Minggu, 03 Februari 2013

Perselisihan Bukan karena Perbedaan Pendapat,TETAPI karena Kedengkian



Keberhasilan Rasulullah SAW menembus medan dakwah Yatsrib (sekarang Madinah) mengundang kedengkian Ahli Kitab. Seharusnya kedatangan beliau sebagai utusan Allah disambut dengan bahagia, karena sudah lama diberitakan oleh kitab suci mereka. Merekapun telah lama menantikan kedatangan nabi terakhir, tetapi ketika nabi terakhir yang diutus bukan dari golongan mereka, muncullah kedengkian mereka dan tidak mau menerimanya. Kedengkian telah menjauhkan mereka dari hidayah, dan kedengkian itu pula yang telah menyebabkan perselihan yang berkepanjangan. Alah SWT berfirman:

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. [QS Ali Imran : 19]

Perselisihan yang disebabkan karena kedengkian itu juga dapat dijumpai dalam QS Al-Baqarah : 213


Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.

dan QS. Al-Jaatsiyah : 17


Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan (agama); Maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan karena kedengkian yang ada di antara mereka. Sesungguhnya Tuhanmu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat terhadap apa yang mereka selalu berselisih padanya.

Dalam Qur’an surat Ali Imran : 120 Allah mensifatkan orang yang mendengki itu sebagai orang yang bersedih hati ketika orang lain memperoleh kebaikan dan orang yang bergembira ketika orang lain mendapat bencana.


Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.

Maka wajar kalau Rasulullah SAW menuntunkan ummat Islam untuk turut mengucapkan selamat atas keberhasilan saudaranya dan turut berempati kepada saudaranya yang sedang mendapatkan mushibah. Mestinya tertanam di dalam diri setiap orang Islam keyakinan bahwa keberhasilannya adalah keberhasilan saya, karena dia dan aku adalah saudara bagaikan satu bangunan yang saling menguatkan. Kegagalannya adalah kegagalan saya, karena dia dan aku adalah saudara bagaikan satu tubuh yang bila satu bagian sakit, maka bagian yang lain ikut merasakan sakit.

Dalam sejarah tercatat adanya satu kelompok ekspedisi yang diutus oleh Rasulullah SAW ke suatu tempat. Rasulullah SAW berpesan kepada mereka untuk shalat ‘Ashar di lokasi tujuan. Namun karena sulitnya medan mereka tidak bisa sampai lokasi tersebut di waktu ‘Ashar. Sebagian anggota ekspedisi shalat ‘Ashar di perjalanan, sedang sebagian yang lain shalat ‘Ashar di lokasi tujuan. Meskipun berbeda pendapat mereka tidak berselisih. Setelah berita itu sampai kepada Rasulullah SAW, beliau tidak menyalahkan satu kelompok dan membenarkan kelompok lain. Perbedaan pendapat tidak menyebabkan mereka berselisih.

Selama hidup berulang kali terjadi perbedaan pendapat antara ‘Umar bin Khaththab dengan Abu Bakar. Karakter mereka berbeda, beberapa kebiasaanpun berbeda. Tetapi perbedaan itu tidak menghalangi ‘Umar untuk menjadi orang yang pertama membai’at Abu Bakar sebagai khalifah. Tidak ada kedengkian di hati mereka. Mereka faham bahwa kedengkian akan menghanguskan amal mereka bagaikan api yang membakar kayu hinggga habis. Bahkan bila dicampur kebencian, maka kedengkian itu akan mencukur agama mereka hingga gundul.


Dari Zubair RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Akan menjalar kepadamu penyakitnya ummat-ummat sebelummu, yaitu dengki dan kebencian yang sangat. Dan kebencian yang sangat itu adalah pencukur. Adapun saya tidak mengatakan mencukur rambut, tetapi mencukur agama”. [HR. Al-Bazzar]

Saudaraku, mari kita berusaha maksimal untuk membersihkan hati dari dengki, karena boleh jadi dengki menjadi penyebab kita masuk neraka, na’udzubillah. Semoga Allah memilih kita menjadi hamba-Nya yang bebas dari dengki, aamiin.


Al-Ustadz Drs. Ahmad Sukina
Ketua Umum Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA)
source of : www.mta-online.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar