Kamis, 06 Agustus 2009

Dan Berlinanglah Air Mata…



“Dua mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka: mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang siaga karena berjaga-jaga (ketika berjihad) di jalan Allah.” (HR. At-Tirmidzi)

Menangis…tentu engkau pernah melakukannya. Dalam setiap episode kehidupan kita sebagai manusia, tak terhitung berapa kali kita menangis. Di masa kecil, kita pernah menangis akibat terjatuh.. Beranjak remaja, ada tetes-tetes air yang menetes dari dua sudut mata kita tatkala sang kekasih hati berpaling. Setelah dewasa, kita pun sempat menitikkan air mata kala musibah menyapa kehidupan kita.

Wahai saudaraku, kini renungkanlah: pernahkah kita menangis karena takut kepada Allah? Adakah tetes-tetes air mata yang keluar, ketika kita mengingat dosa-dosa yang pernah kita lakukan? Dan sempatkah kita menitikkan air mata kala lisan ini melafadzkan firman Sang Pencipta…?

Saudaraku, ternyata tak pernah sekalipun kita menangis karena takut kepada Allah. Tak ada tetes-tetes air mata manakala kita mengingat tumpukan dosa-dosa kita. Sungguh, benar-benar tak ada waktu bagi kita untuk menitikkan air mata kala musibah datang menyapa. Kita justru sibuk berburuk sangka kepada Allah atas musibah yang menimpa kita.

Kini, menangis menjadi sesuatu yang sangat sulit dilakukan. Mengapa…? Telah sedemikian keraskah hati kita, hingga kita tak dapat menitikkan air mata? Tidak dapat dipungkiri, pesona dunia telah menggoda pelupuk mata kita. Kilau indah dunia telah begitu menyibukkan kita, hingga kita melupakan kewajiban kita sebagai seorang hamba: beribadah kepada Sang Pencipta. Jasad kita…jiwa kita semakin menjauh dari cahaya dan petunjukNya. Hati kita menjadi gelap…keras karena dosa-dosa. Dan kita semakin dekat pada neraka…

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan diantara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hadiid: 16)

Ketahuilah saudaraku, tetes-tetes air mata anak manusia menyimpan beribu makna. Air mata seorang hamba karena takut kepada Robbnya memiliki makna dan nilai yang teramat mulia di sisiNya. Tangisan seperti itu dapat menyelamatkan seorang hamba dari api neraka yang menyala. Tangisan seorang hamba yang takut kepada Allah juga merupakan salah satu cara mendekatkan diri kepadaNya. Tangisan ini merupakan buah kesadaran manusia yang takut terhadap adzabNya, disebabkan dosa-dosa yang senantiasa diperbuatnya.

“Berbahagialah orang yang dapat menjaga lisannya, merasa betah di rumahnya (untuk beribadah) dan menangisi dosa-dosanya.” (HR. Ath-Thabrani)
Lantas, apa yang harus kita lakukan agar kita dapat menangis karena takut kepada Allah ? Tenanglah…dan berbahagialah saudaraku, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan agar kita dapat menangis karena Allah.

1. Bertakwalah kepada Allah dengan sungguh-sungguh
Allah berfirman,
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami…” (QS. Al-‘Ankabuut: 69)

2. Mengingat kematian
Sungguh, berbagai kenikmatan dunia telah menghalangi menetesnya air mata dan lahirnya kesedihan hati. Sementara, ingat akan kematian merupakan cara memutus dan menghentikan seluruh kenikmatan yang ada. Oleh karena itu, perbanyaklah mengingat kematian. Rasakanlah segala hal menakutkan yang akan terjadi setelah kematian. Bayangkan bahwa engkau berada di dasar neraka dengan api yang menyala. Semua itu akibat dosa-dosa serta kelalaianmu. Dan menangislah karena ketakutanmu pada siksa Allah!

3. Menghayati kandungan Al-Qur’an
Menghayati isi Al-Qur’an merupakan cara efektif membuat seorang hamba menangis. Hal ini dapat dilakukan dengan memahami penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an melalui bimbingan ulama. Bacalah Al-Qur’an seolah-olah ia diturunkan kepadamu…
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24)

4. Banyak berdzikir
Hati yang mati dapat hidup kembali dengan dzikir, sebagaimana tanah yang tandus dapat dihidupkan dengan siraman air.

5. Beristighfar dan intropeksi diri
Istighfar dapat membersihkan hati dan membuatnya bercahaya, sebagaimana istighfar yang mampu membuat jiwa lebih kuat dan istiqomah. Untuk memperbanyak istighfar, kita perlu intropeksi diri…mengingat kembali dosa-dosa kita.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)…” (QS. Al-Hasyr: 18)

6. Memaksa diri untuk menangis
Dari sisi keutamaan, memaksa diri menangis lebih rendah daripada menangis sungguhan. Tetapi, ini merupakan satu cara untuk bisa menangis. Orang yang memaksa dirinya menangis adalah orang yang berjuang menundukkan dirinya dan berusaha meraih keridhaan Allah

Setiap hamba yang berjuang menundukkan jiwanya untuk menangis, maka sesungguhnya Allah telah memberikan hidayah kepadanya agar dapat menangis dan Allah memberi petunjuk kepadanya dalam meraihnya.

Wahai saudaraku…kini, apa yang akan engkau lakukan? Segeralah kembali kepada Allah, tundukkan hati dan jiwamu, tersungkurlah engkau di hadapNya…dan bersujudlah kepadaNya…hingga engkau berlinang air mata…

Referensi:
• Al-Qur’an• Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Shahih Sunanit Tirmidzi

Posted by Setiawan Agus | Posted in Agus Setiawan | Posted on 04-08-2009
http://pencarian-azzahra.com/2009/08/dan-berlinanglah-air-mata/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar