Minggu, 03 Februari 2013

Tauhid Asma' wa sifat : Al Mukmin



Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS 59: 23)

Kata amuna ya'manu amanatan berarti jujur atau dapat dipercaya. Kata amina berarti aman, tenteram dan kata amana bihi berarti mempercayai. Kata al iman berarti percaya dan al mukmin berarti yang mempercayai. Kata Al Mukmin dalam Al Qur'an pada umumnya merujuk kepada makna tersebut yakni orang yang beriman (mempercayai). Akan tetapi ada satu kata Al Mukmin yang dapat dijadikan sandaran sebagai nama Allah, yakni kata Al Mukmin yang berada di dalam Al Hasyr 59: 23 yang dikutip di atas. Sehingga Al Mukmin dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari Al Asmaul-Husna.

Al Mukmin sebagai nama Allah oleh Departemen Agama Republik Indonesia dimaknai sebagai Yang mengaruniakan keamanan. Makna ini pula yang diadopsi oleh Quraish Shihab dalam menterjemahkan Al Mukmin sebagai nama Allah yakni Pemberi rasa aman. Namun demikian ada juga yang menterjemahkannya sebagai Yang membenarkan keimanan hamba-Nya. Kalau kita ambil makna yang pertama, maka makna ini sesuai dengan firman Allah yang akan memberikan keamanan dan petunjuk kepada orang-orang beriman yang tidak mencampur adukkan keimanan mereka dengan syirik (QS 6: 82). Sedang disamping keamanan Allah juga memberikan rasa aman kepada hamba-Nya dari ketakutan (QS 106: 4). Allah yang menurunkan hidayah kepada hamba-Nya yang apabila diikuti, maka dia akan bebas dari ketakutan dan kesedihan (QS 2: 38). Dia, Allah juga yang menurunkan malaikat yang membisikkan rasa aman dari takut dan sedih kepada hamba-Nya yang beriman dan beristiqamah (QS 41: 30).

Al Ghazali memberikan makna mukmin sebagai tempat kembalinya rasa aman dan keamanan. Secara fitri manusia itu sangat lemah, selalu teracam oleh rasa lapar, haus, lelah, letih, kantuk, sakit, dan mati. Selalu merasa terancam oleh rasa takut karena pencurian, perampokan, penyiksaasn, peperangan, dan pembunuhan. Hanya Allah swt sajalah yang dapat memberikan rasa aman dan keamanan kepada manusia. Itulah makna Al Mukmin. Seberapa luas jangkauanan rasa aman dan seberapa kuat keamanan yang diberikan oleh Allah swt kepada manusia, tidak ada seorang menusiapun yang dapat membayangkannya. Sebagai gambaran Rasulullah pernah memberitakan bahwa Allah mengirimkan 3000 malaikat untuk membantu para mujahid yang terjun ke medan perang Badar (QS 3: 124). Begitu pula Allah memberitakan bahwa bukan kamu yang membunuh tetapi Allah yang membunuh, bukan kamu yang melempar panah tetapi Allah yang melemparnya (QS 8: 17). Pemberian rasa aman dan keamanan oleh Allah kepada hamba-Nya adalah bagian dari pertolongan Allah yang telah dijanjikan-Nya kepada orang-orang beriman yang menolong agama Allah (QS 47: 7).

Orang-orang beriman wajib meneladani sifat Allah Al Mukmin dengan memberikan rasa aman dan mengupayakan keamanan di lingkungannya masing-masing. Rasulullah saw bersabda: "Al Muslimu man salimal-muslimuuna min lisanhi wa yadihi." (Orang Islam itu adalah orang yang orang-orang Islam lain selamat dari lidahnya dan tangannya). Dia akan senantiasa menjaga lidahnya agar tidak melukai hati orang-orang yang berada di sekitarnya. Dia tidak akan merendahkan martabat, menghinakan dan mengejek orang lain. Dia akan menjauhi ghibah, namimah, dan fitnah. Sebaliknya dia akan memanfaatakan kepandaiaanya berbicara untuk berdakwah, mengajak orang lain kembali ke jalan Allah. Tutur kata yang terucap adalah tutur kata yang menyejukkan hati. Nasehat dan saran yang keluar dari mulutnya akan mendatangkan keselamatan. Begitu pula dengan perbuatannya, senantiasa terjaga tidak pernah merugikan orang lain dengan sengaja. Bahkan dia tidak pernah kikir dengan tenaga, pikiran, dan hartanya di jalan Allah. Dia senantiasa siap membantua orang lain dengan diri dan hartanya. Dia selalu berusaha mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri. Karakter seperti inilah yang dimiliki orang-orang Anshar, yang mengutamakan orang-orang Muhajirin daripada diri mereka sendiri, yang digambarkan Allah swt dalam surat Al Hasyr 59: 9.

Dalam sebuah hadist riwayat Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah ra dikatakan bahwa seseorang itu tidak beriman apabila tetangganya tidak aman dari keburukan-keburukannya. Orang yang meneladani sifat Allah Al Mukmin akan selalu berusaha untuk mengendalikan dirinya agar mengganggu tetangga. Bahkan dia akan suka berbagi rejeki dengan tetangganya. Suka memberikan hadiah meskipun hanya berupa makanan. Dia tidak akan membiarkan tetangganya kelaparan ketika dia sendiri mampu mengenyangkan perut keluarganya. Bahkan dia akan mengikuti sunnah Rasulullah saw dalam memberikan rasa aman kepada saudaranya dengan menolong saudaranya yang dzalim dan didzalimi. Dalam arti mencegah saudaranya berbuat dzalim dan membela sudaranya yang didzalimi dalam menegakkan kebenaran. Semoga Allah swt memilih kita menjadi hamba-Nya yang pandai menebarkan rasa aman dan keamanan bagi sekalian makhluk-Nya. Aamiin, Ya Rabbal'alamin
  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar