Minggu, 06 Februari 2011
Keutamaan Ilmu Dibandingkan Harta
Diriwayatkan suatu hari sepuluh orang terpelajar mendatangi Imam Ali ra. Mereka ingin mengetahui mengapa ilmu lebih baik daripada harta dan mereka meminta agar masing-masing dari mereka diberikan jawaban yang berbeda. Imam Ali ra menjawab sebagaimana berikut:
[1] Ilmu adalah warisan Nabi, sebaliknya harta adalah warisan Firaun. Sebagaimana Nabi lebih unggul daripada Firaun, maka ilmu lebih baik daripada harta.
[2] Ketika Ilmu dibagikan ia semakin bertambah. Ketika harta dibagikan ia berkurang. Seperti itulah bahwa ilmu lebih baik daripada harta.”
[3] Engkau harus menjaga hartamu, tetapi Ilmu akan menjagamu. Maka dari itu, Ilmu lebih baik daripada harta.
[4] Manusia yang mempunyai banyak harta memiliki banyak musuh, sedangkan manusia berilmu memiliki banyak teman. Untuk itu, ilmu lebih baik daripada harta.
[5] Ilmu menjadikan seseorang bermurah hati karena pandangannya yang luas, sedangkan manusia kaya dikarenakan kecintaannya kepada harta menjadikannya sengsara. Seperti itulah bahwa ilmu lebih baik daripada harta.
[6] Ilmu tidak dapat dicuri, tetapi harta terus-menerus terekspos oleh bahaya akan pencurian. Maka, ilmu lebih baik daripada harta.
[7] Seiring berjalannya waktu, kedalaman dan keluasan ilmu bertambah. Sebaliknya, timbunan dirham menjadi berkarat. Untuk itu, ilmu lebih baik daripada harta.
[8] Engkau dapat menyimpan catatan kekayaanmu karena ia terbatas, tetapi engkau tidak dapat menyimpan catatan ilmumu karena ia tidak terbatas. Untuk itulah mengapa ilmu lebih baik daripada harta.
[9] Ilmu mencerahkan pikiran, sementara harta cenderung menjadikannya gelap. Maka dari itu, ilmu lebih baik daripada harta.
[10] Ilmu lebih baik daripada harta, karena ilmu menyebabkan Nabi berkata kepada Tuhan “Kami menyembah-Nya sebagaimana kami adalah hamba-hamba-Nya”, sementara harta membahayakan, menyebabkan Firaun dan Nimrud bersikap congkak dengan menyatakan diri mereka sebagai Tuhan.
Sumber artikel:
Diterjemahkan oleh Dimas Tandayu dari “Superiority of knowledge over wealth”. Dikutip dari buku berjudul “Hadrat Ali r.a.”, Oleh Prof. Madud-ul-Hasan.
****************************
PENTINGNYA ILMU
“Allah akan MENINGGIKAN orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Mujadalah:11)
Al-Imam Asy-Syafi’i:
“BELAJARLAH karena tidak ada seorangpun yang dilahirkan dalam keadaan BERILMU, dan tidaklah orang yang berilmu seperti orang yang bodoh.
Sesungguhnya suatu kaum yang BESAR tetapi tidak memiliki ILMU maka sebenarnya kaum itu adalah KECIL apabila terluput darinya KEAGUNGAN (ILMU).
Dan sesungguhnya kaum yang KECIL jika memiliki ILMU maka pada hakikatnya mereka adalah kaum yang BESAR apabila perkumpulan mereka selalu dengan ILMU.”
Kebutuhan manusia terhadap ILMU itu lebih besar daripada kebutuhan mereka kepada MAKANAN dan MINUMAN, karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan sekali atau dua kali dalam sehari, sedangkan ILMU dibutuhkan sebanyak SEJUMLAH PERNAFASAN kita sepanjang hari.
( Imam Ahmad bin Hambal)
Dari Al-Hasan Al-Bashriy rahimahullaah, beliau berkata: “Sungguh aku mempelajari satu bab dari ILMU lalu aku MENGAJARKANNYA kepada seorang muslim di jalan Allah LEBIH AKU CINTAIi daripada aku mempunyai DUNIA SELURUHNYA.”
(Al-Majmuu’ Syarh Al-Muhadzdzab, karya Al-Imam An-Nawawiy, 1/21)
Muadz bin Jabal pernah mengatakan:
“Pelajarilah ilmu,
karena mempelajari ilmu karena Allah adalah KEBAIKAN
dan menuntut ilmu adalah IBADAH,
pengkajiannya adalah TASBIH,
penyidikannya terhadap ilmu adalah JIHAD,
pengajarannya adalah SEDEKAH,
dan pemberian kepada ahlinya adalah PENDEKATAN DIRI kepada Allah.
Ilmu adalah PENGHIBUR dikala kesepian,
TEMAN diwaktu sendirian,
dan PETUNJUK dikala senang dan susah.
Ia adalah PEMBANTU dan TEMAN yang baik,
dan PENERANG jalan ke SYURGA.”
Siapa Muadz Bin Jabal ini? Ia seorang pemuda, yang masuk Islam ketika berumur 18 tahun kemudian Nabi Saw mengakatnya menjadi seorang penguasa sekaligus pengajar ke Negara Yaman ketika ia berusia 24 tahun. Ia dikenal sebagai ulama yang masyhur.
Dari ‘Umar Ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Sesungguhnya seseorang keluar dari rumahnya dalam keadaan dia mempunyai dosa-dosa seperti gunung Tihamah, akan tetapi apabila dia mendengar ILMU , kemudian dia menjadi TAKUT, kembali kepada Rabbnya dan BERTAUBAT, maka dia pulang ke rumahnya dalam keadaan tidak mempunyai dosa. Oleh karena itu, janganlah kalian meninggalkan majelisnya para ulama.” (Miftaah Daaris Sa’aadah, karya Al-Imam Ibnul Qayyim, 1/77)
Dan beliau juga berkata: “Wahai manusia, WAJIB atas kalian untuk BERILMU (mempelajari dan mengamalkannya), karena sesungguhnya Allah Ta’ala mempunyai SELENDANG yang Dia cintai. Maka barangsiapa yang MEMPELAJARI satu bab dari ILMU, Allah akan selendangkan dia dengan SELENDANG-Nya. Apabila dia terjatuh pada suatu DOSA hendaklah meminta AMPUN kepada-Nya, supaya Dia tidak melepaskan selendang-Nya tersebut SAMPAI dia MENINGGAL.” (Ibid. 1/121)
”Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan membuka baginya satu jalan dari JALAN-JALAN SYURGA.”
(Hadits hasan)
Ibnu Hazm seorang pakar fikih dan usul fikih menyimpulkan:
Ilmu pengetahuan Islam itu memiliki manfaat yang banyak bagi kehidupan manusia. Antara lain :
1. Menghilangkan KERESAHAN
2. Menghindarkan bujukan SYETAN
3. Mengikis SUNTUK, RESAH, GUNDAH GULANA
4. Menghilangkan KESEDIHAN
“Barangsiapa yang Allah akan berikan KEBAIKAN kepada seseorang, maka Allah memberi KEFAHAMAN dalam ILMU AGAMA.”
(HR. Bukhari Muslim)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Assalamualaikum Warahmatullah
BalasHapusSaya berasa kagum dengan apa yang disampaikan disini. Mohon izin untuk saya ulang siar dengan sedikit ubah suai di blog saya.
Terima kasih.
nice post,moga brmanfaat buat smua (termasuk ane hehehe...)
BalasHapusCopast y gan..
tanks b4...