Kamis, 01 Oktober 2009
Takdir Pertemuan
Biarlah pembaca yang menentukan siapa berutang kepada siapa.
Hubungan antara Laurie dan ibunya sangat rumit. Ayahnya telah meninggalkan mereka demi wanita lain ketika Laurie baru tiga bulan.
Setiap beberapa tahun, ibunya akan membawanya pindah ke kota yang baru. Sering berpindah-pindah membuat Laurie merasa seolah-olah dia tidak punya kampung halaman. Karena ia harus pindah sekolah berkali-kali, dia tidak punya teman tetap. Dia tidak pernah memaafkan ibunya karena kehilangan ini.
Dia mulai bertengkar dengan ibunya, baik sengaja maupun tidak sengaja. Kalau ibunya memintanya untuk pergi ke timur, ia akan pergi ke barat. Kalau ibunya memintanya untuk membeli gula, dia akan pulang membawa garam. Meskipun dia dan ibunya bersama-sama sepanjang waktu, hati mereka terpisah sepuluh ribu mil.
Ketika ibunya membawanya ke gereja, Laurie berdoa, "Tuhan, jika Engkau benar-benar mencintai anak-anak-Mu, mengapa Engkau mengatur saya bersama seorang ibu semacam ini?"
'Perang dingin' antara ibu dan anak ini berakhir pada hari ulang tahunnya yang kedelapan belas. Bagaikan burung keluar sangkar, dia segera pindah. Tak lama kemudian, ia menikah, tapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Ibunya tiba-tiba didiagnosa menderita kanker dan meninggal dalam waktu enam bulan.
Ketika ia mendengar berita ini, Laurie tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Ia ingin menangis tapi ia juga ingin tertawa. Air mata memenuhi seluruh wajahnya. Tak lama kemudian dia sangat menyesali masa lalunya dan mengingat kembali semua kebaikan ibunya.
Dalam angin dan hujan, adalah ibunya yang telah membawa dia ke rumah sakit dan mengawasinya sepanjang malam. Semua hadiah di bawah pohon Natal itu untuk dirinya sementara ibunya tidak punya satupun. Pada hari sebelum ulang tahunnya, adalah ibunya yang sampai larut malam memanggang kue pestanya meskipun dia tidak punya banyak teman-teman kecil. Ketika ia bermain bisbol atau sepak bola, adalah ibunya yang bersorak untuknya di bawah terik matahari. Adalah ibunya yang mengantarnya ke sekolah dan menjemputnya selama bertahun-tahun.
Semakin Laurie berpikir, semakin dia menyesali kesalahannya dan dia menjadi semakin sedih. Ia jatuh sakit. Sebelas tahun kemudian, ketika ia datang ke klinik saya, separuh rambutnya sudah memutih. Dia baru tiga puluh tahun lebih, cukup muda untuk punya anak, tapi dia menderita penyakit hypochondria (bersedih hati), nyeri otot, dan gejala sindrom perimenopause (manopaus sebelum waktunya).
Takdir Pertemuan Tidak Terbentuk dalam Satu Masa Kehidupan
Bagaimana mungkin seorang wanita berusia awal tiga puluhan memiliki gejala-gejala ini? Saya bertanya tentang riwayat kesehatan keluarganya. Segera setelah saya bertanya tentang ibunya, ia bercucuran air mata, dan hampir tidak bisa bicara karena menangis. Lalu ia menceritakan kisahnya sedikit demi sedikit.
Dia menggambarkan secara rinci bagaimana ia menentang ibunya dan bagaimana ia mempermalukan ibunya dengan membuat adegan-adegan di depan teman-temannya. Dia menyesal karena tidak punya kesempatan untuk meminta maaf kepada ibunya atau untuk membayar kembali semua yang telah diberikan ibunya.
Saya tahu tidak ada obat yang bisa menyembuhkan penyeselannya dan juga melepas simpul di hatinya. Namun, saya segera melihat ada suatu mimpi yang dapat menyembuhkan penyakitnya.
Suatu hari, Laurie melihat ibunya dalam mimpi. Dia menangis meminta ibunya untuk memaafkan dia, mengatakan bahwa ia sangat merindukannya dan menyatakan penyesalan.
Meskipun demikian, ibunya memarahi dia dengan tegas: "Berhentilah menangis! Sejak saya melahirkan kamu, saya tidak pernah mengalami hari baik, dan adalah karena kamu saya mati terlalu muda. Kematian saya adalah salahmu. Sekarang bahkan di dunia bawah, saya masih mencari kesempatan untuk membalas. Saya mempunyai urusan dengan penyakit kamu. Ketika saya hidup di dunia, saya adalah ibumu. Sekarang saya sudah mati, kita adalah musuh."
Laurie sangat terkejut. Dia teringat kejadian-kejadian masa kecilnya dan berpikir, "Saya sakit karena Anda, tapi Anda menyalahkan saya karena menyakiti Anda. Apa yang harus saya lakukan?" Dengan marah, ia terbangun dan teringat jelas dengan mimpi ini. Dia menyesali kemarahannya, tapi tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Ketika Laurie datang ke klinik dan menceritakan mimpinya, dia tidak bisa tenang. Dia ingin tahu pendapat saya.
Saya berpikir sejenak dan berkata padanya, "Kemarahan dapat menyebabkan penyakit tetapi juga dapat mengobati penyakit. Anda sangat kehilangan ibu anda yang anda derita begitu lama. Tidak ada obat yang bisa membantu anda. Sekarang anda marah, dan kemarahan itu bisa melepas simpul ini segera. Anda bisa melihat betapa sulitnya ibu anda mencoba membantu anda. Dikatakan bahwa tidak seorangpun mengenal anak lebih daripada sang ibu. Hal ini terjadi karena ibu anda masih merawat anda. Meskipun dia berada di dunia bawah, dia masih tidak ingin melihat anda kesakitan dan dengan menggunakan 'arti yang berlawanan' dia telah membebaskan anda dari rasa sakit. Anda harus berterimakasih padanya. "
Laurie mendengarkan saya dan sepertinya mengerti. Dia menenangkan diri dan kemudian meninggalkan klinik. Sejak itu, ia telah kembali beberapa kali. Dia telah sepenuhnya pulih dari penyakit.
Sebenarnya, takdir pertemuan tidak terbentuk dalam satu siklus kehidupan. Meskipun manusia kehilangan tubuh fisik, utang yang mereka miliki dan karma yang mereka kumpulkan harus dibayar. Perihal takdir pertemuan antara Laurie dan ibunya, biarlah pembaca yang memutuskan siapa yang berutang kepada siapa. (bud)
Sumber :Dr. Yu Lin / Secret China
Sabtu, 12 September 2009
http://erabaru.net/kehidupan/41-cermin-kehidupan/4769-takdir-pertemuan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar