Minggu, 22 Mei 2011

Maknai Hidup


Hidup di dunia ini hanya sekali. Begitulah orang-orang sering bilang. Dunia, adalah tempat kita menyiapkan bekal untuk akhirat nanti. Tak bersiap-siap di dunia, maka ia akan rugi di akhirat. Ia takkan bisa kembali lagi ke dunia. Karena, walaupun ia berjanji tuk beramal sholeh di dunia, ia akan kembali terbuai dengan hawa nafsunya. Allah SWT berfirman, "...Seandainya mereka dikembalikan ke dunia, tentu mereka akan mengulang kembali apa yang telah dilarang mengerjakannya. Mereka itu sungguh pendusta." (QS. Al-An'aam: 28)

Hidup di dunia ini hanya sesaat. Layaknya pengembara yang beristirahat di bawah sebuah pohon. Lalu, dia akan melanjutkan perjalanannya yang jauh. Begitulah Rasulullah SAW mengibaratkan hidup ini. Tak lebih hanya seperti sebuah tempat peristirahatan.

Maka, manfaatkanlah waktu hidup kita yang sesaat ini, untuk menanam amal sholeh sebanyak-banyaknya. Agar kelak di akhirat nanti, kita bisa menuai hasil jerih payah kita itu. Isilah hidup ini dengan hal-hal yang bermanfaat.

Mungkin, terkadang kita merasa berat untuk menyusuri jalan kebenaran. Seperti mendaki tebing yang terjal. Namun, percayalah, setelah kita terbiasa untuk melakukan amal kebajikan, kita akan merasa bernafsu untuk terus menambah tabungan pahala kita. Berlari mendekat kepada Allah SWT. Tatkala kita sudah mereguk minuman cinta yang telah dihidangkan-Nya, kita akan semakin bernafsu lagi untuk mendekat dan terus mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Janganlah kita terbuai dengan tipuan-tipuan duniawi yang berserakan di muka bumi ini. Sadarlah bahwa kita tak memiliki banyak waktu untuk menjalani hidup di dunia ini. Apakah kita ingin melewati dunia ini dengan sia-sia? Tidak kan? Tentu kita ingin, dengan waktu yang diberikan Allah SWT, kita mampu meraih ridho dan surga-Nya. Bagaimana kita bisa meraih itu jika kita hanya berpangku tangan, bahkan melakukan banyak maksiat tanpa bertobat?

Raihlah cinta-Nya, niscaya kita akan mendapatkan ketenteraman dalam kehidupan. Betapa banyak orang kaya namun tidak tentram hidupnya. Itu karena mereka telah jatuh cinta kepada dunia. Sehingga ia mengisi waktunya hanya untuk menggapai dunia, bukan untuk meraih ridho-Nya. Semoga kita dimasukkan dalam golongan orang-orang yang mencintai-Nya dan dicintai oleh-Nya. Wallahu a'lam bish-shawwaab.

Oleh: Muhammad Fatih
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/05/21/llj6rz-mari-maknai-hidup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar