Sabtu, 11 Mei 2013

Setiap peristiwa mengandung I’tibar.



Ta’bir itu adalah merupakan pemberian atau karunia dari Allah Ta’ala yang hanya diberikan kepada orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepadaNya. Dengan adanya ta’bir itu dapat mengambil i’tibar atas kejadian yang diturunkan Allah Ta’ala kepada hambanya didalam dunia ini.

“Man adzinalahu fit-ta’biyri fahimat fii masaa mi’il-khalqi ‘ibaaratuhu wajaliyat ilaiyhim isyaratuhu”.

“Barang siapa yang dipernankan pemberian oleh Allah tentang i’tibar {memperhatikan sesuatu dengan teliti untuk mendapatkan suatu pegangan} maka ibaratnya dapat diterima oleh manusia, serta jelasnya {petunjuk} mereka”.

Apabila mereka {orang yang diperkeenankan Allah Ta’ala tentang i’tibar} bila Ia mengibaratkan sesuatu atau memberikan keterangan dapatlah diterima dengan jelas oleh semua manusia. Ta’bir, Ibrah dan I’tibar adalah sesuatu yang banyak disebutkan oleh Allah Ta’ala di dalam Al Qur’an. Karena  ta’bir, ibrah dan i’tibar merupakan bagian kehidupan Insan yang di beritahukan Allah Ta’ala kepada hambanya yang tha’at.

Betapun masalah ini adalah masalah yang amat penting akan tetapi pada sa’at sekarang ini hanya sedikit sekali memperhatikan dan mengutamakannya. Sesungguhnya hal ini sangat penting dan utama sekali, sehingga Allah Ta’ala menyebutkan berulang-ulang, terutama untuk menjadi pegangan bagi yang beriman dan tha’at demi masa kemasa.  Dan dengan adanya kejadian itu pula manusia bisa memahami hal yang sebenarnya.

Sebagaiman firman Allah Ta’ala didalam Al Qur’an :
“Zhaharal fasaadu filbarri wal-bahhri bimaa kasabat aydiyn-nasi liyudzi yaqahum ba’dhal-ladzi ‘amilu la’allahum yar ji’uwna”.

“Telah timbul kerusakan didarat dan dilaut disebabkan perbuatan manusia supaya Allah merasakan kepadanya sebagian dari {akibat} perbuatannya, agar mereka kembali {kejalan yang benar”.{QS. Ar Ruum. 41}.

Dari itu manusia bisa terbawa kealam yang lebih sadar, bahwa semua kejadian itu adalah dijadikan Allah Ta’ala. Disebabkan Ia mau memperhatikan atau menelaah sesuatu dengan sepenuh daya kemampuan, {apakah itu benda atau peristiwa} lalu dapat diambil faedah dari padanya. Demikianlah haqiqaht kata: ta’bir, ibrah dan i’tibar yang mula asal katanya {‘abara} lalu lahirlah kata ta’bir, ibrah dan i’tibar. Yang dari kata itu mempunyai arti : memperhatikan sesuatu untuk mendapatkan suaatu pegangan.

Menjadikan sesuatu pada diri sendiri, masyrakat, negara dan dunia ini, dalam sesuatu telaah yang dalam dan seksama, lalu daripadanya itu diambil intisarinya untuk mendapatkan pegangan diri, hati dan fikiran. Maka itulah yang dinamakan Ta’bir, Ibrah dan I’tibar. Secara ringkas dapat dikatakan plajaran yang didapat dari sesuatu. Dan didalam Al Qur’an banyak sekali Allah Ta’ala menyebutkan kehidupan ummat terdahulu dari masa Nabi Adam a.s. sampai kepada Nabi Muhammad s.a.w. baik mereka yang tha’at kepada Allah Ta’ala maupun yang ingkar kepadaNya.

“Laqad kana fii qashashihim ‘ibrahtun li-ulil-albabi maakana hhadiysyan yuftaraa walakin tashditqal-iadzi baiyna yadaiyhi wa tafshila kulli syaiy-in wahudan warahhmatanl-liqauwmin yukminuuna”.

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai ‘aqal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan {kitab-kitab} yang sebelumnya, dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.{QS. Yusuf. 111}.

Dan segala peristiwa yang terjadi pada zaman masa Nabi Muhammad s.a.w. diharafkan orang yang beriman mengambil pelajaran untuk masa yang berlaku tentang  kehidupan dirinya. Seperti peristiwa perang Badhar yang disebutkan yaitu “Ummul Abthal” {Ibu para pahlawan}. Karena melahirkan tokoh-tokoh Islam. Yang dalam perang itu ummat Islam maju dengan jumlah sedikit tetapi membawa Iman, sedang musuh mereka orang Quraisy datang dengan jumlah besar dan dengan persenjataan yang hebat, namun akhirnya orang berimanlah yang mendapatkan kemenangan. Dan juga Allah Ta’ala menurunkan para Malaikat untuk memberi pertolonganNya.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam AlQur’an :
“Sesunggunya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu {bertempur}. Segolongan berperang dijalan Allah dan {segolongan} yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat {seakan-akan} orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuanNya siapa yang dikehendakkiNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati”.
{QS. Ali ‘Imran. 13}.

Demikian juga pergantian malam dan siang {maju mundurnya ummat}, pun Allah Ta’ala memerintahkan manusia menelaahnya dengan seksama karena ada pelajaran yang terkandung didalamnya untuk kehidupan manusia itu sendiri.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Al Qur’an :
“Allah menggantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan”.{QS. An Nuur.44}.

Didalam surat An Naziaat Allah Ta’ala menceritakan bagaimana perjuangan Nabi Musa a.s. menghadapi keingkaran dan kezhaliman Firaun yang sangat kejam. Dan kesudahan nasib Firaun dalam kekejaman itu, lalu Allah Ta’ala memerintahkan para mu’minin dldalam Al Qur’an :

“Inna fii dzaalika la’ibratan limay-yakhsyaa”.

“Sesungguhnya pada {peristiwa} yang demikian itu ada pelajaran bagi orang yang takut {pada Allah}”. {QS. An Naziaat. 26}.

Dan demikianlah ayat yang berkenan dengan Ta’bir, Ibrah dan I’tibar yang semua orang beriman dituntut dan diberi izin Allah Ta’ala untuk mengambil pelajaran pada tiap-tiap kejadian atau peristiwa yang terjadi di alam dunia ini.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar