizhah.
4. Dan lain-lain:
Penyesalan orang-orang kafir di akhirat karena mereka mengingkari Allah dan Rasul-Nya; sifat-sifat orang munafik.
Ahmad Saud - Surah Muzzammil (Amazing Recitation)
Surat Al Muzzammil terdiri atas 20 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Qalam. Dinamai Al Muzzammil (orang yang berselimut) diambil dari perkataan Al Muzzammil yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Yang dimaksud dengan orang yang berkemul ialah Nabi Muhammad s.a.w.
Pokok-pokok isinya:
Petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan oleh Rasullulah s.a.w. untuk menguatkan rohani guna persiapan menerima wahyu, yaitu dengan bangun di malam hari untuk bersembahyang tahajjud, membaca Al Quran dengan tartil; bertasbih dan bertahmid; perintah bersabar terhadap celaan orang-orang yang mendustakan Rasul. Akhirnya kepada umat Islam diperintahkan untuk bersembahyang tahajjud, berjihad di jalan Allah, membaca Al Quran, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, membelanjakan harta di jalan Allah dan memohon ampunan kepada Allah s.w.t.
Jangan Sia-sia kan waktu
Hari berganti hari, waktu terus berputar tanpa henti. Tak terasa sudah banyak hal yang kita lewati dalam kehidupan ini. Usia kita semakin bertambah, dan cepat atau lambat kematian akan datang menjemput untuk memisahkan kita dari kehidupan dunia yang fana ini. Demikianlah, waktu begitu cepat berlalu.
Alangkah beruntung orang-orang yang cerdas memanfaatkan waktunya dalam kehidupan ini, sehingga tidak ada satu saatpun yang berlalu kecuali bernilai pahala dan kebaikan. Sedangkan orang-orang yang tertipu dengan bujuk rayu setan dan hawa nafsu, waktunya habis tanpa arti, bahkan menyeretnya pada dosa dan kemurkaan Allah.
Waktu adalah salah satu karunia termahal yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Dengan waktu yang Allah berikan, manusia punya potensi dan peluang untuk melaksanakan berbagai aktifitas dalam kehidupannya. Dan dengan waktu yang dimiliki, manusia terbagi menjadi dua golongan besar. Satu golongan adalah mereka yang beruntung dan satu golongan yang lain adalah mereka yang merugi. Tentang hal ini Allah telah menjelaskan dalam surat al-`Ashr yang berbunyi: "Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal kebajikan, dan saling berwasiat pada kebenaran dan pada kesabaran." (Al-`Ashr[103]: 1-3).
Ayat diatas juga telah menegaskan kepada kita bahwa nilai waktu bergantung pada sejauh mana setiap individu bisa menggunakannya pada jalan yang Allah ridhai.
Diantara upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan manajemen waktu, yang muncul dari kesadaran akan urgensi waktu dalam kehidupan.
Allah sendiri telah bersumpah dengan waktu dalam banyak ayat dalam al-Qur`an, hal itu menjadi pertanda bahwa betapa mulia dan tinggi nilai waktu di sisi Allah. Jika Allah Swt memberikan kedudukan yang mulia terhadap waktu, maka semestinya setiap muslim juga memuliakan waktu.
Waktu adalah kehidupan. Tanpa waktu seorang muslim tidak dapat hidup dan mengabdi pada Allah. Dan menyia-nyiakan waktu berarti mengantarkan diri kepada kemurkaan Allah Swt.
Seringkali terjadi diantara kita timbul rasa penyesalan karena telah terlewat darinya kesempatan berharga, disebabkan menyia-nyiakan waktu yang ada. Begitulah sifat kebanyakan manusia, apa yang ada dan dimiliki jarang disyukuri, namun setelah tidak ada sering disesalkan.
Seperti kata pepatah, "Kesehatan adalah mahkota yang bertengger diatas kepala orang-orang sehat, tapi mahkota itu tidak kelihatan kecuali oleh orang-orang yang sakit."
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Barzah bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari kiamat sebelum ditanya tentang 4 perkara : Tentang umurnya untuk apa ia habiskan, masa mudanya untuk apa ia gunakan, hartanya dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan, dan ilmunya, apa yang diamalkannya." (HR. Tirmidzi)
Imam Hasan Albashri berkata, "Wahai anak Adam! Sesungguhnya kamu hanyalah kumpulan dari beberapa hari, bila berlalu satu hari maka berlalulah sebagian darimu. Dan bila sebagian sudah berlalu, maka dekat sekali akan berlalu semuanya."
Satu jam waktu bisa bernilai kebaikan dan berbuah pahala, begitu juga sebaliknya, satu jam bisa menjadi keburukan dan mengundang kemurkaan Allah. Satu jam yang digunakan seseorang untuk membaca al-Qur`an, membaca buku, menghadiri majlis ilmu, menghafal pelajaran, bersilaturahmi, berdakwah, dan amal kebaikan lainnya akan berbeda dengan satu jam yang digunakan untuk main game, mengghibah, berjudi, pacaran, dan lainnya. Memang, setiap orang punya kebebasan untuk menghabiskan waktu sesuai keinginannya, tapi harus diingat setiap orang akan diminta pertanggungjawaban di hadapan Allah terhadap waktu yang telah ia habiskan tersebut di akhirat nanti.
Sebagai seorang musafir di dunia ini, perlu kiranya kita berhenti sejenak melakukan muhasabah diri. Membuka kembali lembaran-lembaran lama yang tersimpan dalam memori kita. Apa sebenarnya yang ingin kita cari di dunia ini? Apa sebenarnya yang ingin kita dapatkan di dunia ini? Apa sebenarnya niat yang telah membuat kita berani melangkahkan kaki untuk melakukan sebuah pekerjaan di dunia ini? Sehingga kita rela menanggung susah, bahkan berpisah dengan orang tua, dengan orang-orang yang kita cintai, kita rela meninggalkan kampung halaman untuk mencapai sebuah cita-cita dan impian itu?
Kita juga harus membuka file-file perjalanan hari-hari yang telah kita lalui selama ini. Apakah ia sesuai dengan tujuan kita diciptakan Allah? Apakah ia berjalan sebagaimana yang kita rencanakan? Ataukah ia sudah banyak melenceng dari rencana awal?
Kita juga perlu mengetahui, apakah selama ini yang menjadi kelemahan kita? Apa yang selama ini membuat kita tidak sanggup mencapai puncak prestasi? Apakah yang selama ini menjadi rintangan yang selalu menghalangi jalan yang kita tempuh? Apakah potensi yang kita miliki untuk menutupi kekurangan tersebut dan apakah peluang yang nampak di hadapan dan di sekitar kita sehingga segala rintangan dan kendala dapat kita singkirkan?
Kenapa kita perlu berhenti sejenak? Agar kita dapat memperbaiki kesalahan yang terjadi, agar kita bisa menyempurnakan kekurangan yang kita miliki, agar kita bisa menyusun langkah yang lebih baik, dan agar lebih mematangkan persiapan untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya.
Setiap orang diberi porsi waktu yang sama setiap hari, yaitu 24 jam. Dalam 24 jam tersebut ada orang bisa menyelesaikan 10 pekerjaan. Ada yang bisa menyelesaikan 8 pekerjaan. Ada yang bisa menyelesaikan 5 pekerjaan, ada yang bisa 3 pekerjaan, ada yang hanya bisa 1 pekerjaan, dan ada yang tidak bisa melakukan apapun. Jadi, apa yang membedakan kita dengan orang lain?
Semuanya kembali pada diri kita masing-masing, apabila kita ingin sukses di dunia dan akhirat, maka manajemen waktu adalah diantara solusi tepat yang bisa kita tempuh.
Dalam hal ini penulis hanya memberi kata pengantar tentang manajemen waktu, untuk lebih mendalam dan matang Anda bisa membaca berbagai buku yang membahas tentang manajemen waktu. Wallahu a`lam bish-showab.
Semoga bermanfaat.
Salam hangat dari Kairo,
marif_assalman@yahoo.co
www.marifassalman.multiply.com
Alangkah beruntung orang-orang yang cerdas memanfaatkan waktunya dalam kehidupan ini, sehingga tidak ada satu saatpun yang berlalu kecuali bernilai pahala dan kebaikan. Sedangkan orang-orang yang tertipu dengan bujuk rayu setan dan hawa nafsu, waktunya habis tanpa arti, bahkan menyeretnya pada dosa dan kemurkaan Allah.
Waktu adalah salah satu karunia termahal yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Dengan waktu yang Allah berikan, manusia punya potensi dan peluang untuk melaksanakan berbagai aktifitas dalam kehidupannya. Dan dengan waktu yang dimiliki, manusia terbagi menjadi dua golongan besar. Satu golongan adalah mereka yang beruntung dan satu golongan yang lain adalah mereka yang merugi. Tentang hal ini Allah telah menjelaskan dalam surat al-`Ashr yang berbunyi: "Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal kebajikan, dan saling berwasiat pada kebenaran dan pada kesabaran." (Al-`Ashr[103]: 1-3).
Ayat diatas juga telah menegaskan kepada kita bahwa nilai waktu bergantung pada sejauh mana setiap individu bisa menggunakannya pada jalan yang Allah ridhai.
Diantara upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan manajemen waktu, yang muncul dari kesadaran akan urgensi waktu dalam kehidupan.
Allah sendiri telah bersumpah dengan waktu dalam banyak ayat dalam al-Qur`an, hal itu menjadi pertanda bahwa betapa mulia dan tinggi nilai waktu di sisi Allah. Jika Allah Swt memberikan kedudukan yang mulia terhadap waktu, maka semestinya setiap muslim juga memuliakan waktu.
Waktu adalah kehidupan. Tanpa waktu seorang muslim tidak dapat hidup dan mengabdi pada Allah. Dan menyia-nyiakan waktu berarti mengantarkan diri kepada kemurkaan Allah Swt.
Seringkali terjadi diantara kita timbul rasa penyesalan karena telah terlewat darinya kesempatan berharga, disebabkan menyia-nyiakan waktu yang ada. Begitulah sifat kebanyakan manusia, apa yang ada dan dimiliki jarang disyukuri, namun setelah tidak ada sering disesalkan.
Seperti kata pepatah, "Kesehatan adalah mahkota yang bertengger diatas kepala orang-orang sehat, tapi mahkota itu tidak kelihatan kecuali oleh orang-orang yang sakit."
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Barzah bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari kiamat sebelum ditanya tentang 4 perkara : Tentang umurnya untuk apa ia habiskan, masa mudanya untuk apa ia gunakan, hartanya dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan, dan ilmunya, apa yang diamalkannya." (HR. Tirmidzi)
Imam Hasan Albashri berkata, "Wahai anak Adam! Sesungguhnya kamu hanyalah kumpulan dari beberapa hari, bila berlalu satu hari maka berlalulah sebagian darimu. Dan bila sebagian sudah berlalu, maka dekat sekali akan berlalu semuanya."
Satu jam waktu bisa bernilai kebaikan dan berbuah pahala, begitu juga sebaliknya, satu jam bisa menjadi keburukan dan mengundang kemurkaan Allah. Satu jam yang digunakan seseorang untuk membaca al-Qur`an, membaca buku, menghadiri majlis ilmu, menghafal pelajaran, bersilaturahmi, berdakwah, dan amal kebaikan lainnya akan berbeda dengan satu jam yang digunakan untuk main game, mengghibah, berjudi, pacaran, dan lainnya. Memang, setiap orang punya kebebasan untuk menghabiskan waktu sesuai keinginannya, tapi harus diingat setiap orang akan diminta pertanggungjawaban di hadapan Allah terhadap waktu yang telah ia habiskan tersebut di akhirat nanti.
Sebagai seorang musafir di dunia ini, perlu kiranya kita berhenti sejenak melakukan muhasabah diri. Membuka kembali lembaran-lembaran lama yang tersimpan dalam memori kita. Apa sebenarnya yang ingin kita cari di dunia ini? Apa sebenarnya yang ingin kita dapatkan di dunia ini? Apa sebenarnya niat yang telah membuat kita berani melangkahkan kaki untuk melakukan sebuah pekerjaan di dunia ini? Sehingga kita rela menanggung susah, bahkan berpisah dengan orang tua, dengan orang-orang yang kita cintai, kita rela meninggalkan kampung halaman untuk mencapai sebuah cita-cita dan impian itu?
Kita juga harus membuka file-file perjalanan hari-hari yang telah kita lalui selama ini. Apakah ia sesuai dengan tujuan kita diciptakan Allah? Apakah ia berjalan sebagaimana yang kita rencanakan? Ataukah ia sudah banyak melenceng dari rencana awal?
Kita juga perlu mengetahui, apakah selama ini yang menjadi kelemahan kita? Apa yang selama ini membuat kita tidak sanggup mencapai puncak prestasi? Apakah yang selama ini menjadi rintangan yang selalu menghalangi jalan yang kita tempuh? Apakah potensi yang kita miliki untuk menutupi kekurangan tersebut dan apakah peluang yang nampak di hadapan dan di sekitar kita sehingga segala rintangan dan kendala dapat kita singkirkan?
Kenapa kita perlu berhenti sejenak? Agar kita dapat memperbaiki kesalahan yang terjadi, agar kita bisa menyempurnakan kekurangan yang kita miliki, agar kita bisa menyusun langkah yang lebih baik, dan agar lebih mematangkan persiapan untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya.
Setiap orang diberi porsi waktu yang sama setiap hari, yaitu 24 jam. Dalam 24 jam tersebut ada orang bisa menyelesaikan 10 pekerjaan. Ada yang bisa menyelesaikan 8 pekerjaan. Ada yang bisa menyelesaikan 5 pekerjaan, ada yang bisa 3 pekerjaan, ada yang hanya bisa 1 pekerjaan, dan ada yang tidak bisa melakukan apapun. Jadi, apa yang membedakan kita dengan orang lain?
Semuanya kembali pada diri kita masing-masing, apabila kita ingin sukses di dunia dan akhirat, maka manajemen waktu adalah diantara solusi tepat yang bisa kita tempuh.
Dalam hal ini penulis hanya memberi kata pengantar tentang manajemen waktu, untuk lebih mendalam dan matang Anda bisa membaca berbagai buku yang membahas tentang manajemen waktu. Wallahu a`lam bish-showab.
Semoga bermanfaat.
Salam hangat dari Kairo,
marif_assalman@yahoo.co
www.marifassalman.multiply.com
Adab Terhadap Allah SWT
Allah SWT, telah menciptakan kita sebagai makhluk yang paling sempurna, melebihkan kita atas kebanyakan makhluk-Nya, memberi kita rizki dari yang baik-baik, dan tidak pernah putus mencurahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, selalu menebarkan sifat Rahman dan Rahim-Nya kepada seluruh makhluk.
Sebagai salah satu ciptaan-Nya, merupakan hal yang semestinya bagi kita melaksanakan kewajiban-kewajiban, hak-hak, dan adab-adab kepada Allah SWT. Maka, diantara kewajiban-kewajiban dan hak-hak itu adalah sebagai berikut: Pertama, beribadah dan tidak menyekutukan-Nya."Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS Adz-Dzariyat:56).
Firman Allah tersebut menggariskan misi hidup manusia dengan tegas, yakni ibadah. Substansinya, seluruh gerak langkah, desah nafas, dan aliran darah manusia tidak boleh keluar dari kerangka pengabdian (ibadah) kepada Allah SWT.
Dengan demikian, ibadah seharusnya menjadi aktivitas keseharian kita sebagai makhluk-Nya selama dua puluh empat jam. Lalai terhadap hal ini berarti penyia-nyiaan kita akan salah satu hak-hak Allah SWT dari makhluk-Nya dan penyia-nyiaan terhadap kesempatan hidup yang akan menjadi penyesalan paling dalam di hari akhir
(QS Az-Zumar:56).
Beribadah kepada Allah SWT, selain disertai dengan niat ikhlas, juga menjauhkan diri dari menyekutukan-Nya. "Dari Ibnu Mas'ud RA, berkata: aku bertanya kepada Rasulullah SAW: "Dosa apakah yang paling besar? Rasul menjawab: Engkau membuat sekutu bagi Allah padahal Dia-lah yang menjadikanmu." (HR Bukhari, 4:303).
Setiap Rasul di utus pada tiap-tiap ummat untuk menyerukan,"Sembahlah Allah dan jauhi Thagut". Hadits di atas menunjukan salah satu tugas Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya, bahwa salah satu adab kita kepada Allah SWT adalah beribadah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Termasuk dosa besar apabila kita menduakan Allah SWT dengan harta, jabatan, kedudukan, maupun dengan keyakinan-keyakinan lainnya yang menyimpang.
Dalam salah satu haditsnya yang lain, Rasulullah SAW bersabda: "Jauhilah oleh kalian tujuh perbuatan maksiat. Ditanyakan: Wahai Rasulullah! Apa tujuh perbuatan itu? Rasul menjawab: Menyekutukan Allah dan sihir.....". (HR Muslim, 1:51).
Kedua, bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya adalah merupakan kewajiban kita dan hak Allah SWT atas hamba-Nya. "Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah diantara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah." (QS Al-Baqarah:172).
Betapa besar karunia yang Allah berikan kepada kita, udara segar yang kita hirup setiap hari, cahaya matahari yang selalu menghangatkan tubuh kita, berbagai jenis makananan dan tumbuh-tumbuhan, air jernih sebagai sumber kehidupan, hidup sehat, harta dan kedudukan yang kita miliki, semuanya adalah nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita sebagai makhluk-Nya. Tidak akan pernah terhitung berapa banyak nikmat yang Allah berikan, sekalipun lautan dijadikan tinta, pohon-pohon dijadikan pensilnya. Tapi, mengapa kita tidak pernah bersyukur atas segala pemberian-Nya?. "....bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kalian mengingkari (nikmat-Ku)." (QS Al-Baqarah:152).
Bentuk pengingkaran kita atas nikmat Allah SWT adalah bersikap kufur dan seolah-olah segala yang kita miliki mutlak hasil jerih payah kita dengan mengenyampingkan eksistensi Allah SWT sebagai pemberi rizki. Bukankah ketika kita bersyukur, Allah SWT akan menambah nikmat-Nya dan ketika kita kufur, Allah SWT telah menyediakan siksa yang sangat pedih?.
Oleh sebab itu, sebagai salah satu wujud adab kita kepada Allah SWT, adalah bersyukur dan mensyukuri segala pemberian nikmat dan karunia-Nya dan buang jauh-jauh segala sifat Qorunisme yang melekat pada diri kita.
Ketiga, bertaubat, istighfar dan sadar banyak berbuat dosa adalah adab kita kepada Allah SWT. "Katakanlah; Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengampuni lagi Maha Penyayang".(QS. Az-Zumar:53).
Dalam mengarungi kehidupan, ketika derajat keimanan "yaziid" (bertambah) manusia akan ingat dan ta'at kepada Allah SWT. Tapi, ketika derajat keimanan "yanqus" (berkurang) adakalanya manusia terjerambab dalam perbuatan dosa dan maksiat. Ketika dalam kondisi seperti itu, bersegeralah bertaubat dan memohon ampun kepada-Nya. "Tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya (hari kiamat). Maka ia (Abu Hurairah) menceritakan hadits dan diantaranya: Seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sepi sampai mencucurkan air mata". (HR. Bukhari-Muslim).
Seberat dan sebesar apapun dosa kita, Allah SWT akan mencurahkan kasih sayang-Nya dengan mengampuni hamba-hamba-Nya yang jatuh dalam kubangan dosa. "Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubatlah kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian) niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai waktu yang ditentukan........" (QS Hud:3).
Saat ini, kita masih diberi kesempatan untuk menikmati hidup, janganlah sia-siakan hidup ini, janganlah memandang remeh akan perbuatan dosa. Sebab dosa, adalah penyebab kita akan mendapatkan murka dan siksa Allah SWT. "Bagi orang mukmin melihat dosa-dosanya itu seolah-olah ia duduk di bawah gunung dimana ia merasa takut gunung itu akan menimpanya, sedangkan bagi orang fajir, melihat dosa-dosanya itu bagaikan lalat yang lewat di atas hidungnya".(HR Bukhari 4:99).
Selagi nafas masih ada, selagi malaikat Izrail belum mencabut nyawa, hiasi hari-hari kita dengan senantiasa beribadah dan beristighfar kepada Allah SWT, atas segala perbuatan dosa kita. "Demi Allah! sesungguhnya aku (Muhammad) beristighfar (minta ampun) kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali." (HR Bukhari).
Itulah diantaranya kewajiban, hak-hak, dan adab kita sebagai makhluk kepada Allah SWT. Semoga dalam keseharian kita selalu beribadah kepada-Nya tanpa disertai kemusyrikan, mensyukuri segala nikmat-Nya, dan senantiasa bertaubat dan beristighfar (memohon ampun) atas dosa-dosa kita. Aamiin.
Oleh: Asep Irmansyah SThI
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/11/02/27/166422-hikmah-adab-terhadap-allah-swt
Sabtu, 26 Februari 2011
Heraklius, Sang Kaisar Romawi Yang Tertunduk Di Depan Islam faanzirtasdiqunnas
Islam, sejak dikumandangkan pertama kali oleh Rasulullah, pelan tapi pasti kian berkembang dan diakui.
Untuk memperluas dakwah Islamiyah, Rasulullah SAW mengirim surat ke beberapa raja Arab dan non-Arab.
Di antara raja yang mendapat seruan secara tulisan itu adalah Heraklius, kaisar Romawi. Untuk mengemban amanat ini, beliau mengutus Dhihya bin Khalifah Al-Kalabi.
Setelah melakukan perjalanan cukup panjang akhirnya Dhihya tiba di istana raja Romawi. Surat Rasulullah langsung dibaca oleh salah seorang staf Heraklius.
“Dari Muhammad utusan Allah, kepada Heraklius, Pembesar Romawi…”
Mendengar bunyi awal surat itu, keponakan pembesar Romawi langsung marah, lalu berseru, “Surat ini tidak boleh dibaca sekarang.!”
“Kenapa?” tanya Kaisar.
“Dia memulai dengan namanya dulu sebelum engkau. Kemudian dia memanggilmu dengan pembesar Romawi, bukan Maharaja Romawi.”
“Tidak!” sambut Kaisar, “Biar surat ini dibaca untuk diketahui isinya.”
Surat Nabi SAW itu terus dibacakan hingga selesai. Setelah semua pengiring Kaisar keluar dari majelisnya, Dhihya dipanggil untuk masuk. Bersamaan dengan itu dipanggillah seorang uskup yang mengetahui seluk beluk agama mereka. Kaisar lalu memberitahu uskup itu dan dibacakan sekali lagi surat itu kepadanya.
“Inilah yang selalu kita tunggu-tunggu, dan Nabi kita, Isa sendiri telah memberitahukan kita sejak lama!” jawab sang uskup.
“Apa pendapatmu yang harus aku perbuat?” tanya Kaisar kepada uskup.
“Kalau engkau tanya pendapatku, aku tentu akan mempercayainya dan akan mengikuti ajarannya,” jawab uskup dengan jujur.
“Tetapi aku jadi serba salah,” kata Kaisar,
“Jika aku ikut nasihatmu, akan hilanglah kerajaanku!”
Sementara Dhihya diperbolehkan meninggalkan tempat itu, raja Romawi terus bertukar pendapat dengan sang uskup. Kebetulan, waktu itu, Abu Sufyan bin Harb sedang berada di Romawi. Kala itu ia belum masuk islam. Ia dipanggil oleh Kaisar untuk dimintai keterangan tentang Muhammad SAW.
“Coba engkau beritahu kami tentang orang yang mengaku Nabi di negerimu itu!” tanya Kaisar.
“Dia seorang anak muda,” jawab Abu Sufyan.
“Bagaimana kedudukannya dalam pandangan masyarakatmu?”
“Tidak ada yang melebihi kedudukan dan keturunannya,” jawab Abu Sufyan jujur.
“Ini tentulah tanda-tanda kenabian,” Kaisar berbisik-bisik kepada orang-orang di sampingnya.
“Bagaimana bicaranya, apakah dia selalu berkata benar?”
“Betul,” jawab Abu Sufyan, “Dia memang tidak pernah berkata dusta.”
“Ini lagi satu tanda-tanda kenabian!”
Kaisar terus berbisik-bisik kepada orang-orang yang mengiringnya itu. “Baiklah,” kata Kaisar lagi. “Adakah di antara pengikutnya yang meninggalkan agama nenek moyangmu, kembali ke agama mereka lagi?”
“Tidak,” jawab Abu Sufyan.
“Ini lagi satu tanda-tanda kenabian!” kata Kaisar pula. “Apakah terjadi peperangan di antara kamu dengannya?”
“Ya,” jawab Abu Sufyan.
“Siapa yang selalu menang?”
“Kadang-kadang dia menang, kadang-kadang kami mengalahkannya,” jelas Abu Sufyan.
“Ini lagi satu tanda-tanda kenabian,” kata Kaisar Romawi itu.
Beberapa saat kemudian Dhihya Al-Kalbi dipanggil oleh Kaisar Romawi, seraya berkata, “Sampaikanlah berita kepada pembesarmu itu, bahwa aku tahu dia memang benar Nabi, tetapi apa daya, aku tak dapat berbuat apa-apa. Aku tak mau ditumbangkan dari kerajaanku.”
Adapun sang uskup itu yang biasanya selalu datang ke gerejanya setiap hari Ahad untuk menyampaikan ajaran Nasrani, sejak pertemuan itu, terus berdiam di rumahnya. Lantaran kecewa karena sang uskup tidak datang ke gereja, orang-orang pun berdatangan ke rumahnya.
Kepada mereka, sang uskup mengatakan dirinya sedang sakit. Kejadian itu berlangsung berkali-kali, sehingga orang-orang mencurigainya. Mereka lalu mengirim utusan kepada sang uskup dan memberinya peringatan. Jika ia tak mau datang lagi ke gereja, mereka akan datang beramai-ramai ke rumahnya dan akan membunuhnya.
Menurut orang-orang itu, sejak kedatangan Dhihya, sikap uskup banyak berubah. Sang uskup segera memanggil Dhihya, dan menyampaikan sepucuk surat. “Ini suratku, ambillah dan serahkan kepada pembesarmu itu,” pesan uskup itu dengan hati yang tidak tenang. “Sampaikan salamku kepadanya, dan beritahukan bahwa aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah, dan bahwasanya Muhammad itu adalah utusan Allah. Katakan juga, bahwa aku beriman kepadanya, mempercayainya, dan menjadi pengikutnya. Dan kaumku telah mengingkari semua kata-kata dan nasihatku. Ceritakan juga apa yang engkau saksikan ini,” pesan uskup. Sejak saat itu sang uskup tidak datang lagi ke gereja. Sampai akhirnya ia dibunuh.
Sementara itu, sebenarnya Heraklius sudah meyakini kebenaran ajaran Islam. Namun, seperti yang ia katakan, ia malu untuk meninggalkan agama Nasrani. Apalagi kedudukannya sebagai raja. Tidak mungkin tunduk begitu saja kepada ajaran Dhihya yang menurut mereka orang Badui. Ia segera menyuruh salah seorang utusan membawa suratnya kepada Rasulullah.
“Bawalah suratku ini kepada orang yang mengaku Nabi itu,” kata Heraklius. “Tetapi dengar baik-baik apa yang dikatakannya dan ingat tiga hal berikut ini. Pertama, apa komentarnya ketika membaca suratku. Kedua, apakah dia akan menyebut perkataan ‘malam’, atau tidak? Ketiga, usahakan sampai engkau dapat melihat di belakang tubuhnya. Adakah suatu tanda yang menarik perhatianmu? Ingat baik-baik tiga perkara ini. Beritahu aku apa yang engkau lihat!” pesan Heraklius dengan hati-hati. Utusan itu berangkat membawa surat Heraklius, hingga tiba di Tabuk. Di situ dia bertanya kepada para sahabat Rasulullah, “Di mana ketua kamu, yang dikatakan Nabi itu?” tanyanya.
“Di sana. Yang sedang duduk dikelilingi orang,” jawab salah seorang dari mereka.
Saat itu Nabi SAW sedang duduk di tepian telaga kecil bersama beberapa sahabatnya. Utusan itu pun maju ke dapan, menyerahkan surat Heraklius kepada Rasulullah.
“Dari mana engkau?” tanya Rasulullah.
“Aku orang Tarukh,” jawab utusan itu.
“Maukah engkau kembali kepada agama yang suci dari kepercayaan nenek moyang kamu Ibrahim?” tanya Nabi SAW.
“Aku ini utusan sebuah negara dan menganut agama negara itu. Tidaklah wajar aku mengubah agamaku sehingga aku kembali kepada mereka lebih dulu,” jawabnya jujur.
“Hai saudara dari Tarukh,” tiba-tiba Nabi SAW berseru, “Aku telah menulis surat kepada Kisra (pembesar Persia), lalu suratku dikoyak-koyaknya, kelak Allah akan mengoyak-ngoyakkannya dan kerajaannya. Dan aku menulis surat kepada pembesarmu, dia masih ragu.”
Mendengar ucapan tersebut sang utusan berkata dalam hati, “Nah, salah satu dari tiga yang dipesan oleh Heraklius supaya aku ingat baik-baik.” Dia pun mengeluarkan sarung isi panahnya dan mencatat apa yang disampaikan Nabi.
Rasulullah menyerahkan surat Heraklius itu kepada seorang yang duduk di kirinya, yaitu Muawiyah untuk membacanya. Dalam suratnya Heraklius menyebut-nyebut surga yang luasnya seluas langit dan bumi, disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.
“Di manakah letaknya neraka, wahai Rasulullah?” salah seorang sahabat tiba-tiba bertanya.
“Subhanallah! Ajaib sekali pertanyaan ini,” ujar Nabi SAW, “Jadi di manakah malam jika datang siang?” tanya beliau.
Utusan itu pun segera mencatat apa yang dikatakan Nabi. Beliau menyebutkan kata malam yang mesti disampaikan kepada Heraklius. Setelah membaca surat Heraklius Rasulullah bersabda, “Engkau patut diberi hadiah karena engkau utusan kepada kami. Seandainya kami mempunyai sesuatu yang berharga, tentu akan kami berikan kepadamu. Akan tetapi kami adalah musafir yang mempunyai perbekalan terbatas.”
Tiba-tiba terdengar suara dari belakang Rasulullah, “Aku yang akan memberinya hadiah jika engkau perkenankan, ya Rasulullah!” Sahabat yang tak lain Utsman adanya segera mengeluarkan seperangkat pakaian kepada utusan itu.
“Siapakah yang bersedia menerima orang ini sebagai tamunya?” tanya Rasulullah lagi.
“Saya!” jawab seorang pemuda Anshar lalu bangkit mengajak utusan itu pergi. Ketika ia akan meninggalkan tempat itu, Rasulullah memanggilnya, “Hai Saudara dari Tarukh!”
Utusan itu segera mendekat, berdiri di sisi Rasulullah. Beliau lalu menarik pakaiannya sehingga terbuka bagian belakangnya, sambil berkata, “Tunaikanlah tugasmu dengan baik, sebagaimana yang disuruh oleh tuanmu!” Saat itulah utusan itu bisa melihat dengan jelas tanda di belakang badan Rasulullah, yaitu semacam cap (khatamun-nubuwah)
Jumat, 25 Februari 2011
Manfa'at Buah Pepaya
Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Mexsiko dan Coasta Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik di daeah tropis maupun sub tropis. di daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai 1000 m dpl). Buah pepaya bermanfaat merupakan buah meja bermutu dan bergizi yang tinggi.
Pepaya kaya akan vitamin C dan merupakan sumber antioksidan yang baik. Kandungan serat di dalamnya juga halus, sehingga baik dikonsumsi oleh kalangan balita sampai usia lanjut. Pohon pepaya aslinya berasal dari Meksiko Selatan. Tingginya dapat mencapai ±10 meter dan buahnya dapat dinikmati kapan saja. Tanaman pepaya kini telah meluas, khususnya di negara tropis.
Nama latinnya Carica papaya. Masyarakat Australia menyebutnya Paw paw. Dan orang Indonesia mengenalnya dengan nama pepaya. Buah ini tersohor sebagai tanaman obat di berbagai belahan dunia. Khasiatnya bisa dipetik dari hampir seluruh bagian tanaman, namun buahnyalah yang paling sering digunakan karena mudah didapat dan lezat.
Dalam pengobatan tradisional Cina, pepaya dikenal dapat mengatasi gangguan pencernaan. Buah yang tak mengenal musim ini dapat menghilangkan cacing usus. Pepaya masak dapat digunakan untuk penyembuhan disentri, rematik dan yang bermasalah dengan produksi lendir.
Yayasan Kanker Internasional pada tahun 1997 melaporkan tentang manfaat vitamin C dan karoten, yang banyak terdapat dalam pepaya, untuk membantu mencegah kanker. Muncul anjuran diet makanan yang mengandung vitamin C dan karotenoid untuk mencegah kanker paru-paru. Cara ini juga kemungkinan dapat melawan kanker kolon, pankreas, kandung kemih dan payudara, serta mengurangi radikal bebas yang merupakan pencetus kanker.
Berikut beberapa manfaat buah pepaya untuk kesehatan tubuh kita :
• Buah pepaya mengandung berbagai jenis enzim, vitamin dan mineral. Malah kandungan vitamin A-nya lebih banyak daripada wortel, dan vitamin C-nya lebih tinggi daripada jeruk. Kaya pula dengan vitamin B kompleks dan vitamin E.
• Buah pepaya mengandung enzim papain. Enzim ini sangat aktif dan memiliki kemampuan mempercepat proses pencernaan protein. Mencerna protein merupakan problem utama yang umumnya dihadapi banyak orang dalam pola makan sehari-hari. Tubuh mempunyai keterbatasan dalam mencerba protein yang disebabkan kurangnya pengeluaran asam hidroklorat di lambung.
• Kadar protein dalam buah pepaya tidak terlalu tinggi, hanya 4-6 gram per kilogram berat buah. Tapi julah yang sedikit ini hampir seluruhnya dapat dicerna dan diserap tubuh. Ini disebabkan enzim papain dalam buah pepaya mampu mencerna zat sebanyak 35 kali lebih besar dari ukurannya sendiri. Daya cerna terhadap protein ini mengingatkan kita untuk lebih cermat memilih makanan, Bahwa makanan yang mengandung protein tinggi belum tenti bisa bermanfaat bagi tubuh. Yang penting adalah mudah atau tidaknya protein itu diserap tubuh.
• Papain bisa memecah protein menjadi arginin. Senyawa arginin merupakan salah satu asam amino esensial yang dalam kondisi normal tidak bisa diproduksi tubuh dan biasa diperoleh melalui makanan seperti telur dan ragi. Namun bila enzim papain terlibat dalam proses pencerbaan protein, secara alami sebagian protein dapat diubah menjadi arginin. Proses pembentukan arginin dengan papain ini turut mempengaruhi produksi hormon pertumbuhan manusia yang populer dengan sebutan human growth hormone (HSG), sebab arginin merupakan salah satu sarat wajib dalam pembentukan HGH. Nah, HGH inilah yang membantu meningkatkan kesehatan otot dan mengurangi penumpukan lemak di tubuh. Informasi penting lain, uji laboratorium menunjukkan arginin berfungsi menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara.
• Papain juga dapat memecah makanan yang mengandung protein hingga terbentuk berbagai senyawa asam amino yang bersifat autointoxicating atau otomatis menghilangkan terbentuknya substansi yang tidak diinginkan akibat pencernaan yang tidak sempurna. Tekanan darah tinggi, susah buang air besar, radang sendi, epilepsi dan kencing manis merupakan penyakit-penyakit yang muncul karena proses pencernaan makanan yang tidak sempurna. Papain tidak selalu dapat mencegahnya, namun setidaknya dapat meminimalkan efek negatif yang muncul. Yang jelas papain dapat membantu mewujudkan proses pencenaan makanan yang lebih baik.
• Papain berfungsi membantu pengaturan asam amino dan membantu mengeluarkan racun tubuh. Dengan cara ini sistem kekebalan tubuh dapat ditingkatkan.
• Pepaya juga dapat mempercepat pencernaan karbohidrat dan lemak. Enzim papain mampu memecah serat-serat daging, sehingga daging lebih mudah dicerna. Tidak heran bila pepaya sering dijadikan bahan pengempuk daging, terutama untuk pembuatan sate atau masakan semur.
• Pepaya memiliki sifat antiseptik dan membantu mencegah perkembangbiakan bakteri yang merugikan di dalam usus. Pepaya membantu menormalkan pH usus sehingga keadaan flora usus pun menjadi normal.
• Papain terbentuk di seluruh bagian buah, baik kulit, daging buah, maupun bijinya. Jadi sebaiknya pepaya dimanfaatkan secara seutuhnya. Malah, bagi mereka yang mengalami masalah pencernaan, disarankan untuk mengonsumsi buah pepaya beserta bijinya.
• Buah yang masih mengkal atau separuh matang memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dari buah matang. Namun wanita yang ingin memiliki anak atau sedang hamil dilarang mengonsumsinya, karena buah mentah dan mengkal mempunyai efek menggugurkan kandungan. Karena efek yang satu ini, di berbagai negara, seperti Papua Nugini dan Peru, pepaya digunakan sebagai alat kontrasepsi. Saran untuk wanita hamil, bila ingin mendapatkan khasiat pepaya, makanlah buah yang sudah matang saja.
Nah, diatas adalah beberapa manfaat pepaya bagi kesehatan tubuh kita, diharapkan setelah membaca artikel ini semakin banyak orang akan mengkonsumsi buah manis yang satu ini, dan bagi anda yang sudah menjadi pepayaholic, saya harap anda semakin cinta dengan buah pepaya
Source ; dari berbagai sumber
Informasi seputar List Management milis itb77@bhaktiganesha.or.id
Bounce/Unbounce
Milis di set jika member bounce kumulatif 25 kali dalam kurun waktu 1 minggu
maka otomatis list server akan menset ybs menjadi vacation member (hanya bisa
posting, tidak terima distribusi mail dari milis.
Jika hal ini terjadi, untuk kembali menjadi normal member, kirim mail ke
To : listar@bhaktiganesha.or.id
Subject : unset itb77 vacation
Digest
Jika Anda merasa mail traffic dari milis terlalu tinggi, Anda bisa memilih subscribe
dalam mode Digest, y.i. hanya terima 1 mail/hari yg isinya kumulatif posting di hari tsb.
Digest mail tidak menyertakan attachment (lampiran).
Cara mengubah menjadi digest member, mail ke
To : listar@bhaktiganesha.or.id
Subject : set itb77 digest
untuk kembali menjadi normal member, mail ke
To : listar@bhaktiganesha.or.id
Subject : unset itb77 digest
Vacation (cuti)
Jika Anda ingin cuti sementara dari milis (misalkan akan pergi berlibur), kirim mail
To : listar@bhaktiganesha.or.id
Subject : set itb77 vacation
command untuk cuti diatas adalah untuk default/standard cuti 14 hari, jika
ingin cuti lebih lama caranya kirim mail ke
To : listar@bhaktiganesha.or.id
Subject : vacation itb77 X d
dimana X = jumlah hari
d = days
kembali ke normal member, mail ke
To : listar@bhaktiganesha.or.id
Subject : unset itb77 vacation
jika command diatas tidak dikirim, maka setelah X hari (default 14 hari)
membership akan kembali normal (otomatis).
Jika perlu penjelasan lebih lanjut hubungi
List Administrator bhaktiganesha.or.id
Milis di set jika member bounce kumulatif 25 kali dalam kurun waktu 1 minggu
maka otomatis list server akan menset ybs menjadi vacation member (hanya bisa
posting, tidak terima distribusi mail dari milis.
Jika hal ini terjadi, untuk kembali menjadi normal member, kirim mail ke
To : listar@bhaktiganesha.or.id
Subject : unset itb77 vacation
Digest
Jika Anda merasa mail traffic dari milis terlalu tinggi, Anda bisa memilih subscribe
dalam mode Digest, y.i. hanya terima 1 mail/hari yg isinya kumulatif posting di hari tsb.
Digest mail tidak menyertakan attachment (lampiran).
Cara mengubah menjadi digest member, mail ke
To : listar@bhaktiganesha.or.id
Subject : set itb77 digest
untuk kembali menjadi normal member, mail ke
To : listar@bhaktiganesha.or.id
Subject : unset itb77 digest
Vacation (cuti)
Jika Anda ingin cuti sementara dari milis (misalkan akan pergi berlibur), kirim mail
To : listar@bhaktiganesha.or.id
Subject : set itb77 vacation
command untuk cuti diatas adalah untuk default/standard cuti 14 hari, jika
ingin cuti lebih lama caranya kirim mail ke
To : listar@bhaktiganesha.or.id
Subject : vacation itb77 X d
dimana X = jumlah hari
d = days
kembali ke normal member, mail ke
To : listar@bhaktiganesha.or.id
Subject : unset itb77 vacation
jika command diatas tidak dikirim, maka setelah X hari (default 14 hari)
membership akan kembali normal (otomatis).
Jika perlu penjelasan lebih lanjut hubungi
List Administrator bhaktiganesha.or.id
Rendra-ITB, 1977
menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya
mendengar 130 juta rakyat
dan di langit
dua tiga cukung mengangkang
berak di atas kepala mereka
matahari terbit
fajar tiba
dan aku melihat delapan juta kanak – kanak
tanpa pendidikan
aku bertanya
tetapi pertanyaan – pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet
dan papantulis – papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan
delapan juta kanak – kanak
menghadapi satu jalan panjang
tanpa pilihan
tanpa pepohonan
tanpa dangau persinggahan
tanpa ada bayangan ujungnya
……………………..
menghisap udara
yang disemprot deodorant
aku melihat sarjana – sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiunan
dan di langit
para teknokrat berkata :
bahwa bangsa kita adalah malas
bahwa bangsa mesti dibangun
mesti di up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor
gunung – gunung menjulang
langit pesta warna di dalam senjakala
dan aku melihat
protes – protes yang terpendam
terhimpit di bawah tilam
aku bertanya
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair – penyair salon
yang bersajak tentang anggur dan rembulan
sementara ketidak adilan terjadi disampingnya
dan delapan juta kanak – kanak tanpa pendidikan
termangu – mangu di kaki dewi kesenian
bunga – bunga bangsa tahun depan
berkunang – kunang pandang matanya
di bawah iklan berlampu neon
berjuta – juta harapan ibu dan bapak
menjadi gemalau suara yang kacau
menjadi karang di bawah muka samodra
……………………………
kita mesti berhenti membeli rumus – rumus asing
diktat – diktat hanya boleh memberi metode
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan
kita mesti keluar ke jalan raya
keluar ke desa – desa
mencatat sendiri semua gejala
dan menghayati persoalan yang nyata
inilah sajakku
pamplet masa darurat
apakah artinya kesenian
bila terpisah dari derita lingkungan
apakah artinya berpikir
bila terpisah dari masalah kehidupan
RENDRA
( itb bandung – 19 agustus 1977 )
Kebahagiaan itu seperti kupu-kupu.
Semakin kita kejar, semakin dia
berusaha terbang menghindar. Kalau punya pikiran yang tenang, berpikir dan
berkontemplasi dengan baik, biasanya kebahagiaan lebih mudah kita dapatkan.
Mengapa banyak di antara kita merasa
tidak bahagia? Penyebabnya, kita lebih banyak tahu tentang: ”apa yang harus
kita lakukan untuk menjadi orang yang berbahagia” daripada tahu tentang:
”mengapa kita tidak bahagia”.
Perasaan tidak bahagia sebenarnya
adalah penyakit. Hal itu adalah bentuk dari upaya meracuni diri sendiri. Mari
kita rawat penyakit itu dengan cara yang terjangkau. Kita cermati gejala
penyakit tersebut dan kita hancurkan gejala itu.
Di bawah ini terdaftar hal-hal yang
biasanya merupakan gejala yang meracuni kebahagiaan kita beserta antibodi yang
dapat menghancurkan gejala penyakit ketidakbahagiaan kita.
Racun 1 = Menghindar
Gejalanya, lari dari kenyataan,
mengabaikan tanggung jawab, padahal dengan melarikan diri dari kenyataan kita
hanya akan mendapat kebahagiaan semu yang berlangsung sesaat.
Antibodinya : Realitas
Cara : Berhentilah menipu diri. Jangan
terlalu serius dalam menghadapi masalah karena rumah sakit jiwa sudah dipenuhi
pasien yang selalu mengikuti kesedihannya dan merasa lingkungannya menjadi
sumber frustrasi. Jadi, selesaikan setiap masalah yang dihadapi secara tuntas
dan yakinilah bahwa segala sesuatu yang terbaik selalu harus diupayakan dengan
keras.
Racun 2 = Ketakutan
Gejalanya, tidak yakin diri, tegang,
cemas yang antara lain bisa disebabkan kesulitan keuangan, konflik perkawinan,
kesulitan seksual.
Antibodinya : Keberanian.
Cara : Hindari menjadi sosok yang
bergantung pada kecemasan. Ingatlah 99 persen hal yang kita cemaskan tidak
pernah terjadi. Keberanian adalah pertahanan diri paling ampuh. Gunakan
analisis intelektual dan carilah solusi masalah melalui sikap mental yang
benar. Keberanian merupakan proses reedukasi. Jadi, jangan segan mencari
bantuan dari ahlinya, seperti psikiater atau psikolog.
Racun3 = Egoistis
Nyinyir, materialistis, agresif, lebih
suka meminta daripada memberi.
Antibodinya : Bersikap sosial.
Cara : Jangan mengeksploitasi teman.
Kebahagiaan akan diperoleh apabila kita dapat menolong orang lain. Perlu
diketahui orang yang tidak mengharapkan apa pun dari orang lain adalah orang
yang tidak pernah merasa dikecewakan.
Racun 4 = Stagnasi
Gejalanya berhenti di satu fase,
membuat diri kita merasa jenuh, bosan, dan tidak bahagia.
Antibodinya : Ambisi.
Cara: Teruslah bertumbuh, artinya kita
terus berambisi di masa depan kita. Kita akan menemukan kebahagiaan dalam
gairah saat meraih ambisi kita tersebut.
Racun 5 = Rasa rendah diri
Gejala: Kehilangan keyakinan diri dan
kepercayaan diri serta merasa tidak memiliki kemampuan bersaing.
Antibodi: Keyakinan diri.
Cara: Seseorang tidak akan menang bila
sebelum berperang yakin dirinya akan kalah. Bila kita yakin akan kemampuan
kita, sebenarnya kita sudah mendapatkan separuh dari target yang ingin kita
raih. Jadi, sukses berawal pada saat kita yakin bahwa kita mampu mencapainya.
Racun 6 = Narsistik
Gejala: Kompleks superioritas,
terlampau sombong, kebanggaan diri palsu.
Antibodi : Rendah hati.
Cara: Orang yang sombong akan dengan
mudah kehilangan teman, karena tanpa kehadiran teman, kita tidak akan
berbahagia. Hindari sikap ” sok tahu”. Dengan rendah hati, kita akan dengan
sendirinya mau mendengar orang lain sehingga peluang 50 persen sukses sudah
kita raih.
Racun 7 = Mengasihani diri
Gejala: Kebiasaan menarik perhatian,
suasana hati yang dominan, murung, menghunjam diri, merasa menjadi orang
termalang di dunia.
Antibodi : Sublimasi
Cara: Jangan membuat diri menjadi
neurotik, terpaku pada diri sendiri. Lupakan masalah diri dan hindari untuk
berperilaku sentimental dan terobsesi terhadap ketergantungan kepada orang
lain.
Racun 8 = Sikap bermalas-malasan
Gejala: Apatis, jenuh berlanjut,
melamun, dan menghabiskan waktu dengan cara tidak produktif, merasa kesepian.
Antibodi : Kerja
Cara: Buatlah diri kita untuk selalu
mengikuti jadwal kerja yang sudah kita rencanakan sebelumnya dengan cara aktif
bekerja. Hindari kecenderungan untuk membuat keberadaan kita menjadi tidak
berarti dan mengeluh tanpa henti.
Racun 9 = Sikap tidak toleran
Gejala: Pikiran picik, kebencian
rasial yang picik, angkuh, antagonisme terhadap agama tertentu, prasangka
religius.
Antibodi : Kontrol diri
Cara: Tenangkan emosi kita melalui
seni mengontrol diri. Amati mereka secara intelektual. Tingkatkan kadar toleransi
kita. Ingat bahwa dunia diciptakan dan tercipta dari keberagaman kultur dan
agama.
Racun 10 =Kebencian
Gejala: Keinginan balas dendam, kejam,
bengis.
Antibodi : Cinta kasih.
Cara: Hilangkan rasa benci. Belajar
memaafkan dan melupakan. Kebencian merupakan salah satu emosi negatif yang
menjadi dasar dari rasa ketidakbahagiaan. Orang yang memiliki rasa benci
biasanya juga membenci dirinya sendiri karena membenci orang lain. Satu-satunya
yang dapat melenyapkan rasa benci adalah cinta. Cinta kasih merupakan kekuatan
hakiki yang dapat dimiliki setiap orang.
Simpanlah paket tiket ini untuk
melawan perasaan tidak bahagia dan mengaculah pada paket tiket ini saat kita
sedang mengalami rasa depresi dan tidak bahagia. Gunakan sebagai sarana
pertolongan pertama saat kita sedang berada dalam kondisi mental gawat darurat
demi terhindar dari ketidakbahagiaan berlanjut pada masa mendatang.
Source : http://thesocratesmedia.com/tiket-bahagia/
********************
Catatan ;
20 Fakta Tersembunyi Tentang
Kebahagiaan
Para ilmuwan melakukan penelitian
untuk menyelidiki akar dari emosi yang positif ini. Mari kita simak bersama
temuan mereka yang mencengangkan tentang kebahagiaan berikut ini.
1. Meski gen dan latar belakang didikan mempengaruhi 50% sifat bahagia yang dimiliki seseorang, namun keadaan sekitar (lingkungan dan pendapatan) ternyata hanya berpengaruh 10% saja. 40% sisanya dipengaruhi oleh penampilan luar dan aktivitas seseorang, termasuk hubungan, pertemanan, dan pekerjaan; bagaimana ia berhubungan dengan komunitas, serta keterlibatan dalam olahraga dan hobi.
2. Mood yang baik mengeluarkan aroma tersendiri. Para ilmuwan menemukan bahwa kita bisa menilai apakah seseorang sedang dalam keadaan mood/ tidak dari aroma tubuhnya. Dalam sebuah percobaan, beberapa pria dan wanita diminta menonton film yang menyeramkan. Sementara asyik menonton, ketiak mereka diberi semacam bantalan khusus untuk menampung keringat yang dihasilkan. Seminggu kemudian, para peneliti meminta orang lain untuk membedakan aroma mana yang memiliki mood baik dan mana yang ketakutan. Orang tersebut berhasil menebak dengan tingkat ketepatan yang mengejutkan.
3. Orang tua lebih puas dengan kehidupan mereka ketimbang kaum muda. Survei yang diadakan Centre for Disease Control and Prevention menemukan mereka yang berumur 20-24 tahun merasakan kesedihan rata-rata 3,4 hari per bulannya, sementara usia 65-74 tahun hanya 2,3 hari saja.
4. Jika Anda melakukan olahraga 20 menit, 3 kali seminggu, selama 6 bulan, maka perasaan bahagia Anda akan meningkat sebanyak 10-20%.
5. Mereka yang tergolong sangat bahagia ketika dideteksi lewat tes psikolog mengembangkan 50% antibodi lebih banyak daripada mereka yang mendapat vaksin flu.
6. Menurut para peneliti dari The World Database of Happiness dari Erasmus University di Belanda, Denmark merupakan negara paling berbahagia di dunia, diikuti oleh Malta, Switzerland, Iceland, Irlandia, dan Kanada.
7. Dalam klinik-klinik kesehatan di Amerika Serikat, tingkat depresi masyarakat meningkat 3-10 kali lebih banyak dibanding 2 generasi terdahulu.
8. Pendatang atau kaum imigran cenderung dipengaruhi karakter bahagia dari negara tujuan ketimbang negara asal mereka.
9. Pekerja yang lebih kaya cenderung lebih bahagia daripada mereka yang ‘miskin’, namun para peneliti memperkirakan mereka yang berbahagia cenderung memiliki potensi lebih besar untuk menjadi kaya.
10. Penderita stroke atau penyakit mengerikan lainnya memang sangat menderita dalam jangka waktu pendek, sesaat kemudian tingkat bahagia yang mereka rasakan tak jauh beda dari orang sehat rata-rata.
11. Saat menikah, kebahagiaan seseorang membubung tinggi, namun sesaat kemudian kebahagiaan mereka segera kembali ke level ketika sebelum menikah.
12. Kaum wanita cenderung mengalami titik puas terendah pada usia 37, sementara pria baru mengalaminya ketika berumur 42 tahun.
13. Tertawa sampai ‘perut’ sebanyak 100-200 dalam sehari memiliki dampak yang sama dengan olahraga keras, yaitu mampu membakar hingga 500 kalori.
14. Emas tidak menjamin kebahagiaan. Studi yang dilakukan terhadap para atlet Olimpiade menemukan bahwa pemenang medali perunggu lebih bahagia daripada peraih medali perak, dan kadang-kadang malah lebih bahagia daripada peraih medali emas. Menurut tim psikolog asal Australia, Graham Winters, adalah lebih membahagiakan menjadi juara ketiga di saat Anda tak menduganya dibanding mendapatkan keistimewaan sebagai yang pertama.
15. Professor Michael Argyle yang banyak memimpin studi tentang kebahagiaan, mendapati bahwa di antara aneka kegiatan yang bisa membuat orang bahagia, seperti olahraga dan musik, yang paling berpengaruh adalah menari. Hal ini dikarenakan menari atau berdansa melibatkan olahraga, musik, komunitas, sentuhan, dan aturan, yang meningkatkan kebahagiaan secara drastis.
16. Beberapa studi menunjukkan hewan peliharaan bisa mengurangi tekanan darah dan stres, serta mendongkrak kesehatan dan kebahagiaan.
17. Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, sisa kekayaan hanya memiliki sedikit efek (atau tidak sama sekali) terhadap kepuasan atau kebahagiaan seseorang.
18. Seseorang yang memiliki hubungan stabil umumnya merasa bahagia daripada mereka yang singel.
19. Dalam negara dengan tingkat pendapatan tinggi, seperti negara-negara Skandinavia, tingkat kebahagiaan cenderung lebih tinggi dibanding negara dengan tingkat penghasilan tak merata seperti USA. Masyarakat cenderung memilih daerah dengan otonomi mandiri dan demokrasi langsung untuk meningkatkan pendapatan.
20. Menurut studi 40 tahun yang telah diperbarui oleh Universitas Harvard, bayi yang sering dipeluk dan ditimang cenderung tumbuh dalam kebahagiaan.[via kapanlagi]
Rahasia kebahagiaan adalah memusatkan perhatian pada kebaikan dalam diri orang lain.
Rahasia kebahagiaan adalah tidak menghindari kesulitan. Dengan memanjat bukit, bukan meluncurinya, kaki seseorang tumbuh menjadi kuat.
Rahasia kebahagiaan adalah melakukan segala sesuatu bagi orang lain. Air yang tak mengalir tidak berkembang. Namun, air yang mengalir dengan bebas selalu segar dan jernih.Rahasia kebahagiaan adalah belajar dari orang lain, dan bukan mencoba mengajari mereka. Semakin Anda menunjukkan seberapa banyak Anda tahu, semakin orang lain akan mencoba menemukan kekurangan dalam pengetahuan Anda. Mengapa bebek disebut “bodoh”? Karena terlalu banyak bercuap-cuap.
Rahasia kebahagiaan adalah kebaikan hati: memandang orang lain sebagai anggota keluarga besar Anda. Sebab, setiap ciptaan adalah milik Anda. Kita semua adalah ciptaan Tuhan yang satu.
Rahasia kebahagiaan adalah tertawa bersama orang lain, sebagai sahabat, dan bukan menertawakan mereka, sebagai hakim.
Rahasia kebahagiaan adalah tidak sombong. Bila Anda menganggap mereka penting, Anda akan memiliki sahabat ke manapun Anda pergi. Ingatlah bahwa musang yang paling besar akan mengeluarkan bau yang paling menyengat.
Kebahagiaan datang kepada mereka yang memberikan cintanya secara bebas, yang tidak meminta orang lain mencintai mereka terlebih dahulu. Bermurah hatilah seperti mentari yang memancarkan sinarnya tanpa terlebih dahulu bertanya apakah orang-orang patut menerima kehangatannya.
Kebahagiaan berarti menerima apapun yang datang, dan selalu mengatakan kepada diri sendiri “Aku bebas dalam diriku”. Kebahagiaan berarti membuat orang lain bahagia. Padang rumput yang penuh bunga membutuhkan pohon-pohon di sekelilingnya, bukan bangunan-bangunan beton yang kaku. Kelilingilah padang hidup Anda dengan kebahagiaan.
Kebahagiaan berasal dari menerima orang lain sebagaimana adanya; nyatanya menginginkan mereka bukan sebagaimana adanya. Betapa akan membosankan hidup ini jika setiap orang sama. Bukankah taman pun akan tampak janggal bila semua bunganya berwarna ungu?
Rahasia kebahagiaan adalah menjaga agar hati Anda terbuka bagi orang lain, dan bagi pengalaman-pengalaman hidup. Hati laksana pintu sebuah rumah. Cahaya matahari hanya dapat masuk bilamana pintu rumah itu terbuka lebar.
Rahasia kebahagiaan adalah memahami bahwa persahabatan jauh lebih berharga daripada barang; lebih berharga daripada mengurusi urusan sendiri; lebih berharga daripada bersikukuh pada kebenaran dalam perkara-perkara! yang tidak prinsipil.
1. Meski gen dan latar belakang didikan mempengaruhi 50% sifat bahagia yang dimiliki seseorang, namun keadaan sekitar (lingkungan dan pendapatan) ternyata hanya berpengaruh 10% saja. 40% sisanya dipengaruhi oleh penampilan luar dan aktivitas seseorang, termasuk hubungan, pertemanan, dan pekerjaan; bagaimana ia berhubungan dengan komunitas, serta keterlibatan dalam olahraga dan hobi.
2. Mood yang baik mengeluarkan aroma tersendiri. Para ilmuwan menemukan bahwa kita bisa menilai apakah seseorang sedang dalam keadaan mood/ tidak dari aroma tubuhnya. Dalam sebuah percobaan, beberapa pria dan wanita diminta menonton film yang menyeramkan. Sementara asyik menonton, ketiak mereka diberi semacam bantalan khusus untuk menampung keringat yang dihasilkan. Seminggu kemudian, para peneliti meminta orang lain untuk membedakan aroma mana yang memiliki mood baik dan mana yang ketakutan. Orang tersebut berhasil menebak dengan tingkat ketepatan yang mengejutkan.
3. Orang tua lebih puas dengan kehidupan mereka ketimbang kaum muda. Survei yang diadakan Centre for Disease Control and Prevention menemukan mereka yang berumur 20-24 tahun merasakan kesedihan rata-rata 3,4 hari per bulannya, sementara usia 65-74 tahun hanya 2,3 hari saja.
4. Jika Anda melakukan olahraga 20 menit, 3 kali seminggu, selama 6 bulan, maka perasaan bahagia Anda akan meningkat sebanyak 10-20%.
5. Mereka yang tergolong sangat bahagia ketika dideteksi lewat tes psikolog mengembangkan 50% antibodi lebih banyak daripada mereka yang mendapat vaksin flu.
6. Menurut para peneliti dari The World Database of Happiness dari Erasmus University di Belanda, Denmark merupakan negara paling berbahagia di dunia, diikuti oleh Malta, Switzerland, Iceland, Irlandia, dan Kanada.
7. Dalam klinik-klinik kesehatan di Amerika Serikat, tingkat depresi masyarakat meningkat 3-10 kali lebih banyak dibanding 2 generasi terdahulu.
8. Pendatang atau kaum imigran cenderung dipengaruhi karakter bahagia dari negara tujuan ketimbang negara asal mereka.
9. Pekerja yang lebih kaya cenderung lebih bahagia daripada mereka yang ‘miskin’, namun para peneliti memperkirakan mereka yang berbahagia cenderung memiliki potensi lebih besar untuk menjadi kaya.
10. Penderita stroke atau penyakit mengerikan lainnya memang sangat menderita dalam jangka waktu pendek, sesaat kemudian tingkat bahagia yang mereka rasakan tak jauh beda dari orang sehat rata-rata.
11. Saat menikah, kebahagiaan seseorang membubung tinggi, namun sesaat kemudian kebahagiaan mereka segera kembali ke level ketika sebelum menikah.
12. Kaum wanita cenderung mengalami titik puas terendah pada usia 37, sementara pria baru mengalaminya ketika berumur 42 tahun.
13. Tertawa sampai ‘perut’ sebanyak 100-200 dalam sehari memiliki dampak yang sama dengan olahraga keras, yaitu mampu membakar hingga 500 kalori.
14. Emas tidak menjamin kebahagiaan. Studi yang dilakukan terhadap para atlet Olimpiade menemukan bahwa pemenang medali perunggu lebih bahagia daripada peraih medali perak, dan kadang-kadang malah lebih bahagia daripada peraih medali emas. Menurut tim psikolog asal Australia, Graham Winters, adalah lebih membahagiakan menjadi juara ketiga di saat Anda tak menduganya dibanding mendapatkan keistimewaan sebagai yang pertama.
15. Professor Michael Argyle yang banyak memimpin studi tentang kebahagiaan, mendapati bahwa di antara aneka kegiatan yang bisa membuat orang bahagia, seperti olahraga dan musik, yang paling berpengaruh adalah menari. Hal ini dikarenakan menari atau berdansa melibatkan olahraga, musik, komunitas, sentuhan, dan aturan, yang meningkatkan kebahagiaan secara drastis.
16. Beberapa studi menunjukkan hewan peliharaan bisa mengurangi tekanan darah dan stres, serta mendongkrak kesehatan dan kebahagiaan.
17. Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, sisa kekayaan hanya memiliki sedikit efek (atau tidak sama sekali) terhadap kepuasan atau kebahagiaan seseorang.
18. Seseorang yang memiliki hubungan stabil umumnya merasa bahagia daripada mereka yang singel.
19. Dalam negara dengan tingkat pendapatan tinggi, seperti negara-negara Skandinavia, tingkat kebahagiaan cenderung lebih tinggi dibanding negara dengan tingkat penghasilan tak merata seperti USA. Masyarakat cenderung memilih daerah dengan otonomi mandiri dan demokrasi langsung untuk meningkatkan pendapatan.
20. Menurut studi 40 tahun yang telah diperbarui oleh Universitas Harvard, bayi yang sering dipeluk dan ditimang cenderung tumbuh dalam kebahagiaan.[via kapanlagi]
Rahasia kebahagiaan adalah memusatkan perhatian pada kebaikan dalam diri orang lain.
Rahasia kebahagiaan adalah tidak menghindari kesulitan. Dengan memanjat bukit, bukan meluncurinya, kaki seseorang tumbuh menjadi kuat.
Rahasia kebahagiaan adalah melakukan segala sesuatu bagi orang lain. Air yang tak mengalir tidak berkembang. Namun, air yang mengalir dengan bebas selalu segar dan jernih.Rahasia kebahagiaan adalah belajar dari orang lain, dan bukan mencoba mengajari mereka. Semakin Anda menunjukkan seberapa banyak Anda tahu, semakin orang lain akan mencoba menemukan kekurangan dalam pengetahuan Anda. Mengapa bebek disebut “bodoh”? Karena terlalu banyak bercuap-cuap.
Rahasia kebahagiaan adalah kebaikan hati: memandang orang lain sebagai anggota keluarga besar Anda. Sebab, setiap ciptaan adalah milik Anda. Kita semua adalah ciptaan Tuhan yang satu.
Rahasia kebahagiaan adalah tertawa bersama orang lain, sebagai sahabat, dan bukan menertawakan mereka, sebagai hakim.
Rahasia kebahagiaan adalah tidak sombong. Bila Anda menganggap mereka penting, Anda akan memiliki sahabat ke manapun Anda pergi. Ingatlah bahwa musang yang paling besar akan mengeluarkan bau yang paling menyengat.
Kebahagiaan datang kepada mereka yang memberikan cintanya secara bebas, yang tidak meminta orang lain mencintai mereka terlebih dahulu. Bermurah hatilah seperti mentari yang memancarkan sinarnya tanpa terlebih dahulu bertanya apakah orang-orang patut menerima kehangatannya.
Kebahagiaan berarti menerima apapun yang datang, dan selalu mengatakan kepada diri sendiri “Aku bebas dalam diriku”. Kebahagiaan berarti membuat orang lain bahagia. Padang rumput yang penuh bunga membutuhkan pohon-pohon di sekelilingnya, bukan bangunan-bangunan beton yang kaku. Kelilingilah padang hidup Anda dengan kebahagiaan.
Kebahagiaan berasal dari menerima orang lain sebagaimana adanya; nyatanya menginginkan mereka bukan sebagaimana adanya. Betapa akan membosankan hidup ini jika setiap orang sama. Bukankah taman pun akan tampak janggal bila semua bunganya berwarna ungu?
Rahasia kebahagiaan adalah menjaga agar hati Anda terbuka bagi orang lain, dan bagi pengalaman-pengalaman hidup. Hati laksana pintu sebuah rumah. Cahaya matahari hanya dapat masuk bilamana pintu rumah itu terbuka lebar.
Rahasia kebahagiaan adalah memahami bahwa persahabatan jauh lebih berharga daripada barang; lebih berharga daripada mengurusi urusan sendiri; lebih berharga daripada bersikukuh pada kebenaran dalam perkara-perkara! yang tidak prinsipil.
Kata kerjasama, koordinasi dan sejenisnya sangat sering diucapkan. Namun, tidak mudah mewujudkan kerjasama. Padahal, kerjasama penting untuk mencapai keberhasilan.
Berikut 17 hukum kerjasama tim yang efektif
1. Nilai kerjasama.
Satu adalah jumlah yang terlalu sedikit untuk mencapai kebesaran.
Jadi, untuk mencapai kebesaran, perlu kerjasama.
2. Gambaran Besarnya
Sasarannya adalah lebih lenting daripada perannya
Apakah yang mendorong seorang mantan presiden Amerika Serikat untuk berkeliling dengan bis, tidur di lantai bawah tanah, dan melakukan pekerjaan kasar selama satu minggu? Jawabannya dapat ditemukan dalam hukum gambaran besarnya.
3.Posisi yang tepat
Semua pemain memiliki tempat dimana mereka paling memberikan nilai tambah
Seandainya Anda adalah pemimpin dunia yang bebas, bagaimanakah Anda memutuskan, tugas apa yang harus Anda berikan kepada orang yang mampu mengerjakan tugas apapun — termasuk tugas Anda sendiri? Kalau Anda ingin semua orang menang, tentu Anda akan menggunakan hukum posisi yang tepat.
4. Gunung Everest
Semakin tinggi tantangannya, semakin tinggi kebutuhan kerjasamanya
Tenzing Norgay dan Maurice Wilson adalah pendaki gunung yang berpengalaman dengan peralatan yang tepat. Lalu mengapakah yang satu meninggal di gunung sementara yang lain berhasil menaklukkannya? Hanya satu yang mengenal Hukum Gunung Everest.
5. Mata Rantai
Kekuatan tim dipengaruhi oleh mata rantainya yang paling lemah
Apakah menjadi soal, kalau ribuan karyawan Anda mengerjakan tugas mereka dengan baik dan hanya satu orang saja yang membuat kekeliruan? Tanyakan saja kepada perusahaan yang membayar lebih dari $ 3 milyar untuk ganti rugi dan terjerat oleh Hukum Mata Rantai.
6. Katalisator
Tim-tim hebat memiliki pemain-pemain yang menjadikan segalanya terlaksana
Apakah yang akan Anda perbuat kalau tanggal 31 Desember sudah semakin dekat sementara armada penjualan Anda masih jauh dari sasaran? Gunakan hukum katalisator.
7. Kompas
visi memberikan arah serta kepercayaan diri kepada para anggota tim
Presiden Enron baru tahu tentang usaha bernilai multijutaan dolar di perusahaannya dua bulan sebelum usaha tersebut diluncurkan, dan itu sama sekali tidak mengganggunya. Mengapa? Karena ia dan timnya menuai manfaat dari Hukum Kompas.
8. Apel Busuk
Sikap-sikap busuk merusak tim
Mereka diharapkan menghancurkan persaingan. Mereka memiliki bakat serta ambisi untuk meraih kemenangan. Tetapi bukannya mendominasi, mereka malah merusak diri. Seandainya saja mereka tahu tentang Hukum Apel Busuk.
9. Keterandalan
Rekan-rekan satu tim harus dapat saling mengandalkan satu sama Lain dalam soal-soal penting
Mungkin orang takkan mati di organisasi Anda kalau seseorang menjatuhkan bolanya. Tetapi itu bisa terjadi pada orang-orang dalam bisnis keluarga ini. Itulah sebabnya Hukum Keterandalan ini demikian penting bagi mereka.
10. Bandrol Harga
Tim akan gagal mencapai potensinya kalau tidak membayar harganya
Perusahaan ini seharusnya dapat menjadi pengecer terbesar di dunia. Ternyata perusahaan ini malah terpaksa menutup usahanya setelah 128 tahun berbisnis. Mengapa? Para pemimpinnya harus menanggung ganjaran akibat mengabaikan Hukum Bandrol Harga.
11. Papan Angka
Tim bisa melakukan penyesuaian kalau tahu posisinya
Ribuan perusahaan berbasis Internet telah gagal. Banyak perusahaan yang “sukses” masih menunggu untuk membukukan keuntungan. Tetapi perusahaan yang satu ini terus menang dan tumbuh serta meraih keuntungan! Mengapa? Karena sedari awal perusahaan ini bermain menurut Hukum Papan Angka.
12. Pemain Cadangan
Tim-tim hebat memiliki kedalaman
Siapakah yang biasanya menjadi pemain paling berharga dalam sebuah organisasi? Direktur Utamanya? Pimpinan Puncaknya? Pramuniaga topnya? Percayakah Anda bahwa mungkin saja itu adalah seseorang dari Sumber Daya Manusia? Anda akan percaya kalau saja Anda tahu Hukum Pemain Cadangan.
13. Identitas
Yang Mengidentifikasikan Tim adalah Nilai-nilai yang Dijunjung Bersama
Bagaimanakah Anda membuat ribuan orang bersemangat bekerja, mengenakan seragam berwarna cerah, dan memenuhi setiap kebutuhan konsumen? Bernie Marcus dan Arthur Blank melakukannya dengan membangun landasan perusahaan mereka pada Hukum Identitas.
14. Komunikasi
Interaksi mendorong diambilnya tindakan
Tim mereka telah sepuluh kali ganti pemimpin dalam kurun waktu sepuluh tahun. Para karyawannya kelelahan serta penuh dengan kepahitan, dan perusahaannya terus kehabisan uang. Jadi bagaimanakah Gordon Bethune akan menyelamatkan penerbangan yang paling ketinggalan ini dari kehancuran? Ia mulai dengan menggunakan Hukum Komunikasi.
15. Keunggulan
Perbedaan antara dua tim yang sama berbakatnya adalah kepemimpinannya
Tim mereka mengalami masalah besar. Para pesertanya memiliki segalanya yang mereka butuhkan untuk meraih sukses — bakat, dukungan, sumber- sumber daya — segalanya, kecuali hal yang paling penting. Satu- satunya harapan mereka untuk mengubah segalanya adalah seseorang yang memenuhi Hukum Keunggulan.
16. Moral yang tinggi
Kalau Anda menang, sakitnya tak terasa
Apakah yang mendorong seorang pria berusia lima puluh tahun, yang bahkan berenang saja tidak bisa, untuk terus berlatih demi mengikuti lomba triatlon yang paling berat di dunia? Bukan, bukan karena krisis paruh baya. Melainkan karena Hukum Moral yang Tinggi.
17. Hasil Investasi
Investasi dalam tim akan berkembang dengan berjalannya waktu
Pernahkah Anda tertipu untuk menerima sebuah pekerjaan?
Morgan Wootten mengalaminya, dan akibatnya, ia telah mengubah kehidupan ribuan anak. Kehidupannya yang diwarnai dengan sikap memberi akan mengajari Anda segalanya yang perlu Anda ketahui tentang Hukum Hasil Investasi.
http://thesocratesmedia.com/hukum-kerjasama-tim/
Kekompakan ITB 77 kira-kira seperti Kekompakan dari kehidupan Angsa yang selalu mencerminkan masyarakat kolektiv yaitu masyarakat yang lebih senang berkawan. Kebersamaan selalu mengajarkan lebih banyak bercerita tentang kekompakan dan pertemanan.
Inilah harmoni kehidupan dari sebuah kekompakan Alumni ITB 77.
Dan pelajaran yang bisa diambil dan terpenting, adalah bahwa setiap angsa saling bergantian mengambil alih komando. Bila si A kelelahan, maka si B dengan spontan menggantikannya. Tidak ada ketamakan untuk terus menjadi komandan, Juga tidak ada keinginan untuk mengkudeta kekuasaan. Semua bertindak menjadi IMAM YANG BAIK dan MAKMUM YANG BAIK. Beginilah harusnya kerja sama sebuah Alumni dalam membawa misi kesuksesan Aumninya.
Kata kerjasama, koordinasi dan sejenisnya sangat sering diucapkan. Namun, tidak mudah mewujudkan kerjasama. Padahal, kerjasama penting utk mencapai keberhasilan. Satu adalah jumlah yang terlalu sedikit utk mencapai kebesaran. Jadi, utk mencapai kebesaran, perlu kerjasama. Aamiin YRA
Bravo I T B 77
Kamis, 24 Februari 2011
Tertutupnya Pintu Tobat
Sebusuk apapun maksiat yang telah dilakukan, sebanyak apapun dosa yang telah diperbuat, bila manusia kembali kepada jalan Allah, maka Allah SWT akan menerima tobatnya. Bahkan terhadap orang yang kafir sekalipun, bila ia memeluk agama Islam, Allah akan mengampuni segala dosanya.
Pintu tobat senantiasa terbuka. Dan Allah SWT akan senantiasa menanti kedatangan hamba-Nya yang akan bertaubat. Namun demikian, tidak selamanya pintu tobat terbuka ada saatnya pintu tobat tertutup rapat.
Pintu tobat akan tertutup rapat pada dua keadaan; pertama, ketika nyawa manusia sudah berada di tenggorokan. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah Yang Mahamulia lagi Mahaagung menerima tobat seseorang sebelum nyawanya sampai di tenggorokan.” (HR Tirmidzi)
Kedua, ketika matahari terbit dari tempat terbenamnya. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa bertobat sebelum matahari terbit dari barat, niscaya Allah menerima taubatnya." (HR Muslim)
Tertutupnya pintu tobat merupakan batas dimana penyesalan, permohonan ampun, perbuatan baik dan keimanan orang kafir tidak bermanfaat lagi, karena Allah SWT tidak menerimanya.
Allah SWT berfirman, “Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu sesungguhnya kami pun menunggu (pula)." (Q S Al-An’am [6]: 158)
Hal ini harus menjadi perhatian kita untuk tidak menunda-nunda untuk bertaubat, bila hal ini terjadi besar kemungkinan akan menenggelamkan kita pada kemaksiatan dan pada akhirnya akan menganggap baik bahkan bangga dengan kemaksiatan yang dilakukannya.
Selagi kita hidup didunia, mari kita gunakan kesempatan ini untuk menyikapi adanya penutupan pintu taubat ini dengan cara: Pertama, bersegera melakukan taubat. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya tobat di sisi Allah hanyalah tobat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertobat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah tobatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS An-Nisa [4]: 17)
Kedua, bersegera melakukan berbagai macam kebaikan sebelum datangnya masa yang menyebabkan kita sulit untuk melakukan kebaikan. Rasulullah saw. bersabda, “Bersegeralah kalian untuk mengerjakan amal-amal saleh, karena akan terjadi berbagai fitnah yang menyerupai malam yang gelap gulita..” (HR Muslim dan Tirmidzi)
Ketiga, berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Dengan takwa kita akan diberi kemampuan untuk membedakan yang benar dan salah. (QS Al-Anfaal [8]: 29)
Oleh : H Moch Hisyam
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/11/02/25/166123-hikmah-pagi-tertutupnya-pintu-tobat
**************************************
Taubat dalam bahara arab bermakna الرجوع yaitu: kembali. Para ulama mendefinisikan istilah taubat dengan: kembali kepada dari maksiat bermaksiat kepada Allah kepada ketaatan kepada Allah ta’ala. Dengan memahami definisi diatas maka dapat kita simpulkan bahwa pada asalnya manusia seharusnya selalu dalam ketaatan kepada Allah namun terkadang dia terjerumus kedalam maksiat akibat mengikuti hawa nafsu dan godaan syaitan. Oleh karena itu Allah mensyariatkan kepada hamba-Nya untuk bertaubat kepada-Nya dan agar dijadikan seorang hamba yang selalu bertaubat kepada Allah, agar Allah menghapus dan mengampuni dosa-dosa yang telah dilakukan. Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda ketika beliau selesai berwudhu (yang artinya):
ya Allah jadikanlah kami bagian dari orang-orang yang selalu bertaubat dan orang-orang yang selalu mensucikan diri (HR Tirmidzi no 1/78, lihat Shahih Tirmidzi no 1/18)
Para ulama telah sepakat, taubat hukumnya wajib segera dilakukan pada setiap dosa yang telah dilakukan. Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai"(At Tahrim; 8).
Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi Hafidzhahullahu ketika mengomentari ayat diatas berkata: Dalam ayat ini Allah memanggil hamba-hambanya yang beriman dan memerintahkan mereka dalam ayat tersebut untuk bersegera bertaubat dengan taubat nasuha. Yaitu taubat dengan tekad yang kuat untuk tidak kembali lagi melakukan dosa. Allah menyediakan dan memberi kabar gembira kepada hamba-hambanya yang bertaubat berupa penghapusan keburukan-keburukan yang telah mereka perbuat dan memasukkan mereka kedalam tempat yang penuh kenikmatan berupa surga (2).
Suri Tauladan kita Rasulullah shalallahu alaihi wa salam telah memberi petunjuk dan memerintahkan kita untuk selalu Bertaubat dan meminta ampunan kepada Allah ta’ala , beliau bersabda (yang artinya): wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah. Sungguh aku bertaubat kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali (HR Muslim no 2702)
Syarat-Syarat Taubat
Syarat bertaubat disebutkan oleh para ulama secara umum meliputi 4 hal. Jika dosa yang dilakukan tersebut berupa kemaksiatan terhadap Allah dan Rasulullah shalalahu alaihi wa salam. Dan syarat-syarat tersebut wajib dipenuhi seluruhnya, jika ada satu atau sebagian syarat yang tidak dipenuhi ketika seseorang ingin bertaubat, maka taubatnya tidak sah disisi Allah ta’ala. Adapun jika seseorang bertaubat kepada Allah dari sebagian dosanya dengan memenuhi syarat-syarat taubat, maka taubatnya diterima disisi Allah, dan ini adalah pendapat yang paling kuat dikalangan para ulama
1) Berlepas diri dan bersegera dari perbuatan dosa tersebut, maka hendaknya kaum muslimin ketika ingin bertaubat kepada Allah untuk segera meninggalkan perbuatan maksiat yang dia lakukan. Maka sungguh dusta orang yang mengatakan; saya bertaubat kepada Allah dari dosa berzina, padahal dia masih sering melakukan perbuatan tersebut.
2) Menyesal terhadap perbuatan dosa yang telah dia lakukan. Seorang mukmin ketika dia ingin bertaubat maka wajib untuk menyesali perbuatan dosa yang telah dia lakukan. Salah satu ciri seseorang menyesali dosa yang telah dia lakukan adalah ketika dia ingat perbuatan dosa yang telah dia lakukan, sedih dan marah terhadap dirinya karena telah mendurhakai Allah dan Rasul-Nya. Maka bukanlah sebuah taubat jika seseorang melakukan dosa lalu dia berkata: saya bertaubat kepada Allah dari dosa ini dan itu , lantas dikemudian hari dia berbangga dengan perbuatan dosa yang telah lalu dengan menceritakannya kepada orang lain.
3) Bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut selamanya. Tidaklah taubat diterima disisi Allah, pada saat bertaubat dia berniat untuk mengulangi perbuatan dosa tersebut dikemudian setelah dia bertaubat kepada Allah. Semisal perkataan seseorang: sekarang saya bertaubat kepada Allah dari perbuatan dosa ini, namun dilain waktu saya akan melakukan dosa tersebut kembali, lalu kembali bertaubat kepada Allah.
4) Taubat dilakukan pada saat pintu taubat masih dibuka Allah ta’ala kepada hamba-Nya. Allah hanya menerima taubat dari hamba-hamba-Nya sebelum Allah menutup segala pintu taubat. Tertutupnya pintu taubat dibagi menjadi 2 jenis.
1. Tertutupnya pintu taubat yang berlaku bagi seluruh hamba Allah. Pada waktu tersebut Allah ta’ala menutup pintu taubat kepada seluruh hamba-Nya dan tidaklah berguna iman seseorang diwaktu itu jika sebelumnya dia belum beriman. Dan tidak berguna amal sholih seseorang jika sebelumnya dia belum pernah melakukan amal sholih waktu tersebut adalah pada saat matahari terbit dari arah barat. Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda (yang artinya):
barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit daritempat terbenamnya maka Allah akan menerima taubatnya (HR Muslim no 2703)
2. Tertutupnya pintu taubat yang khusus bagi sebagian hamba-Nya. Bagi setiap hamba ada batas waktu dimana Allah masih menerima taubatnya, yaitu sebelum seorang hamba mengalami sakaratul maut. Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda (yang artinya):
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla senantiasa menerima taubat seorang hamba sebelum ruhnya sampai di kerongkongan (sakaratul maut) (HR Tirmidzi no 3537, dishahihkan Syaikh Al Bani dalam Shahih jami’ no 1903)
Adapun jika seorang hamba melakukan perbuatan dosa yang berkaitan dengan hak sesama manusia, selain ke 4 syarat diatas maka terdapat syarat ke 5 yang harus dipenuhi. yaitu melepaskan diri dari hak-hak manusia atas dosa-dosa yang telah dia lakukan. Jika seseorang mencuri, maka tidak sah taubatnya hingga dia melakukan keempat syarat diatas sebelum dia melakukan syarat kelima yaitu mengembalikan barang curiannya kepada pemiliknya. Atau ketika seseorang mendzalimi orang lain, maka dia berusaha untuk meminta maaf kepada orang yang dia dzalimi atau mempersilahkan orang yang dia dzalimi untuk menuntut balas dan mengajukannya ke pengadilan.
Demikian tulisan singkat kami semoga bermanfaat bagi saya dan kaum muslimin. dan semoga Allah memberi taufiq kepada segenap kaum muslimin untuk mengamalkan ilmu yang telah diketahui. Dan menjadikan kita bagian dari orang-orang yang senantiasa bertaubat dan mensucikan diri. Alhamdulillah aladzi bi ni’matihi tatimus shalihat
Ditulis setelah mendapatkan ilmu dari guru kami, Ustadz Aris Munandar Hafidzhahullahu ta’ala pada kajian Syarah Hishnul Muslim 7 Maret 2010.
Referensi:
1) Disarikan dari Kitab Syarah Hishnul Muslim hal 47-48
2) Aisirut Tafasir, Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi Hafidzhahullahu ta’ala. Maktabah Syamilah
Ya Allah, Ya Tuhanku
HambaMu merindukan
Rahmat kasih sayangMu
Dan jua ke-ridho-anMu
Dalam hidupku
Meskipun ku ulangi dosa noda
Yang menjanjikan azab sengsara
Namun ku sadari
KeampunanMu tidak bertepi
Ku akui diri ini
Hamba yang mangkir pada janji-janji
Jadikanlah taubat ini yang sejati
PadaMu Ilahi
Ya Allah, ampunkanlah dosa-dosaku
Ya Allah, ridhokanlah kehidupanku
Semoga terhapus penghijab kalbu
Antara Kau dan aku
Tuhan,
Ku zalimi diri ini
Andai Kau tak ampuni dan rahmati
Alangkah ruginya diri
Tuhan,
Jangan Kau palingkan hati ini
Setelah Kau beri hidayah
Sesungguhnya Kau Maha Pengasih...
Hikmah Sakit
Bukit Uhud menjadi saksi sejarah yang akan menceritakan bukti kepahitan dan kepedihan yang diderita kaum muslimin. Kekalahan menghadapi kaum kafir yang paling telak. Perih memang. Tapi itulah kenyataan yang harus diterima. Puluhan sahabat gugur sebagai syuhada. Puluhan lainnya terluka parah. Bahkan Rasulullah SAW sendiri mengalami banyak luka yang sangat memilukan. Hanya untuk sekedar shalat berjamaahpun Rasulullah dan kaum muslimin harus duduk, karena bagitu banyaknya luka yang menggores di tubuh mereka.
Peristiwa itu tidak hanya meninggalkan duka lara bagi kaum muslimin, yang setiap saat mesti ditangisi dan disesali. Ada hikmah besar yang terhampar luas yang bisa dipetik oleh kaum muslimin dari peristiwa itu. Karena bagaimanapun, pengalaman hidup adalah guru yang paling bijak dalam mengajarkan sesuau kepada kita.
Sebenarnya kaum muslimin pada awalnya tidak berada pada posisi kalah, karena Rasulullah SAW telah membentuk benteng pertahanan dari pasukan pemanah yang akan selalu melindungi barisan kaum muslimin. Ketaatan mereka terhadap perintah Rasulullah SAW memudar saat barisan pemanah itu melihat kaum Muslimin yang lain sibuk memperebutkan harta rampasan perang. Mereka meninggalkan bukit pertahanan mereka untuk ikut ambil bagian dalam harta rampasan perang tersebut. Kesempatan ini adalah momentum yang ditunggu-tunggu oleh kaum musyrikin. Mereka mengambil alih posisi pasukan pemanah dan melakukan serangan balasan bagaikan gelombang laut yang tak mampu dihalangai oleh kaum Muslimin.
Begitulah sejarah mencatat alur peristiwa besar itu. Peristiwa Uhud setidaknya mengajarkan Kaum muslimin tentang konsekuensi yang harus diterima oleh seseorang ketika ia mencoba untuk melanggar perintah Rasulullah saw. Karena bagaimanapun muara kesalahan dari perisiwa itu adalah sikap merasa tidak berbahaya dari tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan meninggalkan posisi pasukan pemanah.
Ternyata sakit tidak selalu meninggalkan kesan kesedihan dan penderitaan bagi seseorang, tapi justru ia menjadi momentum lonjakan kebaikan dalam menyemai dan mengumpulkan butir-butir kebaikan. Dan yang terpenting dan sangat berharga adalah bahwa sakit adalah momentum untuk muhasabah terhadap nikmat kesehatan yang selama ini dinikmati. Disini sakit berungsi sebagai pengontrol terhadap nikmat kesehatan dan kesenangan yang telah dihabiskan.
Sakit merupakan momentum pengumpulan semangat baru terhadap perjuangan yang sedang dilakukan. Di sisi lain sakit merupakan momentum untuk pencapaian sebuah cita-cita, bahkan sakit adalah jejak-jejak untuk mengukir kegemilangan. Jendral Sudirman telah mengajarkan tentang hal itu, cukup lama beliau berteman dengan sakit bahkan untuk sekedar berjalanpun sulit, tapi ternyata sakit tidak membuat beliau patah semangat dalam mengisi bait-bait kemerdekaan, tandu ternyata bukan suatu penghalang bagi beliau untuk menghentikan perjuangan.
Kita hanya berbicara tentang nilai positif dari rasa sakit yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya. Karena sakit sesungguhnya bukan sesuatu pemberian Allah SWT yang buruk, karena Allah SWT tidak pernah memberikan yang buruk kepada hambaNya, sakit yang menurut kita buruk, belum tentu buruk juga dalam pandangan Allah SWT.
Ini adalah janji Allah SWT, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui" (QS Al Baqarah 216). Begitulah Allah SWT mengajarkan kepada kita tentang pentingnya bersikap positif terhadap sesuatu.
Sakit adalah bagian dari kasih sayang Allah SWT yang sangat besar bagi hambaNya. Justru karena sakitlah Umar Bin Khattab semakin merasa bersyukur kepada Allah SWT, karena diberi kesempatan untuk menghapuskan dosa-dosa kecil. Sakit bisa membuat kita merengkuh pahala kesabaran yang terhampar luas, sabar yang penuh dengan keindahan. "Maka Bersabarlah kamu dengan sabar yang baik." ( QS Al Ma’arij 5 )
Rasulullah SAW sangat mewanti-wanti agar kita harus sangat berhati-hati dengan sakit, karena tidak semua orang mempunyai kekuatan menata masa sakit itu menjadi ladang-ladang kebaikan. "Pergunakanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu," begitu beliau mewasiatkan.
Oleh : Riyulasdi SP
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/11/02/24/165898-hikmah-sakit
***********************
catatan :
Orang yang sedang ditimpa penyakit tidak perlu dicekam rasa takut selama ia mentauhidkan Allah dan menjaga shalatnya. Bahkan, meskipun di masa sehatnya ia banyak berkubang dalam dosa dan maksiat, karena Allah itu Maha Penerima taubat sebelum ruh seorang hamba sampai di kerongkongan. Dan sesungguhnya di balik sakit itu terdapat hikmah dan pelajaran bagi siapa saja yang mau memikirkan-nya, di antaranya adalah:
1. Mendidik dan menyucikan jiwa dari keburukan.
Allah Ta'ala berfirman, artinya, “Apa saja musibah yang menimpa kamu maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS asy Syura: 30)
Dalam ayat ini terdapat kabar gembira sekaligus ancaman jika kita mengetahui bahwa musibah yang kita alami adalah merupakan hukuman atas dosa-dosa kita. Imam al Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: ”Tidak ada penyakit, kesedihan dan bahaya yang menimpa seorang mukmin hinggga duri yang menusuknya melain-kan Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahannya dengan semua itu.”
Dalam hadits lain beliau bersabda: “Cobaan senantiasa akan menimpa seorang mukmin, keluarga, harta dan anaknya hingga dia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai dosa.” Sebagian ulama salaf berkata, “Kalau bukan karena musibah-musibah yang kita alami di dunia, niscaya kita akan datang di hari kiamat dalam keadaan pailit.”
2. Mendapatkan kebahagiaan (pahala) tak terhingga di akhirat.
Itu merupakan balasan dari sakit yang diderita sewaktu di dunia, sebab kegetiran hidup yang dirasakan seorang hamba ketika di dunia akan berubah menjadi kenikmatan di akhirat dan sebaliknya. Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, ”Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.” Dan dalam hadits lain disebutkan, ”Kematian adalah hiburan bagi orang beriman.” (HR .Ibnu Abi ad Dunya dengan sanad hasan). At Tirmidzi meriwayatkan dari Jabir secara marfu’, ”Manusia pada hari kiamat menginginkan kulitnya dicabik-cabik ketika di dunia karena iri melihat pahala orang-orang yang tertimpa cobaan.”
3. Allah dekat dengan orang sakit.
Dalam hadits qudsi Allah berfirman: ”Wahai manusia, si fulan hamba-Ku sakit dan engkau tidak membesuknya. Ingatlah seandainya engkau membesuknya niscaya engkau mendapati-Ku di sisinya.” (HR Muslim dari Abu Hurairah)
4. Sebagai parameter kesabaran seorang hamba.
Sebagaimana dituturkan, bahwa kalau seandainya tidak ada ujian maka tidak akan tampak keutamaan sabar. Apabila ada kesabaran maka akan muncul segala macam kebaikan yang menyertainya, namun jika tidak ada kesabaran maka akan lenyap pula kebaikan itu.
Anas Radhiallaahu anhu meriwayatkan sebuah hadits secara marfu’, “Sesungguhnya besarnya pahala tergantung pada besarnya cobaan. Jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan mengujinya dengan cobaan. Barang siapa yang ridha atas cobaan tersebut maka dia mendapat keridhaan Allah dan barang siapa yang berkeluh kesah (marah) maka ia akan mendapat murka Allah.”
Apabila seorang hamba bersabar dan imannya tetap tegar maka akan ditulis namanya dalam daftar orang-orang yang sabar. Apabila kesabaran itu memunculkan sikap ridha maka ia akan ditulis dalam daftar orang-orang yang ridha. Dan jikalau memunculkan pujian dan syukur kepada Allah maka dia akan ditulis namanya bersama-sama orang yang bersyukur. Jika Allah mengaruniai sikap sabar dan syukur kepada seorang hamba maka setiap ketetapan Allah yang berlaku padanya akan menjadi baik semuanya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, “Sungguh menakjubkan kondisi seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Jika memperoleh kelapangan lalu ia bersyukur maka itu adalah baik baginya. Dan jika ditimpa kesempitan lalu ia bersabar maka itupun baik baginya (juga).”
5. Dapat memurnikan tauhid dan menautkan hati kepada Allah.
Wahab bin Munabbih berkata, “Allah menurunkan cobaan supaya hamba memanjatkan do’a dengan sebab bala’ itu.” Dalam surat Fushilat ayat 51 Allah berfirman, artinya, “Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdo’a.”
Musibah dapat menyebabkan seorang hamba berdoa dengan sungguh-sungguh, tawakkal dan ikhlas dalam memohon. Dengan kembali kepada Allah (inabah) seorang hamba akan merasakan manisnya iman, yang lebih nikmat dari lenyapnya penyakit yang diderita. Apabila seseorang ditimpa musibah baik berupa kefakiran, penyakit dan lainnya maka hendaknya hanya berdo’a dan memohon pertolongan kepada Allah saja sebagiamana dilakukan oleh Nabi Ayyub 'Alaihis Salam yang berdoa, “Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Rabbnya, ”(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”. (QS. Al Anbiyaa :83)
6. Memunculkan berbagai macam ibadah yang menyertainya.
Di antara ibadah yang muncul adalah ibadah hati berupa khasyyah (rasa takut) kepada Allah. Berapa banyak musibah yang menyebabkan seorang hamba menjadi istiqamah dalam agamanya, berlari mendekat kepada Allah menjauhkan diri dari kesesatan. Amat banyak hamba yang setelah di timpa sakit ia mau memulai bertanya persoalan agamanya, mulai mengerjakan shalat dan berbuat kebaikan, yang kesemua itu tak pernah ia lakukan sebelum menderita sakit. Maka sakit yang dapat memunculkan ketaatan-ketaatan pada hakekatnya merupakan kenikmatan baginya.
7. Dapat mengikis sikap sombong, ujub dan besar kepala.
Jika seorang hamba kondisinya serba baik dan tak pernah ditimpa musibah maka biasanya ia akan bertindak melampaui batas, lupa awal kejadiannya dan lupa tujuan akhir dari kehidupannya. Akan tetapi ketika ia ditimpa sakit, mengeluarkan berbagai kotoran, bau tak sedap,dahak dan terpaksa harus lapar, kesakitan bahkan mati, maka ia tak mampu memberi manfaat dan menolak bahaya dari dirinya. Dia tak akan mampu menguasai kematian, terkadang ia ingin mengetahui sesuatu tetapi tak kuasa, ingin mengingat sesuatu namun tetap saja lupa. Tak ada yang dapat ia lakukan untuk dirinya, demikian pula orang lain tak mampu berbuat apa-apa untuk menolongnya. Maka apakah pantas baginya menyombongkan diri di hadapan Allah dan sesama manusia?
8. Memperkuat harapan (raja’) kepada Allah.
Harapan atau raja’ merupakan ibadah yang sangat utama, karena menyebabkan seorang hamba hatinya tertambat kepada Allah dengan kuat. Apalagi pada penderita sakit yang telah sekian lama berobat kesana kemari namun tak kunjung sembuh. Maka dalam kondisi seperti ini satu-satunya yang jadi tumpuan harapan hanyalah Allah semata, sehingga ia mengadu: “Ya Allah tak ada lagi harapan untuk sembuhnya penyakit ini kecuali hanya kepada-Mu.” Dan banyak terbukti ketika seseorang dalam keadaan kritis, ketika para dokter sudah angkat tangan namun dengan permohonan yang sungguh-sungguh kepada Allah ia dapat sembuh dan sehat kembali. Dan ibadah raja’ ini tak akan bisa terwujud dengan utuh dan sempurna jika seseorang tidak dalam keadaan kritis.
9. Merupakan indikasi bahwa Allah menghendaki kebaikan.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah secara marfu’ bahwa Rasulullah n bersabda, ”Barang siapa yang dikehen-daki oleh Allah kebaikan maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya.” (HR al Bukhari). Seorang mukmin meskipun hidupnya sarat dengan ujian dan musibah namun hati dan jiwanya tetap sehat.
10. Allah tetap menulis pahala kebaikan yang biasa dilakukan oleh orang yang sakit.
Meskipun ia tidak lagi dapat melakukannya atau dapat melakukan namun tidak dengan sem-purna. Hal ini dikarenakan seandainya ia tidak terhalang sakit tentu ia akan tetap melakukan kebajikan tersebut, maka sakinya tidaklah menghalangi pahala meskipun menghalanginya untuk melakukan amalan. Hal ini akan terus berlanjut selagi dia (orang yang sakit) masih dalam niat atau janji untuk terus melakukan kebaikan tersebut. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya dari Abdullah bin Amr dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam, ”Tidak seorangpun yang ditimpa bala pada jasadnya melainkan Allah memerintah-kan kepada para malaikat untuk menjaganya, Allah berfirman kepada malaikat itu, “Tulislah untuk hambaKu siang dan malam amal shaleh yang (biasa) ia kerjakan selama ia masih dalam perjanjian denganKu.”
11. Sakit dapat menghantarkan ke manzilah (kedudukan) tertentu di Surga.
Terkadang seorang hamba memiliki manzilah di Surga, akan tetapi amalnya tidak dapat mengantarkannya ke sana maka Allah menimpakan kepadanya berbagai ujian secara bertubi-tubi sehingga sampailah ia kepada manzilah tadi, sebagaimana dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh imam Ibnu Hibban dari Abu Hurairah.
12. Dengan sakit akan diketahui besarnya makna sehat.
Jika seseorang selalu dalam keadaan sehat maka ia tidak akan mengetahui derita orang yang tertimpa cobaan dan kesusahan, dan ia tidak akan tahu pula besarnya nikmat yang ia peroleh. Maka ketika seorang hamba sakit, ia ingin agar bisa segera pulih sebagaimana kondisi semula ketika sehat, sebab setelah sakit itulah ia akan tahu apa artinya sehat.
Hendaknya seorang hamba bersabar dan memuji Allah ketika tertimpa musibah, sebab walaupun ia sedang sakit maka tentu masih ada orang lain yang lebih parah, dan jika tertimpa kefakiran maka pasti ada yang lebih fakir lagi. Hendaknya ia melihat sakit yang diderita dengan nikmat yang telah diterima dan dengan memikirkan faedah dan manfaat dari sakitnya. Dalam urusan agama seseorang harus memandang yang diatasnya agar tidak merasa bahwa dirinyalah orang yang terbaik, sedang dalam urusan dunia ia harus memandang orang yang ada di bawahnya agar menimbulkan rasa syukur dan melahirkan pujian kepada Allah.
13. Bagi seorang hamba (muslim) sakit merupakan rahmat bukan siksa.
Firman Allah, artinya. “Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Menge-tahui.” (QS. an Nisaa:147)
Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengenal Allah dan hikmahNya, meskipun demikian Allah tetap menyayanginya karena itu semua disebabkan ketidak tahuan, kelemahan dan kekurangannya.
(Dari nasyrah Darul Wathan, Min fawaidil maradh. Subakir Ahmad)
Dari Buletin Al-Sofwah
Peristiwa itu tidak hanya meninggalkan duka lara bagi kaum muslimin, yang setiap saat mesti ditangisi dan disesali. Ada hikmah besar yang terhampar luas yang bisa dipetik oleh kaum muslimin dari peristiwa itu. Karena bagaimanapun, pengalaman hidup adalah guru yang paling bijak dalam mengajarkan sesuau kepada kita.
Sebenarnya kaum muslimin pada awalnya tidak berada pada posisi kalah, karena Rasulullah SAW telah membentuk benteng pertahanan dari pasukan pemanah yang akan selalu melindungi barisan kaum muslimin. Ketaatan mereka terhadap perintah Rasulullah SAW memudar saat barisan pemanah itu melihat kaum Muslimin yang lain sibuk memperebutkan harta rampasan perang. Mereka meninggalkan bukit pertahanan mereka untuk ikut ambil bagian dalam harta rampasan perang tersebut. Kesempatan ini adalah momentum yang ditunggu-tunggu oleh kaum musyrikin. Mereka mengambil alih posisi pasukan pemanah dan melakukan serangan balasan bagaikan gelombang laut yang tak mampu dihalangai oleh kaum Muslimin.
Begitulah sejarah mencatat alur peristiwa besar itu. Peristiwa Uhud setidaknya mengajarkan Kaum muslimin tentang konsekuensi yang harus diterima oleh seseorang ketika ia mencoba untuk melanggar perintah Rasulullah saw. Karena bagaimanapun muara kesalahan dari perisiwa itu adalah sikap merasa tidak berbahaya dari tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan meninggalkan posisi pasukan pemanah.
Ternyata sakit tidak selalu meninggalkan kesan kesedihan dan penderitaan bagi seseorang, tapi justru ia menjadi momentum lonjakan kebaikan dalam menyemai dan mengumpulkan butir-butir kebaikan. Dan yang terpenting dan sangat berharga adalah bahwa sakit adalah momentum untuk muhasabah terhadap nikmat kesehatan yang selama ini dinikmati. Disini sakit berungsi sebagai pengontrol terhadap nikmat kesehatan dan kesenangan yang telah dihabiskan.
Sakit merupakan momentum pengumpulan semangat baru terhadap perjuangan yang sedang dilakukan. Di sisi lain sakit merupakan momentum untuk pencapaian sebuah cita-cita, bahkan sakit adalah jejak-jejak untuk mengukir kegemilangan. Jendral Sudirman telah mengajarkan tentang hal itu, cukup lama beliau berteman dengan sakit bahkan untuk sekedar berjalanpun sulit, tapi ternyata sakit tidak membuat beliau patah semangat dalam mengisi bait-bait kemerdekaan, tandu ternyata bukan suatu penghalang bagi beliau untuk menghentikan perjuangan.
Kita hanya berbicara tentang nilai positif dari rasa sakit yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya. Karena sakit sesungguhnya bukan sesuatu pemberian Allah SWT yang buruk, karena Allah SWT tidak pernah memberikan yang buruk kepada hambaNya, sakit yang menurut kita buruk, belum tentu buruk juga dalam pandangan Allah SWT.
Ini adalah janji Allah SWT, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui" (QS Al Baqarah 216). Begitulah Allah SWT mengajarkan kepada kita tentang pentingnya bersikap positif terhadap sesuatu.
Sakit adalah bagian dari kasih sayang Allah SWT yang sangat besar bagi hambaNya. Justru karena sakitlah Umar Bin Khattab semakin merasa bersyukur kepada Allah SWT, karena diberi kesempatan untuk menghapuskan dosa-dosa kecil. Sakit bisa membuat kita merengkuh pahala kesabaran yang terhampar luas, sabar yang penuh dengan keindahan. "Maka Bersabarlah kamu dengan sabar yang baik." ( QS Al Ma’arij 5 )
Rasulullah SAW sangat mewanti-wanti agar kita harus sangat berhati-hati dengan sakit, karena tidak semua orang mempunyai kekuatan menata masa sakit itu menjadi ladang-ladang kebaikan. "Pergunakanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu," begitu beliau mewasiatkan.
Oleh : Riyulasdi SP
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/11/02/24/165898-hikmah-sakit
***********************
catatan :
Orang yang sedang ditimpa penyakit tidak perlu dicekam rasa takut selama ia mentauhidkan Allah dan menjaga shalatnya. Bahkan, meskipun di masa sehatnya ia banyak berkubang dalam dosa dan maksiat, karena Allah itu Maha Penerima taubat sebelum ruh seorang hamba sampai di kerongkongan. Dan sesungguhnya di balik sakit itu terdapat hikmah dan pelajaran bagi siapa saja yang mau memikirkan-nya, di antaranya adalah:
1. Mendidik dan menyucikan jiwa dari keburukan.
Allah Ta'ala berfirman, artinya, “Apa saja musibah yang menimpa kamu maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS asy Syura: 30)
Dalam ayat ini terdapat kabar gembira sekaligus ancaman jika kita mengetahui bahwa musibah yang kita alami adalah merupakan hukuman atas dosa-dosa kita. Imam al Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: ”Tidak ada penyakit, kesedihan dan bahaya yang menimpa seorang mukmin hinggga duri yang menusuknya melain-kan Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahannya dengan semua itu.”
Dalam hadits lain beliau bersabda: “Cobaan senantiasa akan menimpa seorang mukmin, keluarga, harta dan anaknya hingga dia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai dosa.” Sebagian ulama salaf berkata, “Kalau bukan karena musibah-musibah yang kita alami di dunia, niscaya kita akan datang di hari kiamat dalam keadaan pailit.”
2. Mendapatkan kebahagiaan (pahala) tak terhingga di akhirat.
Itu merupakan balasan dari sakit yang diderita sewaktu di dunia, sebab kegetiran hidup yang dirasakan seorang hamba ketika di dunia akan berubah menjadi kenikmatan di akhirat dan sebaliknya. Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, ”Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.” Dan dalam hadits lain disebutkan, ”Kematian adalah hiburan bagi orang beriman.” (HR .Ibnu Abi ad Dunya dengan sanad hasan). At Tirmidzi meriwayatkan dari Jabir secara marfu’, ”Manusia pada hari kiamat menginginkan kulitnya dicabik-cabik ketika di dunia karena iri melihat pahala orang-orang yang tertimpa cobaan.”
3. Allah dekat dengan orang sakit.
Dalam hadits qudsi Allah berfirman: ”Wahai manusia, si fulan hamba-Ku sakit dan engkau tidak membesuknya. Ingatlah seandainya engkau membesuknya niscaya engkau mendapati-Ku di sisinya.” (HR Muslim dari Abu Hurairah)
4. Sebagai parameter kesabaran seorang hamba.
Sebagaimana dituturkan, bahwa kalau seandainya tidak ada ujian maka tidak akan tampak keutamaan sabar. Apabila ada kesabaran maka akan muncul segala macam kebaikan yang menyertainya, namun jika tidak ada kesabaran maka akan lenyap pula kebaikan itu.
Anas Radhiallaahu anhu meriwayatkan sebuah hadits secara marfu’, “Sesungguhnya besarnya pahala tergantung pada besarnya cobaan. Jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan mengujinya dengan cobaan. Barang siapa yang ridha atas cobaan tersebut maka dia mendapat keridhaan Allah dan barang siapa yang berkeluh kesah (marah) maka ia akan mendapat murka Allah.”
Apabila seorang hamba bersabar dan imannya tetap tegar maka akan ditulis namanya dalam daftar orang-orang yang sabar. Apabila kesabaran itu memunculkan sikap ridha maka ia akan ditulis dalam daftar orang-orang yang ridha. Dan jikalau memunculkan pujian dan syukur kepada Allah maka dia akan ditulis namanya bersama-sama orang yang bersyukur. Jika Allah mengaruniai sikap sabar dan syukur kepada seorang hamba maka setiap ketetapan Allah yang berlaku padanya akan menjadi baik semuanya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, “Sungguh menakjubkan kondisi seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Jika memperoleh kelapangan lalu ia bersyukur maka itu adalah baik baginya. Dan jika ditimpa kesempitan lalu ia bersabar maka itupun baik baginya (juga).”
5. Dapat memurnikan tauhid dan menautkan hati kepada Allah.
Wahab bin Munabbih berkata, “Allah menurunkan cobaan supaya hamba memanjatkan do’a dengan sebab bala’ itu.” Dalam surat Fushilat ayat 51 Allah berfirman, artinya, “Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdo’a.”
Musibah dapat menyebabkan seorang hamba berdoa dengan sungguh-sungguh, tawakkal dan ikhlas dalam memohon. Dengan kembali kepada Allah (inabah) seorang hamba akan merasakan manisnya iman, yang lebih nikmat dari lenyapnya penyakit yang diderita. Apabila seseorang ditimpa musibah baik berupa kefakiran, penyakit dan lainnya maka hendaknya hanya berdo’a dan memohon pertolongan kepada Allah saja sebagiamana dilakukan oleh Nabi Ayyub 'Alaihis Salam yang berdoa, “Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Rabbnya, ”(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”. (QS. Al Anbiyaa :83)
6. Memunculkan berbagai macam ibadah yang menyertainya.
Di antara ibadah yang muncul adalah ibadah hati berupa khasyyah (rasa takut) kepada Allah. Berapa banyak musibah yang menyebabkan seorang hamba menjadi istiqamah dalam agamanya, berlari mendekat kepada Allah menjauhkan diri dari kesesatan. Amat banyak hamba yang setelah di timpa sakit ia mau memulai bertanya persoalan agamanya, mulai mengerjakan shalat dan berbuat kebaikan, yang kesemua itu tak pernah ia lakukan sebelum menderita sakit. Maka sakit yang dapat memunculkan ketaatan-ketaatan pada hakekatnya merupakan kenikmatan baginya.
7. Dapat mengikis sikap sombong, ujub dan besar kepala.
Jika seorang hamba kondisinya serba baik dan tak pernah ditimpa musibah maka biasanya ia akan bertindak melampaui batas, lupa awal kejadiannya dan lupa tujuan akhir dari kehidupannya. Akan tetapi ketika ia ditimpa sakit, mengeluarkan berbagai kotoran, bau tak sedap,dahak dan terpaksa harus lapar, kesakitan bahkan mati, maka ia tak mampu memberi manfaat dan menolak bahaya dari dirinya. Dia tak akan mampu menguasai kematian, terkadang ia ingin mengetahui sesuatu tetapi tak kuasa, ingin mengingat sesuatu namun tetap saja lupa. Tak ada yang dapat ia lakukan untuk dirinya, demikian pula orang lain tak mampu berbuat apa-apa untuk menolongnya. Maka apakah pantas baginya menyombongkan diri di hadapan Allah dan sesama manusia?
8. Memperkuat harapan (raja’) kepada Allah.
Harapan atau raja’ merupakan ibadah yang sangat utama, karena menyebabkan seorang hamba hatinya tertambat kepada Allah dengan kuat. Apalagi pada penderita sakit yang telah sekian lama berobat kesana kemari namun tak kunjung sembuh. Maka dalam kondisi seperti ini satu-satunya yang jadi tumpuan harapan hanyalah Allah semata, sehingga ia mengadu: “Ya Allah tak ada lagi harapan untuk sembuhnya penyakit ini kecuali hanya kepada-Mu.” Dan banyak terbukti ketika seseorang dalam keadaan kritis, ketika para dokter sudah angkat tangan namun dengan permohonan yang sungguh-sungguh kepada Allah ia dapat sembuh dan sehat kembali. Dan ibadah raja’ ini tak akan bisa terwujud dengan utuh dan sempurna jika seseorang tidak dalam keadaan kritis.
9. Merupakan indikasi bahwa Allah menghendaki kebaikan.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah secara marfu’ bahwa Rasulullah n bersabda, ”Barang siapa yang dikehen-daki oleh Allah kebaikan maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya.” (HR al Bukhari). Seorang mukmin meskipun hidupnya sarat dengan ujian dan musibah namun hati dan jiwanya tetap sehat.
10. Allah tetap menulis pahala kebaikan yang biasa dilakukan oleh orang yang sakit.
Meskipun ia tidak lagi dapat melakukannya atau dapat melakukan namun tidak dengan sem-purna. Hal ini dikarenakan seandainya ia tidak terhalang sakit tentu ia akan tetap melakukan kebajikan tersebut, maka sakinya tidaklah menghalangi pahala meskipun menghalanginya untuk melakukan amalan. Hal ini akan terus berlanjut selagi dia (orang yang sakit) masih dalam niat atau janji untuk terus melakukan kebaikan tersebut. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya dari Abdullah bin Amr dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam, ”Tidak seorangpun yang ditimpa bala pada jasadnya melainkan Allah memerintah-kan kepada para malaikat untuk menjaganya, Allah berfirman kepada malaikat itu, “Tulislah untuk hambaKu siang dan malam amal shaleh yang (biasa) ia kerjakan selama ia masih dalam perjanjian denganKu.”
11. Sakit dapat menghantarkan ke manzilah (kedudukan) tertentu di Surga.
Terkadang seorang hamba memiliki manzilah di Surga, akan tetapi amalnya tidak dapat mengantarkannya ke sana maka Allah menimpakan kepadanya berbagai ujian secara bertubi-tubi sehingga sampailah ia kepada manzilah tadi, sebagaimana dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh imam Ibnu Hibban dari Abu Hurairah.
12. Dengan sakit akan diketahui besarnya makna sehat.
Jika seseorang selalu dalam keadaan sehat maka ia tidak akan mengetahui derita orang yang tertimpa cobaan dan kesusahan, dan ia tidak akan tahu pula besarnya nikmat yang ia peroleh. Maka ketika seorang hamba sakit, ia ingin agar bisa segera pulih sebagaimana kondisi semula ketika sehat, sebab setelah sakit itulah ia akan tahu apa artinya sehat.
Hendaknya seorang hamba bersabar dan memuji Allah ketika tertimpa musibah, sebab walaupun ia sedang sakit maka tentu masih ada orang lain yang lebih parah, dan jika tertimpa kefakiran maka pasti ada yang lebih fakir lagi. Hendaknya ia melihat sakit yang diderita dengan nikmat yang telah diterima dan dengan memikirkan faedah dan manfaat dari sakitnya. Dalam urusan agama seseorang harus memandang yang diatasnya agar tidak merasa bahwa dirinyalah orang yang terbaik, sedang dalam urusan dunia ia harus memandang orang yang ada di bawahnya agar menimbulkan rasa syukur dan melahirkan pujian kepada Allah.
13. Bagi seorang hamba (muslim) sakit merupakan rahmat bukan siksa.
Firman Allah, artinya. “Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Menge-tahui.” (QS. an Nisaa:147)
Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengenal Allah dan hikmahNya, meskipun demikian Allah tetap menyayanginya karena itu semua disebabkan ketidak tahuan, kelemahan dan kekurangannya.
(Dari nasyrah Darul Wathan, Min fawaidil maradh. Subakir Ahmad)
Dari Buletin Al-Sofwah
Langganan:
Postingan (Atom)