Rabu, 14 Desember 2016

Keutamaan Mengikuti Perintah Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam

Keutamaan Mengikuti Perintah Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam
Nabi Shallallahu'alahi Wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang menaatiku maka dia akan masuk Surga, dan barangsiapa yang durhaka kepadaku maka sungguh dialah yang enggan”
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam bersabda:
“Semua umatku akan masuk Surga, kecuali orang yang enggan”.
Para Shahabat radhiallahu’anhum bertanya: Siapakah yang enggan, wahai Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam?
Beliau Shallallahu’alahi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang menaatiku maka dia akan masuk Surga, dan barangsiapa yang durhaka kepadaku maka sungguh dialah yang enggan”..
Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan dan tingginya kemuliaan orang yang selalu menaati perintah dan mengikuti petunjuk Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam dalam semua ucapan dan perbuatan beliau Shallallahu’alahi Wasallam. Bahkan ini merupakan sebab utama meraih kecintaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kedudukan mulia di sisi-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Ali ‘Imran:31).
Imam Ibnu Katsir berkata:
“Ayat yang mulia ini merupakan hakim (pemutus perkara) bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah, akan tetapi dia tidak mengikuti jalan (petunjuk) Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam, maka dia adalah orang yang berdusta dalam pengakuan tersebut dalam masalah ini, sampai dia mau mengikuti syariat dan agama (yang dibawa oleh) Nabi Muhammad Shallallahu’alahi Wasallam dalam semua ucapan, perbuatan dan keadaannya”.
Sebagaimana menyelisihi perintah dan petunjuk Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam adalah sebab utama keburukan di dunia dan azab Neraka yang pedih di akhirat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah (petunjuk) Rasulullah takut akan ditimpa fitnah (keburukan dan kesesatan) atau ditimpa azab (Neraka) yang pedih” (QS an-Nuur: 63).
Beberapa faidah penting yang dapat kita petik dari hadits di atas: Semangat mengikuti perintah Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam merupakan ciri iman yang sempurna kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hari akhir.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS al-Ahzaab:21).
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di ketika menjelaskan makna ayat di atas berkata: “Teladan yang baik (pada diri Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam) ini, yang akan mendapatkan taufik (dari Allah Subhanahu wa Ta’ala) untuk mengikutinya hanyalah orang-orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan) di hari akhir. Karena (kesempurnaan) iman, ketakutan pada Allah, serta pengharapan balasan kebaikan dan ketakutan akan siksaan Allah, inilah yang memotivasi seseorang untuk meneladani (petunjuk) Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam”
Arti “menaati Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam” adalah mengikuti petunjuk beliau Shallallahu’alahi Wasallam, dengan mengerjakan segala perintah dan menjauhi semua larangan beliau Shallallahu’alahi Wasallam, serta membenarkan semua yang beliau Shallallahu’alahi Wasallam sampaikan. Sedangkan arti “durhaka kepada beliau Shallallahu’alahi Wasallam” adalah melanggar larangan atau tidak membenarkan berita yang beliau Shallallahu’alahi Wasallam sampaikan
Orang yang durhaka kepada Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam berarti dia mengikuti hawa nafsunya dan menyimpang dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang lurus
Orang yang enggan masuk Surga dan akan masuk Neraka adalah orang kafir yang tidak mau mengikuti agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu’alahi Wasallam, atau orang muslim yang berbuat maksiat, selain syirik, karena dia terancam masuk Neraka meskipun tidak kekal di dalamnya6

Penulis: Ust. Abdullah bin Taslim al-Buthoni, Lc., MA.
Artikel Muslim.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar