Sabtu, 11 Mei 2013

Sebuah i’tibar dari meninggalnya seorang Hamba




Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (Al A’rof :34) 

Kematian adalah sesuatu yang Hak, dan tak ada suatu barang bernyawa pun diatas bumi Allah ini akan luput dari padanya. Bukankah Al-Quran menegaskan bahwa,
 “Mahasuci Allah Yang di dalam genggaman kekuasaan-Nya seluruh kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu siapakah di antara kamu yang paling baik amalnya, dan sesungguhnya Dia Mahamulia lagi Maha Pengampun” (QS Al-Mulk [67]: 1-2).

Demikian  terlihat  bahwa  kematian  dalam  pandangan  Islam bukanlah  sesuatu  yang  buruk,  karena di samping mendorong manusia untuk  meningkatkan  pengabdiannya  dalam  kehidupan dunia  ini,  ia  juga merupakan pintu gerbang untuk memasuki kebahagiaan abadi, serta mendapatkan keadilan sejati.

KEMATIAN  HANYA  KETIADAAN  HIDUP  DI  DUNIA

Ayat-ayat Al-Quran dan hadis Nabi menunjukkan bahwa kematian bukanlah  ketiadaan  hidup  secara  mutlak, tetapi ia adalah ketiadaan hidup di dunia, dalam  arti  bahwa  manusia  yang meninggal pada hakikatnya masih tetap hidup di alam lain dan dengan cara yang tidak dapat diketahui sepenuhnya.

"Janganlah kamu menduga bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, tetapi mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki"
(QS Ali-'Imran [3]: 169).

"Janganlah kamu mengatakan terhadap orang-oran yang meninggal di jalan Allah bahwa 'mereka itu telah mati,' sebenarnya mereka hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya" (QS Al-Baqarah [2]: 154).

Imam Bukhari meriwayatkan melalui sahabat Nabi Al-Bara'  bin Azib,  bahwa  Rasulullah Saw., bersabda ketika putra beliau, Ibrahim, meninggal dunia, "Sesungguhnya untuk dia (Ibrahim) ada seseorang yang menyusukannya di surga."

Di  sisi  lain,  manusia  dapat  "menghibur"  dirinya  dalam menghadapi   kematian  dengan  jalan  selalu  mengingat  dan meyakini bahwa semua manusia pasti akan mati. Tidak  seorangpun  akan luput  darinya, karena  "kematian  adalah risiko hidup."

Bukankah Al-Quran menyatakan bahwa,

"Setiap jiwa akan merasakan kematian?" (QS Ali 'Imran [3]: 183)

"Kami tidak menganugerahkan hidup abadi untuk seorang manusiapun sebelum kamu. Apakah jika kamu meninggal dunia mereka akan kekal abadi?
(QS Al-Anbiya' [21]: 34)

Semoga Allah menjadikan semua ini I'tibar (contoh) bagi kita semua, dan mengampuni segala dosa kita semua sebelum ajal menjemput..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar