Senin, 05 Oktober 2009

Kisah Stacy dan Chris


Ini bukan roman percintaan dua anak manusia namun kisah yang diangkat dari acara Oprah Winfrey (18 Juni 2009). Kisah tersebut tentang Stacy dan Chris yang saya saksikan di Hallmark Channel. Mereka dua anak manusia yang berasal dari tempat yang jaraknya jauh, berbeda negara bagian, kemudian bertemu setelah menyadari, bahwa mereka berdua adalah kakak beradik. Selama 20-an tahun mereka mengira bahwa dirinya anak tunggal. Keduanya dipertemukan lewat internet. Meski ibu mereka berbeda, tapi ayah mereka sama, namanya adalah “Pendonor nomor 46”. Lho? Ternyata ayahnya adalah pendonor sperma dari sebuah klinik kesuburan di salah satu negara bagian Amerika Serikat.

Oprah mengawali bincang-bincangnya di televisi dengan mengisahkan bahwa pada tahun 80-an di Amerika, klinik kesuburan banyak menerima donor sperma untuk ditanamkan ke dalam rahim wanita. Ada banyak klinik. Dengan berjalannya waktu, anak-anak hasil donor tersebut kini sudah dewasa. Seperti apa mereka sekarang? Dan apa harapan dan kisah yang ingin disampaikan? Begitu kira-kira Oprah menyampaikan.

Lalu ditampilkan dua orang pendonor, yang satunya namanya Mr. Todd, yang satunya lagi.. (maaf lupa). Yang menarik, Mr Todd berkisah, waktu masih kuliah, dia butuh uang, setiap kali mendonor dia diberi 40 dollar. Dia biasa mendonor seminggu 3 kali. Walhasil dia mendapatkan 16.000 dollar hasil “jerih payahnya” selama 4 tahun! Lalu, berapa anak yang sudah dilahirkan berasal dari benihnya? Tidak tahu…mungkin sudah puluhan anak atau lebih dari seratus? Masya Allah! Si ibu yang menerima donorpun merasa baik-baik saja. Dia senang bisa punya anak, apalagi sang ayah memiliki profile yang baik (wajah, latar belakang pendidikan dan kesehatan yang baik). Dia tidak peduli apakah ada jalinan relasi (baca: silaturahim) antara ayah pendonor dengan anak yang dihasilkan atau tidak. Mereka “kedua orangtua” itu merasa baik-baik saja, namun bagaimana dengan anak-anak mereka?

Keempat remaja yang ditampilkan cantik-cantik (kebetulan semuanya perempuan) yang satunya keturunan Afrika berambut keritng, dia mengatakan bahwa ibunya menginginkan anak keturunan Afrika, jadi sang ibu memilih pendonor berkulit hitam, asal Afrika. Setelah dewasa, dia ingin mencari ayah biologisnya. Akhirnya mereka bertemu. Dia merasa mempunyai ayah kedua, disamping ayah pendamping ibunya sekarang. Sang ayah Afrikanya ditampilkan juga dalam talk show tersebut. Dia merasa baik-baik saja punya anak di luar perkawinan. Berbeda kisah dengan si gadis keturunan Afrika, ketiga gadis lainnya merasa sedih, gelisah, hampa, jenuh, kosong. Bahkan ada yang merasa dibohongi. Mereka masih mencari-cari dimana ayah biologisnya?

Begitu juga dengan Chris, meski tidak berhasil bertemu sang ayah “pendonor no 46” tapi akhirnya dia bertemu adiknya Stacy. Chris berkisah sejak kecil dia selalu merasa sebagai anak haram, karena teman-temannya berkata bahwa anak yang lahir tanpa ayah adalah anak haram. Label tersebut melekat terus di benaknya. Dia merasa tertekan. Akhirnya dia melilih jadi sukarelawan di Afrika untuk mencari makna hidup. Stacy juga demikian, dia merasa hampa. Dia ingin tahu asal usulnya, bagaimana ayahnya, bagaiamana kehidupannya, dan lain-lain. Sehingga dia terus mencari di internet dan akhirnya bertemu dengan Chris melalui Website klinik penyuburan tempat ibunya dahulu konsultasi. Chris dan Stacy memang kakak beradik, wajahnya sama, bahkan seperti kembar.

Kini, di Amerika ternyata bukan hanya sibuk dengan krisis global saja, tapi juga bagaimana menyatukan anak-anak yang tercerai berai hasil pendonoran sperma di klink-klinik penyuburan. Kalau tidak salah dengar, ada sekitar 3000 klinik. Satu pendonor bisa menghasilkan 66 anak. Lalu ada berapa pendonor? Akhirnya dibuka website www.donorsiblingregistry.com untuk melacak keberadaan anak-anak hasil donor. Hasilnya? Sudah 4200 orang yang ditemukan lewat situs ini.

Namun yang sangat disayangkan, Oprah tidak mengulas bagaimana bila anak-anak yang tidak tahu bahwa dirinya kakak beradik, bertemu kemudian jatuh cinta terus menikah. Bukankah mereka satu ayah dan bukankah namanya incest? Masya Allah! Bencana apalagi yang akan terjadi? Mudah-mudahan tidak terjadi. Wallahu a'lam.

Alhamdulillah, bersyukur ini tidak terjadi di Indonesia.

Oleh: Indah Meitasari

http://esqmagazine.com/lifestyle/2009/10/05/534/kisah-stacy-dan-chris.html
Senin, 5 Oktober 2009 09:03:50

Tidak ada komentar:

Posting Komentar